BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kompetensinya, dalam rangka mengembangkan kerja sama antar

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan bagian dari pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi (a) Latar Belakang Masalah, (b) Fokus Penelitian, (c) Tujuan Penelitian, (d) Kegunaan Penelitian, (e) Definisi Operasional, (f) Penelitian Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. 1 Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya ulasan mengenai supervisi pendidikan bertolak dari keyakinan dasar bahwa guru adalah suatu profesi yang selalu tumbuh dan berkembang. Perkembangan profesi itu ditentukan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. 2 1 Piet A Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal 1 2 Ibid 1

2 Implikasi dari pengakuan tersebut menyarankan guru harus memiliki kualitas yang memadai tidak hanya pada tataran normatif saja namun dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi profesional, maupun kemasyarakatan dalam aktualisasi kebijakan pendidikan. Guru adalah penentu keberhasilan pendidikan, melalui kerjasama pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk menjadikan mereka profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya, namun perlu pemberian bimbingan melalui supervisi sehingga memungkinkan guru menjadi profesional dalam bekerja sebagai pendidik. Keterampilan supervisi kepala sekolah sangat penting dalam meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar. Supervisi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menjalankan tugas pokoknya yaitu mengajar. Supervisi dilakukan secara profesional dan dilakukan secara akademik dengan cara-cara yang rasional yang hasilnya berdampak pada pemberian layanan belajar pada siswa sebagai pihak penerima hasil perbaikan. Supervisi juga membantu guru yang setiap hari melaksanakan tugas pokoknya yaitu pembelajaran, dengan demikian supervisi kepala sekolah adalah memberikan pelayanan kepada guru

3 berupa bimbingan, petunjuk agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan secara profesional. Supervisi pendidikan merupakan salah satu tugas kepala sekolah yang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas profesi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Agar sasaran tersebut dapat dicapai secara optimal, maka kepala sekolah harus memiliki keterampilan manajerial dalam melaksanakan tugas tersebut yang selanjutnya diwujudkan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan memerlukan tenaga-tenaga terampil yang profesional. Menurut Dadang Suhardan, Supervisi dimaksudkan untuk menambah atau mempertinggi kesanggupan guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Banyak bidang yang bisa dibantu oleh kepala sekolah, baik menambah kemampuan menguasai bahan, keterampilan mengajar, cara mengevaluasi kegiatan belajar, atau kemampuan-kemampuan yang berkaitan langsung cara bertanya, cara memotivasi, cara menggunakan dan memanfaatkan pertanyaan para siswa. 3 Seorang kepala sekolah yang terampil dalam melakukan supervisi selalu memberikan layanan atau bantuan kepada guru yang memerlukan berdasarkan masalah yang dihadapinya. Bantuan yang diberikan tidak bersifat rutinitas melainkan berdasarkan kebutuhan nyata, ada permasalahan yang perlu diperhatikan untuk dipecahkan. Bantuan yang diberikan tidak sama kepada setiap guru tergantung pada masalah dan waktu serta kegiatan belajarnya. Adakalanya bantuan cukup dalam waktu yang singkat tetapi ada guru tertentu memerlukan 3 Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung: Alfabeta), 2010, hal. 177

4 bantuan dalam waktu yang relatif lama, tergantung pada tingkat permasalahannya yang harus dipecahkan. Pada dasarnya supervisi kepala sekolah adalah untuk menciptakan situasi pembelajaran ke arah yang lebih baik, terutama membantu guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Bantuan terhadap guru dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan guru yang berdampak terhadap cara belajar siswa sehingga proses belajar mereka menjadi lebih baik dan hasilnya akan meningkat. Supervisi sangat diperlukan untuk menjamin keutuhan tujuan pendidikan nasional, agar tujuan pendidikan tidak terseret kepada kepentingan daerah atau kepentingan golongan. Dalam pelaksanaan supervisi, kepala sekolah harus terampil ke depan membantu guru dalam memperbaiki kinerjanya karena akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Proses pembelajaran dengan segala perangkat yang terkait harus selalu disupervisi. Dalam dunia pendidikan, supervisi selalu mengacu kepada kegiatan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini sudah tentu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang lain, seperti upaya meningkatkan pribadi guru, meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi dan bergaul, baik dengan warga sekolah maupun dengan masyarakat, tujuan akhir dari kegiatan ini untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. 4 Supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran adalah kegiatan untuk menjelmakan ide dan keinginan guru atas dasar sukarela tanpa paksaan. 4 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 1

5 Kepala sekolah selaku supervisor tinggal memberi kesempatan kepada guru agar bertanggung jawab karena idenya mendapat tempat yang baik di sekolah tempat dia bekerja maupun di masyarakat di lingkungan sekolah. Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara terjadwal akan membiasakan guru untuk selalu siap dengan segala perangkat pembelajaran. Tujuan supervisi pendidikan adalah memberi layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 5 Layanan dan bantuan merupakan usaha kepala sekolah agar guru memiliki kemampuan membuat keputusan sendiri dalam memecahkan masalah mengajar yang dihadapinya. Guru tidak hanya sekedar pelaksana teknis kegiatan kurikulum di dalam kelas melainkan sebagai figur penting dalam kegiatan pembelajaran Di sinilah keterampilan kepala sekolah sebagai supervisor yang profesional memegang peranan yang sangat penting. Supervisi yang dimaksudkan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri se Kabupaten Hulu Sungai Utara difokuskan pada peningkatan situasi belajar mengajar untuk membantu guru dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama menjalankan tugasnya. Supervisi yang berlangsung selama ini telah berjalan dengan baik. Kepala Madrasah selaku manajer pendidikan, dipandang memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan mutu kegiatan belajar mengajar pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. 5 Piet A Sahertian, Op Cit, hal. 19

6 Para kepala sekolah tersebut bertanggung jawab untuk mengarahkan semua sumber daya pendidikan terutama guru agar mampu bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Disinilah keterampilan manajerial supervisi kepala sekolah sangat penting untuk menciptakan suasana sekolah mampu mendorong bawahannya untuk bekerja lebih baik dan profesional. Dengan demikian keterampilan manajerial supervisi kepala sekolah ini diharapkan akan meningkatkan mutu pengajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Dari uraian tersebut di atas, dipandang perlu untuk melaksanakan suatu kajian secara mendalam tentang pelaksanaan supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor internal, secara garis besar penulis membatasi pada tiga hal, yaitu tentang keterampilan supervisi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara, model-model supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, dan pendekatan dalam menindaklanjuti temuan selama supervisi. B. Fokus Penelitian Memperhatikan hal tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut yaitu: 1. Bagaimana keterampilan supervisi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara? 2. Apa saja model-model supervisi yang sering digunakan oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara?

7 3. Apa saja pendekatan yang sering digunakan kepala sekolah dalam melakukan supervisi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara? 4. Apa saja teknik yang digunakan Kepala Sekolah dalam melakukan supervisi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan bagaimana keterampilan supervisi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2. Untuk menjelaskan bagaimana model-model supervisi yang dilakukan oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. 3. Untuk menggambarkan pendekatan apa yang digunakan kepala sekolah dalam melakukan supervisi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. 4. Untuk menggambarkan teknik apa yang digunakan dalam supervisi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik dalam aspek teoritis maupun aspek praktis. 1. Kegunaan Teoritis

8 a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia ilmu pengetahuan, khususnya tentang keterampilan supervisi kepala sekolah. b. Memberikan informasi tentang model-model supervisi yang sering dipergunakan oleh kepala sekolah. c. Memberikan informasi tentang pendekatan yang sering digunakan kepala sekolah dalam melakukan supervisi terhadap guru. 2. Kegunaan Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam mengembangkan model pembinaan supervisi pendidikan di masa yang akan datang. b. Sebagai masukan bagi para pengawas dalam melakukan supervisi dan pembinaan kepada kepala sekolah, guru dan karyawan pada madrasah. c. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam melakukan supervisi terhadap guru dan karyawan. d. Sebagai bahan bacaan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk mengevaluasi diri dalam pelaksanaan tugas. e. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang mau melakukan penelitian yang serupa. E. Definisi Operasional 1. Keterampilan Supervisi Dalam kaitannya dengan penjajakan dan penilaian terhadap lokasi penelitian tersebut penulis dapat membuat definisi operasional sebagai

9 berikut: (a) Keterampilan; Aadalah sebuah kemampuan untuk menyusun rencana dan dapat melaksanakan dan menilai untuk mencapai tujuan yang diinginkan, serta dapat memberikan bimbingan, petunjuk dan contoh pelaksanaan yang baik. (b) Supervisi: Adalah usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa. 2. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri: Adalah pejabat fungsional yang diangkat oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan Islam setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 3. Kabupaten Hulu Sungai Utara: Adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, disini terdapat enam buah Madrasah Tsanawiyah Negeri yang menjadi objek penelitian penulis. Jadi keterampilan supervisi Kepala MTsN adalah kemampuan kepala madrasah dalam membina guru, baik administrasi maupun keterampilan guru melaksanaan kegiatan belajar mengajar mulai dari membuka sampai menutup pelajaran dengan variasi keterampilan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. F. Penelitian Terdahulu Dalam kajian pustaka terhadap penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yang hubungannya dengan supervisi pendidikan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

10 1. Taberani Penelitian yang berjudul Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara 6 Sebuah penelitian kuantitatif yang hasilnya menunjukkan bahwa; Ada hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja guru pada SMK Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja seorang guru. Dengan memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual seorang guru akan mampu melahirkan kinerja yang lebih baik. Kecerdasan emosional adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain, mampu untuk mengenali, mengelola, dan mengeksprisikan dengan tepat termasuk untuk memotivasi diri sendiri, serta pembinaan dengan orang lain. Bila seseorang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan melahirkan motivasi kerja yang lebih tinggi karena penuh percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan yang baik. Jika dua kecerdasan tersebut terhimpun pada diri guru secara seimbang, maka ia akan sukes secara lahiriah dan batiniah. Guru seperti inilah yang diperlukan dunia pendidikan. Supervisi pendidikan membimbing guru kearah kesuksesan lahir dan batin dalam rangka menciptakan guru yang berhasil membina anak didik yang berprestasi dan berakhlak karimah. Hubungannya 6 Taberani, Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tesis tidak diterbitkan, (Banjarmasin: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin), 2010.

11 dengan penelitian terdahulu adalah, penelitian terdahulu ingin melihat adanya hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sementara penulis ingin melihat seperti apa pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru dalam proses pembelajaran. Dalam melaksanakan supervisi Kepala Sekolah selalu mengadakan perencanaan, pelaksanaan, kemudian evaluasi. Sebagai supervisor Kepala Sekolah dapat membangkitkan dan merangsang guru-guru dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. 2. Saiful Anwar Penelitian yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di SLTP Negeri se Kabupaten Hulu Sungai Utara. 7 Sebuah penelitian kualitatif yang hasilnya menyimpulkan bahwa supervisi pendidikan pada SLTP Negeri se Kabupaten Hulu Sungai Utara hasilnya belum memuaskan. Peneliti terdahulu memfokuskan penelitiannya pada evaluasi pelaksanaan supervisi oleh pengawas eksternal yang dalam penelitiannya menemukan beberapa alasan yang menyebabkan kurang berhasilnya supervisi, antara lain model, pendekatan, dan teknik supervisi yang digunakan cenderung kurang bervariasi, dan tindak lanjut belum menyentuh pada kebutuhan dasar yang diinginkan guru, alasannya antara lain peneliti menemukan pada saat melakukan penelitian jumlah pengawas yang belum berimbang dengan jumlah sekolah yang diawasi, baik pengawas rumpun maupun pengawas mata pelajaran. 7 Saiful Anwar, Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di SLTP Negeri se Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tesis tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hal. 183

12 3. Suwarni Penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi, Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Terhadap Kinerja Guru-guru Ekonomi SLTA di Kota dan Kabupaten Blitar. 8 Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif, menunjukkan bahwa usaha meningkatkan kualitas pendidikan ekonomi tanpa perbaikan kualitas guru merupakan hal yang tidak mungkin. Seorang Kepala Sekolah dapat mengulangi permasalahan dan mengendalikan prilaku guru-guru serta mengikat perhatian mereka secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah. Salah satu fungsi manajerial yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah fungsi pengawasan atau disebut juga fungsi pengendalian. Kegiatan pengawasan patut dilaksanakan oleh Kepala Sekolah karena hal ini merupakan salah satu fungsi atau proses manajemen yang wajib diimplementasikan secara nyata di sekolah. Sesuai dengan hakikatnya, kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah merupakan kegiatan balikan untuk mengidentifikasi secara jelas apakah hasil yang dicapai konsisten atau tidak dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: Kemampuan Kepala Sekolah dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen yang mencerminkan pelaksanaan tugas yang terkait dengan keterampilan manajerial mencakup 8 Suwarni, Pengaruh Budaya Organisasi, Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Terhadap Kinerja Guru-guru Ekonomi SLTA di Kabupaten Blitar, Jornal Ekonomi Bisnis, (Juli 2009), hal. 172

13 keterampilan konsep, keterampilan teknik, dan keterampilan hubungan manusia. 4. Zulkipli Dalimunthe Penelitian yang berjudu Model Pendampingan Kepala Sekolah dalam Melakukan Supervisi Akademik di SD Negeri Medan Sunggal. 9 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterampilan Kepala Sekolah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan tindak lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pemecahan masalah yang direncanakan adalah dengan menerapkan model pendampingan. Yang dimaksud dengan model pendampingan adalah pengawas bersama-sama Kepala Sekolah melakukan supervisi akademik secara terus menerus. Pendampingan dilakukan dengan menggunakan interaksi edukatif, komunikasi yang positif, sesuai dengan kebutuhan Kepala Sekolah. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan Kepala Sekolah melakukan supervisi akademik, dan menerapkan model pendampingan untuk meningkatkan kemampuan melakukan supervisi akademik. Adapun metode penelitian terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: (1) Supervisi merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah, (2) Keterampilan Kepala Sekolah melakukan supervisi akademik adalah kemampuan mempersiapkan, 9 Zulkipli Dalimunthe, Model Pendampingan Kepala Sekolah dalam Melakukan Supervisi Akademik di SD Negeri 060915 Medan Sunggal, Jurnal Tabularasa, Vol. 5 No. 1 (Juni 2008), hal. 103

mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, dan melakukan kegiatan tindak lanjut. Hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi penulis, karena sasaran penelitiannya sama yaitu supervisi akademik, namun penulis melihatnya dari sudut pandang yang lain yaitu keterampilan supervisi Kepala Sekolah, sedangkan penelitian terdahulu melihatnya dari segi kemampuan Kepala Sekolah melakukan supervisi yang didampingi oleh pengawas eksternal. 5. Muhammad Gazali Penelitian yang berjudul Strategi Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) di Kota Banjarmasin 10 Sebuah penelitian kualitatif yang hasilnya menemukan, bahwa: Dari beberapa bentuk strategi kepengawasan yang telah diprogramkan pengawas terlihat ada strategi yang telah dilaksanakan dan ada pula yang belum sepenuhnya dilaksanakan. Strategi kepengawasan yang telah dilaksanakan adalah: (a) Merencanakan dan menyiapkan perangkat kepengawasan sebelum melakukan supervisi dengan memperhatikan program tahunan, program bulanan, dan instrumen penilaian; (b) Mengidentifikasi guru-guru yang akan disupervisi melalui daftar isian; (c) Merumuskan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kelancaran supervisi melalui program supervisi; (d) memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang melalui rumusan program supervisi; (e) Teknik supervisi yang digunakan 10 Muhammad Gazali, Strategi Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Banjarmasin, Tesis tidak diterbitkan, (Banjarmasin: Perpustakaan Program Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin), 2010 14

15 lebih banyak bersifat individual (f) Tindak lanjut hasil supervisi dalam bentuk penilaian kuantitatif dan kualitatif serta laporan. Sedangkan strategi kepengawasan yang belum sepenuhnya dilaksanakan; (a) Kunjungan dan observasi kelas ditandai dengan adanya guru yang jarang mendapatkan kunjungan pengawas; (b) Jumlah sekolah yang terlalu banyak bila dibandangkan dengan rasio pengawas. Dari beberapa kesimpulan dan temuan peneliti terdahulu dalam konteks kepengawasan oleh pengawas eksternal, cukup menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian supervisi pendidikan oleh pengawas internal, yaitu Kepala Sekolah, karena pembinaan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus ada kesamaan visi antara pengawas eksternal dan pengawas internal, penulis ingin melihat dari dekat seperti apa pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah selaku pengawas internal dimana supervisi adalah salah satu bagian dari fungsi Kepala Sekolah. G. Kerangka Pemikiran Siapapun yang melakukan kegiatan maka ia telah melaksanakan serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasilan dan kegagalan dari kegiatannya. Disadari atau tidak, mereka telah menempuh proses manajemen. Akan tetapi alangkah lebih baik apabila dalam praktik usahanya mereka menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen, agar usahanya akan lebih terarah dan lebih mudah untuk mencapai tujuan.

16 Menurut Siti Yati Mulyati: Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara konsisten akan memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur, maka keberhasilan dan kegagalan mudah dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya. 11 Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan manajemen pendidikan yang profesional dalam mengelola lembaga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Memperhatikan pernyataan tersebut di atas, maka yang menjadi landasan utama dalam penelitian ini, bertolak dari pokok pikiran tentang keterampilan manajerial supervisi Kepala Sekolah dalam melakukan supervisi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah sebagai berikut: 1. Bahwa keterampilan dalam melakukan supervisi adalah satu keniscayaan, agar pelaksanaan supervisi lebih terarah, maka supervisor harus mencatat semua kejanggalan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Untuk ditindak lanjuti dalam pertemuan balikan. Bila hal ini dilakukan maka segala kekurangan dan kelemahan guru baik performa di depan kelas maupun penguasaan materi pelajaran bisa teratasi. 3. Siswa dan guru adalah sumber daya pendidikan yang selalu berkembang, agar perkembangannya sesuai dengan kebutuhan pendidikan, maka perlu pembinaan melalui supervisi Kepala Sekolah. 85 11 Siti Yati Mulyati, at al, (dalam Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.

17 4. Pertumbuhan pendidikan ditantang oleh faktor-faktor eksternal yang kadangkadang menjadi faktor pendorong, tapi seringkali menjadi kendala bagi guru dalam melakukan tugas pendidikan. Karena itu bantuan supervisi terhadap guru berakar mendalam pada kehidupan masyarakat sekolah. H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi tesis maka secara garis besar sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang Kepala Sekolah sebagai supervisor, fungsi Kepala Sekolah, pengertian, tujuan dan ruang lingkup supervisi pendidikan, pendekatan, model dan teknik supervisi pendidikan, langkah-langkah dalam supervisi pendidikan. BAB III Metode Peenlitian, berisi tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, subjek penelitian dan objek penelitian, pemilihan setting, objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisa data, dan pengecekan keabsahan data. BAB IV Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, supervisi Kepala MTsN di Kabupaten Hulu Sungai Utara, model supervisi Kepala MTsN, dan pendekatan dan teknik supervisi.

18 BAB V Pembahasan Hasil Penelitian, berisi gambaran umum lokasi penelitian, supervisi Kepala MTsN di Kabupaten Hulu Sungai Utara, model supervisi pendidikan, dan pendekatan dan teknik supervisi pendidikan. BAB VI Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.