BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI...

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. B. Desain Penelitian Desain penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN. postes (post-test only control group), sebanyak 3 kelompok. Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

DAFTAR ISI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN...30 A. Lokasi dan Subyek Penelitian...30

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebuah SMA Bilingual Boarding School di Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 untuk siswa kelas XII, yaitu pada bulan Maret 2015. B. Subjek Penelitian Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XII SMA pada salah satu SMA Bilingual Boarding School di Bandung. Sampel yang digunakan berjumlah 72 siswa, 12 siswa digunakan sebagai sampel dalam uji coba instrumen, 60 lainnya digunakan sebagai sampel penelitian yang masing-masing siswa berasal dari empat kelas yang berbeda. 60 siswa yang dijadikan sampel penelitian terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode pada penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding atau tidak melakukan manipulasi terhadap suatu perlakuan. Penelitian ini mendeskripsikan hubungan self-efficacy dan metakognitif siswa dalam memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa SMA berdasarkan gender pada konsep Genetika. D. Desain Penelitian X O Keterangan: X: kelompok yang diuji terhadap suatu variabel yang kemudian efek pada variabelnya akan diukur.

29 O: pengukuran atau observasi terhadap variabel yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu. Desain penelitian yang digunakan yaitu One-shoot Case Study, peneliti hanya menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lain tanpa memberikan treatment (tidak ada kelas kontrol). E. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Self-efficacy Self-efficacy yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran (Bandura, 1986). Self-efficacy diukur dengan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner SEMLI-S (Self-efficacy and Metacognitive Learning Inventory Science) yang disusun oleh Thomas et al. (2008). 2. Metakognitif Metakognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam pembelajaran melalui perencanaan, strategi, pengontrolan, dan evaluasi proses pembelajaran (Flavell, 1981). Metakognitif pada penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner SEMLI-S (Self-efficacy and Metacognitive Learning Inventory Science) yang disusun oleh Thomas et al. (2008). 3. Hasil belajar Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa pada bab Genetika. Hasil belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tes, yaitu tes konsep Genetika. Ranah kognitif yang ada dalam tes konsep Genetika berada pada pengetahuan C2, C3, C4, dan C5 dengan dominasi soal berada pada ranah C4. F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian ini, maka digunakan instrumen sebagai berikut:

30 1. Kuesioner Self-efficacy dan Metakognitif Kuesioner Self-efficacy dan Metakognitif digunakan untuk mengukur tingkat self-efficacy dan metakognitif siswa. Kuesioner ini terdiri dari 20 item dengan dua indikator yang berbeda yaitu self-efficacy dan metakognitif (Lampiran A.1.). Pertanyaan tentang self-efficacy dan metakognitif masing-masing berjumlah 10 nomor. Kuesioner ini diberikan kepada siswa SMA kelas 12 dalam bentuk skala empat Likert type (Lampiran A.2.). Kuesioner self-efficacy dan metakognitif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner SEMLI-S (Self-efficacy and Metacognitive Learning Inventory Science) yang dibuat oleh Thomas et al. (2008) (Lampiran A.3.). 2. Tes Konsep Genetika Konsep Genetika yang dianalisis dalam penelitian ini tidak melibatkan semua subkonsep. Sub konsep yang ada pada tes konsep Genetika yaitu Genetika Mendel, Hereditas, dan Mutasi. Soal tes konsep Genetika berjumlah 12 soal uraian, sebagian besar soal berada pada jenjang kemampuan C4 (menganalisis). Rincian butir soal tes konsep Genetika terdapat pada kisi-kisi (Lampiran A.4.) dan soal tes konsep Genetika (Lampiran A.5.). Pengembangan instrumen tes konsep Genetika selanjutnya dengan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program ANATES untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir soal instrumen pada Tes Konsep Genetika, sehingga jika ditemukan butir soal yang tidak valid dan atau reliabilitas rendah dapat dilakukan revisi. Di bawah ini merupakan rekapitulasi hasil analisis butir soal tes konsep Genetika Tabel 3.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Tes Konsep Genetika Daya Taraf Validitas Reliabilitas No Pembeda Kesukaran Kesim. Prsn Int Prsn Int Vi Int r Int 1 30% CK 56,7% SD 0,640 ST Terima Sangat 2 30% CK 66,7% SD 0,800 ST Terima 0,97 tinggi 3 50% BK 75% MD 0,656 ST Terima

31 Daya Taraf Validitas No Pembeda Kesukaran Kesim. Reliabilitas Prsn Int Prsn Int Vi Int r Int 4 30% CK 66,7% SD 0,451 CK Terima 5 30% CK 55,6% SD 0,564 TG Terima 6 30% CK 72,2% MD 0,094 SR Terima 7 30% CK 66,7% SD 0,788 ST Terima 8 70% BS 50% SD 0,662 ST Terima Sangat 0,97 tinggi 9 50% BK 52,1% SD 0,849 ST Terima 10 80% BS 52,8% SD 0,856 ST Terima 11 80% BS 54,2% SD 0,940 ST Terima 12 50% BK 56,7% SD 0,904 ST Terima Keterangan: Prsn = Persentase, Int = Interpretasi, JL = Jelek, CK = Cukup, BK = Baik, MD=Mudah, SD = Sedang, SK = Sukar, SB = Sangat Buruk, BR = Buruk, KR = Kurang, BK = Baik, BS = Baik Sekali, Vi = Validitas, SR = Sangat Rendah, RD = Rendah, CK = Cukup, TG = Tinggi, Kesim. = Kesimpulan, r = Reliabilitas. Nilai batas signifikasi koefisien korelasi adalah 0,349. (Lampiran B). Berdasarkan perhitungan uji validitas dan reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa butir soal dalam tes konsep Genetika memiliki validitas dan reliabilitas yang sangat tinggi, sehingga tidak dilakukan revisi pada instrumen tes konsep Genetika. Soal dalam tes konsep Genetika mengacu pada dimensi pengetahuan Bloom (1956). Berikut disajikan persentase jumlah butir soal pada masing-masing dimensi pengetahuan kognitif Tabel 3.2. Persentase Jumlah Butir Soal pada Masing-masing Dimensi Pengetahuan Kognitif Dimensi Pengetahuan C1 (mengingat) C2 (memahami) C3 (mengaplikasi) C4 (menganalisis) C5 (mengevaluasi) C6 (membuat) Faktual - - - - - - Konseptual - 8,3% 33,4% 50% - - Prosedural - - - - - - Metakognitif - - - - 8,3% - 3. Angket Angket digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana tingkat selfefficacy dan metakognitif siswa berdasarkan motivasi dalam pembelajaran (selfefficacy), strategi dalam pembelajaran (metakognitif), dan pengalaman akademik

32 (faktor yang paling kuat dalam memengaruhi self-efficacy dan metakognitif). Angket ini diberikan pada siswa dengan skor tertinggi dan siswa dengan skor terendah pada kuesioner self-efficacy dan metakognitif juga pada tes konsep Genetika. Pengisian angket yang hanya dilakukan pada siswa skor tertinggi dan siswa skor terendah bertujuan untuk melihat perbedaan motivasi dan strategi pembelajaran siswa berdasarkan pengalaman akademiknya. Siswa dengan skor tertinggi diduga memiliki motivasi dan strategi pembelajaran yang baik sehingga ia memiliki pengalaman akademik yang baik yang tidak hanya ia dapatkan di sekolah tetapi juga pada suatu kompetisi atau olimpiade. Sebaliknya, siswa dengan skor terendah diduga kurang memiliki motivasi dan strategi dalam pembelajaran sehingga ia tidak memiliki pengalaman yang akademik di sekolah maupun pada sebuah kompetisi atau olimpiade. Untuk membuktikan dugaan tersebut digunakanlah angket (Lampiran A.6.). Pertanyaan yang terdapat dalam angket dibuat dengan persentase soal selfefficacy sebesar 27,3%, soal metakognitif sebesar 36,4%, dan sisanya 36,3% merupakan soal yang menanyakan pengalaman mereka dalam prestasinya. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tes konsep Genetika, kuesioner self-efficacy dan metakognitif, serta angket. Tes konsep Genetika dan kuesioner diberikan pada siswa dalam hari yang sama, sedangkan angket diberikan setelah skor tes konsep dan kuesioner diketahui. Keseluruhan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.3. No. Pengumpulan data 1 Tes konsep Genetika Tabel 3.3. Teknik Pengumpulan Data Jenis data Sumber Keterangan data Tes penguasaan Siswa Dilakukan setelah uji coba konsep 2 Kuesioner selfefficacy dan metakognitif Kualitas / tingkatan self-efficacy dan metakognitif 3 Angket Kualitas akademik (pengalaman prestasi) Siswa Siswa Dilakukan setelah pengambilan data tes konsep Genetika Dilakukan setelah pengambilan data tes konsep Genetika dan kuesioner self-efficacy dan metakognitif

33 H. Teknik Pengolahan Data 1. Kuesioner self-efficacy dan metakognitif Tahap pengolahan data pada kuesioner self-efficacy dan metakognitif terdiri dari: a. Memberikan skor Pemberian skor pada kuesioner self-efficacy dan metakognitif menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 4. Berikut adalah penilaian berdasarkan skala Likert Tabel 3.4. Penilaian Berdasarkan Skala Likert-type No. Jawaban item kuesioner self-efficacy dan metakognitif Skor 1 Sangat setuju 4 2 Setuju 3 3 Tidak setuju 2 4 Sangat tidak setuju 1 b. Mengolah skor a) Menjumlahkan skor yang diperoleh tiap siswa dalam menjawab kuesioner self-efficacy dan metakognitif b) Menjumlahkan skor total keseluruhan komponen yang dianalisis pada setiap indikator c) Menentukan skor maksimal d) Menentukan skor yang diperoleh tiap siswa Jumlah skor yang diperoleh Skor = X 100% Skor maksimal Skor maksimal = 80 Tabel 3.5. Rubrik Penilaian Kuesioner Self-efficacy dan Metakognitif Jumlah butir soal Bobot nilai tertinggi Skor maksimal 20 4 80 e) Menghitung rata-rata yang diperoleh siswa dari tiap kelas f) Melakukan interpretasi atau kriteria self-efficacy dan metakognitif berdasarkan skor yang diperolehnya

34 Tabel 3.6. Kriteria Interpretasi Persentase Kuesioner Self-efficacy dan Metakognitif Persentase Predikat 80 100% self-efficacy dan metakognitif yang tinggi 60 79 % self-efficacy dan metakognitif yang cukup 40 59 % self-efficacy dan metakognitif yang rendah 20 39 % Tidak memiliki self-efficacy dan metakognitif Kriteria ini didapatkan dari perhitungan skor maksimal dan skor minimal yang dibandingkan dengan jumlah butir soal, sehingga didapatkan interval persentase dari masing-masing kriteria seperti di atas. 2. Tes konsep Genetika Tahapan pengolahan data yang diperoleh dari tes konsep Genetika adalah sebagai berikut: a. Memberikan skor Pemberian skor pada jawaban setiap item dilakukan dengan menggunakan rubrik. Berikut adalah rubrik penilaian tes konsep Genetika Tabel 3.7. Rubrik Penilaian Tes Konsep Genetika No. Bentuk Soal Skor maksimal 1 Uraian 5 2 Uraian 1 3 Uraian 8 4 Uraian 3 5 Uraian 3 6 Uraian 3 7 Uraian 7 8 Uraian 3 9 Uraian 8 10 Uraian 6 11 Uraian 8 12 Uraian 10 Total skor 65 b. Mengolah skor Pengolahan skor pada tes konsep Genetika dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor yang diperoleh tiap siswa dalam menjawab soal tes konsep Genetika 2) Menentukan skor maksimal 3) Menghitung skor yang diperoleh siswa dengan rumus

35 Jumlah skor yang diperoleh Skor = X 100 Skor maksimal Skor maksimal = 65 4) Membuat peringkat dari tiap kelas yang dijadikan subjek penelitian berdasarkan skor yang diperoleh 5) Melakukan interpretasi atau kriteria hasil belajar berdasarkan skor yang diperoleh pada tes konsep Genetika Tabel 3.8. Kriteria Interpretasi Hasil Belajar berdasarkan Hasil Tes Konsep Genetika Persentase Predikat 80 100% Sangat tinggi 60 79 % Tinggi 40 59 % Cukup 20 39 % Rendah 0 19 % Sangat rendah 6) Menghitung rata-rata skor dari tiap kelas Jawaban siswa disesuaikan dengan kunci jawaban tes konsep Genetika (Lampiran A.7.). 3. Angket a. Memberikan skor Skor yang diberikan pada instrumen angket berupa penilaian secara kualitatif. b. Mengolah skor Hasil angket diolah untuk mendukung data dari hasil kuesioner self-efficacy dan metakognitif dan tes konsep Genetika. I. Analisis Data Data yang diperoleh melalui instrumen selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji statistika, yaitu uji regresi. Uji regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dan metakognititf terhadap hasil belajar. uji regresi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Nilai uji regresi selanjutnya di interpretasi untuk mengetahui kategori dari hubungan antar variabel yang diujikan. Interpretasi koefisien uji regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

36 Tabel 3.9. Interpretasi Koefisien Uji Regresi (Sugiono, 2004) Rentang nilai Interpretasi 0,00 0,199 Sangat lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Cukup 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,00 Sangat kuat J. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Studi literatur mengenai self-efficacy dan metakognitif b. Penyusunan rencana penelitian. c. Seminar rencana penelitian. d. Perbaikan rencana penelitian. e. Pembuatan instrumen berupa: 1) Kuesioner self-efficacy dan metakognitif, digunakan untuk mengukur tingkat self-efficacy dan metakognitif siswa 2) Tes konsep Genetika, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada bab Genetika 3) Angket, digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat self-efficacy dan metakognitif pada siswa dengan skor tertinggi dan siswa dengan skor terendah pada kuesioner dan tes konsep Genetika yang diukur berdasarkan pengalaman akademik. f. Judgement instrumen yang dilakukan oleh dosen ahli (Lampiran E.1.). g. Pemilihan sampel sekolah. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Perizinan penelitian (Lampiran E.2.). b. Pengaturan jadwal dengan pihak sekolah untuk uji coba instrumen. c. Uji coba instrumen.

37 d. Analisis butir soal yang telah diujicobakan, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. e. Pengambilan data. Pengambilan data yang dilakukan pertama kali adalah dengan memberikan soal tes konsep Genetika yang diikuti oleh pengisian kuesioner self-efficacy dan metakognitif. Teknis pengambilan data pada instrumen tes konsep Genetika dilakukan dalam 2 jam pelajaran (80 menit), 60 menit pertama dilakukan tes konsep Genetika dan 20 menit terakhir siswa mengisi kuesioner self-efficacy dan metakognitif. Kuesioner ini berisi pertanyaan yang merefleksikan dirinya saat mengerjakan soal pada tes konsep Genetika. f. Penghitungan skor pada masing-masing instrumen. g. Membuat peringkat siswa berdasarkan skor pada kuesioner dan tes konsep Genetika. h. Pemberian angket pada siswa yang memiliki skor tertinggi dan siswa yang memiliki skor terendah. Siswa yang mengisi angket berjumlah delapan orang dan berasal dari empat kelas yang berbeda. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Pengolahan data. b. Pengujian statistika. Pengujian statistika yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji regresi. c. Interpretasi hasil olah data. d. Pembahasan temuan yang didapat dari seluruh instrumen. e. Perumusan kesimpulan. f. Penyusunan laporan. K. Alur Penelitian Alur penelitian disusun agar penelitian berlangsung secara terarah, sistematis, dan sesuai tujuan. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

38 STUDI PENDAHULUAN Penyusunan rencana penelitian Pembuatan angket untuk memilih konsep yang akan digunakan Pemilihan sampel sekolah Penyusunan instrumen penelitian Seminar rencana penelitian Perbaikan rencana penelitian Perizinan penelitian Pembuatan Kuesioner Self-efficacy dan Metakognitif Pembuatan soal Tes Konsep Genetika Pembuatan angket TAHAP JUDGEMENT INSTRUMEN TAHAP UJI COBA INSTRUMEN TAHAP PENGAMBILAN DATA Pelaksanaan Tes Konsep Genetika Pelaksanaan Kuesioner Selfefficacy dan Metakognitif Pelaksanaan angket akhir Keterangan: Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan TAHAP ANALISIS DAN PEMBAHASAN TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN Tahap Penyelesaian Gambar 3.1. Alur Penelitian