ALLOPURINOL ALLOPURINOL

dokumen-dokumen yang mirip
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

N - Heptana. N - heptane

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Asam Maleat MALEIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet

BENDIOKARB BENDIOCARB

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

RHODAMIN B RHODAMINE B

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MINYAK JARAK CASTOR OIL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

ARTEMISININ ARTEMISININ

Lenkote Alkali Resisting Primer

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

VIPLAS. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

Polietilen Tereftalat (PET)

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

Lembaran Data Keselamatan Bahan

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

BENZALKONIUM KLORIDA BENZALKONIUM CHLORIDE

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

2,4 D-DIMETYLAMINE 2,4-D-DIMETILAMAMONIUM (IUPAC)

MSDS NaCl (natrium klorida)

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

Jenis Penggunaan Untuk Campuran Cat Kedap Air ( Waterproofing ) PT. Avia Avian

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

Mengendalikan Gulma pada Tanaman Padi secara Tuntas

Lembaran Data Keselamatan Bahan

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Material Safety Data Sheet. : Metil Asetat

Lembaran Data Keselamatan Bahan

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

Transkripsi:

ALLOPURINOL ALLOPURINOL 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (2,8) Anti gout, inhibitor xantin oksidase 1.2. Sinonim/Nama Dagang (3,4,5,6,7) 1,5-dihydro-4H-pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one; 4'hydroxypyrazolol[3,4- d]pyrimidine; 4-hydroxy-1H-pyrazol[3,4-d]pyrimidine; 4-hydroxypyrazolo[3,4- d]pyrimidine; 4-hydroxypyrazolyl[3,4-d]pyrimidine; 4H-pyrazolo[3,4- d]pyrimidin-4-one; 1H-Pyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-ol; 1,5-dihydro-4Hpyrazolo[3,4-d]pyrimidin-4-one; Adenock; AL-100; Allozym; Allural; Alositol; Aluline; Anoprolin; Anzief; Apurin; Apurol; Bleminol; Bloxanth; BW 56-158; Caplenal; Cellidrin; Dabrosin; Embarin; Epidropal; Foligan; Gichtex; HPP; Ketanrift; Ketobun-A; Lopurin; Lysuron; Miniplanor; Monarch; Nektrohan; NSC-1390; Remid; Riball; Suspendol; Takanarumin; Urbol; Uricemil; Uritas; Urobenyl; Urosin; Xanturat; Zyloprim; Zyloric; Progout; Allopurinolum. 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS : 315-30-0 (2,3,4,5,6,7,9,10) 1.3.2. Nomor EC : 206-250-9 (3,6,9,10) 1.3.3. Nomor RTECS : UR0785000 (2,6,9) 1.3.4. Nomor UN : 2811 (9) 2. PENGGUNAAN (2,7,8,9) Digunakan untuk obat menurunkan konsentrasi asam urat dalam plasma dan atau urin ketika hiperurisemia meningkat signifikan secara klinis, anti-gout kronis, pencegahan nefropati asam urat.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (3,4,7,8,10) Gastrointestinal, kulit, muskuloskeletal, darah, ginjal, hati, jantung, sistem syaraf pusat, sistem kekebalan tubuh (imun), sistem limfatik. 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (3,5,9) Menyebabkan iritasi membran mukus dan saluran pernafasan atas. Orang dengan gangguan fungsi pernapasan, penyakit saluran napas seperti emfisema atau bronkitis kronis, dapat mengalami ketidakmampuan bernafas, jika menghirup partikel dalam konsentrasi tinggi. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (3,5,9) Iritasi kulit. Jika zat masuk ke dalam pembuluh darah melalui kulit terbuka atau luka, dapat menyebabkan luka sistemik dengan efek yang berbahaya. 3.2.1.3. Kontak dengan Mata (3,4,9) Iritasi mata, mata kemerahan dan berair. Kontak langsung dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata yang ditandai dengan keluar air mata atau kemerahan pada konjungtiva. 3.2.1.4. Tertelan (3,5,6,7,9,10) Timbul keracunan. Efek samping dapat terjadi seperti ruam kulit (maculopapular atau pruritus), menggigil, demam, sakit kepala, vertigo, mengantuk, mual, muntah, diare, iritasi lambung, leukopenia atau leukositosis, eosinofilia, arthalgia dan vaskulitis yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. 3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup (5) Terhirup partikel dengan konsentrasi tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan fungsi paru, seperti pneumoconiosis yang disebabkan partikel < 0,5 mikron menembus dan tersisa dalam paru-paru.

3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (3,4,5) Kontak dengan kulit dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan reaksi sensitisasi (reaksi alergi kulit) pada sebagian orang. (3,5) Reaksi alergi kulit (ruam makulopapular yang disertai dengan mengelupas/bersisik) dan eksfoliatif, urtikaria, eritematosa, hemoragik dan jenis purpura dermatitis. Reaksi hipersensitivitas yaitu dampak negatif kedua yang lebih jarang dan dapat terjadi demam, menggigil, arthralgia, mual, muntah dan keadaan ini disebut dengan allopurinol hipersensitivitas sindrom. (4) 3.2.2.3. Kontak dengan Mata (11) Data tidak tersedia 3.2.2.4. Tertelan (4,5) Paparan dari sejumlah kecil partikel dapat memicu reaksi hipersensitivitas seperti bronkospasma, urtikaria, edema angioneurotik, rhinitis, pandangan kabur. Sindrom hipersensitivitas allopurinol yang akan fatal, termasuk timbul demam, panas dingin, nekrolisis epidermal, vaskulitis dermal, disfungsi berat dari ginjal dan hati, perdarahan gastrointestinal, dan kemungkinan vaskulitis pulmonar (3) Syok anafilaktik dan ruam kulit mungkin terjadi. (4) 4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan LD 50 intraperitoneal pada tikus 900 mg/kg; LD 50 intraperitoneal pada mencit 214 mg/kg; LD 50 oral pada mencit >1000mg/kg; LD 50 subkutan pada mencit 298 mg/kg; LD 50 subkutan pada tikus 2450 mg/kg; (5,6) LD 50 oral pada mencit 78 mg/kg. (4,5) 4.1.2. Data pada Manusia (7) Studi Kasus 20 g Allopurinol pada dewasa dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, kulit kemerahan (flushing), perubahan suhu,

leukopenia, hepatomegali, perubahan tes fungsi hati yang dapat dipulihkan dengan terapi suportif. 22,5 g Allopurinol (416 mg/kg) pada usia wanita 15 tahun dapat menyebabkan asimptomatik, sedikit mengingkat pada fosfat dan alkali fosfatase. Dapat diobati dengan lavage lambung dan arang aktif. 4.2. Data Karsinogenik (2,8) Studi jangka panjang pada tikus tidak menunjukkan adanya karsinogenisitas. 4.3. Data Tumoregenik Data tidak tersedia 4.4. Data Teratogenik (2,3,6,8) Studi pada hewan terjadi kelainan skeletal minor dan sumbing pada wajah, tetapi efek teratogenik tidak dilaporkan setelah pemberian dosis tinggi pada tikus dan kelinci. (2) Studi pada mencit menunjukkan abnormalitas fetal, dan pada tikus tidak ditemukan adanya abnormalitas. Suatu studi ekstensif pada mencit, tikus, dan kelinci menunjukkan tidak adanya efek teratogenik. (8) Efek Kronis Teratogen Dosis 50 mg/kg secara intraperitoneal pada tikus dengan masa kehamilan 10 hari dapat menyebabkan perkembangan kelainan yang spesifik yaitu pada Craniofacial (termasuk hidung dan lidah) dan sistem muskuloskeletal. Efek pada embrio atau janin dapat menyebabkan Fetotoxicity (kecuali kematian, misalnya janin terhambat). (3,6) Dosis 100 mg/kg secara intraperitoneal pada tikus dengan masa kehamilan 10 hari dapat menyebabkan efek pada embrio atau janin yaitu kematian janin. (3) 4.5. Data Mutagenik (2) Tidak ada mutagenisitas pada limfosit manusia. 5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (3,4,6,9) Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika tidak bernapas atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit (3,4,6,9) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15 menit. Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.3. Kontak dengan Mata (3,4,5,6,9) Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.4. Tertelan (3,4,9) Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban sadar, cuci mulut dengan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (1) 6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. 6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. 6.1.3. Penatalaksaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 6.2. Dekontaminasi 6.2.1. Dekontaminasi Mata (1) a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terpapar. b. Secara perlahan bukalah kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama15-20 menit. c. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

d. Jika masih belum yakin bersih, bilas kembali selama 10 menit. e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata. 6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (1) a. Bawa segera pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat. b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun atau muntahannya dan simpan dalam wadah/plastic tertutup. d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit. e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (7) a. Dekontaminasi tidak direkomendasikan. Toksisitas sistemik yang signifikan tidak mungkin diikuti oleh konsumsi akut. b. Dekontaminasi dengan arang aktif tidak direkomendasikan. 6.3. Antidotum (7) Tidak ada antidotum. 7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Allopurinol 7.2. Deskripsi (3,4,5,7) Serbuk padat (serbuk mikrokristal), berwarna putih atau putih pucat, tidak berbau, tidak berasa; berat molekul 136,11; titik lebur > 350 C; kelarutan dalam air (25 C) 0,48mg/ml, dalam n-oktanol (25 C) <0,01 mg/ml, dalam kloroform (25 C) 0,60 mg/ml, dalam etanol (25 C) 0,30 mg/ml, dalam dimethylsufoxide(25 C) 4,6 mg/ml; larut dalam larutan alkali hidroksida;

sangat sedikit larut dalam air dingin dan alkohol/etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) Skala 0-4 (4) Kesehatan 2 : Tingkat keparahan sedang Kebakaran 1 : Tingkat kebakaran rendah Reaktivitas 0 : Tingkat reaktif 7.3.2. Klasifikasi EC (European Commision) Frasa Risiko dan Frasa Keamanan (3,4,6,9) R 25 : Beracun bila tertelan R 43 : Dapat menyebabkan sensitivitas bila kontak pada kulit R20/21/22 : Berbahaya jika terhirup, kontak dengan kulit dan tertelan R36/37/38 : Mengiritasi mata, sistem pernapasan dan kulit S 28 : Setelah kontak pada kulit, bilas segera dengan sejumlah air S 45 : Pada kasus kecelakaan atau jika Anda merasa tidak sehat, minta nasihat dokter segera (tunjukkan label bila mungkin) S24/25 : Hindari kontak dengan kulit dan mata S36/37 : Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang sesuai S36/37/39 : Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang sesuai 7.3.3. Klasifikasi GHS (Globally Harmonized System) (Hazard and Precautionary Statement) (9,10) Pernyataan Bahaya H301 : Beracun jika tertelan H317 : Dapat menyebabkan reaksi alergi kulit Pernyataan Kehati-hatian P201 : Perhatikan petunjuk khusus sebelum menggunakan P202 : Tidak boleh menangani sampai seluruh peringatan keamanan sudah dibaca dan dipahami

P261 : Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotan P264 : Bersihkan tangan seluruhnya setelah penanganan P272 : Pakaian kerja yang terkontaminasi jangan dibawa keluar dari ruang kerja P280 : Gunakan sarung tangan pelindung P281 : Gunakan perlengkapan pelindung personal yang dibutuhkan P 330 : Bersihkan mulut P363 : Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali P301+P310 : Jika tertelan, segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter P302+352 : Jika kontak pada kulit, bersihkan dengan sejumlah air dan sabun P333+313 : Jika muncul iritasi kulit atau ruam, segera minta nasihat dokter P308+313 : Jika terpapar atau khawatir terpapar, dapatkan saran dari tenaga kesehatan 8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (3,4,6,10) Stabil jika disimpan pada kondisi yang tepat 8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (6) Hindari dari panas dan cahaya berlebihan 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (3,6,9,10) Bahan pengoksidasi 8.4. Dekomposisi (3) Produk dekomposisi yang berbahaya: karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida 8.5. Polimerisasi (3,4,10) Tidak akan terpolimerisasi

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (4,6) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup. 9.2. Perlindungan Mata (2,3,5,8,9) Kenakan kacamata pengaman/pelindung mata yang direkomendasikan NIOSH (AS) atau EN 166 (EU). 9.3. Pakaian (4,6,9) Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya sepatu boot, jas lab atau pakaian yang tahan bahan kimia. 9.4. Sarung Tangan (3,4,9) Kenakan sarung tangan yang tahan zat kimia atau yang memenuhi spesifikasi EU Directive 89/686/EEC dan standar EN 374. 9.5. Respiratori (3,9) Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (AS) atau CEN (EU). 10. DAFTAR PUSTAKA 1. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001 2. http://www.inchem.org/documents/ukpids/ukpids/ukpid02.htm (diunduh pada April 2014) 3. http://www.sigmaaldrich.com/msds (diunduh pada April 2014) 4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9922830 (diunduh pada April 2014) 5. http://datasheets.scbt.com/sc-207272.pdf (diunduh pada April 2014) 6. https://www.spectrumchemical.com/msds/tci-a0907.pdf (diunduh pada April 2014) 7. http://www.toxinz.com/spec/2341846 (diunduh April 2014) 8. http://www.medsafe.govt.nz/profs/datasheet/a/apoallopurinoltab.pdf (diunduh pada April 2014) 9. www.guidechem.com (diunduh pada April 2014)

10. https://www.caymanchem.com/msdss/10012597m.pdf (diunduh pada April 2014) 11. http://www.usp.org/pdf/en/referencestandards/msds/1013035.pdf (diunduh pada Juli 2014)