BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 BAKI, SUKOHARJO) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. sejak manusia ada. Apalagi masa-masa sekarang dan masa mendatang. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia dicantumkan empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Pembelajaran sastra ditekankan pada aspek apresiasi. Menurut Effendi (dalam Aminuddin 2009:35), apresiasi satra merupakan kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi. Pembelajaran puisi merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan pada peserta didik supaya peserta didik mampu mengenal, memahami, menikmati dan memanfaatkan puisi untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa. Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan peserta didik dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran (Nurgiyantoro 2002: 309). 1

2 Guru dalam melakspesertaan proses belajar harus mampu memilih metode karena metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang ada dalam suatu tujuan. Adapun tujuan pembelajaran adalah supaya peserta didik dapat berpikir dan bertindak secara aktif dan kreatif. Belajar bahasa Indonesia membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, dan kreatif sehingga memungkinkan peserta didik untuk terampil berpikir karena bahasa mempunyai struktur yang kuat dan jelas. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengejar ketinggalan dalam pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia, adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), suatu kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilakspesertaan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya (Mulyasa, 2006: 12). Demikian pula yang terjadi pada peserta didik kelas VIII B SMP N 3 Sawit. Berdasarkan wawancara dengan guru, kemampuan menulis puisi peserta didik kelas VIII B dinilai masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar peserta didik yang terwujud dalam bentuk nilai yang dimiliki oleh Eko EndangWinarsih, S.Pd, M.Pd selaku pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII B. Jika dilihat dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 67, baru 36,7% atau 11 peserta didik dari 30 peserta didik yang tuntas. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru, ada 7 peserta didik memperoleh nilai 75, 2 peserta didik memperoleh nilai 67, 6 peserta didik

3 memperoleh nilai 50, 8 peserta didik memperolah nilai 59, 4 peserta didik memperoleh nilai 42. Hal ini tentunya masih menunjukkan bahwa pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di kelas VIII B masih belum optimal. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia, dapat diketahui bahwa penyampaian materi kepada peserta didik lebih banyak menerapkan teknik ceramah dalam proses pembelajaran menulis puisi, misalnya guru menerangkan langkah-langkah menulis puisi, macam-macam puisi, memberikan contoh tentang puisi bahkan memberi tugas. Peserta didik menulis sesuai dengan apa yang didengar dari guru sehingga peserta didik sulit dalam menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan keinginan. Proses pembelajarn yang dilakukan oleh guru ini mengakibatkan peserta didik kurang adanya usaha untuk berpikir dan kurang bersemangat dalam menulis sehingga tidak ada peningkatan dalam menulis puisi, peserta didik pasif dalam pembelajaran puisi, peserta didik mengalami kesulitan mengekspresikan puisi, peserta didik terlihat malu saat membacakan puisi dan peserta didik mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata puitis. Rendahnya kemampuan menulis puisi peserta didik ini disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru. Ketidakefektifan itu disebabkan oleh kurang tepatnya strategi yang dipakai guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Guru kurang dapat mengembangkan potensipotensi yang ada pada diri peserta didik dan kurang membangkitkan minat peserta didik untuk belajar menulis puisi sehingga peserta didk kurang leluasa

4 dapat mengekspresikan perasaannya. Pembelajaran yang diciptakan guru di dalam kelas hanya sebatas memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang sastra dan kurang memberi ruang bagi pengembangan kemampuan mengapresiasi dan memproduksi karya sastra. Proses pembelajaran sastra dalam kelas hanya sebatas proses transfer pengetahuan sastra dari guru kepada peserta didik. Hal inilah yang memicu kejenuhan peserta didik terhadap pembelajaran sastra. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kondisi seperti itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pertama, tidak semua guru Bahasa Indonesia memiliki kemampuan bersastra yang baik. Kedua, kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan perasaan, imajinasi, dan nilai-nilai estetika dalam bentuk bahasa. Kebanyakan guru belum memiliki pemahaman sejauh itu sehingga motivasi mereka dalam mengajarkan materi menulis puisi kurang tergali. Ketiga, guru kurang bersikap kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi satra sehingga pelaksanaan pembelajaran sastra cenderung monoton dan menjenuhkan. Guru belum berpikir lebih jauh untuk mengembangkan dan menciptakan suasana belajar yang menarik, bermakna dan kontekstual. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar peserta didik. Teknik pembelajaran dan pendekatan belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan peserta didik.

5 Kehadiran media dalam proses belajar mengajar memang memiliki arti yang penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru atau kebutuhan untuk memunculkan ide-ide baru dapat dibantu dengan hadirnya media pengajaran sebagai perantara. Penggunaan media merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 3 Sawit, peneliti mengajukan solusi berupa penerapan media ilustrasi musik dalam pembelajaran menulis puisi. Peneliti berpendapat bahwa media ilustrasi musik akan lebih efektif untuk pembelajaran menulis puisi karena peserta didik akan mampu menuliskan banyak hal. Musik memang sering kali mendatangkan banyak inspirasi bagi seseorang dan dengan hadirnya musik sebagai objek tulisan diharapkan peserta didik mampu menulis hal-hal yang dirasakan, diinginkan dalam lariklarik puisi yang memiliki kedalaman makna. Peserta didik tidak akan kehabisan ide jika diminta menuliskan sesuatu yang disenanginya. Puisi tersebut lahir bukan berdasarkan paksanaan karena peserta didik dituntut harus menulis sebuah puisi, tetapi puisi tentang musik dan lagu yang diputar lahir berdasarkan perasaan jiwa peserta didik yang terimplementasi dalam bentuk puisi. Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik yaitu salah satunya dengan menggunakan media ilustrasi musik. Saat proses belajar mengajar guru memutar musik yang sudah dipilih sampai selesai sebagai media untuk memotivasi peserta didik dalam

6 menulis puisi. Media ilustrasi musik yang diterapkan dalam proses belajar mengajar ialah lagu. Adapun lagu yang dipilih untuk menjadi sarana dalam proses belajar mengajar di antaranya lagu Bondan Tetap Semangat ini dapat ditarik simpulan bahwa judul lagu ini memberikan gambaran secara umum agar manusia memiliki semangat dalam hidupnya. Untuk lagu J-Rock Meraih Mimpi dapat diartikan bahwa manusia diharapkan memiliki mimpi yang tinggi. Dari dua lagu ini, peneliti menekankan agar peserta didik selalu bersemangat dalam belajar sehingga tercapai cita-cita yang diinginkan. Media ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar lebih kreatif dalam menulis puisi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Media ilustrasi musik membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media ilustrasi musik di suatu kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik apabila penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri. Hal ini tentunya akan meningkatkan keaktifan peserta didik serta bisa meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran apresiasi puisi di sekolah. Dengan menggunakan media ilustrasi musik pada pembelajaran puisi ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Proses belajar menulis puisi sangat penting sebagai langkah yang harus dilalui untuk mewujudkan hasil berupa aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam mengungkapkan pikirannya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dari proses tersebut, proses pembelajaran menulis hendaknya

7 transparan, berkeadilan, demokratis, serta menyenangkan. Transparan (terbuka) artinya proses belajar mengajar dilakukan secara terbuka tanpa ada yang dirahasiakan. Berkeadilan, artinya dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Demokratis, artinya peserta didik dengan guru mengeluarkan gagasan dan ide-ide kreatif sehingga proses belajar mengajar dapat terpenuhi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menyenangkan artinya proses belajar mengajar dilakukan secara menyenangkan sehingga peserta didik dapat menyerap ilmu itu dengan bahagia. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi kurang bergairah atau kurang diminati peserta didik sehingga peserta didik tidak terampil menggunakan kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal itu perlu diadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Ilustrasi Musik pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI Tahun ajaran 2010/2011 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang berkaitan sebagai berikut. 1. Seberapa besar peningkatan keaktifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik?

8 2. Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. mengetahui peningkatan keakifan peserta didik SMP N 3 Sawit dalam menulis puisi setelah menggunakan media ilustrasi musik. 2. mengetahui peningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik SMP N 3 Sawit kelas VIII B dengan menggunakan media ilustrasi musik, D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masyarakat luas yaitu tentang penulisan puisi dengan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan guru Bahasa Indonesia dalam menggunakan media pembelajaran. Menambah pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan serta mengembangkan kemampuan menulis puisi di sekolah.

9 b) Bagi Siswa Sebagai acuan pembelajaran dalam menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah dalam puisi. c) Bagi Pembaca Sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan puisi dan media gambar. d) Bagi peneliti Hasil penelitian ini untuk memambah ilmu peneliti khususnya menulis kreatif puisi dengan menggupesertaan media gambar pada peserta didik