Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Start

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB III METODE PENELITIAN

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

KETAHANAN AUS LAPISAN Ni-Cr PADA DINDING SILINDER LINER DENGAN MENGGUNAKAN POWDER FLAME SPRAY COATING

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

BAB I PENDAHULUAN. saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh Thermal Spray Coating Dengan Variasi Jumlah Lapisan Terhadap Kekerasan Material Baja Karbon Rendah

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT ALUMUNIUM PADA BAJA KARBON DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK TERHADAP KETAHANAN AUS

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

KAJIAN PELAPISAN YSZ, CSZ, ALUMINO SILIKAT PADA BAJA S45C DENGAN FLAME SPRAY COATING

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGARUH WAKTU DAN UKURAN PARTIKEL DRY SANDBLASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA BAJA KARBON SEDANG

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

BAB III METODE PENELITIAN

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III. dan RX-KING ditujukan pada diagram dibawah ini yaitu diagram alir penelitian. Rumah Kopling F1-ZR. Rumah Kopling RX-KING.

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

ANALISIS KEKERASAN PADA REAR COVER TRANSMISION VOLVO A35E SETELAH PROSES REKONDISI MENGGUNAKAN METODE THERMAL SPRAY

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB III METODE PENELITIAN

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Transkripsi:

Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating Mustika 1), I Made Widiyarta 1,2)*, I Made Parwata 1,2), I PutuLokantara 2) 1) Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Udayana, Jl P.B. Sudirman Denpasar Bali 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali Abstrak Dalam proses flame spray coating, pemanasan awal terhadap material inti sangat diperlukan untuk mengurangi tegangan sisa dan menyatunya material pelapis pada permukaan substrate material menjadi lebih baik. Suhu pemanasan awal tersebut tentunya akan mempengaruhi sifat kekerasan substrate material hingga kedalaman tertentu. Pada penelitian ini, pelapisan panas (flame powder spray coating) dilakukan pada baja karbon sedang dengan material pelapis NiW. Pemanasan awal dilakukan pada permukaan substrate material dengan suhu yang bervariasi (300ºC, 400ºC dan 500ºC). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara variasi preheating dengan kekerasan material pelapis Ni-W hasil dari powder flame spray coating. Semakin ke dalam kekerasannya semakin berkurang hingga mencapai kekerasan material inti yang seragam. Material substrate mengalami sedikit pengerasan hingga jarak 0.5 mm dari boundary. Kata kunci: baja karbon, NiW, pelapisan, kekerasan Abstract In the process of the flame spray coating, pre-heating of the substrate is required in order to reduce residual stress and to improve the adhesion of the coating material on the substrate. The pre-heating temperature also has an effect on the hardness of substrate material into a certain depth. In this study, flame powder spray coating was performed on the medium carbon steel with the coating material NiW. Pre-heating on the substrate material was varied of about 300ºC, 400ºC and 500ºC. From the experiments, the variation of pre-heating was not affect the hardness of coating material NiW. The increase of depth form the surface, the hardness of the material decrease until the hardness of the material is uniform. The hardness of the substrate material was change into depth of about 0.5 mm from boundary layer. Key words: carbon steel, Ni-W, coating, hardness 1. PENDAHULUAN Kegagalan material sangat dihindari dalam merancang suatu komponen di mana efek yang timbul adalah ketidakpresisian ukuran yang menyebabkan fungsi komponen tidak berjalan dengan baik. Keausan(wear) adalah hilangnya materi dari permukaan benda padat sebagai akibat dari gerakan mekanik [1]. Hal ini timbul akibat pelumasan yang tidak bagus atau komponen yang dipakai memiliki tingkat kekerasan yang rendah sehingga jika diberikan gesekan terus menerus maka struktur terluar dari komponen yang bergesekan mengalami abrasi/pengikisan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka berbagai macam metode untuk meningkatkan kekerasan dilakukan. Gesekan dan benturan terjadi antar komponen saat dioperasikan yang menyebabkan adanya gaya hentak/impact force dari permukaan benda menuju bagian inti. Jika komponen dikeraskan secara keseluruhan, gaya impact yang terjadi akan menyebabkan * Koresponding: m.widiyarta@unud.ac.id 60

komponen pecah karena karakteristiknya yang rigid dan getas. Berlandaskan padahal tersebut, maka pengerasan (hardening) dilakukan hanya pada bagian permukaan dari komponen yang mengalami kontak gesekan. Berbagai macam metode pengerasan permukaan dilakukan di mana teknologi pelapisan telah menjadi alternative pada penelitian dan industri yang merupakan cara efektif dalam menahan degradasi seperti keausan, oksidasi, korosi atau kerusakan pada suhu tinggi tanpa mengorbankan material substrat yang dilapisi nya [2].Thermal Spray Coating adalah salah satu proses pelapisan di bidang industri yang terdiri dari sumber panas (api atau lainnya) dan bahan pelapis dalam bentuk bubuk atau kawat yang benar-benar mencair menjadi tetesan kecil dan disemprotkan kepermukaan dengan kecepatan tinggi. Penelitian Arthana[3]menunjukkan bahwa silinder liner dari bahan besi tuang kelabu yang dilapisi menggunakan powder Ni-Cr dengan metode powder flame spray coating memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang lebih tinggi dibandingkan dengan besi tuang kelabu yang tidak dilapisi. Perbedaan ketebalan lapisan tidak berpengaruh terhadap kekerasan dan ketahanan aus hasil pelapisan dengan metode powder flame spray coating. Penelitian Parwata[4] menunjukkan bahwa baja karbon sedang yang dilapisi dengan powder Ni-Cr menggunakan metode powder flame spray coatingdengan sudut spray 90 0 mendapatkan hasil coating yang merata di seluruh permukaan spesimen tanpa adanya rongga atau celah antara lapisan dengan material inti. Kekerasan yang dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan material intinya. Penelitian Widiyarta [5] menunjukkan hasil pelapisan pada jarak spray 20 mm terlihat merata tanpa adanya celah sedangkan untuk jarak spray 30 mm terlihat mulai memperlihatkan porosity di mana ada partikel yang tidak cair dan terdapat oksidasi antara lapisan coating dengan material inti. Dalam penelitian ini, metode pelapisan yang digunakan adalah dengan Powder Flame Spray Coating dan focus pada penelitian ini adalah material pelapis yang digunakannya itu Nikel-Tungsten (Ni-W). 2. METODE ANALISIS / PERALATAN PENELITIAN Sampel dibuat dari bahan baja karbon sedang dengan komposisi kimia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia baja karbon sedang [6]. Unsur C Si S P Mn Ni Cr Mo Cu %wt 0.5012 0.342 0.0009 0.0098 0.7534 0.0071 0.0018 0.0015 0.0436 Unsur W Ti Sn Al Pb Ca Zn Fe %wt 0 0.006 0.0361 0.0204 0.0041 0.0021 0.0084 98.23 Selanjutnya bahan dipotong menjadi ukuran 20 mm x 15 mm x 8 mm seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Bentuk dan ukuran spesimen Mustika, dkk./mettek Vol 3 No 1 (2017) 60-64 61

Untuk mendapatkan permukaan yang rata, dilakukan polishing sampel dengan melakukan grinding menggunakan mesin gerinda perata. Untuk mengurangi panas yang timbul akibat adanya gesekan dan perputaran alat tersebut, maka dialirkan air secara terus menerus. Kemudian dilanjutkan dengan pembersihan menggunakan amplas dimana sudut-sudut yang tajam dihilangkan. Setelah seluruh sudut dipastikan aman dilanjutkan dengan pembersihan menggunakan alkohol untuk membersihkan sampel dari debu, kotoran, minyak ataupun produk korosi yaitu dengan menggunakan tisu halus yang dicelupkan atau ditetesi alkohol kemudian secara perlahan dan halus digosokkan pada permukaan sampel hingga sampel bersih dari partikel asing. Setelah proses pembersihan sampel selesai, dilanjutkan dengan pengeringan sampel dengan menggunakan pengering. Dilanjutkan dengan proses grit blasting dengan menggunakan air sand blast yang bertujuan untuk mengkasarkan permukaan sampel dan menghilangkan sisa kotoran melalui penumbukan partikel abrasif dengan disemprotkan dengan udara bertekanan. Material grit blast yang digunakan adalah Aluminium Oksida (Al 2 O 3 ) dengan ukuran rata-rata adalah 0,6 mm. untuk mengkondisikan sampel agar memiliki tingkat kekasaran yang sama, maka digunakan tekanan grit blast yang seragam yaitu 8 bar. Pengkasaran permukaan dilakukan pada jarak antara ujung nozzel dengan permukaan sampel adalah 60 mm dengan durasi penyemprotan adalah 60 detik. Flow rate dari grit sand blasting yang digunakan adalah 22 gram per detik. Sampel yang telah dikasarkan permukaannya selanjutnya dibersihkan menggunakan ultrasonic bath selama 480 detik menggunakan alkohol sebagai larutannya dan selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan pengering. Sampel yang sudah siap, kemudian dilakukan pemanasan awal (preheating) sampel dengan flame spray torch tanpa menggunakan serbuk pelapis. Pemanasan dilakukan hingga temperatur yang diinginkan tercapai (300 0 C, 400 0 C, 500 0 C) kemudian dilanjutkan dengan pelapisan benda uji dengan serbuk Ni-W dengan mengarahkan ujung gun membentuk sudut ± 90 0 dengan parameter sebagai berikut. Tabel 2. Parameter proses Combustion Flame Spraying Spray Parameter Satuan Bahan bakar Oksigen & Asittelin Tekanan Oksigen 4 bar Tekanan Asittelin 0,7 bar Powder Feeder ± 49 g/min Jarak Spray 100 mm Torch Transverse Speed ± 90 mm/min Proses pelapisan dilakukan sebanyak 2 pass untuk menghasilkan ketebalan lapisan yang diperlukan untuk pengujian kekerasan. Selanjutnya sampel diambil dengan menggunakan penjepit untuk dipindahkan ke tempat lain dan dibiarkan mendingin. Spesimen yang telah dilapisi sebelum pengujian kekerasan dilakukan pemotongan spesimen kemudian dilakukan mounting agar didapatkan nilai kekerasan pada bidang cross section. Sebelum dilakukan uji kekerasan, dilakukan preparasi sampel yaitu polishing sampel dengan melakukan grinding menggunakan kertas amplas Silicon Carbon dengan grade 180, 320, 800 dan 1000. Untuk mengurangi panas yang timbul maka dialirkan air hal ini juga berfungsi untuk menghilangkan gram atau partikel abrasif yang telah terkikis oleh amplas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanpa goresan, maka finishingnya dilakukan dengan menggosok spesimen menggunakan diamond paste ukuran 0,1 mikron. Pada proses ini, sampel dibuat sampai bebas goresan akibat proses grinding dan cacat lain sehingga 62

permukaan tampak seperti cermin lalu dicuci dengan air dan alkohol kemudian dilakukan pengujian kekerasan Vickers sesuai dengan standar ASTM E 384. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase hasil uji X-Ray Fluorecense (XRF) untuk coating powder Ni-W ditunjukkan pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Hasil uji XRF kandungan unsur kimia coating powder Unsur Ni W Cr Fe Zr Si P Ca Mn Sc %wt 55,62 22,7 13,5 3,59 2,3 1,7 0,4 0,26 0,18 0,04 Hasil difraksi sinar X yang menggunakan X-Ray Fluoresence(XRF) untuk material powder coating pada tabel 3 teridentifikasi unsur Ni, W, Cr dan sedikit unsur-unsur lain. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan uji kekerasan Vickers di mana pengujian dilakukan secara cross section sehingga karakteristik kekerasan di bawah permukaan lapisan Ni-W serta material substrat dapat diketahui. Diagonal hasil indentasi selanjutnya diukur dan dimasukkan ke dalam persamaan 1. Di mana P adalah beban indentasi (kg), L adalah rata-rata lebar diagonal, adalah sudut antarsisi indentor (136 0 ) dan HVN adalah Hardness Vickers Number (kg/mm 2 ). Data hasil pengujian kekerasan yang telah diolah dapat dilihat pada Tabel 4. ITEM Lapisan Material Substrat Tabel 4. Hasil uji kekerasan masing-masing preheating 300 0 C 400 0 C 500 0 C 0.0526 880.00 0.0258 936.25 0.0598 819.99 0.1526 788.18 0.1258 842.88 0.1598 701.75 0.2526 369.86 0.2258 661.27 0.2598 393.97 BOUNDARY 0.3526 247.21 0.3258 282.58 0.3598 230.42 0.4526 233.01 0.4258 229.40 0.4598 203.71 0.5526 212.98 0.5258 211.85 0.5598 196.84 0.6526 222.66 0.6258 216.68 0.6598 211.17 0.7526 222.66 0.7258 212.76 0.7598 211.17 0.8526 233.01 0.8258 220.72 0.8598 206.08 0.9526 215.29 0.9258 207.61 0.9598 211.62 1.0526 222.66 1.0258 215.98 1.0598 205.43 1.1526 220.24 1.1258 219.28 1.1598 222.42 1.2526 244.38 1.2258 210.27 1.2598 203.07 (1) Tabel 4 memperlihatkan distribusi hasil uji kekerasan Vickers hasil pelapisan thermal spray di mana antara material pelapis dengan material substrate terdapat perbedaan kekerasan yang besar. Nilai kekerasan material pelapis Ni-W melebihi 900 HVN dan terus menurun secara signifikan hingga lapisan antarmuka. Pada jarak 0,5 mm dari lapisan antarmuka terjadi pengerasan yang tidak begitu besar di mana kekerasannya berada sedikit di atas material inti. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa material powder coating Ni-W dengan metode powder flame spray coating memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari Mustika, dkk./mettek Vol 3 No 1 (2017) 60-64 63

material inti yang tidak dilapisi. Karakteristik kekerasan material di bawah permukaan adalah menurun secara signifikan hingga lapisan antarmuka. Material inti mengalami sedikit pengerasan hingga akhirnya mencapai kekerasan yang seragam. Daftar Pustaka [1] Rabinowicz, E., 1995,Friction and Wear of Materials, 2nd Edition, New York: John Wileyand Sons, INC. [2] Sundararajan, G., Prasad, K.U.M., Rao, D.S. & Joshi, S.V., 1998,A Comparative Study of Tribological Behavior of Plasma and D-Gun Sprayed Coatingsunder Different Wear Models, Journal of Materials Engineering andperformance (JMEPEG),pp. 343 351. [3] Arthana, I Wayan Gede, 2014,Ketahanan Aus Lapisan Ni-Cr Pada Dinding Silinder Liner Dengan Menggunakan Powder Flame Spray Coating, Tesis Program Studi Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Udayana. [4] Parwata, I Made, 2016,Karakteristik Lapisan Nikel Kromium Akibat Perbedaan Sudut Nosel pada Pelapisan Baja ST60, Prosiding 7th IRWNS, pp. 184-188. [5] Widiyarta, I Made, 2016, Karakteristik Lapisan NiCr Pada Baja Karbon Sedang dengan Metode Pelapisan Flame Spray Coating dengan Variasi Jarak Semprotan, Jurnal METTEK Volume 2 No 1 (2016), pp. 1-4. [6] Sarjito, Analisa kekuatan puntir, lentur putar dan kekerasan baja ST60 untuk poros propeller setelah diquencing, ROTASI, Volume 11 Nomor 2 April 2009. I Wayan Mustika menyelesaikan studi S1 di Universitas Udayana pada tahun 2014, kemudian melanjutkan program magister teknik di Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana pada tahun 2015 dan masih dalam pendidikan hingga sekarang.bidang penelitian yang diminati adalah material. 64