BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan dari masingmasing aspek tersebut dideskripsikan secara sistematis sebagaimana penelitian ini dilaksanakan. A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada waktu pembelajaran materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan di sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian dilakukan. Dengan kata lain, alokasi waktu untuk materi faktorfaktor yang mempengaruhi kelarutan pada sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah 78 orang siswa kelas XI semester 2, yang terdiri dari dua kelas yaitu 39 orang siswa kelas eksperiman dan 39 orang siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian siswa kelas XI semester 2 dikarenakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dipelajari pada kelas XI semester 2. Kedua kelas sampel yang digunakan diusahakan memiliki keadaan yang sama, sehingga jumlah siswa sebagai subjek penelitian dibuat sama pada kedua kelas. Siswa pada kelas ekperimen dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran kimia sebelumnya yaitu kelompok yang memiliki keterampilan tinggi (kelompok tinggi), kelompok yang memiliki keterampilan sedang (kelompok sedang), dan kelompok yang memiliki keterampilan rendah (kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dihitung dengan 31
32 menghitung rata-rata nilai ulangan mata pelajaran kimia dan standar deviasinya (Arikunto, 2008). Rumus untuk mencari rata-rata (mean) sebagai berikut: (Reksoatmodjo, 2007) Keterangan : X i = Jumlah skor n = Jumlah data Rumus untuk mencari standar deviasi adalah : (Reksoatmodjo, 2007) Keterangan: S : Standar deviasi X I : Nilai data : Nilai rata-rata : jumlah data Siswa kelompok tinggi memiliki nilai ulangan harian > mean+sd; siswa kelompok sedang memiliki nilai ulangan harian mean+sd > (ulangan harian) > mean-sd; dan siswa kelompok rendah memiliki nilai ulangan harian < mean-sd. Berdasarkan perhitungan tersebut, pembagian kelompok siswa pada kelas eksperimen ini yaitu siswa kelompok tinggi sebanyak 4 orang, siswa kelompok sedang sebanyak 29 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak 6 orang (Lampiran B.5). B. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dipilah karena penelitian yang dilakukan hendak membandingkan peningkatan hasil pembelajaran dari dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok subjek. Berdasarkan desain penelitian ini, dibutuhkan dua kelas subjek sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan, dan kelas kontrol yang tidak akan diberikan perlakuan. Kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas
33 kontrol dipilih secara acak dari populasi yang homogen. Pada kedua kelas dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen mendapatkan perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran praktikum, terakhir pada kedua kelas dilakukan postes. Desain penelitian pretestposttest nonequivalent control group design diilustrasikan dalam diagram di bawah ini. G 1 O 1 X O 2 G 2 O 1 O 2 Keterangan: G 1 : Kelas eksperimen G 2 : Kelas kontrol O 1 : Pretes O 2 : Postes X : Perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian (Wiersma, 2009) Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama melakukan praktikum tetapi pada kelas eksperimen pratikum yang dilakukan termasuk dalam rangkaian tahapan-tahapan metode discovery-inquiry, sedangkan pada kelas kontrol praktikum yang dilakukan adalah praktikum yang bersifat verifikasi (pembuktian konsep). Pada kelas eksperimen, praktikum dilakukan dalam rangkaian tahap-tahap pembelajaran discovery-inquiry. Tahap pertama yaitu stimulasi, pada tahap ini siswa diberikan permasalahan berupa artikel yang memuat masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar, masalah yang disajikan berkaitan dengan materi faktorfaktor yang mempengaruhi kelarutan. Tahap kedua yaitu perumusan masalah, pada tahap ini siswa melakukan identifikasi masalah yang terdapat di dalam artikel. Masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, kemudian siswa membuat jawaban sementara atas pertanyaan tersebut (hipotesis). Tahap ketiga
34 yaitu pengumpulan data, pada tahap ini siswa mengumpulkan berbagai data untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis yang dibuat, salah satunya dengan melakukan praktikum. Tahap keempat yairu analisis data, pada tahap ini data yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum kemudian dianalisis oleh siswa sampai siswa menemukan kesimpulan dari data-data tersebut. Pengolahan data yang dilakukan sesuai kebutuhan siswa. Pada pembelajaran siswa menganalisis data dengan mengamati pola kecenderungan yang terjadi, serta sebab pola tersebut terjadi. Tahap kelima yaitu verifikasi, pada tahap ini siswa mengecek hipotesis awal apakah sesuai atau tidak dengan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil analisis. Tahap terakhir yaitu generalisasi, pada tahap ini siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan. Akhir dari tahap ini siswa menemukan konsep yang diharapkan secara utuh. Pada kelas kontrol, pembelajaran diawali dengan penyampaian keseluruhan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oleh guru, maka sebelum melakukan praktikum siswa telah menerima konsep tersebut. Setelah itu barulah dilakukan praktikum sebagai pembuktian konsep. Praktikum yang akan siswa lakukan telah dirancang sebelumnya oleh guru, siswa hanya tinggal melakukan sesuai prosedur yang disediakan. Pretes yang dilakukan sebelum pembelajaran digunakan untuk mengukur kesamaan keadaan dari kedua kelas, karena nilai pretes adalah variabel yang memiliki hubungan yang erat dengan variabel terikat (Wiersma, 2009). Nilai pretes juga bisa digunakan sebagai kontrol statistika sehingga kemudian setelah dilakukan postes, nilai gain bisa didapatkan. Perbedaan nilai gain pada kedua kelas menunjukkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun alur penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Rincian tahap-tahap dari alur penelitian berdasarkan Gambar 3.2adalah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan
T a h a p P e r s i a p a n Tahap Pelaksanann Tahap Pengolahan dan Analisis Data 35 a. Melakukan analisis standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi pelajaran kimia SMA kelas XI. b. Melakukan kajian mengenai penguasaan konsep. Menganalisis KTSP 2006 mengenai materi kimia Melakukan kajian penguasaan konsep Melakukan kajian metode discovery-inquiry Menetapkan materi faktorfaktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan Melakukan kajian materi faktorfaktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry Membuat RPP faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode eksperimen Menyusun instrument penelitian : Tes Tertulis dan Pedoman Wawancara Perbaikan instrumen penelitian Memvalidasi instrumen penelitian Siswa mengerjakan pretest Kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran metode discovery-inquiry Kelas kontrol melaksanakan pembelajaran metode eksperimen Siswa mengerjakan posttes Melaksanakan wawancara pada perwakilan tiap kategori siswa kelas eksperimen Mengolah dan menganalisis data Pembahasan Universitas Pendidikan Indonesia Membuat repository.upi.edu kesimpulan penelitian perpustakaan.upi.edu
36 Gambar 3.2 Alur Penelitian c. Melakukan kajian mengenai metode discovery-inquiry. Menetapkan materi larutan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran dalam penelitian. d. Melakukan kajian materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang akan digunakan. e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry untuk kelas eksperimen, dan yang menggunakan metode eksperimen untuk kelas kontrol. f. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes tertulis dan pedoman wawancara. g. Melakukan validasi instrumen penelitian. h. Melakukan perbaikan instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melaksanakan pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry untuk kelas eksperimen dan metode eksperimen untuk kelas kontrol, sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. c. Memberikan posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Melakasanakan wawancara terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi, sedang, rendah pada kelas eksperimen yang diteliti. Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran.
37 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari pretest, posttest, dan dari hasil wawancara. b. Menganalisis data hasil temuan penelitian. c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen dilipih karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengacakan sampel, melainkan menggunakan kelas utuh sebagai subjek penelitian. Pada kuasi eksperiman ini peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap sekelompok subjek. Perlakuan ditujukan untuk mengetahui pengaruh yang muncul setelah sekelompok subjek tersebut diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. D. Definisi Operasional Definisi operasional merupkan penjabaran variabel dan kondisi yang terjadi pada penelitian (Wiersma, 2009). Variabel-variabel dalam penelitian ini menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry yang digunakan adalah jenis modified discovery-inquiry. 2. Variabel Terikat
38 Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa diperoleh berdasarkan nilai siswa menjawab soal-soal pada pretes dan postes. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tingkatan kelas siswa yang dijadikan subjek penelitian, sekolah lokasi penelitian, guru yang mengajar, dan materi pokok yang diajarkan yaitu faktorfaktor yang mempengaruhi kelarutan. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dan pedoman wawancara. 1. Tes Tertulis Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tes dilakukan dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretes) dan pada akhir pembelajaran (postes) untuk mengukur penguasaan konsep siswa setelah mendapat pembelajaran discovery-inquiry pada kelas eksperimen dan pembelajaran praktikum pada kelas kontrol. Soal yang digunakan berupa sepuluh soal pilihan ganda (PG) yang dibuat berdasarkan lima indikator pembelajaran yang dikembangkan. 2. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa kelas eksperimen mengenai pembelajaran discovery-inquiry yang dilakukan. Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan desktiptif
39 kuantitatif (Sukmadinata, 2009). Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010). Wawancara yang akan dilakukan termasuk wawancara terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum melakukan wawancara, peniliti menyiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa bebas memberikan jawaban atau penjelasan secara luas atau tidak dibatasi. Selama wawancara seluruh kegiatan direkam menggunakan alat perekam. Wawancara dilakukan kepada sebagian dari jumlah sampel yang mencakup siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah. F. Proses Pengembangan Instrumen Pengembangan instrumen yang dilakukan adalah validasi instrumen. Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya. Validasi yang dilakuakan adalah validasi isi, yaitu derajat kesesuaian isi butir-butir soal dari suatu tes dengan karakteristik yang hendak diukur (Reksoatmodjo, 2007). Validasi isi diukur dengan menimbang kecocokan antara isi dan perilaku yang diukur oleh butir soal dengan isi dan perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan pembelajaran (Kartadinata, 1992). Validasi isi dilakukan dengan judgement (pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman, 2008), dengan demikian untuk menghasilkan tes dengan validasi tinggi instrumen pada penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan secara beberapa tahap yaitu pelaksanaan pretes, pemberian perlakuan, pelaksanaan postes, dan pelaksanaan wawancara terhadap siswa. Wawancara dilakukan setelah postes selesai diluar jam
40 pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan siswa yang yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah. Maka dari itu pelaksanaan wawancara dilakukan setelah hasil pretes dan postes diberikan skor. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode discovery-inquiry serta untuk memperoleh keterangan dari beberapa perwakilan siswa atas data nilai pretes dan postes yang tidak dapat terungkap oleh soal-soal pretes dan postes. H. Analisis Data Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan wawancara. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut. A. Pengolahan data tes tertulis 1. Penguasaan konsep siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen. a. Mengelompokkan siswa kelas eksperimen ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. b. Menghitung nilai pretes dan postes setiap kategori siswa siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen. c. Menghitung persentase nilai rata-rata tes per kategori siswa kelas eksperimen. d. Menilai tingkat penguasaan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep. Tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009) Nilai (%) Kriteria Kemampuan 81-100 Sangat Baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang
41 0-20 Sangat Kurang 2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk masing-masing indikator pembelajaran. a. Mengelompokkan soal berdasarkan masing-masing indikator pembelajaran. b. Menghitung nilai pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen. c. Menghitung persentase nilai rata-rata pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen. d. Menilai tingkat penguasaan siswa per indikator pembelajaran berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep. 3. Peningkatan penguasaan konsep seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. a. Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kunci jawaban. b. Menghitung nilai pretes dan postes tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk persen. c. Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan tabel 3.1 Kriteria Penguasaan Konsep. d. Menghitung gain tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. e. Menghitung nilai gain rata-rata keseluruhan siswa, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. f. Mengolah data gain secara statistik untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
42 secara keseluruhan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, dengan tahapan sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya suatu data. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal, maka analisis statistik selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik. Sedangkan bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik nonparametrik. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : data terdistribusi normal H 1 : data terdistribusi tidak normal Pengambilan Keputusan: Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima. Jika Sig. dengan probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak. 2) Uji Signifikansi Berdasarkan uji normalitas, ternyata data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametris yaitu uji Two Independent Sample Test. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis adakah perbedaan yang signifikan untuk peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney. Uji ini untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan metode discoveryinquiry meningkatkan penguasaan konsep siswa berbeda secara signifikan dibandingkan dengan metode konvensional. Uji Mann-
43 Whitney dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut. Hipotesis: H 0 H 1 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan keputusan: Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak. B. Pengolahan data hasil wawancara a. Mengubah hasil wawancara dari lisan menjadi tulisan. b. Menganalisis hasil wawancara. c. Menggabungkan analisis hasil wawancara sebagai penunjang jawaban tes tertulis.