BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral keimanan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung secara terus menerus seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat dari jaman ke jaman. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 tahun 2003). Perkembangan dan perubahan masyarakat akan terus berlangsung mengikuti perubahan jaman. Indonesia berada dalam tatanan kehidupan yang cukup kritis di berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Kehidupan global yang memaksa Indonesia untuk bersaing ketat di berbagai kemajuan pada bidang IPTEK, disinilah pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas namun juga berkepribadian atau berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan karakter pada intinya membentuk bangsa yang teguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, toleran, berorientasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang 1

2 Maha Esa. Pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai karakter bangsa yang dikembangkan sekarang ini yaitu: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Narwati, 2011:29-30). Menurunya nilai-nilai kepribadian bangsa dalam berbagai bidang di masyarakat, harus diperlukan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kepribadian bangsa kepada generasi muda. Pendidikan karakter merupakan trobosan baru untuk meningkatkan moral atau karakter kepada generasi muda yang nantinya akan meneruskan perjuangan bangsa. Pendidikan karakter adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, maka diperlukan kepedulian oleh berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan lembaga pendidikan. Pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan sangat ideal, khususnya dalam kehidupan sekolah. Sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk membentuk karakter pendidik, peserta didik dan seluruh komponen sekolah. Menurut Megawangi sebagaimana dikutip oleh Kesuma (2013:5), seperti di bawah: Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkunganya. Pendidikan karakter diharapkan dapat membangun kinerja budaya dan religius dalam kehidupan bermasyarakat yang didalamnya bernaung insan-insan yang berakhlak mulia, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan

3 spiritual. Menurut Narwati (2011:29), deskripsi karakter religius adalah sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter religius perlu ditanamkan dalam kehidupan dikarenakan rendahnya moral terus-menerus terjadi pada generasi bangsa Indonesia dan nyaris membawa kehancuran. Budaya korupsi yang seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan dan peredaran narkoba semakin menggurita. Ketidaktaatan pelajar mematuhi ajaran agama, tidak jujur, dan berperilaku tidak menghormati antar sesama maupun dengan guru. Tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan buruknya moral generasi bangsa Indonesia. Karakter religius diharapkan ada pada peserta didik, karena banyak siswa sekarang ini yang kurang peduli terhadap ajaran agama yang disebabkan berbagai hal. Tujuan pendidikan karakter yang berkaitan dengan mental dan sikap anak didik dikelola dengan menanamkan nilai-nilai religius dan nilai tradisional yang positif. Nilai itu perlu ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran. Penanaman karakter religius di kalangan peserta didik bisa dilakukan dengan berbagai cara. Karakter religius pada siswa terletak pada pendidikan keagamaan di sekolah. Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhanan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat terwujud secara tiba-tiba. Manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan,

4 khususnya kehidupan beragama serta pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Proses pendidikan tersebut terjadi dan berlangsung seumur hidup baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. Menyadari pentingnya karakter seseorang, maka banyak diterapkan dalam pendidikan di sekolah agar tertanam generasi bangsa yang berkarakter. Hal ini dapat memupuk kemandirian anak didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan penanaman pendidikan karakter lebih kondusif. Adapun suatu cara untuk menanamkan perilaku dan keyakinan dalam diri anak adalah melalui pembiasaan-pembiasaan serta menciptakan lingkungan yang mendukung anak agar lebih bermoral. Penciptaan lingkungan tersebut dilakukan baik di sekolah maupun dalam keluarga. Salah satu lembaga pendidikan sekolah yang peduli terhadap penanaman karakter dalam bidang keagamaan adalah Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1. Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 mengoptimalkan penanaman karakter siswa melalui berbagai kegiatan keagamaan diantaranya dengan melaksanakan progam pagi di bidang keagamaan sebelum proses pembelajaran dimulai. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam terhadap kegiatan-kegiatan pembinaan karakter religius di Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah. Penulis berusaha meneliti upaya yang telah dilakukan oleh sekolah dalam penanaman karakter religius. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang Penanaman Pendidikan Karakter Religius melalui Program Pagi Sekolah di Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1.

5 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada agar pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah? 3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah? C. Tujuan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti harus menentukan tujuan sebagai tindakan awal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menggambarkan penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah. 2. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah.

6 3. Untuk mendeskripsikan solusi dalam mengatasi kendala penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau kegunaan teoritis a. Mendapatkan teori baru mengenai penanaman pendidikan karakter religius pada siswa Madrasah Tsa nawiyah Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah. b. Sebagai dasar bagi penelitian berikutnya yang sejenis. c. Sebagai wawasan pemikiran dalam rangka membantu penyelesaian masalah mengenai pendidikan karakter religius. 2. Manfaat atau kegunaan praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, sikap atau perilaku pendidikan berkarakter khususnya dalam nilai religius. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan tentang penanaman pendidikan karakter religius dalam pelaksanaan dan pendidikan. c. Hasil penelitian ini diharapakan memberikan informasi dan masukan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya, dan bagi guru, calon guru, mahasiswa, serta pada peserta didik khususnya terhadap pendidikan karakter religius melalui Program Pagi Sekolah.

7 E. Daftar Istilah Penelitian ini peneliti ingin meneliti Penanaman Pendidikan Karakter Religius melalui Program Pagi Sekolah di MTs Negeri Surakarta 1. Berikut adalah beberapa daftar istilah tentang Penanaman Pendidikan Karakter Religius melalui Program Pagi Sekolah: 1. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU No 20 tahun 2003). 2. Karakter Menurut Scerenko sebagaimana di kutip oleh Hariyanto (2011:42) mendefinisikan bahwa karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, serta kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. 3. Religius Kepercayaan kepada Tuhan yang telah menciptakan alam beserta isinya. 4. Program Pagi Sekolah Kegiatan rutin yang dilakukan setiap pagi sebelum proses pembelajaran sekolah dimulai. Kegiatan tersebut yaitu melakukan jabat tangan setiap akan memasuki lingkungan sekolah, mengawali dengan membaca do a dan Al Qur an sebelum proses pembelajaran dimulai.

8 5. Penanaman Pendidikan Karakter Religius Pemberian atau penanaman nilai-nilai agama kepada para siswa melalui Program Pagi Sekolah, guna menjadikan anak didik lebih beriman kepada Allah SWT dan menghormati serta menghargai orang tua, guru dan orang-orang di sekelilingnya.