BAB I PENDAHULUAN. maka sekarang ini hampir semua orang tua mengharapkan anak-anaknya dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ukuran kecukupan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di perguruan tinggi. Selama duduk dibangku perkuliahan, mahasiswa seharusnya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba maju dan modern ini, banyak sekali perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan III-2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan luas, namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja,

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. SD dan SMP, kemudian dilanjutkan ke jenjang SMA dan perguruan tinggi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini semakin terbatas, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prestasi akademik yang tinggi pada umumnya dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang teratas dan juga terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas hiburan yang mencakup permainan (game) di dalamnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

Tentang Djarum Beasiswa Plus

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

PERAN PUSAT KARIR DALAM MENYIAPKAN KARIR MAHASISWA. Oleh: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S. (Kepala UPT Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Unsri)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran (Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sangat ketat dalam semua bidang usaha. Bidang usaha tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang mengharapkan dan menginginkan kemajuan dalam hidupnya. Kemajuan yang diinginkan dapat berasal dari berbagai segi. Seperti dalam segi pekerjaan, setiap orang pasti menginginkan pekerjaan yang lebih baik dan berkembang dari sebelumnya. Kemajuan juga dirasakan dalam segi pendidikan. Jika dahulu banyak orang hanya berpendidikan hingga tamat SMP / SMA saja maka sekarang ini hampir semua orang tua mengharapkan anak-anaknya dapat mendapat pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi mahasiswa, mendapat pendidikan di perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana. Diharapkan setelah lulus perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana, mereka dapat memiliki pekerjaan yang lebih baik yang sesuai dengan bidangnya karena mereka telah memiliki lebih banyak pengetahuan serta keterampilan yang mereka dapat selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pada kenyataannya kondisi ideal tersebut tidak benar - benar terealisasikan hingga saat ini. Pengangguran masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi negara ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang ( Wahyu daniel. 360.000 Sarjana di Indonesia Masih Menganggur. Diunduh 29 mei 2013, dari finance.detik.com). Bonnie Eko Bani, pegiat Leksodi (Lembaga Kajian

2 Sosial & Pendidikan), dalam Suara Merdeka 4 Juni 2011 mengatakan bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya sarjana menganggur adalah pengembangan soft skill di kampus tidak tersistematisasi dalam aktivitas akademik (kurikulum) ataupun kegiatan ekstrakurikuler, sehingga lulusan kampus tidak mampu memenuhi tuntutan dunia usaha. Sementara soft skill yang dibutuhkan dunia usaha meliputi manajemen diri, bekerja dalam tim, inisiatif dan terobosan pemikiran, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi efektif, perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan (Bonnie Eko Bani. Kampus (Bukan) Pabrik Pengangguran. Diunduh 4 Juni 2011, dari http://www.suaramerdeka.com). Selain itu, sekarang ini banyak kita temui orangorang yang bekerja pada bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni ketika kuliah. Hal inilah yang menyebabkan tidak munculnya tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Maka dari itu mahasiswa perlu mengembangkan tujuan hidup yang jelas untuk dicapai sejak dalam masa perguruan tinggi. Kehidupan seorang mahasiswa pada jenjang perguruan tinggi memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dalam kemajuan teori perkembangan diri mahasiswa, Arthur W Chickering mengembangkan teori the seven vector of student development yang khusus membahas area perkembangan diri mahasiswa selama di perguruan tinggi. Seven vectors yang dimaksud Chickering antara lain: developing competence, managing emotion, moving through autonomy toward interdependence, developing mature interpersonal relationship, establishing

3 identity, developing purpose, dan developing integrity. Pada teori ini Chickering menjelaskan vector vector perkembangan yang akan dilalui mahasiswa selama di perguruan tinggi dimana vector - vector tersebut tidak perlu satu per satu secara berurutan dikembangan, namun bisa secara bersamaan dikembangkan. Adapun kelima vector yang akan menunjang terbentuknya purpose adalah developing competence, managing emotion, moving through autonomy toward interdependence, developing mature interpersonal relationship, dan establishing identity. Vector ke-6 dari teori ini adalah Developing Purpose. Vector ini menggambarkan mengenai kemampuan mahasiswa dalam mengukur minat dan pilihan, menentukan tujuan, membuat perencanaan dan bertahan meskipun terdapat hambatan. Miller, Galanter, dan Pribram (1960) dalam buku Education and Identity oleh Arthur W Chickering, menjelaskan bahwa perencanaan dan tujuan akan membimbing perilaku seseorang agar mengarah pada tujuan (purpose) yang telah ditetapkannya. Membangun tujuan hidup (purpose) membutuhkan rumusan perencanaan untuk tindakan dan satu set prioritas yang mengintegrasikan tiga elemen utama, yaitu: bidang pekerjaan, minat pribadi, dan komitmen berkeluarga. Membangun kejelasan purpose melibatkan peningkatan intentionality dalam melaksanakan kegiatan sehari hari. Menjadi intentional berarti memiliki keterampilan dalam memilih prioritas secara sadar, dalam menyelaraskan tindakan dengan tujuan yang telah dibuat, kemudian dalam memotivasi diri secara konsisten terhadap goal, serta tekun walaupun menghadapi rintangan.

4 Saat ini banyak fakultas dan jurusan yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi. Universitas X adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki Fakultas Psikologi yang juga banyak diminati oleh calon mahasiswa. Lulusan Sarjana Psikologi dapat bekerja menjadi Human Resource Development (HRD), guru Bimbingan Penyuluhan (BP) di sekolah, terapist, tester, scorer, dan trainer. Fakultas Psikologi Universitas X juga menyediakan mata kuliah sertifikasi bagi mahasiswanya. Mahasiswa dapat memilih bidang-bidang dalam Psikologi seperti Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, ataupun Klinis sesuai dengan minat mahasiswa. Bila mahasiswa telah mengetahui minatnya pada bidang psikologi, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah sertifikasi yang sesuai dengan bidangnya, sehingga ketika lulus menjadi Sarjana Psikologi, mereka dapat bekerja sesuai dengan kompetensi yang telah dibekali selama masa kuliah. Fakultas Psikologi juga memiliki banyak komunitas di dalamnya. Salah satu komunitas di dalam Fakultas Psikologi adalah senat mahasiswa. Senat Mahasiswa adalah Badan Perwakilan Mahasiswa tertinggi yang diakui dan diizinkan berada dalam lingkungan yang bersifat kekeluargaan dan cinta almamater serta merupakan bagian dari masyarakat belajar. Adapun visi dari Senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X adalah menjadi senat mahasiswa yang menjunjung tinggi karakter pemimpin yang melayani untuk mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi dengan berlandaskan pada Ketuhanan yang Maha Esa. Misi Senat Fakultas Psikologi Universitas X adalah melaksanakan kegiatan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia,

5 keilmuan, minat dan bakat, serta kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan Fakultas Psikologi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat luas serta meningkatkan kualitas dan potensi mahasiswa; mensosialisasikan dan mengaplikasian ilmu psikologi kepada seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi dan masyarakat luas; pengadaan sarana untuk menampung dan merealisasikan seluruh aspirasi, minat, dan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi; mengaplikasikan ilmu psikologi guna mengembangkan potensi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X. Kitab Primbon Senat Psikologi tahun 2011-2012.) Senat mahasiswa adalah suatu komunitas yang menawarkan kegiatan berorganisasi bagi mahasiswanya yang memenuhi persyaratan untuk menjadi pengurus senat. Beberapa persyaratan untuk menjadi pengurus senat diantaranya mahasiswa harus memiliki ipk minimal 2,75, selain itu mahasiswa tersebut harus sudah mengikuti dan lulus psikologi bungsu, dan persyaratan lainnya. Mahasiswa yang merasa telah memiliki semua persyaratan boleh mengajukan diri menjadi pengurus senat untuk belajar berorganisasi. Hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa yang merasa memenuhi seluruh persyaratan secara sadar memilih senat sebagai kegiatan di kampus selain kuliah. Jabatan sebagai pengurus senat yang juga berarti perwakilan dari seluruh mahasiswa dalam fakultas tersebut menjadi salah satu gambaran identitas dirinya. Senat Fakultas Psikologi memiliki banyak kegiatan yang dikelompokan dalam bidang bidang seperti: psikologi bungsu, training, open house, studi

6 banding, seminar, psycology competition, bedah buku, bedah film, Sepekan Keakraban Psikologi (SKP), malam keakraban, Lokakaria Anak dan Remaja (LAR), desa binaan, psikologi peduli, dan psychology fair. Pengurus senat wajib mengurus dan mengatur persiapan dan jalannya kegiatan sesuai bidang masing masing. Pengurus senat harus sering berinteraksi dengan dosen yang membimbing kegiatan kegiatan tersebut. Hal itu membuat para pengurus senat menjadi lebih kenal dan dekat dengan dosen yang memiliki pengetahuan serta keterampilan. Pengurus senat lebih banyak memiliki kesempatan untuk mendapat pengetahuan yang lebih daripada mahasiswa biasa mengenai bidang pekerjaan yang mereka minati yang sesuai dengan bidang psikologi. Selain itu, pengurus senat pun menjadi tidak segan untuk berkonsultasi dengan dosen dosen mengenai perkuliahan ataupun rancangan purpose yang ingin mereka capai setelah lulus kepada dosen dosen. Ditengah kesibukan mahasiswa sebagai pengurus senat, mereka juga harus mempertahankan ipk minimal mereka yaitu 2,75. Oleh karena itu, pengurus senat harus menyelesaikan tugas - tugas perkuliahan dan mempersiapkan ujian. Pengurus senat terbiasa membuat perencanaan dan membagi waktu antara kuliah, kewajiban menjadi pengurus senat, dan kegiatan lain diluar. Pengaturan waktu dan perencanaan yang terbiasa dibuat pengurus senat memungkinkan mereka membuat perencanaan akan masa depannya. Hingga saat ini telah banyak yang melakukan penelitian mengenai vectorvector yang terdapat pada 7 vector yang dibuat Arthur W Chikering. Beberapa diantaranya: penelitian mengenai kemampuan Interdependence dari mahasiswa

7 Fakultas Kedokteran angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 di Universitas X kota Bandung, penelitian mengenai Stage of Integrity Pemimpin Kelompok Kecil PMK di Universitas X Bandung. Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang meneliti pengurus senat mahasiswa sebagai subjeknya, dan belum ada penelitian mengenai purpose yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Survey dilakukan kepada 10 orang pengurus senat dan ditanyakan mengenai beberapa hal. Diberikan 6 pertanyaan tertutup dan disediakan pilihan jawaban. Pertanyaan pertama adalah apakah saudara telah mengetahui pasti bidang pekerjaan apa yang saudara inginkan setelah lulus sarjana?. Pertanyaan kedua adalah Menurut saudara, apakah terdapat hubungan menjadi pengurus senat dengan cita-cita yang saudara dambakan?. Pertanyaan ketiga adalah apakah saudara memiliki ketertarikan pribadi akan suatu hal / bidang yang melebihi dari sekedar hobi sehingga membuat saudara ingin menjadikannya salah satu tujuan hidup saudara?. Pertanyaan keempat adalah apakah menjadi pengurus senat mahasiswa mendukung ketertarikan pribadi saudara diatas?. Pertanyaan kelima adalah apakah saudara telah memiliki rencana untuk membentuk keluarga?. Pertanyaan keenam adalah apakah saudara telah memiliki gambatan keluarga seperti apa yang saudara inginan?. Berdasarkan survey diperoleh informasi sebagai berikut. Pertanyaan pertama adalah apakah telah mengetahui pasti bidang pekerjaan yang diinginkan setelah lulur sarjana. Dari 10 orang yang disurvey, 7 orang (70%) mengatakan bahwa mereka belum mengetahui pasti bidang pekerjaan yang diinginkan setelah

8 lulus sarjana. 3 orang (30%) sisanya mengatakan bahwa mereka sudah tahu pasti bidang pekerjaan yang diinginkan setelah lulus sarjana yaitu: 2 orang yang ingin bekerja di bidang Psikologi Industri Organisasi (PIO), dan 1 orang yang ingin bekerja di bidang psikologi perkembangan. Pertanyaan kedua adalah apakah terdapat hubungan menjadi pengurus senat dengan cita-cita yang saudara dambakan. Dari 10 orang yang disurvey, keseluruhnya menjawab Ya dengan berbagai alasan yang mendukung diantaranya: melatih soft skill, pengalaman menjadi leader, belajar berelasi, belajar berorganisasi, belajar komunikasi dan belajar bekerja sama. Hal itu berarti menurut mereka terdapat hubungan antara menjadi pengurus senat mahasiswa dengan cita cita mereka. Pertanyaan ketiga adalah apakah saudara memiliki ketertarikan pribadi yang melebihi dari sekedar hobi sehingga membuat saudara ingin menjadikannya salah satu tujuan hidup. Dari 10 orang yang disurvey, 8 orang (80%) menjawab Belum yang berarti mereka masih belum menemukan hal apa yang benar-benar mereka minati, 1 orang (10%) menjawab tidak tahu, dan 1 orang (10%) sisanya menjawab ya yang berarti ia sudah mengetahui minat pribadinya yaitu minat pada design. Pertanyaan keempat adalah apakah menjadi pengurus senat mahasiswa mendukung ketertarikan pribadi saudara. Dari 10 orang yang disurvey, 8 orang (80%) menjawab bahwa mereka tidak mengetahui apakah menjadi pengurus senat mendukung minatnya, 2 orang (20%) sisanya menjawab bahwa ada menjadi pengurus senat mendukung minatnya.

9 Pertanyaan kelima adalah apakah saudara telah memiliki rencana untuk membentuk keluarga. Terdapat 6 orang (60%) yang menjawab bahwa mereka belum memiliki rencana untuk membentuk keluarga. Sementara 4 orang (40%) sisanya mengatakan sudah memiliki rencana untuk membentuk keluarga. Pertanyaan keenam adalah apakah telah memiliki gambaran keluarga seperti apa yang diinginkan. Dari 10 orang, 6 orang (60%) mengatakan belum, sementara 4 orang (40%) sisanya menjawab Ya dengan berbagai gambaran keluarga yang diinginkan seperti: keluarga kecil dengan rumah minimalis, keluarga yang saling mendukung, keluarga dengan ibu yang bekerja serta mengurus anak, keluarga dengan ibu yang bekerja setengah hari. Berdasarkan hasil survey didapatkan beberapa informasi. Pada elemen bidang pekerjaan, dari 10 orang yang disurvey terdapat 7 orang (70%) yang belum mengetahui pasti bidang pekerjaan yang diinginkan setelah lulus sarjana. Pada elemen minat pribadi terdapat 9 orang (90%) yang belum mengetahui minatnya. Pada elemen komitmen berkeluarga terdapat 6 orang (60%) yang belum memiliki rencana untuk membentuk keluarga. Dari hasil survey tersebut terdapat sebagian besar pengurus senat yang masih belum memiliki kejelasan purpose pada elemen elemennya. Hal tersebut tidak sejalan dengan yang diharapkan. Pengurus senat sebagai wakil dari seluruh mahasiswa yang ada dalam fakultas tersebut menggambarkan gambaran umum dari keadaan mahasiswa didalamnya. Pengurus senat juga telah terbiasa membuat perencanaan, mengatur waktu antara mengerjakan tugas tugas kuliah, kewajiban sebagai pengurus senat, dan kegiatan lain di luar kampus, sehingga mereka juga diharapkan memiliki perencanaan

10 mengenai masa depannya. Selain itu, pengurus senat terbiasa mengurusi kegiatan senat dengan berkonsultasi dengan dosen sehingga pengurus senat lebih mudah dan dekat untuk berkonsultasi mengenai rancangan masa depannya kepada dosen yang dirasa dekat. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai purpose yang dimiliki pengurus senat Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Dari penelitian ini ingin diketahui apakah pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung telah memiliki kejelasan purpose. 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Untuk memperoleh gambaran mengenai kejelasan developing purpose yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas X kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kejelasan developing purpose dari pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas X kota Bandung pada elemen elemennya yaitu bidang pekerjaan, minat pribadi, dan komitmen berkeluarga serta vector-vector lain yang memengaruhinya, yaitu: developing competence,

11 managing emotion, moving through autonomy toward interdependence, developing mature interpersonal relationship, establishing identity. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Memberikan informasi bagi Psikologi Perkembangan mengenai kejelasan purpose yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung menurut teori seven vectors dari education and identity yang dikembangkan oleh Arthur W Chickering. Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Purpose pada pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.4.2 Kegunaan Praktis Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung mengenai purpose yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi, sebagai salah satu area pengembangan diri mahasiswa selama mengikuti studi di perguruan tinggi. Memberikan informasi kepada pihak Fakultas, bagian kemahasiswaan dan dosen wali, mengenai purpose pada mahasiswa, khususnya pengurus senat sehingga dapat turut menolong mahasiswa dalam merencanakan purpose melalui pelatihan atau upaya lain yang dapat membekali mahasiswa dengan kemampuan merencanakan purpose yang jelas.

12 1.5 Kerangka Pikir Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X memiliki kisaran usia 18-21 tahun. Menurut Santrock (2002) rentan usia masa dewasa awal berawal dari usia 18 tahun hingga 40 tahun, dimulai dari saat individu meninggalkan masa remajanya untuk menghadapi dunia kerja, atau saat individu meninggalkan masa sekolah untuk memasuki dunia perkuliahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X Bandung sudah berada pada masa dewasa awal. Pada tahap ini, individu mulai memusatkan diri pada pertemanan yang dekat (intimacy) dan pekerjaan / karir. Peralihan untuk menjadi seorang dewasa ditandai dengan penentuan komitmen, baik yang berhubungan dengan pernikahan, anak, pekerjaan ataupun gaya hidup. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi perlu mengembangkan tujuan hidup (purpose) yang jelas sehingga ketika lulus dan menjadi sarjana, mereka mengetahui apa yang akan mereka lakukan yang juga telah dibentuk dari sejak menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Penelitian ini mengacu kepada teori the seven vectors of student development dari Arthur W Chickering yang khusus membahas area perkembangan diri mahasiswa selama di perguruan tinggi. Vector ke-6 adalah developing purpose. Developing purpose merupakan pengarahan diri yang terintegrasi dengan pilihan bidang pekerjaan, minat pribadi, serta komitmen berkeluarga. Kejelasan purpose yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas

13 Psikologi Universitas X Bandung turut didukung oleh vector vector yang menunjang purpose, yaitu: developing competence, managing emotion, moving through autonomy toward interdependence, developing mature interpersonal relationship, establishing identity. Vector pertama adalah developing competence, terdapat tiga jenis kompetensi yang dikembangkan pada vector ini, yaitu: kompetensi intelektual, keterampilan fisik dan manual, dan kompetensi interpersonal. Apabila pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi memenuhi tugas - tugas perkembangan pada vector ini maka pengurus senat mahasiswa telah memiliki kompetensi - kompetensi yang diharapkan dicapai pada vector pertama ini. Hal itu akan menunjang purpose yang dikembangkan pada ketiga elemennya yakni: bidang pekerjaan, minat pribadi, komitmen berkeluarga. Dengan memiliki kompetensi, pengurus senat dapat lebih yakin memilih bidang pekerjaan / tipe pekerjaan seperti apa yang ia inginkan. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah memiliki keterampilan fisik dan manual akan mengetahui pasti area minat yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Kompetensi interpersonal membantu pengurus senat mahasiswa mengembangkan kemampuan mendengarkan, membina relasi, dan bekerja sama dengan kelompok sehingga turut menunjang kejelasan purpose elemen komitmen berkeluarga dan bidang pekerjaan yang dipilih Vector kedua adalah managing emotion. Pada vector ini mahasiswa belajar untuk mengerti, menerima, dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai. Apabila pengurus senat mahasiswa telah mencapai tugas perkembangan pada

14 vector ini berarti mereka telah matang secara emosi sehingga pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi dapat dengan yakin menentukan pilihan pekerjaan seperti apa yang diinginkan, bidang minat yang disukai, dan pilihan gaya hidup yang akan dijalaninya. Vector ketiga adalah moving through autonomy toward interdependence. Pada vector ini mahasiswa belajar untuk mandiri baik secara emosional maupun intrumental. Mandiri secara emosional berarti bebas dari kebutuhan akan kasih sayang, keyakinan, dan penerimaan. Mandiri secara instrumental berarti mampu untuk mengatur kegiatan, memecahkan masalah dengan cara yang mandiri, dan mampu untuk menjadi aktif. Pengurus senat mahasiswa yang telah mampu mandiri secara emosional dan instrumental berarti mampu mengatur dan membuat perencanaan akan masa depannya. Vector keempat adalah developing mature interpersonal relationship. Pada vector ini mahasiswa belajar untuk menghargai dan mengerti orang lain. Mahasiswa belajar perbedaan budaya dan menghargainya sebagai perbedaan. Selain itu, mahasiwa belajar menjadi kompeten dalam membangun relasi jangka panjang. Keterampilan yang dibangun pada vector ini akan mendukung pengurus senat mahasiswa dalam menentukan pilihan bidang pekerjaan yang diinginkan, bidang minat yang disukai, serta pilihan gaya hidup yang akan dijalani. Pada vector ini individu belajar menjalin relasi yang dewasa dengan orang lain yang mungkin memiliki banyak perbedaan. Hal itu akan memperkaya pengetahuan dan pertimbangan yang dimiliki pengurus senat mahasiswa Fakultas psikologi dalam mengembangkan purpose.

15 Vector kelima adalah establishing identity. Pada vector ini mahasiswa membicarakan bagaimana mahasiswa menjadi nyaman atas dirinya sendiri yang meliputi penampilan fisik, gender, identitas seksual, etnis, dan peran sosial. Apabila pengurus senat mahasiswa telah mampu mencapai tugas perkembangan pada vector ini berarti pengurus senat mahasiswa telah mengetahui pasti mengenai gambaran dirinya termasuk apa yang ia sukai, apa yang ia inginkan, apa yang paling sesuai dengan gambaran dirinya. Hal itu akan menjadi pertimbangan bagi pengurus senat mahasiswa dalam mengembangkan purpose. Terdapat 3 elemen purpose yaitu bidang pekerjaan, minat pribadi dan komitmen berkeluarga. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah memiliki kejelasan di salah satu elemen, dapat juga belum memiliki kejelasan di elemen lainnya. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi dapat pula memiliki kejelasan di ketiga elemen tersebut. Mengembangkan purpose juga melibatkan peningkatan dalam intentionality dalam melaksanakan kehendak pribadi pada kehidupan sehari-hari. Kejelasan purpose berkaitan dengan kemampuan pengarahan diri (intentionallity) yang dimiliki setiap individu. Menjadi intentional berarti memiliki keterampilan dalam memilih prioritas, menyelaraskan tindakan dengan tujuan, memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, dan tetap tekun walaupun menghadapi hambatan atau kegagalan. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami peningkatan dalam intentionallity akan menunjukan purpose yang jelas pada elemen - elemennya, yaitu: bidang pekerjaan, minat pribadi, dan komitmen berkeluarga. Apabila pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi tidak

16 mengalami peningkatan dalam intentionallity maka hal itu akan menunjukkan purpose yang tidak jelas pada elemen - elemen purpose. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang jelas pada elemen bidang pekerjaan. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang mampu secara sadar memilih prioritas, misalnya pengurus senat mahasiswa yang telah mengetahui bidang pekerjaan apa yang mereka inginkan ketika dihadapkan pada pilihan antara mengikuti seminar mengenai bidang pekerjaan yang diinginkan atau menerima tawaran reuni dengan teman sekolah maka ia akan mengabaikan tawaran reuni dengan teman sekolah untuk menghadiri seminar tersebut. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami pengingkatan intentionality adalah mereka yang menyelaraskan tindakan dengan tujuan, misalnya diantara banyak mata kuliah sertifikasi yang disediakan fakultas, pengurus senat mahasiswa akan memilih mata kuliah sertifikasi yang menunjang bidang pekerjaan yang ia inginkan sehingga pilihan pilihan yang ia buat mencerminkan tujuan mereka. Pengurus senat mahasiswa yang telah mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang mampu memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya jika tujuan yang ingin ia capai adalah berkerja pada bidang tertentu yang ia inginkan maka ia akan menentukan target target jangka pendek yang ingin dicapai, seperti mendapat nilai A pada mata kuliah sertifikasi yang ia pilih. Pengurus senat mahasiswa yang telah mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tekun walaupun menghadapi

17 hambatan atau kegagalan, misalnya jika tujuannya adalah bekerja pada bidang psikologi klinis namun mendapat nilai D untuk mata kuliah psikologi abnormal maka pengurus senat mahasiswa tersebut tetap mengulang mata kuliah psikologi abnormal tersebut dan berusaha mendapat nilai yang baik. Sebaliknya, pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang tidak jelas pada elemen bidang pekerjaan. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak mampu secara sadar memilih prioritas misalnya mereka tidak mengetahui ingin bekerja pada bidang apa sehingga ketika dihadapkan pada pilihan kegiatan yang harus mereka ikuti, mereka tidak memilih kegiatan yang akan membangun tujuannya. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak mampu menyelaraskan tindakan dengan tujuan, misalnya ia ingin bekerja pada bidang psikologi klinis namun ia memilih sertifikasi perilaku konsumen yang sebenarnya adalah bagian dari bidang psikologi industri dan organisasi. Hal itu menunjukkan bahwa pilihan pilihan yang dibuat tidak menggambarkan tujuannya. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya memiliki tujuan untuk bekerja pada bidang psikologi industri namun tidak ada target jangka pendek yang ingin dicapai, ia hanya sekedar menjalani rutinitas kuliah. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak tekun hadapi hambatan atau

18 kegagalan, misalnya memiliki tujuan bekerja pada bidang psikologi klinis namun mendapat nilai D untuk mata kuliah psikologi abnormal. Ia tidak mau mengambil kembali mata kuliah tersebut dan berusaha mencapai nilai maksimal melainkan hanya sekedar mengambil remedial. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang jelas pada elemen minat pribadi. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang mampu secara sadar memilih prioritas, misalnya mereka yang menemukan minat baru yang lebih dari sekedar hobi dan menjadikan hal tersebut tujuan yang inign dicapai dalam hidup, contohnya senang travelling sehingga di masa depan ia ingin memiliki sebuah perusahaan tour and travel sehingga saat ini ia memutuskan untuk lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari tahu banyak informasi mengenai minat baru yang lebih berguna untuk masa depan daripada menghabiskan waktu untuk sekedar hobi. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada aspek minat pribadi adalah mereka yang menyelaraskan tindakan dengan tujuan, misalnya apabila tujuan hidup yang ingin dicapai di masa depan adalah membuka perusahaan tour and travel sesuai dengan minat baru yang ia temui saat dalam perguruan tinggi maka ia lebih sering mengikuti seminar atau pelatihan tentang entrepreneur yang diadakan oleh motivator terbaik sesuai dengan minat baru yang ditemui. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang mampu

19 memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya apabila tujuan yang ingin dicapai di masa depan adalah membuka perushaan tour and travel yang besar maka mereka berusaha mencapai tujuan hidupnya tersebut dengan membuat target-target prestasi jangka pendek yang dapat dicapai sehingga memotivasi dirinya mencapai tujuan di masa depan. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang tekun walaupun menghadapi hambatan atau kegagalan, misalnya menemukan kegagalan saat mencapai target jangka pendek yang ingin dicapai dalam perjalanan mencapai tujuan membuat perusahaan tour and travel namun tetap kembali berusaha mencapai kembali target baru yang dibuat. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang tidak jelas pada elemen minat pribadi. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak mampu secara sadar memilih prioritas, misalnya mereka yang belum menemukan minat baru yang lebih dari sekedar hobi. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak mampu menyelaraskan tindakan dengan tujuan, misalnya telah menemukan minat baru yaitu tertarik pada dunia musik dan ingin membuka sekolah musik namun ia tidak belajar musik, tidak mencari tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuka sekolah musik sehingga kegiatan / aktivitas yang dijalankan tidak menggambarkan / mencerminkan tujuannya. Pengurus senat mahasiswa Fakultas

20 Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya memiliki keinginan membuka sekolah musik namun tidak bersemangat untuk mencari tahu informasi / pengetahuan mengenai hal tersebut. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak tekun hadapi hambatan atau kegagalan, misalnya telah mencari informasi mengenai hal hal yang diperlukan untuk membuat sekolah musik dan merasa sulit sehingga langsung mengurungkan keinginannya untuk membuat sekolah musik. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang jelas pada elemen komitmen berkeluarga. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang mampu secara sadar memilih prioritas, misalnya tujuan yang ingin dicapai yaitu membangun keluarga maka jika dihadapkan pada pilihan melanjutkan pendidikan atau berkeluarga maka ia akan memilih membangun keluarga terlebih dahulu karena itu merupakan tujuan hidupnya. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang menyelaraskan tindakan dengan tujuan, misalnya berkeluarga adalah tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu sehingga ia senang mencari tahu biaya paket pernikahan di berbagai wedding organizer. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang mampu

21 memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya memiliki batas usia maksimal untuk menikah sehingga memotivasi untuk mencari pasangan yang paling tepat menurutnya agar target menikah di usia yang sudah ditentukan dapat tercapai. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah mengalami peningkatan intentionality pada elemen minat pribadi adalah mereka yang tekun walaupun menghadapi hambatan atau kegagalan, misalnya tujuan yang ingin dicapai setelah lulus sarjana adalah membentuk keluarga maka ia tidak putus asa dalam mencari pasangan yang tepat meskipun sulit atau hubungan dengan pasangan sebelumnya berakhir. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan dalam intentionality akan menunjukan purpose yang tidak jelas pada elemen komitmen berkeluarga. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak mampu secara sadar memilih prioritas, misalnya mereka yang tujuan hidupnya bukan membangun keluarga sehingga tidak tertarik merencanakan pernikahan atau kehidupan berkeluarga. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak menyelaraskan tindakan dengan tujuan, seperti menghindari pembicaraan mengenai kehidupan pernikahan karena pernikahan bukan merupakan tuuan utama dalam hidup. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan, misalnya tidak memiliki batas usia maksimal untuk menikah sehingga tidak termotivasi untuk membangun keluarga. Pengurus

22 senat mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum mengalami peningkatan intentionality adalah mereka yang tidak tekun hadapi hambatan atau kegagalan, misal: tidak berusaha menjalin relasi yang serius dengan lawan jenis setelah pernah mendapat penolakan sehingga sulit untuk mencapai tujuannya yaitu membangun keluarga. Pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi akan menujukkan purpose yang jelas pada elemen - elemennya yakni: bidang pekerjaan, minat pribadi atau komitmen berkeluarga; apabila mereka memiliki intentionality yang baik. Untuk memperjelas uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan seperti berikut :

23 Develop ing Compet ence Bidang Jelas Managing Emotion pekerjaan Minat Tidak Jelas Jelas Moving Through Autonom y Toward Interdepe ndence Pengurus Senat Fakultas Psikologi Universitas X Bandung Developing Purpose Intentionallity: pribadi Komitmen berkeluarga Tidak Jelas Jelas Tidak Jelas Developing Mature Interpersonal Relationship Identity Secara sadar memilih prioritas. Menyelaraskan tindakan dengan tujuan. Memotivasi diri secara konsisten terhadap tujuan. Tekun walaupun menghadapi hambatan atau kegagalan Bagan 1.5 Kerangka Pikir

24 1.6 Asumsi - Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini telah mengembangkan identitas sebagai pengurus senat mahasiswa Fakultas Psikologi. - Developing purpose dari mahasiswa ditunjang oleh vector vector yang dikembangkan sebelumnya yaitu: developing competence, managing emotion, moving through autonomy toward interdependence, developing mature interpersonal relationship, establishing identity. - Developing purpose dapat diukur melalui ketiga elemennya, yakni: bidang pekerjaan, minat pribadi, dan komitmen berkeluarga.