BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Individu yang merasakan kesejahteraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan tidak pernah lepas dari masalah. Masalah dapat muncul dari berbagai setting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Koping Religius. menimbulkan masalah dinamakan koping. Koping adalah kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebutuhan baik yang bersifat fisik, psikis maupun sosial. Karena kebutuhan inilah

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA UMS SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. Pada bab ini akan dijelaskan permasalahan penelitian dengan. kesimpulan hasil penelitian, diskusi, serta saran untuk penelitian sejenis

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DAN KOPING RELIGIUS PADA MAHASISWA SKRIPSI OLEH: KAMARUZZAMAN NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan batasan yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini.

HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA HAMIL DI LUAR NIKAH Frita Khobirotun Nikmah Dosen Pembimbing: Dr. M. Mahpur, M. Si 2014

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang paling indah dalam kisah hidup seseorang. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktifitas yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA GURU MTS NEGERI BUKIT RAYA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being

Eni Yulianingsih F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Uji Asumsi Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dilakukan uji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah dengan memaafkan. Memaafkan adalah salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

DAFTAR PUSTAKA. Agustin Wahyuningsih Endang R Surjaningrum, M.Appl. Psych. (2013) Usia Dewasa Awal Berstatus Menikah", Jurnal Psikologi Klinis dan

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2014), terlebih bagi individu yang sudah bekerja dan hanya memiliki latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN TANGGUH (HARDINESS) DENGAN SIKAP MENTAL WIRASWASTA PADA MAHASISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran siswa, sebab tanpa ada pemahaman materi shalat fardhu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA SUBJECTIVE WELL BEING DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. ASIA FORESTAMA RAYA PEKANBARU SKRIPSI

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN MALIKI Malang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DUSUN PANJANG PANJANGREJO PUNDONG BANTUL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagiaan di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis orang tersebut sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Individu yang merasakan kesejahteraan pasti akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan lahir bathin. Tidak lepas dari itu, di dalam dunia pendidikan diajarkannya bagaimana individu untuk mencapai kesejahteraan. Banyaknya permasalahan yang terjadi dikehidupan terkadang membuat manusia seringkali mengalami keputusasaan dan kegelisahan di karenakan tidak merasakan adanya ketenangan ataupun kebahagiaan di dalam hidupnya. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi individu sehingga berpengaruh pada kesehatan mentalnya. Jika individu tidak kuat dalam menghadapi permasalahan yang ada, akan mengakibatkan stress bahkan sampai pada depresi (Stuart dan Sundeen, 1995). Banyak permasalahan yang terjadi di kalangan mahasiswa, dari permasalahan konflik antar teman, permasalahan dengan masyarakat dan pribadi, pergaulan bebas, sulitnya dalam mengemukakan pendapat, serta prestasi akademik yang mana salah satu permasalahan tersebut dapat menimbulkan kecemasan, kegelisahan, turunnya motivasi sampai pada tingkat stress dan depresi, yang berdampak pada terganggunya konsentrasi mahasiswa dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Mahasiswa akan dapat mengembangkan potensi dan tujuan hidupnya jika mereka merasakan kesejahteraan 1

psikologis dalam dirinya. Sehingga perlunya bagi sebuah Universitas membantu mahasiswa dalam pencapaian kesejahteraan psikologisnya. Menurut Ryff (1989) kesejahteraan psikologis adalah suatu kondisi seseorang di mana dia berusaha untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri bahkan menyadari keterbatasan mereka sendiri (penerimaan diri), hubungan positif dengan orang lain, perkembangan atau pertumbuhan pribadi, membentuk lingkungan sendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi (penguasaan lingkungan), menentukan nasib sendiri dan otoritas pribadi (kemandirian), up aya seseorang dalam menemukan kehidupan yang bermakna (tujuan hidup). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) merupakan salah satu kampus di Indonesia yang berbasis agama Islam. Banyak dari mahasiswa-mahasiswa UIN Suska Riau yang melaksanakan shalat lima waktu secara rutin dan banyaknya aktivitas keagamaan yang dilakukan mahasiswanya. Hal tersebut menjadikan UIN Suska Riau diidentifikasikan sebagai kampus yang religius dan mahasiswa UIN Suska di identifikasikan sebagai mahasiswa yang religiusitas. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam religiusitas adalah orientasi religius. Menurut Allport dan Ross (1967) Orientasi religius merupakan kemampuan individu untuk menempatkan diri dalam kenyataan atau lingkungan dengan berpedoman pada berbagai hal yang diyakininya dalam agamanya. Kajian tentang orientasi religius yang paling terkenal dikembangkan oleh Allport dan Ross (1967) yang menyatakan bahwa orientasi religius individu dibagi menjadi dua, yaitu orientasi ekstrinsik dan intrinsik. 2

Mahasiswa berorientasi religius ekstrinsik cenderung memanfaatkan agama menurut kerangka kegunaan dan umumnya mengembangkan keyakinan agama secara selektif, sejauh sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan primernya. Agama berguna untuk mendukung kepercayaan diri, memperbaiki status, bertahan melawan kenyataan atau memberi sanksi pada suatu cara hidup. Mereka mengarahkan diri kepada Tuhan, tetapi tidak bertolak dari dirinya sendiri, mereka digerakkan oleh apa yang bisa mereka dapatkan dari agama, lebih berorientasi pada keyakinan dan kehidupan internal tanpa memperbaiki konsekuensi eksternal. Mahasiswa berorientasi intrinsik memperlihatkan motivasi utama dalam agama yang dianutnya, lebih memusatkan pada kepentingan agama yang mengatur dan menggerakkan seluruh aktivitas kehidupannya. Agama diterima sebagai faktor pemandu. Mahasiswa berusaha untuk menginternalisasikan dan mengikuti ajaran agamanya secara penuh. Mereka akan mengintegrasikan dan menyelaraskan kebutuhan lainnya sekuat apapun dengan keyakinan dan ajaran-ajaran agama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa religiusitas, termasuk di dalamnya orientasi religius mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukma Adi Galuh Amawidyati dan Muhana Sofiati Utami (2005) menunjukkan bahwa religiusitas mempengaruhi kesejahteraan psikologis (psychological well being), penelitian menemukan bahwa semakin tinggi religiusitas individu maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis individu tersebut. Townsend dan Kladder (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh seseorang akan mempengaruhi kesehatan mental dan psychological 3

well being. Dalam penelitian M. Noor Hadjam dan Arif Nasiruddin (2003) menemukan bahwa faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan psikologis. Penelitian Jenny L. Setiawan (2007) juga menemukan orientasi intrinsik membuat seseorang turut aktif dalam kegiatan keagamaan. Sturgeon dan Hamley (1979) menemukan bahwa orang dengan orientasi religius intrinsik memiliki pengalaman eksistensial yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang berorientasi ekstrinsik. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengenai orientasi religius dan kesejahteraan psikologis karena itu peneliti memilih judul : Hubungan antara orientasi religius dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumusankan bahwa permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan orientasi religius dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui ada tidaknya hubungan orientasi religius dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. 4

D. Keaslian Penelitian Penelitian Putri JZ (2009) dengan judul Hubungan Orientasi Religius Dengan Komitmen Organsasi Pegawai ESQ Leadership Center. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa terdapat hubungan orientasi religius dengan komitmen Organisasi Pegawai ESQ Leadership Center dengan signifikansi probabilitas hitung (0,049) < signifikansi (0,005), artinya semakin baik orientasi religius, maka semakin meningkat komitmen organisasi. Kesimpulan dari penelitiannya adalah terdapat keberagaman orientasi religius pada perusahaan ESQ Leadership Center, Jakarta. Penelitian Amawidyati S.A.G dan Muhana Sofiati Utami (2005) dengan judul Religiusitas dan psychological well being pada korban gempa di Yogyakarta. Hasil dari penelitiannya adalah menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara religiusitas dan psychological well being korban gempa. Penelitian Zainul Aripin dan In Tri Rahayu (2007) dengan judul hubungan antara orientasi religius, locus of control dan psychological well being mahasiswa fakultas psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Berdasar perhitungan menggunakan analisa korelasi product moment antara psychological well being dengan orientasi religius diprol xy = 0,350 p = 0,001. ini berarti terdapat korelasi positif antara psychological well being dengan orientasi religius (p<0,050), hal ini berarti semakin internal orientasi religius seseorang maka semakin tinggi psychological well beingnya, sebaliknya semakin eksternal orientasi religius seseorang semakin rendah psychological well being nya. Sedangkan analisa korelasi antara psychological well 5

being dengan Locus of control diperoleh rxy = 0,534, p=0,000, hal ini menunjukkan semakin internal locus of control seseorang, maka semakin tinggi pula psychological well being seseorang sebaliknya semakin eksternal locus of control seseorang semakin rendah psychological well being seseorang. Penelitian Wahyu Wicaksono dan Sito Meiyanto (2003) dengan judul ketakutan terhadap kematian ditinjau dari kebijaksanaan dan orientasi religius pada periode remaja akhir yang berstatus mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kebijaksanaan dengan ketakutan terhadap kematian. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat hubungan negatif antara orientasi religius intrinsik dengan ketakutan terhadap kematian diterima. Hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara orientasi religius ekstrinsik dengan ketakutan terhadap kematian diterima. Penelitian-penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, akan menjadi referensi bagi peneliti untuk mengembangkan sebuah penelitian pada variabel yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan pada penelitian sebelumnya terletak pada variabel dan subjek yang digunakan, disini peneliti ingin melihat kesejahteraan psikologis pada mahasiswa psikologi UIN Suska Riau ditinjau dari orientasi religiusnya. 6

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi khazanah keilmuan dalam bidang ilmu psikologi, khususnya berkaitan orientasi religius dan kesejahteraan psikologis. 2. Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa dapat menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan pada dirinya dengan cara memperdalam dan mengamalkan ilmu agamanya. b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan digunakan sebagai bahan perbandingan dan menambah wacana pemikiran untuk mengembangkan, memperdalam serta memperkaya teoritis mengenai hubungan antara orientasi religius dengan kesejahteraan psikologis. Agar penelitian ini berguna bagi masyarakat, dunia pendidikan dan psikologi 7