HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan.

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN ANTARA SUAMI PEROKOK DAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1 Depresi pernafasan bayi baru lahir dikarenakan faktor kehamilan dam faktor persalinan. Faktor kehamilan dari sebab maternal salah satunya adalah grande multipara. Untuk paritas tiga atau lebih dapat meningkatkan ersiko persalinan dengan tindakan. Selain faktor kehamilan dan persalinan, depresi pernafasan bayi juga disebabkan oleh faktor antepartum dan intrapartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas ibu bersalin dengan asfiksia neonatorum. Penelitian ini merupakan peneliltian deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling yaitu dengan menggunakan batasan satu bulan, Uji statistic yang digunakan adalah Chi-square dengan taraf signifikansi 5%. Dari hasil penelitian ternyata tidak ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan asfiksia neonatorum. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan variabel usia ibu, umur kehamilan, ANC dan jenis persalinan. Kata kunci : paritas, asfiksia

I. LATAR BELAKANG Paritas adalah jumlah kehamilan yang memperoleh janin yang dilahirkan. Paritas yang tinggi memungkinkan terjadinya penyulit kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan terganggunya transport O 2 dari ibu ke janin yang akan menyebabkan asfiksia yang dapat dinilai dari Apgar Score menit pertama setelah lahir (Manuba, 1998). Oxorn (1996) mengemumakan bahwa depresi pernafasan bayi baru lahir dikarenakan kehamilan dan faktor persalinan. Faktor kehamilan dari sebab meternal salah satunya adalah grande multipara. Untuk paritas 3 atau lebih hasilnya sama yaitu meningkatkan resiko persalinan dengan tindakan. Boedjang (1982) melaporkan bahwa kira-kira 58% kematian yang terjadi pada neonatus disebabkan oleh gangguan pernafasan. Asfiksi neonatorum merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatal di Negara berkembang yaitu sebesar 21,1%, diikuti pneumonia (19%) dan tetanus neonatorum (14,1%) (WHO, 1996). Berdasarkan data dari departemen kesehatan prevalensi asfiksia sekitar 3% per kelahiran atau setiap tahunnya sekitar 144.900 bayi Indonesia dilahirkan dengan asfiksia sedang dan berat (Depkes, 1990). Menurut suvey kesehatan nasional 2001 yang dilakukan badan penelitian dan pengembangan kesehatan Depkes RI untuk penyebab kematian yang ditinjau dari aspek janin atau bayi diperoleh hasil bahwa penyebab kematian tertinggi adalah asfiksia (39%) kemudian premature

dan BBLR (33%), Prevalensi asfiksia di rumah sakit Islam Surakarta adalah 9,8%. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan paritas ibu bersalin dengan asfiksia neonatorum. II. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasional untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu melahirkan di rumah sakit Islam Surakarta sejak tanggal 1-30 Juni 2004 yang berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dam dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data-data tentang identitas responden. Dokumentasi untuk mendapatkan data tentang paritas ibu bersalin atau asfiksia neonatorum. Teknik analisa data dengan menggunakan chi-square dengan program SPSS for window versi 12. Variabel paritas ibu bersalin diukur dari jumlah anak yang dilahirkan hidup dari kehamilan ibu. Paritas dibagi menjadi 3 kelompok : 1. Primipara : jumlah kelahiran 1 2. Multipara : jumlah kelahiran 2-5 3. Grande Multipara : jumlah kelahiran > 5

Variabel asfiksia diukur dengan apgar score, Asfiksia kategorikan atas : 1. Asfiksia berat : apgar score 0 3 2. Asfiksia sedang :apgar score 4 6 3. Asfiksia ringan : apgar score 7 10 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut : TABEL 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Umur F % 15-25 26-35 36-45 10 16 4 33.33 53.3 13.3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden (53.3%) berada dalam kelompok umur 26 35 tahun dan hanya sebagian kecil (13.3%) berada dalam kelompok umur 36 45 tahun. Karakteristik respomden berdasarkan jenis persalinan adalah sebagai berikut :

TABEL 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Persalinan Jenis Persalinan F % Spontan Tindakan SC 10 3 17 33 10 57 Jumlah 30 100 Berdasarkan table 2 terlihat bahwa sebagian besar responden (57%) mengalami persalinan bedah Caesar dan sebagian kecil (10%) melahirkan melalui tindakan. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi antenatal care adalah sebagai berikut : TABEL 3 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Antenatal Care Frekuensi ANC F % 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali >4 kali 2 4 8 10 6 7 13 27 33 20

Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden (33%) melakukan antenatal care sebanyak 4 kali dan hanya sebagian kecil (7%) melakukan antenatal care hanya 1 kali. Karakteristik responden berdasarkan umur kehamilan adalah sebagai berikut : TABEL 4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan Umur Kehamilan F % 28 minggu 28 40 minggu 4 26 13 87 Jumlah 30 100 Berdasarkan table 4 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden (87%) umur kehamilannya adalah 28 40 minggu dan hanya sebagian kecil responden (13%) umur kehamilannya 28 minggu, Sedangkan distribusi responden berdasarkan kondisi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut :

TABEL 5 Distribusi Responden Berdasarkan Asfiksia Neonatorum Asfiksia Neonatorum F % Ringan Sedang 23 7 76.7 23.3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden (76.7%) mempunyai bayi mengalami asfiksia ringan dan hanya sebagian kecil responden (23.3%) mempunyai bayi mengalami asfiksia sedang. Sedangkan hubungan antara paritas dengan asfiksia dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini : TABEL 6 Distribusi Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Paritas Ibu Bersalin Paritas Kejadian Asfiksia Ringan Sedang Jumlah F % F % F % Primipara 12 50 4 66.7 16 53.3 Multipara 8 33.3 1 16.65 9 30

Grandemultipara 4 16.7 1 16.65 5 16.7 Jumlah 24 100 6 100 30 100 Berdasarkan tabl diatas diketahui bahwa responden dengan paritas primipara 50% bayinya mengalami asfiksia ringan dan 66.7% bayinya mengalami asfiksia sedang. Responden denag paritas multipara 33.3% bayinya mengalami asfiksia ringan dan 16.65% bayinya mengalami asfiksia sedang. Sedangkan reponden dengan paritas grande multipara 16.7% bayinya mengalami asfiksia ringan dan 16.65% bayinya mengalami asfiksia sedang. B. Pembahasan Berdasarkan hasil uji chi square dengan bantuan program SPSS for window versi 12,0 diperoleh nilai p = 0.707, artinya tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian asfiksia, hal ini disebabkan : 1. Tingkat pendidikan responden sebagian (40%) adalah lulusan akademi dan perguruan tinggi, hal ini memungkinkan seseorang mungkin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sehingga rata rata responden ada kecenderungan memahami kondisi kehamilan mereka dan memeriksakan kehamilan secara teratur. Dengan latar belaknagn pendidikan tersebut responden telah memahami bagaimana menjaga dan memeriksakan kehamilan secara teratur, sehingga kegawatn janin terdeteksi dan asfiksia dapat dicegah.

2. Dari umur kehamilan responden, usia kehamilan 28 40 minggu sebanyak 85%, artinya semakin kehamilan aterm maka potensial terjadinya depresi pernafasan bayi baru lahir yang berlanjut ke asfiksia akan menurun. Endang Wahyuningsih, Hubungan Paritas dengan.39 3. Dari ANC responden didapat bahwa frekuensi 4 kali sebanyak 33%. Artinya semakin teratur ANC memungkinkan komplikasi pada janin akan terdeteksi sehingga kegawatan pada janin segera diatasi dan asfiksia tidak terjadi. 4. Dari jenis persalinan responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden (57%) melakukan persalinan secara SC, kemudian hal ini ditunjang dengan ketrampilan penanganan kegawatan yang dilakukan oleh dr spesialis penyakit anak pada waktu mendampingi operasi yang dilakukan secara cepat, tepat dan benar sehingga kegawatan yang berlanjut ke asfiksia dapat diatasi. Seorang wanita yang pertama kali hamil ( primitua ) otototot kandungan sudah kaku dan wanita pertamakali setelah menikah bertahun tahun menunjukkan kemampuan konsepsi rendah. Penyulit yang sering adalah preeclampsia, kelahiran premature, kelainan his hipotonik dan otot jalan lahir kaku.

Hipotonik menyebabkan gangguan aliran darah ke uterus berkurang sehingga aliran oksigen ke plasenta dan janin berkurang dan menyebabkan asfiksia. Seorang primi muda juga berisko dalam kehamilan dan persalinan karena alat kandungan yang belum sempurna dengan adanya alat kandungan yang belum sempurna akan menyebabkan baui lahir premature sehingga bayi tersebut mengalami gangguan homeostatis terutama system pernafasan dan bayi mengalami asfiksia. IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Reponden yang ternasuk golongan primipara sebanyak 53.3%, golongan multipara sebanyak 30% dangolongan grande multipara sebanyak 16.7%. 2. Dari folongan primipara sebanyak 50% bayi mengalami asfiksia ringan dan 66.7 bayi mengalami asfiksia sedang, dari golongan multipara sebanyak 33.3% bayi mengalami asfiksia ringan dan 16.65 bayi mengalami asfiksia sedang, sedangkan dari golongan grande multipara 16.7% bayi mengalami asfiksia ringan dan 16,65 bayi mengalami asfiksia sedang.

3. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian asfiksia. B. Saran 1. Bagi ibu dan calon ibu, perlu peningkatan ANC secara teratur selama kehamilan atau memenuhi K1 K4 sesering mungkin kontak langsung dengan tanaga kesehatn dalam menghadapi persalinan. 2. Bagi bidan perlu meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan, antar lain pelayanan kebidanan yang dikenal dengan 7T. DAFTAR PUSTAKA Apgar, V. (1958). Evaluation Of The New Born Infant. James. Med Ass Depkes. RI. (2001) Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Laporan Studi mortalitas : Survei Kesehatan Nasional 2001. Manuba, Ida Bagus Gede. (1998). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC Oxorn (1996). Human Labor and Bird. New York. Appleton Century Crofts.