BAB I PENDAHULUAN. masa era globalisasi dunia semacam yang kita alami sekarang ini. Situasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. semakin luas, memasuki ruang-ruang dan celah-celah kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan. Sedangkan pendidikan dalam arti. kemampuan dan keterampilan. Sementara Lembaga Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur an yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mutawtir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. 2

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang. diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan membacanya merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Aktualisasi Nilai-nilai Keagamaan pada Santri TPQ Al-Asyhar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di seluruh pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Dan kemungkinan perkembangan itu terus berlanjut seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Apalagi pada masa era globalisasi dunia semacam yang kita alami sekarang ini. Situasi dan kondisi semacam itu akan membawa perubahan fisik maupun pola fikir manusia yang selain berdampak positif juga berdampak negatif. Terutama bagi mereka yang dangkal pemahamannya terhadap ajaran agama, akibatnya nilainilai kehidupan terutama nilai moral agama makin hari ditinggalkan oleh masyarakat. Kenyataan yang terjadi bahwa segala daya dan upaya untuk mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kebanyakan hanya untuk mencukupi kebutuhan materinya, sementara mereka lupa terhadap pembinaan kepribadian. Akibatnya, timbul kegoncangan dan kegelisahan rohani serta munculnya moralitas baru tanpa mengenal batas etika dan syariat. Fenomena semacam itu tidak hanya terjadi di negara-negara maju, akan tetapi juga melanda negaranegara berkembang seperti Indonesia. Gejala tersebut ditandai dengan munculnya kenakalan remaja, meningkatnya kriminalitas, kebiasaan meniru kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. 1

2 Kiranya hal-hal yang terjadi seperti di atas harus diluruskan. Oleh karena itu perlu dicarikan jalan pemecahannya. Salah satunya terhadap anak-anak yang masih bersih dan mudah dibentuk melalui pendidikan agama, yaitu pendidikan yang menanamkan keimanan dan ketaqwaan yang berintikan pada ajaran Al-Qur an, hanya dengan inilah generasi mendatang bisa diselamatkan. 1 Secara etimologi Al-Qur an artinya bacaan. Kata dasarnya qara-a yang artinya membaca. Al-Qur an bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isi dari Al- Qur an juga harus diamalkan. Oleh karena itu Al-Qur an dinamakan kitab yang ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan. Al-Qur an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai mu jizat dan salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Allah menurunkan kitab-nya yang kekal agar dibaca oleh lidah-lidah manusia, didengarkan oleh telinga mereka, ditadaburi oleh akal mereka, dan menjadi ketenangan bagi hati mereka. 2 Adapun pengertian Al-Qur an dari segi istilah, para ahli memberi definisi sebagai berikut : Menurut Manna Al-Qaththan Al-Qur an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah. Pengertian demikian sama dengan yang diberikan Al-Zarqani menurutnya Al- 1 Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur an An-Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur an Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur an An-Nahdliyah. (Tulungagung: Pimpinan Pusat Majelis Pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur an An-Nahdliyah Tulungagung, 2008), hal. 4-6 2 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an. (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 175

3 Qur an adalah lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dari permulaan surat Al-fatihah sampai surat an-nas. 3 Sedangakan definisi Al-Qur an menurut bahasa adalah bentuk masdar, seperti al qira ah. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.(al-qiyaamah:17) 4 Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama karena hukum-hukum yang terkandung di dalamnya adalah wahyu Allah. Sesuai dengan sifat kebesarannya, peraturan Allah bersifat mutlak. Hukum yang terkandung di dalam Al-Qur an senantiasa adil, membawa kemaslahatan, dan berlaku sepanjang zaman sampai hari kiamat. 5 Disebut Al-Qur an karena ia mencakup inti (buah), kitab-kitab Allah SWT kesemuanya, sebagaimana firman Allah SWT. 3 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), hlm. 171-172 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an Terjemah, (Bandung : CV Penerbit Diponegoro, 2009), hal. 461 5 Dewi Mulyani, Buku Pintar Untuk Muslimah, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2012), hlm.183-184

4 Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. ( An-Nahl: 89). 6 Qur anhu maksudnya adalah qira atuhu. kemudian mashdar ini dinukil dan dijadikan sebagai nama atau sebutan bagi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi nama yang baku baginya.sedangkan menurut istilah Al-Qur an itu adalah kalam Allah yang mu jiz yang diturunkan kepada Rasulnya, Muhammad SAW dalam bentuk wahyu, yang ditulis di dalam mushaf dan dihafal di dalam dada yang dibaca dengan lisan dan didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir, tanpa ada keraguan dan membacanya dinilai ibadah. 7 Sehingga dari pendapat para ahli di atas mengenai definisi Al-Qur an dapat penulis simpulkan secara lengkap bahwa Al-Qur an adalah firman Allah yag diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui malaikat Jibril dengan menggunakan lafal arab dan maknanya yang benar, agar Alquran menjadi hujjah (dalil) bagi Rasul bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam satu mushaf, dimulai dari surat Al fatihah dan diakhiri surat An-nas, disampaikan secara mutawatir dari generasi 2013), hlm. 74 6 Departemen Agama RI, Al-Qur an, hlm. 221 7 Tim Ahli Ilmu Tauhid, At-Tauhid Li ash-shaff ats-tsani al- Ali, (Jakarta: Darul HAQ,

5 ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian. 8 Oleh karena itu Al-Qur an mempunyai banyak keutamaan pada pembacanya. Keutamaan ini tidak hanya terbatas kepada pembaca Al-Qur an saja bahkan orang tua yang mempunyai anak, lalu anak itu membaca Al- Qur an dan mengamalkannya maka Allah S.W.T akan memberikan mahkota kepada kedua orang tua anak tadi pada hari kiamat, yang cahaya mahkota itu lebih bagus dari cahaya sinar matahari. 9 Sehingga, bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada Al-Qur an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan memahaminya. Selanjutnya akan mengamalkan Al-Qur an dalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah Swt maupun dengan lingkungan sekitar. 10 Seperti yang telah disampaikan di atas seorang yang beriman, kecintaannya kepada Al-Qur an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin bersemangat membacanya setiap waktu, namun membaca Al- Qur an terdapat aturan wajib yang harus dipelajari dan kuasai yakni Ilmu tajwid. Ilmu tajwid sangat perlu diajarkan kepada orang yang ingin membaca 8 Ibid, hlm.75 9 Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashory, Panduan Praktis Tajwid ( dan Bid ahbid ah Seputar Al-Qur an), (Magetan: Maktabah Daarul Atsar Al-Islamiyah, 2007), hlm.21 hlm.66 10 Fahmi Amrullah, Ilmu Al-Qur an untuk Pemula, (Jakarta:CV Artha Rivera, 2008),

6 atau mempelajari Al-Qur an. Sebab kesalahan satu huruf atau panjang-pendek dalam membaca Al-Qur andapat berakibat fatal, yakni perubahan arti. 11 Dalam belajar membaca Al-Qur an sesuai dengan Tajwid dan Makharijul huruf yang benar terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan pada pembelajaran Al-Qur an. Lembaga pendidikan Ma arif NU Tulungagung bersama dengan para kyai dan para ahli di bidang pengajaran Al-Qur an serta tokoh-tokoh pendidikan merumuskan metode pembelajaran Al-Qur an di lingkungan NU. Pembelajaran ini disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak serta sesuai dengan jiwa Ahlussynnah Wal Jama ah dan metode ini dinamakan metode An-Nahdliyah. Metode an-nahdliyah adalah salah satu metode cepat tanggap membaca Al-Qur an yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam jilid. Istilah cepat tanggap dikarenakan memang metodologinya menggunakan sistem klasikal penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan ketukan stik secara berirama. 12 Sebagai sebuah media pembelajaran Al-Qur an, metode annahdliyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi tertentu yang membedakan dengan metode lain, berupa latar belakang, visi dan misi, filosofi, motto, target, sistem/ aturan pembelajaran, prinsip, tahapan, tehnik, dan strategi mengajar serta evaluasi. Dalam metode An-Nahdliyah, mengajar berarti menantang daya pikir sehingga hasil belajar otentik, tahan lama dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi semula berdasarkan kemampuannya masing-masing, dan 11 Ibid, hal. 69-71 12 Maksum Farid, dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur an An-Nahdliyah, (Tulungagung : LP. Ma arif,1992), hlm. 9

7 materi-materi pelajaran yang disajikan kepada anak didiknya banyak berfokus pada belajar membaca Al-Qur an menurut kaidah tajwid. Konsep metode An- Nahdliyah dalam pembelajaran tidak semata-mata berorientasi kepada hasil tetapi juga berorientasi pada proses dengan harapan semakin tinggi hasil yang dicapai. Di dalam buku petunjuk tehnik pedoman pembinaan baca tulis Al- Qur an dinyatakan bahwa tujuan baca tulis Al-Qur an adalah menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi Muslim yang Qurani, yaitu generasi yang mencintai Al-Qur an, menjadikan Al-Qur an sebagai bacaan dan sekaligus pandangan hidup sehari-hari. 13 Sehubungan dengan realitas yang kita lihat sekarang, dimana masih banyak sekali masyarakat yang belum mengenal tentang huruf hijaiyah namun tidak memiliki motivasi atau keinginan belajar membaca Al-Qur an karena salah satunya kurangnya pemahaman orang tua untuk memperhatikan anaknya agar belajar membaca Al-Qur an bahkan untuk kalangan dewasa dan orang tua merasa sudah terlambat untuk belajar bahkan beranggapan belajar membaca Al-Qur an itu suatu yang tidak penting, sekalipun ingin membaca kemampuan dalam membaca masih minim dengan Tajwid, Sifatul huruf dan Makharijul huruf yang benar. Permasalahan tersebut bukan hanya menimpa para siswa pelajar tetapi dari berbagai kalangan. Dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. 13 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan dan Pengembangan Kurikulum Hingga Redevisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa,2003), hlm. 121

8 Hal tersebut sangat berlawanan dengan tujuan pembelajaran Al-Qur an. Dalam lingkungan keluargapun seorang anak banyak yang kurang diperhatikan dalam belajar membaca Al-Qur an, sehingga banyak anak yang tidak dapat membaca Al-Qur an bahkan tidak mengenal sama sekali serta menganggap suatu hal yang tidak penting. Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Nglegok ini, meskipun lembaganya berbasis keislaman akan tetapi siswa-siswinya masih banyak yang buta huruf Al-Qur an. Hal ini terjadi karena dulu siswa-siswinya kebanyakan berlatar belakang sekolah dasar. Sehingga ilmu tentang Al-Qur an sangat minim. Dari pemaparan di atas, satu hal yang menjadi dasar selain menggunakan metode yang tepat seseorang dalam belajar juga perlu adanya motivasi baik secara instrinsik maupun ekstrinsik yang dapat mendorong dirinya melakukan sesuatu, salah satunya yakni belajar. Karena dalam melakukan segala hal sengaja atau tidak semua membutuhkan motivasi, khususnya dalam pelaksanaan pendidikan motivasi belajar sangat diperlukan. 14 Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu prinsip-prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. 15 Dan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar 14 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 114-115 15 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara), hlm.156

9 sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, baik disekolah, dikelas, dijalanan dalam waktu yang tak ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu. 16 Sedangkan secara formal belajar terdapat pada lembaga sekolah dimana setiap sekolah memiliki tujuan pendidikan, berkenaan dengan tujuan pendidikan, sekolah mempunyai peranan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Pastinya didalam sebuah lembaga terdapat kurikulum sebagai jalan untuk menuju keberhasilan sesuai yang diharapkan sekolah. Dan yang paling utama didalam komponen pembelajaran terdapat guru yang berperan dalam keberhasilan siswa. Diantara usaha guru didalam proses pembelajaran adalah menggunakan metode (cara/tekhnik) mengajar. Dalam belajar membaca Al-Qur an ini MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri sangat berupaya dengan metode membaca Al-Qur an yakni metode an-nahdliyah, karena metode an-nahdliyah ini dianggap sebagai metode yang sangat praktis untuk setiap kalangan supaya siswa tertarik dan juga mengerti kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur an, sehingga termotivasi memperbaiki bacaannya yang salah dan juga semakin termotivasi belajar membaca Al-Qur an. Sesuai dengan tujuan pendidikan lembaga 16 Ibid.,hlm. 154

10 tersebut menginginkan hasil lulusan yang berkualitas dan memiliki kemampuan membaca Al-Qur an. Uraian di atas memotivasi penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut di Kabupaten Blitar yang hasilnya akan dituangkan dalam Proposal dengan judul Implementasi Metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Implementasi Metode An- Nahdliyah Dalam Pembelajaran Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. Berpijak dari fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana evaluasi Metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2

11 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berpijak dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian dalam proposal ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Untuk mendeskripsikan evaluasi metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan metode An-Nahdliyah Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an Siswa Di MTs Syekh Subakir 2 Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. D. Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu: 1. Secara Teoritis Hasil kajian ini dapat menambah khasanah ilmiah terutama berkenaan dengan metode pembelajaran membaca Al-Qur an.

12 2. Secara Praktis a. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bidang pembelajaran Al-Qur an, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur an. b. Bagi guru, hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur an. c. Bagi siswa, hasil penelitian ini bisa memberikan wawasan tentang meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur an dengan metode annahdliyah. d. Bagi peneliti yang akan datang, hasil penelitian ini daharapkan bisa menjadikan pijakan dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya E. Penegasan Istilah Supaya memperoleh kesamaan pemahaman mengenai konsep yang termuat dalam judul ini maka penulis perlu menegaskan istilah yang menjadi kata kunci dalam tema ini baik secara konseptual maupun secara operasional yaitu: 1. Secara Konseptual a. Metode An-Nahdliyah Metode An-Nahdliyah adalah sebuah metode cepat tanggap membaca Al-Qur an yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam

13 jilid. Metode an-nahdliyah menggunakan sistem klasikal penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan ketukan stik secara berirama, dan pembiasaan melalui pendekatan klasikal, teknik tutor dan teknik sorogan. 17 b. Pembelajaran Al-Qur an Pembelajaran Al-Qur an termasuk salah satu tuntutan dalam kehidupan masyarakat modern. Dengan membaca, kita dapat mengetahui dan menguasai berbagai hal. 18 Al-Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Yang isinya mencakup segala pokok-pokok syari at yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al-Qur an, bahwa membaca Al-Qur an baik mengetahui artinya atau tidak, termasuk ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya, memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya, sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada tempat Al-Qur an itu dibaca. 19 Jadi pembelajaran Al-Qur an adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan tentang cara mempelajari dan memahami 17 Muhtar, Materi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Derektorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Terbuka, 1996), hlm.23 18 Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. (Jakarta: Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa, 2011), hlm. 143 19 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya. (Jakarta: Gema Risalah Pres Bandung, 1992), hlm. 121

14 kandungan yang ada di dalam Al-Qur an, sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu dan mampu dalam membacanya sesuai dengan tajwidnya. 2. Secara Operasional a. Metode An-Nahdliyah Metode An-Nahdliyah adalah suatu cara belajar membaca Al- Qur an dengan menggunakan kode ketuk yang yang disampaikan dengan pendekatan klasikal, teknik tutor dan teknik sorogan. Pendekatan klasikal ini dengan cara belajar bersama-sama dalam satu kelas. Teknik tutor yaitu melalui seorang guru memberikan contoh bacaan Al-Qur an maupun jilid kemudian siswa mendengarkan setelah itu menirukan. Sedangkan teknik sorogan yakni siswa belajar membaca Al-Qur an atau jilid dengan disimak oleh Bapak/Ibu guru. b. Pembelajaran Al-Qur an Pembelajaran Al-Qur an adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan tentang cara mempelajari dan memahami kandungan yang ada di dalam Al-Qur an, sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu dan mampu dalam membacanya. Proses perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang berdasarkan pada nilai-nilai Al- Qur'an dimana dalam Al-Qur an tersebut terdapat berbagai peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia yaitu meliputi Ibadah dan Muamalah. Ibadah adalah perbuatan yang berhubungan dengan Allah dan muamalah adalah perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah

15 meliputi tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan. Sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, penerapan metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran Al- Qur an adalah pelaksanaan belajar membaca Al-Qur an dengan menggunakan metode An-Nahdliyah yaitu dengan menggunakan suatu metode belajar membaca Al-Qur an dengan menggunakan kode ketuk yang disampaikan dengan pendekatan klasikal, teknik tutor dan teknik sorogan. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika pembahasan di sini bertujuan untuk memudahkan jalannya pembahasan terhadap suatu maksud yang terkandung, sehingga uraian-uraian dapat diikuti dan dapat dipahami secara teratur dan sistematis. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal skripsi ini memuat hal- hal yang bersifat formalitas yaitu tentang halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian utama skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang berhubungan antara bab satu dengan bab lainnya.

16 Bab I adalah Pendahuluan yang mencakup: konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, sistematika skripsi, sistematika penulisan skripsi. Bab II adalah Kajian Pustaka yang mencakup: Tinjauan tentang metode annahdliyah dalam proses pembelajaran Al-Qur an. Bab III adalah Metode penelitian memuat yang mencakup: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan subjek penelitian, kehadiran penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, teknis analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahap- tahap penelitian Bab IV adalah Hasil penelitian yang mencakup: Temuan Penelitian dan Analisis Data Bab V adalah Pembahasan yang membahas keterkaitan antara hasil penelitian dengan kajian teori yang ada. Bab VI adalah Penutup, dalam bab enam akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran- saran yang relevansinya dengan permasalahan yang ada. Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar rujukan, lampiran- lampiran yang diperlukan untuk meningkatkan validitas isi skripsi dan terakhir daftar riwayat hidup penyususun skripsi.