BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL PENELITIAN

AKTIVITAS SPESIFIK KATALASE JARINGAN JANTUNG TIKUS YANG DIINDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK AKUT BERULANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

I. PENDAHULUAN. sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ditetapkan penggunaan kabin bertekanan (cabin pressured) pada pesawat

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB 4 HASIL. Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

Lampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

PENDAHULUAN. mengontrol tekanan darah, sebagai stimulator seksual, hidangan pembuka untuk

THE RELATIONSHIP BETWEEN AEROBIC FITNESS AND TIME OF USEFUL CONSCIOUSNESS OF PILOT STUDENTS EXPOSED TO 25,000 FEET IN AN ALTITUDE CHAMBER ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

PEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengeradikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Amoksisilin juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease / CKD) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia telah mengenal kehidupan di tempat tinggi sejak ribuan tahun lalu. Secara alami telah terjadi proses adaptasi fisiologis sebagai mekanisme kompensasi terhadap hipoksia karena berkurangnya jumlah molekul oksigen di udara. Proses adaptasi tersebut di antaranya peningkatan jumlah sel darah merah, peningkatan konsentrasi hemoglobin di darah vena, serta peningkatan saturasi oksigen di darah arteri. 1 Kemudian, setelah terciptanya pesawat terbang, manusia mulai mengenal kehidupan di ketinggian yang direkayasa (engineered). Hipoksia yang terjadi pada penerbangan, terutama pada penerbangan unpressurrized cabin (kabin tanpa rekayasa tekanan udara) berbeda dari inhabitasi di tempat-tempat tinggi, di mana hipoksia bersifat akut, sehingga proses aklimatisasi belum sempat terjadi. Pada tempat-tempat tinggi, juga terjadi penurunan tekanan atmosfer (hipobarik) yang berakibat pada menurunnya tekanan oksigen. Hipoksia hipobarik, suatu kondisi hipoksia yang secara praktik jarang dijumpai. Namun, kondisi ini sering ditemukan pada komunitas tertentu. Salah satu contoh proses hipoksia hipobarik ialah prosedur tertentu di dunia penerbangan dan penerjunan, khususnya militer udara. 2 Pada tingkat sel, hipoksia mengakibatkan cedera sel melalui berbagai mekanisme, seperti deplesi energi yang berguna bagi metabolisme sel akibat penurunan fosforilasi oksidatif, gangguan fungsi enzim-enzim, kerusakan mitokondria, dan stres oksidatif yang menyebabkan gangguan fungsi pada tingkat organ. 3 Stres oksidatif terjadi akibat ketidakseimbangan produksi dan eliminasi (scavenging) spesies oksigen reaktif (ROS). Pembentukan oxygen-derived free radicals meningkat pada keadaan hipoksia. 3 Berbagai radikal bebas seperti anion superoksida (O - 2 ), radikal hidroksil ( OH), dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dapat bereaksi dengan jaringan sel dan berhubungan dengan kerusakan (injury) jaringan dengan berbagai sebab. Studi pada sistem saraf pusat, gastrointestinal, ginjal, dan kardiovaskular menunjukkan 1

2 bahwa radikal bebas dan ROS berperan pada patofisiologi kerusakan jaringan. 4 Pada keadaan hipobarik seperti saat terjadi pajanan lama pada ketinggian tertentu (high altitude), terjadi pula peningkatan stres oksidatif pada tubuh. 5 Stres oksidatif adalah salah satu penyebab terpenting pada kerusakan bahkan kematian sel. Antioksidan merupakan agen protektif yang menginaktivasi ROS serta secara signifikan menunda atau mencegah kerusakan oksidatif. 6 Antioksidan dapat menghentikan radikal bebas dan melindungi sel dari stres oksidatif yang dapat mengakibatkan penuaan dan penyakit. 7 Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa antioksidan dapat mengurangi resiko berbagai penyakit termasuk kanker dan penyakit kardiovaskuler. 5,6 Superoksida dismutase (SOD), glutathione peroksidase (GSH-Px) dan katalase merupakan enzim antioksidan yang melindungi jaringan dari stres oksidatif. Superoksida dismutase mengkatalisis perubahan anion superoksida (O 2- ) menjadi H 2 O 2 dan O 2. GSH-Px dan katalase memecah H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2. 1,3,5 Pada penelitian ini mempelajari efek hipoksia hipobarik pada aktivitas spesifik salah satu enzim antioksidan yaitu katalase pada tikus percobaan. Di lain pihak, ginjal merupakan salah satu organ penting yang rentan terhadap perubahan oksigen. 8 Dibandingkan dengan organ lain, kebutuhan oksigen pada ginjal relatif unik. Susunan paralel dari pembuluh darah arteri dan pembuluh balik vena meningkatkan difusi oksigen secara langsung melalui arteriol menuju sistem vena post-kapiler. Sistem unik dari kebutuhan dan konsumsi oksigen ini membuat jaringan ginjal menjadi rentan terhadap iskemik atau cedera hipoksia. 9 Penggunaan oksigen yang tinggi pada ginjal disebabkan oleh transpor aktif dan reabsorpsi pada tubulointerstitial. Hipoksia pada ginjal tidak hanya membuat kerusakan pada tubulus namun juga berperan dalam pembentukan fibrosis interstitial di jaringan ginjal. Karena jaringan ginjal rentan terhadap cedera hipoksia, level enzim katalase termasuk tinggi di jaringan tersebut. 10 Namun, penelitian mengenai aktivitas enzim antioksidan katalase pada jaringan ginjal masih belum banyak dipublikasikan, terutama ketika terpajan oleh kondisi hipoksia hipobarik akut yang berulang. Penelitian ini menggunakan sampel tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut secara berulang. Perlakuan ini merupakan simulasi dari latihan

3 pembiasaan terhadap kondisi paparan hipoksia hipobarik (Indoktrinasi Latihan Aerofisiologi/ ILA) yang dilakukan terhadap penerbang atau penerjun militer Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU). Latihan adaptasi yang dilakukan terhadap personil militer tersebut dilakukan di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) Dr Saryanto dengan menggunakan alat simulasi, sebuah kamar hipobarik (hypobaric chamber), dan dikenal sebagai prosedur hypobaric chamber training. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk peserta yang pertama kali dilatih (ILA awal) dan peserta ulangan (ILA penyegaran). Prosedur ini dilakukan dengan simulasi bertahap hingga ketinggian 35.000 kaki (kurang lebih 11 km) bahkan sampai 43.000 kaki, kemudian turun di ketinggian 25.000 kaki. Pada 25.000 kaki, kondisi ketinggian ini akan dipertahankan kurang lebih 5-10 menit, dan saat ketinggian ini didemonstrasikan oleh peserta sendiri terjadinya gejala-gejala hipoksia. Setelah itu secara bertahap akan kembali ke sea level. Awak pesawat harus mengikuti program penyegaran ini setiap dua tahun sekali. 11 Dasar ilmiah dari latihan hipoksia akut berulang pada Hypobaric chamber training hingga saat ini masih belum banyak dipublikasikan, terlebih terhadap paparan hipoksia hipobarik terhadap ginjal. Padahal telah diketahui terbentuknya radikal bebas sebagai efek negatifnya, merupakan salah satu kondisi yang dapat terjadi pada hipoksia di ketinggian. 12,13 Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas spesifik katalase pada jaringan ginjal tikus percobaan yang mengalami hipoksia hipobarik akut berulang. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian utama dokter Wawan Mulyawan dari Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) TNI Angkatan Udara yang sedang berjalan. Penelitian tersebut meneliti mengenai perubahan ekspresi gen HIF-1 alpha pada otak hewan percobaan setelah menjalani prosedur Hypobaric chamber training yang berulang.

4 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah, yaitu: Apakah terdapat perubahan aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang? 1.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan suatu hipotesis yaitu: Terdapat perubahan aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Penelitian Mengetahui gambaran tentang aktivitas spesifik katalase pada jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang. 1.4.2. Tujuan Khusus Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mengamati perubahan aktivitas spesifik katalase dari jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi kalangan medis 1. Menambah pengetahuan di bidang kedokteran biokimia dan biologi molekuler mengenai aktivitas spesifik katalase di jaringan ginjal tikus yang diinduksi keadaan hipoksia hipobarik akut berulang; 2. Sebagai acuan penelitian-penelitian selanjutnya yang mengkaji dampak kondisi hipoksia hipobarik akut berulang terhadap kesehatan tubuh.

5 1.5.2. Bagi penulis 1. Meningkatkan kemampuan penulis dalam memahami langkah-langkah penelitian yang meliputi pembuatan proposal, proses penelitian, dan pembuatan laporan penelitian; 2. Menambah pengetahuan mengenai gambaran aktivitas spesifik katalase dari jaringan ginjal tikus percobaan hipoksia hipobarik akut berulang. 3. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam mengelola penelitian. 4. Mengembangkan daya nalar dan semangat keingintahuan. 5. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari perkuliahan. 1.5.3. Bagi perguruan tinggi 1. Pengamalan tridarma perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi masyarakat; 2. Sebagai sumbangan dalam mengkaji ilmu yang berkaitan dengan hipoksia hipobarik dan stres oksidatif untuk kegiatan akademis dan penelitian selanjutnya; 3. Meningkatkan hubungan kerjasama dan saling pengertian antara pendidik dan mahasiswa; 4. Meningkatkan kualitas penelitian perguruan tinggi dalam rangka menyukseskan pencapaian visi Fakultas Kedokteran (FKUI) terkemuka 2010.