Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia.

Disusun Oleh : Aditya Kurniawan

ANALISIS KARATERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT dengan VARIASI BAHAN PEREKAT (BINDER) KANJI dan TAR MENGGUNAKAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN KEMITRAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MEKANIKA 21 Volume 14 Nomor 1, September 2015

Gambar 4.1 Grafik nilai densitas briket arang ampas tebu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Kusuma (2014) menganalisis pengaruh tekanan pada limbah kelapa Sawit meliputi tandan

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

PENGARUH VARIASI BAHAN PEREKAT TERHADAP LAJU PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

KARBONISASI PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU KARBONISASI Mesakh Fridolin Sitorus 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,*

ANALISA THERMOGRAVIMETRY PROSES PEMBAKARAN LIMBAH PERTANIAN

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN SERBUK BRIKET YANG TERBUAT DARI BATUBARA DAN JERAMI PADI TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG BERBAHAN BAKU SAMPAH KOTA DENGAN ANALISA TERMOGRAVIMETRY

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

Bagus Giri Yudanto. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjen Katamso, Medan Telepon (061)

DAFTAR PUSTAKA. Februari [11] Puigjaner, Luis Syngas from Waste. London : Springer-Verlag London Limited.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

EFFEKTIFITAS BRIKET BIOMASSA. Jl Raya Solo Baki km 2 Kwarasan Grogol Solobaru Sukoharjo. *

PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF UNTUK PROSES STERILISASI JAMUR TIRAM

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kemiri sebagai Bahan Bakar Alternatif

Ratna Srisatya Anggraini ( )

PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN CHAR HASIL PYROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Teknik

PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PIROLISIS

JURNAL TEKNIK POMITS 1

Transkripsi:

ANALISA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN VARIASI PEREKAT DAN TEMPERATUR DINDING TUNGKU 300 0 C MENGGUNAKAN METODE HEAT FLUX CONSTANT (HFC) Novi Caroko, Wahyudi, Aditya Kurniawan Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta * Email: novicaroko@yahoo.co.id Abstrak Menurut data dari British Petroleum (BP) Indonesia akan mengalami krisis minyak bumi pada tahun 2024 jika tidak ditemukan cadangan minyak bumi yang baru dalam jumlah besar. Dari data tersebut maka diperlukan energi alternatif yang bersifat renewable untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Biomassa limbah padat industri Kelapa Sawit merupakan salah satu energi alternatif yang bersifat renewable yang belum banyak termanfaatkan di Indonesia. Limbah padat industri Kelapa Sawit dapat dijadikan bahan bakar alternatif berupa briket. Penelitian ini memanfaatkan limbah padat industri Kelapa Sawit yang sebelumnya dilakukan proses pirolisis. Proses pirolisis dilakukan untuk mendapatkan arang sebagai bahan baku dan tar sebagai salah satu variasi perekat. Arang bahan baku kemudian dihancurkan hingga mendapatkan serbuk yang lolos ukuran 20 mesh. Serbuk arang ditimbang masing masing 3 gram, kemudian dicampur dengan perekat kanji, tar, dan campuran kanji dengan tar sebanyak 10%. Serbuk arang yang sudah tercampur dengan perekat akan dilakukan pembriketan dengan tekanan 200 kg/cm 2, kemudian dilakukan uji pembakaran dengan menggunakan metode Heat Flux Constant pada temperatur 300 0 C. Hasil dari pengujian ini didapatkan bahwa kadar volatile matter yang semakin tinggi akan menyebabkan nilai ITVM, ITFC, PT, BT dan lamanya waktu pembakaran akan semakin rendah. Kata kunci: Heat Flux Constant, Initiation Temperature of Volatile Matter, Initation Temperature of Fixed Carbon. 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan limbah pertanian yang kurang termanfaatkan contohnya limbah sekam padi dan limbah industri Kelapa Sawit. Limbah industri Kelapa Sawit merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi yang relatif besar. Limbah industri Kelapa Sawit masih belum dimanfaatkan dengan maksimal contohnya cangkang dan tandan kosong. Cangkang dan tandan kosong tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan bakar padat buatan yang lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif yang disebut biobriket. Metode untuk mengetahui karakteristik dari biobriket ada 2, yaitu metode Thermogravimetri Analysis (TGA) dan metode Heat Flux Constant. Metode Thermogravimetri Analysis (TGA) merupakan suatu teknik untuk menganalisa perhitungan stabilitas termal suatu bahan dan fraksi komponen zat volatilnya dengan merekam perubahan massa selama spesimen diberi perlakuan panas. Metode Heat Flux Constant merupakan suatu teknik untuk menganalisa perhitungan stabilitas termal suatu bahan dan fraksi komponen zat volatilnya dengan memonitir perubahan massa selama spesimen diberi perlakuan panas secara konstan. Heat Flux Constant atau fluks kalor konstan yang juga disebut sebagai densitas fluks panas atau laju aliran panas intensitas merupakan aliran energi per unit luas per unit waktu. Dalam satuan SI, satuan untuk Heat Flux Constant adalah Watt per meter persegi (W/m 2 ) dan dinotasikan dengan Ԛ atau q (Wikipedia, 2010). Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik pembakaran briket yang meliputi Initiation Temperature of Volatile Matter (ITVM), Initiation Temperature of Fixed Carbon (ITFC), Peak of weight loss rate Temperature (PT), Burning out Temperature (BT) dan lama waktu pembakaran dengan menggunakan metode Heat Flux Constant pada suhu 300 0 C. a. Pembriketan Pembriketan adalah proses mengkonversi biomassa dengan densitas rendah menjadi bahan bakar padat berupa briket dengan energi yang terkonsentrasi dan densitas yang tinggi (Shri AMM Prosiding SNTT FGDT 2014 Fakultas Teknik UMRI (26-27 November 2014) M 19

Murugappa Chettiar Research Center, 2008). Pemberiketan suatu bahan bakar padat biomassa dapat dikatakan sebagai proses dentifikasi yang bertujuan untuk memperbaiki karakteristik bahan bakar biomassa. Sifat sifat penting dari briket yang mempengaruhi kualitas bahan bakar adalah sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik meliputi karakteristik densitas, ukuran briket, kandungan air, nilai kalor, dan energi persatuan volume. Pada umumnya, teknik pembriketan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yang dikategorikan berdasarkan pada besarnya tekanan (Grover dan Mishra, 1996), yaitu : 1. Pembriketan tekanan tinggi (1000-2500 kg/cm 2 ). 2. Pembriketan tekanan medium (500-1000 kg/cm 2 ) dengan pemanasan. 3. Pembriketan tekanan rendah (250-500 kg/cm 2 ) dengan bahan pengikat. b. Pembakaran Briket Pembakaran adalah suatu reaksi kimia eksotermal dengan kalor yang dibangkitkan sangat besar dan menghasilkan nyala, reaksi ini berlangsung spontan dan berkelanjutan karena adanya suplai kalor dari kalor yang dibangkitkan oleh reaksi itu sendiri. Mekanisme pembakaran bahan bakar padat terdiri dari tiga tahap (Borman dan Ragland, 1998), yaitu pengeringan, devolatilisasi, dan pembakaran arang (char). c. Faktor faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat adalah : 1. Ukuran partikel Partikel yang lebih kecil ukurannya akan lebih cepat terbakar. 2. Jenis bahan bakar Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar. Karakteristik tersebut antara lain kadar air, kadar zat menguap, dan kadar karbon. 3. Temperatur udara pembakaran Kenaikan temperatur udara pembakaran menyebabkan semakin pendeknya waktu pembakaran (Sulistyanto, 2006) 2. METODOLOGI a. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah industri Kelapa Sawit yang terdiri dari Cangkang Kelapa Sawit, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit. Bahan limbah industri Kelapa Sawit yang digunakan sebagai bahan penelitian ini berasal dari daerah Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Lampung. (a) (b) (c) Gambar 1. Limbah industri kelapa sawit (a) Cangkang, (b) Tandan Kosong Kelapa Sawit, dan (c) Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit b. Metode Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada diagram alir penelitian sebagai berikut : M 20

Mulai Pengumpulan bahan : Limbah industri Kelapa Sawit (cangkang, tandan kosong, dan serat tandan kosong) Tepung kanji Penimbangan limbah industri Kelapa Sawit Pengarangan limbah industri Kelapa Sawit dan pengumpulan tar Penimbangan arang limbah industri Kelapa Sawit Penumbukan dan pengayakan arang Pembuatan sampel uji : Penimbangan sampel limbah industri Kelapa Sawit Variasi perekat kanji, tar, dan campuran Tekanan pengepresan 200 kg/cm 2 Pengujian sampel Pengujian menggunakan Metode Heat Flux Constant (HFC) Temperatur pembakaran 300 0 C Pengolahan Data Kesimpulan Selesai Gambar 2. Diagram alir penelitian Prosiding SNTT FGDT 2014 Fakultas Teknik UMRI (26-27 November 2014) M 19

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Initiation Temperature of Volatile Matter (ITVM) Tabel 1. Nilai ITVM pada pembakaran dengan temperatur dinding tungku 300 0 C Temperatur Perekat Cangkang Serat Tandan Kosong Kanji 352,9 347,8 335,2 300 0 C Campuran 349,9 346,3 332,9 Tar 334,8 322,1 318,7 Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa briket dengan perekat tar memiliki nilai ITVM yang paling rendah dibandingkan briket dengan bahan perekat yang lain. Nilai ITVM yang rendah dipengaruhi oleh kandungan volatile matter yang tinggi pada briket dengan perekat tar, sehingga semakin tinggi kandungan volatile matter akan menurunkan nilai ITVM. Berdasarkan tabel 1 juga dapat diketahui bahwa briket berbahan arang cangkang memiliki nilai ITVM yang lebih tinggi tinggi jika dibandingkan dengan briket berbahan arang serat dan briket berbahan arang tandan kosong. Nilai ITVM yang tinggi dipengaruhi oleh volatile matter pada briket, dimana semakin rendah volatile matter maka nilai ITVM akan semakin tinggi. b. Initiation Temperature of Fixed Carbon (ITFC) c. Tabel 2. Initiation Temperature of Fixed Carbon (ITFC) pada pembakaran dengan temperatur dinding tungku 300 0 C Temperatur Perekat Cangkang Serat Tandan Kosong Kanji 366,7 352,9 340,8 300 0 C Campuran 365,1 366,4 361,9 Tar 354,9 351,1 337,9 Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai ITFC briket berbahan arang limbah industri kelapa sawit dengan perekat kanji memiliki temperatur ITFC tinggi dibandingkan yang lain. Tingginya nilai ITFC ini dipengaruhi oleh kandungan volatile matter dan kandungan fixed carbon. Hal ini disebabkan karena kandungan volatile matter yang rendah akan menaikkan kandungan fixed carbon, sehingga nilai ITFC akan semakin tinggi. Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa briket berbahan arang tandan kosong memiliki kecenderungan nilai ITFC yang lebih rendah dibandingkan dengan briket berbahan arang cangkang dan briket berbahan arang serat. Nilai ITFC yang rendah pada briket berbahan arang tandan kosong terjadi karena bahan baku tandan kosong memiliki kadar volatile matter yang tinggi, semakin tinggi kadar volatile matter maka akan menurunkan nilai ITFC. c. Peak of Wight Loss Rate Temperature (PT) b. Tabel 3. Peak of Wight Loss Rate Temperature (PT) pada pembakaran dengan temperatur dinding tungku 300 0 C Temperatur Perekat Cangkang Serat Tandan Kosong Kanji 413,5 402,4 388,5 300 0 C Campuran 369,5 361,7 370,3 Tar 370,9 358,9 314,2 M 20

Tabel 3. menunjukkan bahwa trendline yang menurun antara briket berperekat kanji, campuran dan tar, hal ini disebabkan oleh tingginya nilai PT pada briket berbahan arang limbah industri kelapa sawit dengan perekat kanji. Tingginya nilai PT dipengaruhi oleh kandungan fixed carbon, dimana pada briket berbahan arang dengan perekat kanji memiliki kandungan fixed carbon yang tinggi. Sehingga semakin tinggi kandungan fixed carbon maka nilai PT akan semakin tinggi. Dari data pada tabel 3. dapat diketahui bahwa briket berbahan arang cangkang memiliki trendline nilai PT yang tinggi dibandingkan dengan briket berbahan arang serat dan briket berbahan arang tandan kosong. Nilai PT yang tinggi pada briket berbahan arang cangkang terjadi karena bahan baku cangkang memiliki kadar fixed carbon yang tinggi, semakin tinggi kadar fixed carbon maka nilai PT akan semakin tinggi. d. Burning Out Temperature (BT) briket berbahan arang limbah industri Kelapa Sawit Tabel 4. Burning Out Temperature (BT) pada pembakaran dengan temperatur dinding tungku 300 0 C Temperatur Perekat Cangkang Serat Tandan Kosong Kanji 274,8 249,6 286,1 300 0 C Campuran 259,4 231,7 240,1 Tar 233,8 229,1 197,3 Pada tabel 4. menunjukkan nilai BT yang cenderung menurun antara briket berperekat kanji, campuran dan tar. Tingginya nilai BT dipengaruhi oleh tingginya kandungan fixed carbon yang ada pada briket berbahan arang dengan perekat kanji, dimana semakin tinggi kandungan fixed carbon maka akan menaikan nilai BT. Berdasarkan data pada tabel 4 dapat diketahui pula bahwa briket berbahan arang cangkang memiliki kecenderungan nilai BT yang lebih tinggi dibandingkan dengan briket berbahan arang serat dan briket berbahan arang tandan kosong. Nilai BT yang tinggi pada briket berbahan arang cangkang terjadi karena bahan baku cangkang memiliki kadar fixed carbon yang tinggi, dimana kadar fixed carbon yang tinggi akan menaikan nilai BT e. Pembandingan waktu pembakaran pembakaran briket berbahan arang limbah industri Kelapa Sawit Tabel 5. Perbandingan waktu pembakaran briket berbahan arang limbah industri kelapa sawit pada pembakaran dengan temperatur dinding tungku 300 0 C Temperatur 300 0 C Perekat Cangkang (s) Serat (s) Tandan Kosong (s) Kanji 1760 1381 1530 Campuran 1700 1039 1219 Tar 1386 1230 1192 Tabel 5. menunjukkan kecenderungan bahwa waktu pembakaran briket berbahan arang limbah industri kelapa sawit menurun antara briket berperekat kanji, campuran dan tar. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan fixed carbon pada briket arang dengan perekat kanji. Kandungan fixed carbon yang tinggi menyebabkan briket berbahan arang dapat terbakar lebih lama. Berdasarkan data pada tabel 5 juga dapat diketahui bahwa briket berbahan arang cangkang memiliki kecenderungan waktu pembakaran yang lebih lama dibandingkan dengan briket berbahan arang serat dan briket berbahan arang tandan kosong. Waktu pembakaran yang lama pada briket berbahan arang cangkang dipengaruhi oleh kadar fixed carbon yang tinggi, semakin tinggi kadar fixed carbon maka waktu pembakarannya akan semakin lama. Prosiding SNTT FGDT 2014 Fakultas Teknik UMRI (26-27 November 2014) M 19

4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penambahan perekat tar dan penggunaan bahan baku limbah Kelapa Sawit yang berbeda pada briket dapat menyebabkan adanya perbedaan kadar volatile matter pada briket berbahan baku arang limbah industri kelapa sawit. Kadar volatile matter yang tinggi akan menyebabkan nilai ITVM, ITFC, PT dan BT akan semakin rendah.semakin rendah. b. Semakin tingginya kandungan volatile matter akan berakibat semakin cepatnya waktu pembakaran DAFTAR PUSTAKA Borman, G., L., and Ragland, K., W., 1998, Combustion Engineerng, International Editions, Mc Graw-Hill, Singapore. Grover, P.D. dan Mishra, S.K., 1996, Biomass Briquetting : Technology and Practices, Field Document No. 46, FAO-Regional Wood Energy Development Program (RWEDP) In Asia, Bangkok. Shri AMM Marugappa Chettiar Research Center, 2008, Biomassa Carcual Briquetting Technology, Taramani, Chennai-600113. Sulistyanto, A., 2006, Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara Dan Sabut Kelapa. Vol 7.No.2. pp. 77-84. hal 152-159. M 20