Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA DENGAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 2 BOJONEGORO (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bojonegoro)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X, XI DAN XII SMAN 3 NGANJUK

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER HOKI RUANGAN DI SMA/SMK SE KABUPATEN SIDOARJO

PROFIL KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN PROGRAM IPS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 GRESIK

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI STUDI EKSPLORATIF MODEL ALAT PENGUKUR KESEGARAN JASMANI PADA IBU IBU PKK DESA KARANGJATI KEC. BERGAS

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

PROFIL TINGKAT VO2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) PALEMBANG MUDA

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS VI YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KESEGARAN JASMANI MELALUI METODE LATIHAN SIRKUIT DI SMAN 12 PADANG

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KECUKUPAN GERAK FISIK HARIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN SISWA (Studi pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik)

Ismawandi B.P. Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya - Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI IPA DAN KELAS XI IPS (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEHERI 3 SIDOARJO)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

Tingkat Kemampuan Renang... (Muhammad Noviantoro Sholikhin) 1

BAB III METODE PENELITIAN. semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Keilmuan Pencak Silat Tapak Suci Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surabaya

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRA TAHUN 2016/2017 DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII, VIII DAN IX SMPN 5 SIDOARJO (Studi pada siswa Kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 5 Sidoarjo)

ARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rino Hariyono S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Tingkat Kohesivitas Antara Siswa RSBI dan SSN

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PREMBUN, KECAMATAN PREMBUN, KABUPATEN KEBUMEN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

ANALISIS PROGRAM PJOK BERDASARKAN PENDEKATAN GOAL-ORIENTED EVALUATION MODEL

PENGUKURAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMA DR.SOETOMO SURABAYA

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

Ontong Sinaga Surel:

HUBUNGAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (Studi pada siswa kelas XI MIA 6 SMAN 1 Driyorejo Gresik)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

Perbedaan Bersepeda Dan Berjalan Kaki Ke Sekolah Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

Transkripsi:

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA CERDAS ISTIMEWA ANGKATAN TAHUN 2014 DAN ANGKATAN TAHUN 2015 SMA NEGERI 1 KRIAN Gen Faid Nafier Rachman S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya genoneeye@yahoo.com Juanita Dolores Hasiane Nasution S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa cerdas istimewa angkatan 2014 SMA Negeri 1 Krian kabupaten Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa cerdas istimewa angkatan 2015 SMA Negeri 1 Krian kabupaten Sidoarjo. Populasi penelitian ini adalah siswa, siswi cerdas istimewa angkatan tahun 2014 dan angkatan tahun 2015. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan menggunakan MFT (Multistage Fitness Test). Hasil Penelitian yang diperoleh dari tes MFT yaitu terdapat hasil tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2014 dan 2015 dengan jumlah siswa keseluruhan yaitu 53 siswa, ada 2 siswa kategori sedang 3,77%, ada 8 siswa kategori kurang 15,09%, ada 43 siswa kategori sangat kurang 81,13%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2014 dan 2015 sangat kurang. Kata Kunci: Tingkat kebugaran jasmani, siswa cerdas istimewa. Abstract The purpose of this research are: 1. To find out fitness level in special intelligent student class of 2014 and 2015 in SMAN 1 Krian. 2. To find out whether the fitness physical level of special intelligent students fulfill fitness standard. The sample of this research is special intelligent student class of 2014 and 2015. This research use MFT (Multistage Fitness Test) as the instrument. As the result, The fitness physical level of 53 special intelligent student class of 2014 and 2015 show that 2 students are in medium category 3,77%, 16 students in low category 30,18% and 35 students are in very low category 66,03%. From research result, it can be concluded that the average of fitness physical level of special intelligent students class of 2014 and 2015 are very low. Keywords: fitness physical level, special intelligent students. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, siswa disosialisasikan dalam bentuk aktivitas jasmani termasuk ketrampilan berolahraga (Suherman, 2000). Tujuan mata pelajaran PJOK meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor menjadikannya sebagai mata pelajaran yang sangat penting di berbagai jenjang pendidikan, sehingga dapat menciptakan siswa yang sehat dan bugar. Namun pada kenyataannya tujuan yang ingin dicapai di mata pelajaran PJOK dengan susunannya yang sangat sistematis sulit untuk dicapai. Melihat pelaksanaan mata pelajaran PJOK yang dilaksanakan hanya seminggu sekali, dalam dua jam pelajaran, dirasa pelaksanaannya kurang efektif dan tujuan yang akan dicapai kurang maksimal dalam pembelajaran tersebut, sehingga perlu adanya tambahan jam pelajaran demi tercapainya tujuan mata pelajaran PJOK untuk menciptakan siswa yang bugar. SMA Negeri 1 Krian mempunyai dua prorgam unggulan yaitu kelas reguler dan kelas cerdas istimewa (CI). Kelas reguler mempunyai 2 jurusan yaitu matematika dan ilmu alam (MIA) dan ilmu-ilmu sosial (IIS). Siswa yang pada saat test IQ hasilnya di atas 130 maka siswa tersebut akan digolongkan dalam kelas cerdas istimewa. Untuk sementara ini SMA Negeri 1 Krian menyediakan 4 semester, 6 semester, dan delapan semester. Kelas reguler menempuh pendidikan sekolah menengah atas selama 6 sampai 8 semester, namun kelas CI menempuh pendidikan sekolah menengah atas selama 4 semester. Dari hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan guru PJOK mengatakan bahwa siswa CI dituntut memiliki nilai akademik yang baik sehingga banyak siswa CI yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan tersitanya 44

Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Cerdas Istimewa Angkatan Tahun 2014 Dan 2015 SMA Negeri 1 Krian waktu mereka untuk memenuhi tuntutan akademik, maka mereka kurang mempunyai waktu untuk melakukan aktifitas fisik seperti bermain, atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan berolahraga. Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya yang menjadi tolak ukur penelitian ini. Penelitian Rosadi (dalam Alsa 2007) berpendapat bahwa dampak negatif program akselerasi adalah perkembangan sosial dan emosional siswa. Dampak sosialnya antara lain, mereka merasa waktu istirahat dan bermainnya kurang. Dampak emosinya antara lain kekhawatiran atau takut bila mendapatkan nilai buruk dan merasa malu jika nanti nilainya lebih jelek jika dibandingkan dengan anak kelas reguler. Dengan latar belakang di atas maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Pengukuran Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Cerdas Istimewa Angkatan Tahun 2014 dan Angkatan Tahun 2015 SMA Negeri 1 Krian Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan aspek penting yang dibutuhkan manusia untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Kebugaran jasmani bisa diperoleh dengan membiasakan gaya hidup sehat, seperti melakukan aktivitas fisik yang teratur. Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang pengertian kebugaran jasmani: Sakti Agung Nugroho, (2015: 9) mengatakan, bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan tubuh seseorang untuk melakukan penyesuaian terhadap pembenahan fisik yang diberikan kepadanya secara efektif dan efisian tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan Hartono, dkk (2013) mengatakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan fisik yang prima, tidak mengalami kelelahan yang berat serta masih memiliki kemampuan fisik yang baik untuk melakukan pekerjaan mendadak ataupun tambahan lainnya. Menurut Nurhasan dkk, (2005:17) istilah kebugaran jasmani berasal dari physical fitness. Dalam bahasa Indonesia istilah tersebut diterjemahkan menjadi kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani serta ada yang menerjemahkan dengan ke-samaptaan jasmani yang artinya adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki cadangan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Program Kelas Cerdas Istimewa Menurut Jill Hearne, yang dikutip oleh Supriyanto (2008) menerangkan bahwa siswa cerdas istimewa (CI) adalah siswa yang diidentifikasi oleh tenaga profesional dan mempunyai kemampuan pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi ditunjukkan dengan pencapaian dan mempunyai potensi kemampuan dalam salah satu area atau kombinasi beberapa area bidang studi METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dapat menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu (Maksum, 2012: 68). Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei, karena hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambaran atau uraian atas suatu keadaan tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa, siswi cerdas istimewa SMA Negeri 1 Krian kabupaten Sidoarjo angkatan tahun 2014 dan 2015. Angkatan tahun 2014 mempunyai 1 kelas program siswa cerdas istimewa dengan jumlah siswa 23 siswa, dan angkatan tahun 2015 mempunyai 1 kelas program siswa cerdas istimewa dengan jumlah siswa 30 siswa. Penelitian ini adalah penelitian populasi Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman yang menjadi fokus penelitian (Maksum, 2012:29). Dalam penelitian ini hanya ada 1 variabel yaitu Tingkat Kebugaran Jasmani. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kebugaran jasmani siswa adalah tes dengan menggunakan MFT (Multistage Fitness Test) yang mengacu pada norma Brianmac. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan tes Memberikan pengarahan kepada subjek peneliti yang menjadi peserta tes. melaksanakan tes MFT sesuai nomer urut pada presensi. Memandu subjek peneliti untuk melakukan pemanasan dengan jogging dan melakukan peregangan, mengukur jarak sepanjang 20 meter dan memberi tanda pada kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain yang mudah dilihat. 2. Pelaksanaan tes : Laptop dihidupkan kemudian panduan MFT diputar, pada bagian permulaan, jarak antara dua sinyal tut menandai suatu interval satu menit yang diukur secara akurat, yang digunakan untuk memvalidasi kualitas instrumen MFT. Stopwatch dihidupkan bersamaan dengan bunyi tut pertama dan dimatikan pada sinyal tut kedua, kemudian disesuaikan. Jika interval waktu satu menit tersebut sesuai, berarti kondisi instrumen masih baik dan jarak 20 meter layak digunakan. Jika hasilnya tidak sesuai satu menit, baik kurang ataupun lebih http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 45

maka jarak tempuhnya disesuaikan berdasarkan tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Pedoman Penetapan Panjang Lintasan Lari Tes MFT Berdasarkan Hasil Validasi Kecepatan Putaran Instrument. Periode Waktu Standar Panjang Lintasan Lari (Detik) (Meter) 55 18.333 55.5 18.5 56 18.666 56.5 18.833 57 19 57.5 19.166 58 19.333 58.5 19.5 59 19.666 59.5 19.833 60 20 60.5 20.166 61 20.333 61.5 20.5 62 20.666 62.5 20.8333 63 21 63.5 21.166 64 21.333 64.5 21.5 65 21.666 a. Selanjutnya didengarkan penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes yang mengantarkan pada perhitungan mundur selama lima detik menjelang dimulainya tes. b. Setelah itu akan keluar sinyal tut tunggal pada beberapa interval yang teratur. c. Peserta tes diharapkan berusaha agar sampai ke ujung yang berlawanan bertepatan dengan sinyal tut yang pertama berbunyi, untuk kemudian berbalik dan berlari ke arah berlawanan. d. Selanjutnya setiap kali sinyal tut berbunyi peserta tes harus sudah sampai di salah satu ujung lintasan lari yang ditempuhnya, e. Setelah mencapai interval satu menit, disebut level atau tingkatan satu yang terdiri dari tujuh shuttle atau balilkan. f. Selanjutnya interval satu menit akan berkurang sehingga untuk menyelesaikan level selanjutnya peserta tes harus berlari lebih cepat. g. Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki harus menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah berlawanan. h. Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tak mampu berlari mengikuti kecepatan tersebut maka peserta tes harus berhenti/dihentikan dengan ketentuan: 1. Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari batas 20 meter setelah bunyi tut, tester memberikan toleransi 1x20 meter, untuk memberikan kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya. 2. Jika pada masa toleransi peserta tes itu gagal menyesuaikan kecepatannya, maka dia dihentikan dari kegiatan tes. (Mahardika, 2009). Dalam penelitian ini data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan analisis statistik yang dihitung menggunakan: 1. Rata-rata (mean) 2. Standar Deviasi 3. Varian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan. Lalu, akan diuraikan tentang tingkat kebugaran siswa cerdas istimewa angkatan tahun 2014 dan angkatan tahun 2015 SMA Negeri 1 Krian dengan menggunakan tes MFT (Multistage Fitness Test). Tabel 2 Data MFT Siswa Kelas CI Angkatan Tahun 2014 dan 2015 SMA Negeri 1 Krian Deskripsi Data CI angkatan 2014 Tes MFT CI angkatan 2015 Jumlah 23 30 Rata-rata (Mean) 27,70 25,52 Standar Deviasi 6,74 4,69 Varian 45,46 22,08 Minimal 19,6 20,4 Maksimal 42,2 36,8 Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa hasil tes MFT siswa Dari 23 siswa kelas cerdas istimewa (CI) angkatan 2014 didapat nilai minimal 19,6 dan nilai maksimal 42,2 dengan rata-rata nilai sebesar 27,70, standar deviasi 6,74, dan varian 45,46. Dari siswa kelas cerdas istimewa (CI) angkatan 2015 didapat nilai minimal 20,4, dan nilai maksimal 36,8 dengan rata-rata nilai sebesar 25,52, standar deviasi 4,69 dan varian 22,08. 46

Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Cerdas Istimewa Angkatan Tahun 2014 Dan 2015 SMA Negeri 1 Krian Tabel 3 Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas Cerdas Istimewa Angkatan 2014 dan 2015 No Nilai Kategori Jumlah Siswa % 1 >52,4 Luar Biasa 0 0% 2 46,5 52,4 Sangat Baik 0 0% 3 42,5 46,4 Baik 0 0% 4 36,5 42,4 Sedang 2 3,77% 5 33,0 36,4 Kurang 16 30,18% 6 <33,0 Sangat Kurang 35 66,03% Jumlah 53 100% Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2014 dan 2015 dengan total siswa keseluruhan yaitu 53 siswa, terdapat 2 siswa yang masuk dalam standar normal 3,77%, 16 siswa di bawah standar normal kebugaran dengan kategori kurang 30,18%, 35 siswa di bawah standar normal kategori sangat kurang 66,03%. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil akhir penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2014 SMA Negeri 1 Krian sangat kurang dilihat dari persentase tingkat kebugaran siswa setelah dilakukan tes MFT kepada 23 siswa terdapat 2 siswa kategori sedang 8,70%, ada 2 siswa kategori kurang 8,70%, ada 19 siswa kategori sangat kurang 82,60%. Tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2015 SMA Negeri 1 Krian sangat kurang dilihat dari persentase tingkat kebugaran siswa setelah dilakukan tes MFT kepada 30 siswa terdapat 6 siswa kategori kurang 20%, 24 siswa kategori sangat kurang 80%. 2. Kebugaran siswa cerdas istimewa angkatan 2014 terdapat 2 siswa putra yang masuk dalam kategori normal dari 23 siswa. Kebugaran siswa cerdas istimewa angkatan 2015 dari 30 siswa, tidak ada yang tergolong dalam kategori normal. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka selanjutnya diajukan beberapa saran. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan guru PJOK untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswanya, sehingga diharapkan dengan tingkat kebugaran jasmani siswa meningkat, sehingga kemampuan belajar dan prestasi belajar siswa akan meningkat. 2. Perlu adanya keikutsertaan dalam kegiatan olahraga tambahan di luar jam pelajaran yang ada di sekolah seperti ekstrakurikuler guna menunjang kebugaran jasmani siswa. 3. Perlu adanya pemahaman tentang pentingnya menjaga kebugaran jasmani dan siswa lebih menambah aktifitas fisik terutama di luar jam sekolah agar dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta Hartono, dkk. 2013. Pendidikan Jasmani: Sebuah Pengantar. Surabaya: Unesa University Press. Imantara, I PutubPradipta. 2015. Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Taekwondo di SMA Negeri 21 Surabaya (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/article/13226/68/ar ticle.pdf, diakses 17 Februari 2016) Kemendikbud. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: SMA/MA, SMA/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Kemendikbud. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: SMA/MA, SMA/MAK Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Kemendikbud. 2014. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan: SMA/MA, SMA/MAK Kelas XI (Online), (bse.kemdikbud.go.id/, diakses 6 Juni 2015) Mahardika, I Made Sriundi. 2010. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press. Maksum, Ali. 2007. Tes dan Pengukuran Dalam Olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Maksum, Ali. 2009. Statistik Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian: Dalam Olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian: Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 47

Rosadi, Nanang. 2013. Hubungan Antara Perfeksionisme dengan Depresi pada Siswa Cerdas Istimewa di Kelas Akselerasi Jurnal Pendidikan dan Perkembangan. Vol. 2 (1): hal. 2. Sugiarti, Rini dan Suhariadi, Fendy. 2015 Gambaran Kompetensi Sosial Siswa Cerdas Istimewa Seminar Psikologi dan Kemanusiaan. al. 299-300. Supriyanto, Eko. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa. Yogyakarta: Pustaka Belajar Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya: Tanpa Penerbit. 48