2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. serta dalam tingkah laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Menurut Cahyani (2012, hlm. 154) pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek penting keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa. Aspek keterampilan berbahasa tersebut meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang ditujukan untuk menuangkan sebuah ide atau gagasan serta berkaitan erat dengan proses berpikir kreatif, kritis, logis, dan sistematis. Menurut Rusyana (1988, hlm. 91) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan sangat erat kaitanya dengan aktivitas berpikir. Selanjutnya, menurut Tarigan (2008, hlm. 3) keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung dan tidak langsung. Hal tersebut menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan 1

2 berbahasa yang harus dikuasai sebagai sarana pengungkapan segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis dengan menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebut pembaca dapat memahami apa yang ingin dikomunikasikan oleh penulis. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari kegiatan menulis. Akhadiah mengemukakan (1992, hlm. 2) bahwa menguasai keterampilan menulis menjadikan seseorang dapat mengenali potensi diri, mengembangkan gagasan, menguasai informasi, mengorganisasikan gagasan, menilai gagasan secara objektif, mendorong seseorang belajar aktif, serta membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip dasar Kurikulum 2013 menekankan siswa untuk dapat berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Menguasai keterampilan menulis dapat membantu siswa dalam mengorganisasikan pikiran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Menurut Cahyani (2012, hlm. 65), kemampuan menulis selain tinggi penggunaannya juga dapat memberikan kontribusi bagi siswa baik dalam pengembangan potensi diri maupun bagi pemerolehan komersial. Dengan kata, lain menguasai keterampilan menulis dirasa sangat diperlukan. Akhadiah (1992, hlm. 2) mengemukakan bahwa dalam menulis karangan sederhana sekalipun, kita dituntut untuk memenuhi persyaratan dasar sama halnya ketika menulis karangan yang rumit. Anggapan tersebut mengisyaratkan bahwa dalam menulis tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus ada aturan-aturan yang dipenuhi. Kita harus tetap memilih topik, membatasi topik, mengembangkan gagasan, serta menyajikanya dalam kalimat dan paragraf yang baik. Selanjutnya, Sumadiraja (1977, hlm. 68) mengemukakan seorang penulis harus menguasai lima komponen tulisan, yaitu: 1) isi (materi) tulisan; 2) organisasi tulisan; 3) kebahasaan (kaidah bahasa tulis); 4) gaya penulisan; dan 5) mekanisme tulisan. Berbagai penelitian mengenai pembelajaran menulis telah dilakukan. Berbagai cara pun telah dilakukan agar siswa mempunyai kemampuan menulis

3 yang baik. Namun, kenyataanya masih banyak siswa yang kurang mampu dalam menulis. Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam menulis. Menurut Cahyani (2012, hlm. 63) pada umumnya siswa kurang mampu dalam hal mengorganisasikan ide, menata bahasa secara efektif, dan menempatkan kosakata yang tepat, serta menggunakan mekanisme tulisan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Herlina (2012) rendahnya kemampuan menulis disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) rendahnya minat baca siswa; 2) kurangnya pelatihan menulis bagi siswa; 3) tidak tersedianya contoh dari guru; serta 4) rendahnya kualitas pembelajaran menulis. Dalam Kurikulum 2013 terdapat beberapa teks baru yang belum dikenali oleh siswa. Salah satunya ialah teks eksplanasi kompleks. Karena keasinganya tersebut, fakta di lapangan menunjukan bahwa masih banyak siswa dan guru yang merasa kesulitan dalam memahami jenis teks ini. Sehingga dalam proses pembelajaranya masih banyak siswa yang mengeluh kesulitan untuk menulis teks eksplanasi kompleks. Selain itu, penerapan metode pengajaran yang kurang kreatif menambah kesulitan siswa untuk dapat terampil menulis teks eksplanasi kompleks. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengujicobakan sebuah metode pembelajaran sebagai alternatif pemecahan masalah dari berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks. Metode pembelajaran yang peneliti ajukan adalah metode pembelajaran berbasis masalah. Metode pembelajaran berbasis masalah (PBM) mengedepankan pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi pada saat konsep diterapkan. Pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan serta mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Selain itu PBM juga dapat

4 meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai metode pembelajaran berbasis masalah. Herman (2007) pernah meneliti tentang Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Dalam penelitian tersebut dipaparkan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terbuka dan PBM terstruktur secara signifikan lebih baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dibanding pembelajaran konvensional (biasa). Namun, antara PBM terbuka dan PBM terstruktur tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa. Hutahaen (2014) pernah mengujicobakan metode pembelajaran berbasis masalah dengan judul Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan menulis anekdot siswa kelas X SMAN Air Putih tahun ajaran 2013/2014 Metode pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan. Adanya peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode pembelajaran berbasis masalah ini adalah disebabkan karena pembelajaran menjadi lebih menarik sebab lingkungan sebagai media nyata dapat meningkatkan perhatian anak untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena teknik menulis teks anekdot langsung. diajarkan guru berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan tempat tinggal sehari-hari. Pembelajaran dengan metode ini juga dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa sebab siswa diperintahkan oleh guru untuk menganalisis masalah yang ada di lingkungan tempat tinggal sehari-hari yang dituangkan dalam sebuah teks anekdot. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Gultom (2013) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun

5 Pembelajaran 2013/2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis teks eksplanasi. Siswa mampu berpikir kritis dan lebih aktif dalam memecahkan masalah sehingga mampu menuangkan ide atau gagasannya melalui pengalaman-pengalaman belajar yang beragam dan kelompok dalam menulis teks eksplanasi. Penerapan model berbasis masalah mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang apa yang dipelajari dan menerapkannya dalam kehidupan nyata dan lebih kreatif dalam menulis khususnya menulis teks eksplanasi. Penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian lainnya yang menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis. Penelitian ini menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang dikhususkan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Selain itu, objek dari penelitian ini adalah siswa SMA. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyelenggarakan penelitian dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Kompleks (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MIA SMAN 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015). B. Rumusan Masalah Penelitian Masalah penelitian ini dirumuskan dalam beberapa hal berikut. 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas eksperimen di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah? 2. Bagaimana kemampuan siswa kelas kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. memaparkan bagaimana kemampuan siswa kelas eksperimen di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah; 2. memaparkan bagaimana kemampuan siswa kelas kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional; 3. memaparkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, 1) pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks; 2) peserta didik mendapatkan pengajaran yang baik dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks; dan 3) pembaca mendapatkan pengalaman tentang pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks melalui metode pembelajaran berbasis masalah. E. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri atas lima bab, bab kesatu pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua landasan teori berisi hakikat metode pembelajaran berbasis masalah dan hakikat menulis teks eksplanasi kompleks. Bab ketiga metodologi penelitian berisi metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, dan

7 teknik penelitian. Bab kempat hasil penelitian dan pembahasan. Bab kelima berisi simpulan dan saran. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.