BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) dalam Septiawan (2012) yang diterbitkan dalam peringatan hari keselamatan dan kesehatan kerja sedunia pada 28 April 2010 tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel, 2015). Setiap melakukan pekerjaan memiliki risiko kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses, maupun lingkungan kerja. Pada tahun 2003 WHO memperkirakan prevalensi penyakit akibat kerja, salah satunya gangguan otot rangka mencapai hampir 60%. Penerapan ergonomi yang tidak sesuai di tempat kerja tidak dapat dilepaskan dari kondisi kerja yang mengharuskan setiap pekerja untuk melakukannya misalnya, dapat dilihat dari sikap ketika bekerja yang meliputi posisi tubuh, beban kerja, serta kegiatan yang berulang-ulang dalam bekerja. Bagian tubuh yang paling sering mengalami gangguan otot rangka yaitu bagian pinggang. Gangguan otot rangka dapat menimbulkan nyeri dan terbatasnya gerakan, sebagai akibat aktivitas fisik atau posisi kerja (Depkes RI, 2007). 1
2 Pekerjaan mengangkat dan mengangkut barang sering menyebabkan cidera pada punggung bawah. Karena pekerjaan tersebut membutuhkan aktivitas mengangkat dan mengangkut beban yang cukup berat dan berulang-ulang sehingga sangat membutuhkan peran yang besar dari otot-otot punggung dan tulang belakang. Penggunaan otot-otot punggung dan tulang belakang yang berlebihan dalam melakukan aktivitas mengangkat dan mengangkut barang memungkinkan pekerja pengangkut barang akan mengalami Low Back Pain (LBP) (Prastawa, 2009). Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah punggung bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders. Penyebab timbulnya LBP adalah keregangan otot atau postur tubuh yang tidak tepat saat bekerja, misalnya bekerja dengan membungkuk dalam waktu yang relatif lama, mengangkat dan mengangkut beban dengan sikap yang tidak ergonomis, tulang belakang yang tidak normal, atau akibat penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif (Santoso, 2011). Masalah nyeri punggung pada pekerja umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 25-60 tahun (Khaizun, 2013). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami LBP yaitu usia, perokok, masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja, kegemukan dan riwayat keluarga penderita musculoskeletal disorder (Rahmaniyah, 2007). Pekerja angkat angkut sampah adalah salah satu pekerjaan yang dapat menimbulkan LBP karena pekerja masih menggunakan manual handling untuk melakukan pekerjaannya sehingga dapat mengganggu kualitas hidup dan menurunkan level aktivitas pekerja.
3 Masalah kebersihan pada hakikatnya bukanlah masalah baru bagi kita. Pada kenyataannya setiap orang senang akan kebersihan, keindahan dan suasana rindang. DKP Kota Denpasar memiliki beberapa kegiatan operasional dalam menjaga kebersihan kota, yaitu kegiatan kebersihan jalan dan selokan, kegiatan penyuluhan kebersihan, dan kegiatan pengumpulan sampah serta pengangkutan sampah. Dari beberapa kegiatan tersebut, kegiatan pengangkutan sampah yang paling banyak memiliki shift kerja dengan pembagian shift kerja menjadi empat shift dengan jumlah tenaga pengangkutan sampah sebanyak 356 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tenaga angkut, mereka bekerja dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dan tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker namun mereka menggunakan sepatu boot. Tenaga pengangkutan sampah bekerja dari satu rumah ke rumah lainnya untuk mengambil sampah rumah tangga dengan cara membungkuk dan melemparkan sampah tersebut ke dalam truk dengan berulang-ulang dan terusmenerus. Posisi tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tubuh. Aktivitas yang berulang-ulang atau frekuensi angkut dengan manual handling tidak bisa dilepaskan dari keterkaitan terjadinya LBP pada suatu pekerjaan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) menyatakan bahwa aktifitas mengangkat dengan periode waktu yang lama akan menyebabkan rasa sakit dan menjadi sakit permanen terutama pada bagian anggota badan, lengan, bagian persendian dan jaringan otot. Farokah dan Yeyen (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa posisi tubuh kuli angkut buah
4 menunjukkan posisi tubuh yang rawan terhadap timbulnya cedera otot tulang belakang seperti posisi membungkuk. Salah satu faktor yang kemungkinan menyebabkan LBP pada petugas angkut sampah tersebut adalah posisi saat mengangkut sampah yang tidak alamiah dan tidak ergonomis. Hal tersebut dapat menyebabkan kontraksi otot yang berlebihan akibatnya beban kerja bertumpu di daerah pinggang sehingga dapat menyebabkan otot pinggang mudah mengalami kelelahan dan terjadi nyeri. Untuk mengetahui karakteristik, prevalensi, serta distribusi pada tenaga angkut sampah, penulis ingin melakukan penelitian mengenai gambaran kejadian LBP pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran kejadian LBP pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar, sehingga upaya pencegahan LBP pada pekerja akan lebih mudah untuk dilakukan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah gambaran kejadian Low Back Pain (LBP) pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian LBP pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Mengetahui karakteristik tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar.
5 b. Mengetahui proporsi LBP pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar. c. Mengetahui distribusi kejadian LBP pada tenaga angkut sampah DKP Kota Denpasar berdasarkan karakteristik. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah terkait penyakit akibat kerja terutama kejadian LBP pada populasi tenaga angkut sampah. 1.5.2 Manfaat praktis a. Sebagai bahan masukan bagi tenaga angkut sampah serta pihak terkait di DKP Kota Denpasar agar lebih memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. b. Sebagai masukan bagi DKP dalam penyusunan kebijakan atau program yang terkait dengan K3 pada pekerja pengangkut sampah. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sesuai dengan bidang ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mengacu pada penyakit akibat kerja.