PERSATUAN BOLABASKET SELURUH INDONESIA KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dea Oktaviani,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PENGARUH MASSED PRACTICE

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. *) ABSTRAK

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

Transkripsi:

PELATIHAN BOLABASKET Disampaikan pada: Sarasehan Pelatih Bolabasket Kota Bandung Oleh: Alen Rismayadi, M.Pd. PERSATUAN BOLABASKET SELURUH INDONESIA KOTA BANDUNG

PELATIHAN BOLABASKET Oleh : Alen Rismayadi Bolabasket yang diciptakan oleh Dr. James Naismith (1891) pada dasarnya bertujuan untuk mengatasi kejenuhan para siswa sekolah di Amerika, sehingga bolabasket diciptakan dengan konsep sebuah permainan yang dimainkan dengan menonjolkan unsur fun (kesenangan) dan dapat dimainkan secara beregu sehingga banyak siswa yang terlibat. Dalam hal lain bolabasket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper atau dilempar ke teman, boleh dipantul ke lantai (ditempat, sambil berjalan atau berlari) dan tujuannya adalah memasukan bola ke basket atau keranjang lawan. Permainan dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari lima pemain, setiap regu berusaha memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga keranjangnya supaya kemasukan sedikit mungkin. Hal ini sesuai dengan definisi bolabasket menurut Peraturan Permainan Bolabasket pasal 1 (PERBASI) (1999:11), yaitu: Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima pemain. Tiap regu berusaha memasukan bola kedalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukan bola atau membuat angka/scor. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan/didribble kesegala arah, sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku. Permainan bolabasket ini hendaknya tidak dianjurkan sebagai olahraga yang diajarkan sejak anak kecil. Sejak dulu para guru sering kali menunda mengajarkan olahraga ini sampai anak mencapai usia tiga belas atau empat belas tahun. Syukurlah, kebiasaan berfikir semacam ini sudah hampir lenyap. Cara berpikir terbaru mengenai bidang pendidikan menyebabkan olahraga bolabasket ini menjadi populer disekolah-sekolah menengah, di mana anak-anak laki dan wanita dapat bermain bersama dalam suatu team. Kecekatan gadis-gadis kecil menangkap bola, dan kegesitan serta kelincahan anak-anak laki dalam permainan ini menyebabkan bolabasket menjadi suatu permainan yang sangat menarik.

Para pelatih dan para pengamat olahraga lainnya telah mendapat suatu kesimpulan yang tidak mungkin disingkirkan begitu saja. Mereka beranggapan bahwa anak-anak yang mulai belajar bolabasket dalam usia antara delapan dan tiga belas tahun, memiliki keuntungan yang berbeda dibanding dengan mereka yang memulai latihan bolabasket belakangan. Hal ini mengacu kepada pendapat Tudor O Bompa (1983), tentang umur-umur permulaan berolahraga, spesialisasi dan prestasi top khususnya olahraga bolabasket yaitu; permulaan olahraga tujuh sampai delapan tahun, spesialisasi 10-12 tahun, dan prestasi top adalah 20-25 tahun. Tetapi hal ini belum tentu sesuai dengan perkembangan biologis anakanak kita, akan tetapi yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan dalam melatih olahraga bolabasket anak-anak muda kita. Untuk mengukir prestasi terbaik dalam olahraga bolabasket harus melalui pembinaan prestasi yang sistematis dan terencana baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Hal ini sesuai dengan tujuan olahraga yang dikutip dari Kasman (1994:13) bahwa: Salah satu dari tujuan olahraga adalah peningkatan kesehatan, pengembangan kuantitas fisik, penyempurnaan kemampuan gerak, serta kemampuan untuk melampaui atau melebihi kapasitas organisme dan untuk meningkatkan prestasi olahraga maka akhir dari suatu pembibitan bidang olahraga melalui pembinaan yang intensip harus dapat diciptakan atlet-atlet yang berprestasi. Sesuai dengan penjelasan tersebut di atas, maka perlu kiranya diadakan usaha-usaha pembinaan yang intensif agar dapat menciptahan atlet-atlet bolabasket yang berkualitas. Dalam membina suatu regu bolabasket ke arah peningkatan prestasi maksimalnya bukanlah suatu prestasi tunggal, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi dan saling terkait satu sama lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Imam Sodikun (1991:124): Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap peningkatan prestasi diantaranya atlet, pelatih (termasuk metode latihannya), sarana, prasarana, fasilitas, organisasi, penonton dan sebagainya. Dari faktor atlet sendiri

meliputi; kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan juara, gizi, istirahat dan sebagainya. Lebih lanjut tentang metode melatih bolabasket, secara singkat Rachmad Supono (1970) mengutarakan: Pokok-pokok proses belajar yang dapat digunakan dalam menentukan arah dalam metode melatih bolabasket yaitu: 1. Prinsip mengajar/melatih keseluruhan dan bagian. 2. Penyajian pelajaran/latihan secara sederhana dan jelas. 3. Peningkatan yang tepat dalam melatih pelajaran teknik-teknik dasar. 4. Penunjukan dalam mengirimkan kemampuan regu. 5. Prinsip persaingan sehat. 6. Prinsip pengulangan. 7. Prinsip mengembirakan dan merangsang. 8. Prinsip bakat, perkembangan dan koreksi. 9. Prinsip belajar dengan berbuat. 10. Prinsip penyederhanaan latihan-latihan dasar. 11. Mengembangkan sikap reseptip dan kemauan belajar serta pengabdian. Persoalan latihan dalam olahraga sangat penting artinya bagi peningkatan prestasi atlet. Oleh sebab itu dalam proses latihan yang benar kita harus memperhatikan empat aspek yang harus dilatihkan kepada atlet yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harsono (1991,100) bahwa: Tujuan utama pelatihan olahraga prestasi adalah untuk meningkatkan keterampilan atau prestasi yang semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu dilatihkan secara seksama yaitu: fisik, teknik, taktik dan mental. Setelah kita mengetahui apa tujuan utama pelatihan olahraga, kemudian kita juga harus tahu apa yang dimaksud dengan latihan. Sebab banyak sekali atlet seperti telah melakukan latihan tetapi hasil latihan mereka tidak dapat dirasakan

manfaatnya. Secara singkat Harsono (1988,101) mendefinisikan latihan sebagai berikut: Latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek. Pada cabang olahraga bolabasket, apabila kita berpedoman kepada tujuan pelatihan yang menekankan empat aspek pelatihan dalam olahraga, yaitu: fisik, teknik dan taktik, maka di bawah ini adalah panduan latihan bagi para pelatih bolabasket yang penulis kutip dari Tudor O. Bompa (2000:190) : T R A I N I N G COMPETI -TION AGE 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Training Phase Initiation Athl. form Spec H. Perf Skill acquisition Technical Basic skills Auto Perfection Tactical Simple indiv. Tactics F. of T. ta Perfection Coordination Simple Complex Perfection Flexibility Overall Specific Maintain Agility Linear Speed Turns/changes in directions Reaction time Anatomical adaptation Strength Muscular endurance Power Maximal strength General Endurance Aerobic Anaerobic Fun Local State/provincial National International/professional Legend: Athl. Form = Athletic formation Auto = Skill automatis F. of T. ta. = Foundation of team tactics Spec. = Specialization in a given event (s) Comp. = Competitions. H. perf. = High performance Gambar 1: Long-Term Training Plans for Basketball Sumber: Tudor O. Bompa (2000: 190) modifikasi penulis

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa: Training Fase (fase latihan) terdiri dari : Initiation (under 12 year), Athletic Formation (13 16 year), Specialization (17 20 year), High Performance (21 25 year). Skill Acquisition Training terdiri dari : 1) Technical; Basic skills (under 14 year), Auto (skill automatis) (15 18 year), Perfection (19 25 year). 2) Tactical; Simple individual tactic (under 14 year), Foundation of team atletic (15 18 year), Perfection (19 25 year). Physical Acquisition Training terdiri dari : 1) Coordination; Simple coordination (under 14 year), Complex coordination (15 18 year), Perfection (19 25 year). 2) Flexibility; Overall flexibility (under 14 year), Specifik flexibility (15 18 year), Maintain flexibility (19 25 year). 3) Speed; Agility (12 19 year), Linier (12 25 year), Turn/changes in directions (14 25 year), Reaction time (14 25 year). 4) Endurance; General (8 11 year), Aerobic (12 25 year), Anaerobic (14 25 year). 5) Strength; Anatomical adaptation (12 18 year), Muscular endurance (16 25 year), Power (16 25 year), Maximal strength (18 25 year).