PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN AYAM DAN LIMBAH PASAR DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI BIOETANOL MELALUI PROSES ANAEROB (FERMENTASI)

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

UJI PEMBENTUKAN BIOGAS DARI SUBSTRAT SAMPAH SAYUR DAN BUAH DENGAN KO-SUBSTRAT LIMBAH ISI RUMEN SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

Degradasi Substrat Volatile Solid pada Produksi Biogas dari Limbah Pembuatan Tahu dan Kotoran Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFISIENSI PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS TERHADAP PENAMBAHAN EFFECTIVITAS MICROORGANISME

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

PEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH PASAR

POTENSI BIOGAS SAMPAH SISA MAKANAN DARI RUMAH MAKAN

III. METODE PENELITIAN

KOMPOSISI CAMPURAN KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PUCUK TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L) SEBAGAI BAHAN BAKU ISIAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Oleh: DWI RAMADHANI D

PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN CAIRAN ISI RUMEN SAPI DENGAN LIMBAH CAIR TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS KELAPA DAN KULIT PISANG TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

I. PENDAHULUAN. perantara jamu gendong (Muslimin dkk., 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerob menggunakan Sistem Batch

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAPIOKA UNTUK PENGHASIL BIOGAS SKALA LABORATORIUM. Mhd F Cholis Kurniawan

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK BUAH- BUAHAN DAN BERBAGAI JENIS LIMBAH PERTANIAN UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS

Kajian Teknologi Produksi Biogas Dari Sampah Basah Rumah Tangga. Keywords : Biogas, Starter cow manure, Household waste..

Macam macam mikroba pada biogas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN STARTER LUMPUR SAWAH

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TEMPE DAN LIMBAH CAIR TAHU DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM YANG BERBEDA UNTUK PRODUKSI BIOGAS

PENGARUH WAKTU FERMENTASI CAMPURAN LIMBAH PADAT DAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA TERHADAP GAS BIO YANG DIHASILKAN SKRIPSI

SNTMUT ISBN:

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

PENGARUH WAKTU TINGGAL DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU PADA PROSES FERMENTASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP PRODUKSI BIOGAS TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI BIOSTARTER KOTORAN SAPI DAN KOTORAN AYAM PADA PRODUKSI BIOGAS DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH JERAMI PADI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

ANALISIS KINERJA DIGESTER BIOGAS BERDASARKAN PARAMETER OKSIGEN BIOGAS DIGESTER PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON OXYGEN PARAMETER

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (UU RI No.18 Tentang Pengelolaan Sampah, 2008). Untuk

PENGARUH JENIS SAMPAH, KOMPOSISI MASUKAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP KOMPOSISI BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK

UJI BIOREAKTOR SEMIKONTINYU UNTUK PEMBUATAN BIOGAS PADA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) F-396

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies besar yaitu Elaeis guineensis

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

Perancangan Sistem Pengukuran ph dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch

Keywords : Anaerobic process, biogas, tofu wastewater, cow dung, inoculum

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

maupun buah yang busuk yang berasal dari pasar atau pertanian. Sehingga energi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

PENGARUH KOMPOSISI MASUKAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN AYAM

KAJIAN KEPUSTAKAAN. ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok,

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

PENGARUH PENAMBAHAN EM-4 DAN UREA DALAM CAMPURAN BAHAN KERING DAN LIMBAH CAIR TEMPE TERHADAP PRODUKSI DAN NILAI KALOR BIOGAS PADA DIGESTER

SKRIPSI PERFORMANSI DIGESTER BIOGAS DENGAN CO SUBSTRAT LIMBAH KELAPA MUDA DAN INOKULUM KOTORAN SAPI. Oleh : Kadek Leo Adi Guna

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

PENGARUH HRT DAN BEBAN COD TERHADAP PEMBENTUKAN GAS METHAN PADA PROSES ANAEROBIC DIGESTION MENGGUNAKAN LIMBAH PADAT TEPUNG TAPIOKA

PRAKATA. Semarang, Januari Penyusun. iii

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

Transkripsi:

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN AYAM DAN LIMBAH PASAR DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: IDA NURJANAH A420120033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN AYAM DAN LIMBAH PASAR DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH oleh: IDA NURJANAH A420120033 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Dr. Siti Chalimah, M.Pd NIDN : 071612502 i

HALAMAN PENGESAHAN PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN AYAM DAN LIMBAH PASAR DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA OLEH IDA NURJANAH A420120033 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 15 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Dra. Hariyatmi, M.Si (....) (Ketua Dewan Penguji) 2. Triastuti Rahayu, S.Si, M.Si ( ) (Anggota I Dewan Penguji) 3. Dra. Suparti, M.Si (.) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum NIP. 196504281993031001 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.. Surakarta, 7 Juni 2016 Penulis IDA NURJANAH A420120033 iii

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN AYAM DAN LIMBAH PASAR DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI INOKULUM DAN LAMA FERMENTASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk produksi biogas adalah bahan organik berupa limbah sayur, limbahbuah, limbah rumah tangga, limbah rumah makan, dan kotoran ternak. Salah satu inovasi bahan yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah daribahan limbah pasar (sayur dan buah) dicampur dengan kotoranayam. Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui hasil produksi biogas dengan konsentrasi inokulum kotoran sapi dan lama fermentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor, faktor 1 adalah konsentrasi inokulum (N) dan faktor 2 adalah lama fermentasi (S) dengan 6 perlakuan dan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum dapat mempengaruhi hasil kuantitas produksi biogas. Namun pada lama fermentasi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil kuantitas produksi biogas. Hasil kuantitas produksi biogas tertinggi pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan fermentasi 20 hari(n 2 S 2 ) dengan hasil ratarata 172,33 ml. Sedangkan hasil kuantitas biogas terendah pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 30 hari (N 1 S 3 )d engan hasil rata-rata 91,67 ml. Hasil uji biogas secara kualitatif dengan cara pembakaran di mulut botol tidak ada satupun yang mengeluarkan api sehingga dapat dikatakan belum terbentuk gas metan. Kata Kunci: biogas, kotoran ayam, limbah pasar, inokulum. ABSTRACT Biogas is one of the energy in the form of gasoline which is result from organics material. The materials that can be used for biogas production is vegetable waste, fruits waste, household waste, waste restaurant and livestock manure. One of the innovation materials that be used in the making of biogas is from the materials of waste market (vegetables and fruits) is mixed with chicken manure. The aim of this study is to know the result of biogas production with inokulum concentration of cow manure and long fermentation. The method that was used in this study is experiment method that used Rancangan Acak Lengkap (RAL) two factors. Factor one, is inoculums concentration (N) and factor 2 is the duraton fermentaton. With six treatment and three times of repetition. The result of this study shows that inokulum concentration gave an impact in the result of quantity biogas production. However, the of duration fermentation there s no significance to word the result of quantity biogas production. The result of the highest quatity of biogas production in the inoculum consentration treatment cow manure 20% with the fermentation 20 days (N 2 S 2 ) with the mean 172,33 ml. Meanwhile, the result of the lowest quantity bioga sin the inoculum consentration treatment cow manure is 10% with the fermentation 30 days (N 1 S 3 ) with the mean 91,67 ml. The result of biogas experiment as quantitative with the roasting way in the bottle tonque there is no one which put outside the fire with the result that can be said that it haven t be formed of metan gasoline. Keywords : biogas, chicken manure, waste market, inoculums 1

1. PENDAHULUAN Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk produksi biogas adalah bahan organik berupa limbah sayur, limbah buah, limbah rumah tangga, limbah rumah makan, dan kotoran ternak. Salah satu inovasi bahan yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah dari bahan limbah pasar (sayur dan buah) di campur dengan kotoran ayam. Menurut Widodo dan Asari (2006) kotoran ternak mengandung nitrogen, fosfor dan kalium yang merupakan kandungan nutrient utama untuk bahan pengisi biogas. Menurut Omed dkk., (2000) Kotoran ternak merupakan pilihan yang tepat sebagai bahan baku pembuatan biogas, karena di dalam kotoran ternak telah mengandung bakteri metanogenik yang dapat menghasilkan gas metan. Hasil penelitian Dewilda et,al., (2013) menunjukkan Volume kumulatif biogas yang dihasilkan digester uji (sampah pasar ditambah kotoran ayam) tidak jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan volume biogas kumulatif yang dihasilkan digester kontrol (sampah pasar). Rata-rata volume biogas kumulatif digester uji adalah 22,67 liter, sedangkan rata-rata volume biogas kumulatif digester kontrol adalah 21,20 liter. Dapat disimpulkan bahwa penambahan ko-substrat kotoran ayam ke dalam substrat sampah sayur dan buah, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume biogas yang dihasilkan yaitu sekitar ±3,35% lebih besar daripada pembentukan biogas dari substrat sampah sayur dan buah saja. Biogas yang telah dikenal tersebut diolah dari kotoran ternak dalam keadaan kedap udara. Secara Ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar. Gas ini dihasil kan dari fermentasi bahan bahan organik oleh bakteri anaerob. Umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan Karbondioksida (CO2). Tetapi hanya CH4 yang dimanfaatkan bahan bakar. Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbondiokasida (CO2). Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi pada biogas (Sikanna, Rismawatydkk 2013). Hasil analisis laboratorium terhadap limbah sayuran diperoleh bahwa pada awal penelitian mengandung kadar air 88,78%; ph 7,68; dan rasio C/N 33,56. Pada hari ke 25 setelah fermentasi dengan penambahan EM4 350 ml dihasilkan pupuk organik cair dengan 2

2. METODE kandungan unsur hara tertinggi yaitu 1% N; 1,98% P; 0,85% K; dan rasio C/N 30, total solid 34,78%; Chemical Demand Oxygen (COD) 2386 mg.l-1; biogas 13 ml; dan ph 5,55 (Siboro et al., 2013). PenelitianSakinah et al., (2012) bahwa penambahan biostarter kotoran sapi sangat mempengaruhi peningkatan laju produksi biogas, semakin tinggi konsentrasi biostarter kotoran sapi yang di tambahkan maka laju produksi biogas dari semua variasi perlakuan memperlihatkan memperlihatkan kecendurangan meningkat sampai waktu fermentasi hari ke-30.menurut penelitian David dkk., (2011) waktu yang di butuhkan fermentasi biodigester yaitu 9 hari, 12 hari, 15 hari, 18 hari, dan 21 hari. Lamanya waktu fermentasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan komposisi gas metana (CH4) terbesar terjadi pada fermentasi selama 21 hari. Metode penelitian ini merupakan eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu: faktor 1 adalah konsentrasi inokulum (N) yaitu konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% (N 1 ) dan konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% (N 2 ) dan faktor 2 adalah lama fermentasi (S) yaitu lama fermentasi 10 hari (S 1 ), lama fermentasi 20 hari (S 2 ), dan lama fermentasi 30 hari (S 3 ) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menguji produksi biogas secara kuantitatif dan kualitatif. Uji kuantitatif yaitu volume produksi biogas dianalisis menggunakan uji normalitas dan homogenitas data untuk menentukan statistik parametrik atau non parametrik dengan bantuan aplikasi SPSS versi 15.0 serta pada uji propduksi biogas secara kualitatif dilakukan dengan uji nyala. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Volume bogas Tabel 1. Rata-rata hasil biogas dari kotoran ayam dan limbah pasar dengan berbagai konsentrasi inokulum kotoran sapi dengan lama fermentasi Perlakuan Rata-rata keterangan hasil biogas N 1 S 1 136,33 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 10 hari N 1 S 2 146,67 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 20 hari N 1 S 3 91,67 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 30 hari N 2 S 1 156,67 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan lama fermentasi 10 hari N 2 S 2 172,33 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan lama fermentasi 20 hari N 2 S 3 147 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan lama fermentasi 30 hari 3

3.1.2 Uji nyala api Tabel 2. Uji Nyala Api Perlakuan keterangan Uji Nyala N 1 S 1 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% - dengan lama fermentasi 10 hari N 1 S 2 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% - dengan lama fermentasi 20 hari N 1 S 3 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% - dengan lama fermentasi 30 hari N 2 S 1 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% - dengan lama fermentasi 10 hari N 2 S 2 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% - dengan lama fermentasi 20 hari N 2 S 3 Konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan lama fermentasi 30 hari - 3.1.3 Uji CN Ratio Tabel 2. Uji Rasio C/N Pada Substrat Biodigester No Perlakuan C/N Rasio 1 Inokulum Kotoran Sapi 10% 2.33 2 Inokulum Kotoran Sapi 20% 2.87 3.2 Pembahasan 3.2.1 Hasil Volume Biogas Pada tabel 1 bahwa volume produksi biogas terendah pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 30 hari (N 1 S 3 ) dengan nilai rata-rata sebesar 91,67 ml. Sedangkan volume biogas yang tertinggi pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 20% dengan lama fermentasi 20 hari (N 2 S 2 ) dengan nilai rata-rata sebesar 172,33 ml. Hal ini dikarenakan perbedaan penggunakan konsentrasi inokulum kotoran sapi sebanyak 10% dan 20%, dan lama fermentasi juga dapat mempengaruhi hasil produksi biogas. Konsentrasi inokulum kotoran sapi dapat mempengaruhi hasil biogas. hal ini dikuatkan oleh Wahyuni (2011) bahwa kotoran sapi memiliki rasio jumlah C/N 24. Dengan demikian konsentrasi inokulum sangat berpengaruh dalam produksi biogas. Semakin banyak penggunaan konsentrasi inokulum dalam produksi biogas semakin banyak pula volume biogas yang akan didapat. Hal ini dikuatkan hasil penelitian Sakinah et al (2012) bahwa penambahan biostarter kotoran sapi sangat mempengaruhi peningkatan laju produksi biogas, semakin tinggi konsentrasi biostarter kotoran sapi yang di tambahkan maka laju produksi biogas dari semua variasi perlakuan memperlihatkan memperlihatkan kecendurangan meningkat sampai waktu fermentasi hari ke-30. 4

Pada lama fermentasi 10:20 hari dan 10:30 hari hasil volume biogas tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pada lama fermentasi 20:30 hari memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini dihasilkan volume biogas tertinggi pada lama fermentasi 20 hari dan terendah pada lama fermentasi 30 hari. Berdasarkan hasil penelitian Siallagan ( 2010) Bakteri yang ada selama proses fermentasi telah menggunakan unsur karbon (C) sebagai energinya dan nitrogen (N) untuk membangun struktur sel tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan produksi biogas berhenti karena nilai rasio C/N tersebut tidak lagi dapat membantu bakteri untuk memproduksi biogas. Selain rasio C/N dapat disebabkan oleh kondisi biodigester yang berkerak karena kurang optimalnya dalam pengadukan biodigester. Substrat yang terdapat dalam digester lama kelamaan akan membentuk lapisan kerak yang akan mengeras. Lapisan kerak ini dapat menghambat produksi biogas (Siregar, 2004). Menurut Fransiska (2011), pada awal proses fermentasi bakteri pembentuk biogas (metanogen) mengalami masa penyesuaian dengan keadaan didalam bahan baku, kemudian mengalami pertumbuhan karena adanya pemanfaatan nutrisi hingga dihasilkan produksi biogas maksimal. Pada tahap akhir, fermentasi memasuki fase stasioner dimana bakteri mulai kekurangan nutrisi dan mengalami kematian sehingga produksi biogas cenderung konstan dan mulai menurun (Soemarno, 2007). Gerardi (2003) menyatakan bahwa Proses pembuatan biogas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, ph, substrat, pengadukan dan starter. Suhu optimum bakteri metanogenik yang bersifat mesofilik adalah 35 0 C, bakteri metanogenik termofilik adalah 50 0-60 0 C. 3.2.2 Uji nyala api Dalam penelitian ini gas yang di hasilkan semua besifat negatif yang artinya tidak menimbulkan api ketika di sulutkan kearah api. Hal ini disebabkan karena pada biodigester hanya terdapat Rasio pada konsentrasi inokulum 10% C/N 2,33 dan 20% C/N 2,87. Uji nyala dilakukan untuk memastikan apakah biogas mengandung gas metan atau tidak. Berdasarkan hasil penelitiannya, biogas yang dihasilkan mengandung gas metan karena menghasilkan nyala api berwarna birupembentukan metan ditandai dengan gas yang dapat dibakar. Bakteri metanogen yang berperan dalam perombakan asam asetat menjadi CH4 memiliki waktu regenerasi antara 5 sampai 16 hari. Gas metan dihasilkan sejak hari ke 7 sampai hari ke 28 (Felix et al., 2012). Hal ini di tegaskan oleh Harahap (2007) gas metan ditandai dengan warna biru dalam nyala api. Gas metan memiliki kadar kalor yang cukup tinggi. Jika hasil fermentasi dapat terbakar maka ke mungkinan mengandung 45% gas metan. 5

3.2.3 Uji Ratio C/N 4. PENUTUP Pada tabel 2 uji rasio C/N pada substrat biodigester yang tertendah pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 30 hari (N 1 S 3 ) dengan rasio C/N 2.33 sedangkan yang tertinggi pada perlakuan konsentrasi inokulum kotoran sapi 10% dengan lama fermentasi 10 hari (N 1 S 1 ) dengan nilai rasio C/N 7.88. Hal ini dapat di simpulkan bahwa rasio C/N yang terdapat pada substrat biodigester masih sangat rendah sekali sehingga belum bisa menghasilkan gas metan. Menurut Fithry (2010) syarat dalam pembentukan biogas memiliki rasio C/N 20-30. Menurut Baez-Smith (2006), jika rasio C/N terlalu tinggi, nitrogen akan meningkat pertumbuhan bakteri sedangkan yang bereaksi dengan carbon sedikit sehingga gas yang dihasilkan rendah. Jika rasio C/N rendah, nitrogen berakumulasi dalam bentuk amonia yang dapat meningkatkan ph. 4.1.1 simpulan 1. Ada pengaruh terhadap konsentrasi inokulum kotoran sapi. Volume biogas tertinggi dengan konsentrasi inokulum 20% dan lama fermentasi 20 hari dihasilkan rata-rata 172,33 ml. Sedangkan volume biogas terendah dengan konsentrasi 10% dan lama fermentasi 30 hari dihasilkan rata-rata 91,67 ml. 2. lama fermentasi 20 hari dan 30 hari mengalami perbedaan yang signifikan. 3. Produksi biogas secara kualitatif menunjukkan belum terbentuknya nyala api. 4.1.2 implikasi Hasil akhir berupa LKS produksi biogas darilimbahkotoranayamdanlimbahpasar.lksini nanti akan berguna sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran mata pelajaran Biologi. Materi mengenai Jenis-jenisLimbahdanPemanfaatanLimbahjenjang SMA kelas X tepatnya pada semester dua. PERSANTUNAN Terimakasih kepada kedua orang tua, keluarga, Dosen, sahabat dan yang selalu sayang dan mendo akan saya yang sudah membantu dari awal hingga akhir dalam penelitian skripsi. 6

DAFTAR PUSTAKA Baez-Smith, C,. 2006. Anaerobic digestion of vinasse for the production of methane in the sugar cane distillery. Loxahatchee, Florida, USA. P. 268-271. David Bahrin, Destilia Anggraini Mutiara Bunga Pertiwi. 2011. Pengaruh Jenis Sampah, Komposisi Masukan Dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi Biogas Dari Sampah Organik Pasar Di Kota Palembang. ISBN : 979-587-395-4. Dewilda Yommi, Yenni, Dila Kartika. 2013. Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam. ISSN. 1907 0500. Felix, Adreas, S, Paramita S. B. U. Ikhsan, Diono. 2012. Pembuatan Biogas Dari Sampah Sayuran. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri Vol. 1, No 1, Tahun 2012 Hal 103-108. Fithry, Y. 2010. Pengaruh Penambahan Cairan Rumen Sapi Pada Pembentukan Biogas dari Sampah Buah Mangga dan Semangka. Tesis, Program Pasca Sarjana. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Fransiska, Agustina. 2011. Aplikasi Parameter Produk Biogas Dari Limbah Cair Industri Tapioka Dalam Bioreaktor Anaerobik 2 Tahap. Thesis. Semarang: Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Gerardi, M. H. (2003). The Microbiology of Anaerobic Digester. Canada: John Wiley and Sons, Inc. Harahap, F., Apandi, M. dan Ginting, S. 1978. Teknologi Gas Bio. Pusat Teknologi Pembangunan. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Omed, H. M., D. K. Lovett, & R. F. E. Axford. (2000). Faeces as a source of microbial enzymes for estimating digestibility. School of Agricultural and Forest Sciences, University of Wales: Gwynedd LL57 2UW, UK Bangor. Sakinah, Tawali Abu Bakar, dan Muin Musrizal. 2012. Pengaruh Konsentrasi Biostarter Kotoran Sapid An Kotoran Ayam Pada Produksi Biogas Dengan Menggunakan Limbah Jerami Padi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Siallagan, N.S.R. 2010. Pengaruh Waktu Tinggal Dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Produksi Biogas. Tesis, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara: Medan. Sikanna, Rismawaty, dkk 2013, Kajian teknologi Produksi Biogas Dari Sampah Basah Rumah Tangga Jurusan Kimia Fakultas MIPA.Universitas Tadulako. 7

Siregar, R.T. (2004). Uji frekuensi pengadukan dan konsentrasi kotoran kuda terhadap produksi biogas. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Soemarno. 2007. Rancangan Teknologi Proses Pengolahan Tapioka Dan Produk-Produknya. Magister Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang. Widodo, T., A. Asari.A.N. E. (2006).Rekayasa dan pengujian reactorbiogas skala kelompok tani ternak. Jurnal Enjiniring Pertanian. Vol.IV,No.1. Hal. 4. 8