PEMBUATAN BLOUSE ORIGAMI BERBAHAN KAIN KATUN DENGAN MENERAPKAN 3 JENIS FUSIBLE INTERFACING

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

PENGARUH KAIN KANVAS TERHADAP HASIL JADI ORIGAMI TEKSTIL SEBAGAI AKSESORIS. Titing Wijayanti. Sri Achir

PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANTAR RUFFLES TERHADAP HASIL MANIPULATING FABRIC HIGH MASSED RUFFLES PADA SARUNG BANTAL KURSI

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 53-59

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

PERBEDAAN HASIL JADI SULAM SISIR DENGAN MENGGUNAKAN BENANG WOOL, BENANG POLYESTER DAN BENANG NYLON PADA HIASAN DINDING

PENGARUH INTERFACING TERHADAP HASIL KERUDUNG BORDIR. Sarifatul Fitriyah. Yuhri inang

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

Widatun Nafila Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Vionita Adhelya Aliem Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

Wulan Cahyaningrum Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

Ninik Kholifah Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-journal. Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Mei 2017, Hal 26-31

PENGARUH JUMLAH KAITAN BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI TUNISIAN CROCHET PADA CLUTCH BAG

Vischa Cinthia Valentina S1 Pendidikan Tata Busana 2011, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,

PENGURANGAN PANJANG BAHU PADA PEMBUATAN LENGAN PHILIPINE BERBAHAN KAIN TAFFETA

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

PENGARUH NOMOR BENANG COTTON TERHADAP HASIL TATTING PADA KERUDUNG

PENGARUH JUMLAH LAPIS HEAD SLEEVE TERHADAP HASIL JADI CRATER SLEEVE PADA BLUS

PERBEDAAN HASIL JADI LEKAPAN APLIKASI BUNGA PLEATS ANTARA KETIGA JENIS KAIN ORGANDI POLYESTER PADA KAFTAN

Mega Citra Tiarasiwi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERBANDINGAN HASIL JADI VEST DENGAN KERAH SETALI ANTARA JENIS KETEBALAN LINING TAFFETA

PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE

MINAT KONSUMEN TERHADAP BATIK MIROTA SURABAYA

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

PENGARUH KOMPOSISI ZAT WARNA DISPERSI TERHADAP HASIL JADI JUMPUTAN PADA KAIN ORGANDI POLYESTER

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN TERHADAP HASIL JADI ROK SETENGAH LINGKAR PADA MODEL UKURAN M

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

PERBEDAAN PENGGUNAAN MESIN HIGH SPEED DAN MESIN MANUAL PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN KERAH KEMEJA

PERBEDAAN LEBAR KAMPUH 1 CM, 2 CM DAN 3 CM UNTUK ISIAN SULAM USUS BERBAHAN SATIN PADA HASIL JADI CLUTCH BAG DENGAN MOTIF DEKORATIF

PENGARUH JENIS SETIK BORDIR TERHADAP HASIL JADI BORDIR KEBAYA MODIFIKASI PADA BAHAN TULLE

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Yesy Rusmawati Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PERBANDINGAN ASETON DENGAN AIR TERHADAP HASIL JADI CREPING PADA KAIN DENIM Ima Rachmawati

STUDI KOMPARASI HASIL JADI BLUS BATWING SLEEVE WITH GATHERED BODICE MENGGUNAKAN KAIN SIFON SUTERA DAN SATIN SUTERA

Santi Sri Wulandari Mahasiswa Program S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JENIS BENANG RAJUT TERHADAP HASIL JADI TATTING PADA KERAH REBAH

PENGARUH PANJANG FLOUNCE TERHADAP HASIL JADI CIRCLE FLOUNCE SKIRT ASYMMETRIC DENGAN MENGGUNAKAN HORSEHAIR

PENGARUH JENIS KAIN TERHADAP HASIL JADI BORDIR TIGA DIMENSI PADA HAIRPIECE

Irfatus Syahiroh Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERBEDAAN HASIL BUSTIER DITINJAU DARI BAHAN PELAPIS (INTERFACING) DAN TEKNIK PENGEPRESAN LAPISAN DALAM

PENGARUH PERBANDINGAN TINTA SABLON RUBBER WHITE DAN FOAMING TERHADAP HASIL JADI HAND PAINTING PADA KAIN TAFFETA

Tyas Candra Puspita Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JUMLAH HELAI BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI SULAMAN HARDANGER PADA BOLERO

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal

e-journal. Volume 04 Nomor 01 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2015, Hal 1-9

PENGEMBANGAN KONSTRUKSI POLA LENGAN BIDADARI DENGAN SISTEM DJUMIAH

ABSTRAK. Keywords: origami, lipatan, struktural, tegas, modern. Universitas Kristen Maranatha

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 29-36

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT ROK DRAPERY MELALUI PELATIHAN PADA SISWA KELAS XII SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO

e-journal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Mei 2014, Hal 65-70

PENGARUH TINGGI KERUCUT TERHADAP HASIL JADI KERUCUT PADA CAPE

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Oktavina Lis Juje Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

KONSTRUKSI POLA BUSANA (BU 231)

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

Fashion And Fashion Education

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGANJIAN BENANG TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MESIN KANJI MERK TZUDAKOMA JAPAN

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Fashion and Fashion Education Journal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

PERBEDAAN HASIL JADI TIE DYE KOMBINASI PEWARNAAN DENGAN AIRBRUSH PADA KAIN SIFON SUTRA DAN SATIN SUTRA

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

ANALISIS KUALITAS TUGAS PRODUK SETELAN JAS PADA MATA KULIAH BUSANA TAILORING

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 46-52

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA JOBSHEET TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK JAHIT PERCA KELAS X DI SMK DIPONEGORO DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

MODUL VI BU 461*) Adibusana

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

PERBANDINGAN HASIL PAES TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN METODE PROPORSIONAL

PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING PADA JAKET BERBAHAN SUEDE SINTETIS

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB II. Metodologi Perancangan

Nur Afifah Mahasiswa S1 Pend. Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

PERBEDAAN HASIL KETEPATAN UKURAN BLUS LURIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN TEKNIK RELAXING DAN TOLERANSI UKURAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

MODUL V. 1. Mata Kuliah : BU 461*) Adibusana 2. Pertemuan ke : 9 dan Pokok Materi : Busana Eksklusif Model Pas Badan

TINGKAT KESULITAN PEMBUATAN GAUN PAS BADAN

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP HASIL JADI TIE DYE PADA KAIN KATUN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA. Disususn oleh : Dra. Astuti, M.Pd NIP

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

PENGARUH WARNA DASAR DENIM TERHADAP HASIL JADI PEMBENTUKAN MOTIF BATIK LUKIS DENGAN TEKNIK BLEACHING PADA ROK

Ebook 1. Dewasa (Model 1)

PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK

PENGARUH PERBEDAAN JENIS BAHAN TEKSTIL LACE DAN BELEDU TERHADAP HASIL FITTING KEBAYA MENGGUNAKAN POLA SISTEM DRESSMAKING

PENGARUH JENIS ANYAMAN TERHADAP HASIL JADI CAPE DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN KULIT IMITASI

Kata Kunci: Keterampilan, Menjahit, Nilai, Konstruksi Busana

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Busana dan Desain (JPBD) Vol 1, No 1, September 2017 e-issn:. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jbd PEMBUATAN BLOUSE ORIGAMI BERBAHAN KAIN KATUN DENGAN MENERAPKAN 3 JENIS FUSIBLE INTERFACING M E L A T I SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo Melacantik95@yahoo.com Received: xxxx, Accepted: xxxxx, Published: xxxxx Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui perbedaan hasil jadi penerapan origami kain katun dengan menggunakan tiga jenis fusible interfacing; woven fusible interfacing tipe 080, knit fusible interfacing tipe 7403, dan weft insertion fusible interfacing tipe 2613 terhadap hasil jadi blouse, dan 2) mengetahui jenis fusible interfacing yang paling baik untuk membuat blus origami kain katun. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Metode pengumpulan data dengan observasi, dengan 30 responden. Analisis data menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal. Hasil penelitian menyebutkan bahwa: 1) terdapat perbedaan hasil jadi penerapan origami kain katun antara woven fusible interfacing tipe 080, knit fusible interfacing tipe 7403, dan weft insertion fusible interfacing tipe 2613, dan 2) fusible interfacing yang paling baik digunakan untuk menerapkan blouse origami kain katun yaitu woven fusible interfacing tipe 080. Kata kunci: Origami kain, Blouse, Fusible interfacing Abstract. The study aims to 1) determine differences of origami cotton cloth by using three types of fusible interfacing; 080 types of woven fusible interfacing, knit fusible interfacing type 7403, and weft insertion-type fusible interfacing 2613, and 2) determine the best type of fusible interfacing to make origami cotton blouse. This type of research is experimental research. Data collecting through observation, with 30 respondents. Data analized by single classification analysis of variance. The result state that: 1) there are differences between the woven fusible interfacing type 080, knit fusible interfacing type 7403, and weft insertion fusible interfacing type 2613 in origami blouse and 2) fusible interfacing 080 is best to apply in blouse origami making. Key words: textile origami, Blouse, Fusible interfacing. Copyright @ 2017 Jurnal Penelitian Busana dan Desain PENDAHULUAN Seni melipat kertas atau lebih dikenal dengan nama origami bermula sejak kertas diperkenalkan pada abad pertama di zaman Tiongkok kuno pada tahun 105 Masehi. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, origami tidak hanya dilakukan dengan menggunakan kertas tetapi juga dapat dilakukan dengan menggunakan media tesktil, yang dikenal dengan istilah textile origami. Para perancang busana luar negeri telah banyak menerapkan textile origami ke dalam desain busana dan hiasan busana dengan istilah 30

Melati, Pembuatan Blouse Origami 31 fashion origami. Seperti karya rancangan Christian Dior berupa busana pesta dan busana spesial (avant garde) yang glamour, elegant dan spektakuler diwujudkan dalam bentuk gaun. Desain dan hiasan busana berupa textile origami tersebut dibuat untuk menciptakan produk busana yang lebih indah dan unik, serta untuk dapat menambah nilai seni dan nilai jual busana itu sendiri. Karena keindahan dan keunikan busana dengan menerapkan textile origami, maka peneliti tertarik untuk membuat textile origami dan menerapkannya kedalam suatu desain blouse dengan menggunakan media tekstil berupa kain. Pada penelitian ini, peneliti ingin menerapkan origami kain menjadi suatu desain struktur dalam satu desain blouse dengan menggunakan kain katun yang akan dilapisi dengan tiga macam fusible interfacing, sehingga kain katun akan menjadi lebih kaku dan hasil jadi blouse tersebut jatuhnya harus pas pada badan model dan sesuai dengan desain. Prosedur pembuatan origami kain sebagai berikut: 1). melipat kain menjadi ½, sehingga garis vertikal pada bagian tengah kain terlihat jelas. Untuk memperjelas lipatan kain dapat ditambah dengan tekanan setrika, 2) melipat setiap sisi ke garis tengah kain. Untuk memperjelas lipatan kain dapat ditambah dengan tekanan setrika, 3) ketika lipatan dibuka maka akan tampak garis lipatan berbentuk segi empat pada bagian tengah kain, 4) membalik kain yang sudah terlipat sehingga lipatan berada di sisi bawah, 5) melipat setiap sisi kain ke arah titik tengah kain. Untuk memperjelas garis lipatan kain dapat ditambah dengan tekanan setrika, 6) ketika lipatan terbuka garisgaris lipatan akan terlihat dengan jelas, dan kain mulai terbentuk, 7) melipat keempat sisi kembali seperti pada langkah f, namun kali ini secara bersamaan sehingga membentuk empat kuping di setiap sudut kain, 8) menyatukan kain dengan jahitan pada titik tengah pertemuan ruas kain, benang disimpulkan pada bagian belakang, 9) menekan keempat kuping untuk membentuk empat buah segi empat kecil seperti pada gambar. Setiap sudut harus bertemu di titik tengah, 10) mengambil kedua sisi yang terbuka pada masing-masing segi empat, membalik bagian kuping keluar hingga membentuk seperti kelopak bunga, 11) menjahit sedikit pinggiran kelopak bunga untuk menahan bentuknya, 12) bunga semanggi telah jadi. Kain katun merupakan salah satu jenis kain yang berasal dari serat alam tumbuhan yaitu biji polong kapas. Seperti yang telah dikemukakan oleh. Wancik (1992) yaitu, cotton adalah kain yang berasal dari 100% kapas. Fusible interfacing merupakan salah satu jenis dari interfacing atau bahan pelapis yang mempunyai perekat atau lem pada salah satu sisinya dan cara pelekatannya dengan menggunakan panas dari alat pengepresan seperti setrika. Macam-macam Fusible Interfacing a. Woven Fusible Interfacing Woven fusible interfacing merupakan jenis bahan pelapis yang mempunyai arah serat memanjang yang saling menyilang. Seperti cara pembuatan fusible interfacing ini yaitu dengan cara ditenun, bahan pelapis ini sangat sesuai digunakan pada bahan

32 Jurnal Penelitian Busana dan Desain Vol. 1, No. 1, September 2017 tekstil yang pembuatannya juga dengan cara ditenun. b. Non Woven Fusible Interfacing Non woven fusible interfacing merupakan jenis bahan pelapis yang pembuatannya tidak ditenun melainkan dengan cara dimampatkan atau dengan proses. c. Knit Fusible Interfacing Knit fusible interfacing ini merupakan bahan pelapis yang proses pembuatannya dengan cara dirajut. d. Weft Insertion Fusible Interfacing Weft insertion fusible interfacing ini merupakan bahan pelapis yang mempunyai arah serat melebar dan memanjang. Untuk mendapatkan hasil busana yang stabil, maka sebaiknya menggunakan arah serat yang melebar. Arah serat memanjang akan mudah mulur dan kembali seperti semula apabila dilepaskan dari tarikan. Weft insertion fusible interfacing ini sesuai digunakan untuk bahan yang tipis. Blouse atau blus merupakan salah satu dari jenis busana yang pemakaiannya di luar, yaitu pemakaiannya digunakan setelah menggunakan busana dalam. Selain itu, blouse juga merupakan busana yang dikenakan pada badan bagian atas. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian eksperimen. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dengan 30 observer. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian klasifikasi tunggal, untuk mengetahui perbedaan hasil jadi blouse dengan menggunakan tiga jenis fusible interfacing yaitu woven fusible interfacing tipe 080, knit fusible interfacing tipe 7403, dan weft insertion fusible interfacing tipe 2613. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi jatuhnya busana pada badan a. Dapat membentuk badan dengan baik dan tepat pada garis badan model. Tabel 4.1 Jatuhnya Busana: Dapat Membetuk Badan Dg Baik & Tepat Pada Garis Badan Model Between Groups 3.289 2 1.644 1.980.144 Within Groups 72.267 87.831 75.556 89 Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 1.980 dan significansi 0.144 dalam taraf nyata

96 Jurnal Penelitian Busana dan Desain Vol. 1, No. 1, September 2017 (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. b. Dapat membentuk pinggang dengan baik dan tepat pada garis badan model Jatuhnya Busana: Dapat Membentuk Pinggang Dg Baik & Tepat Pada Garis Badan Model Between Groups Within Groups 2.467 2 1.233 3.153.048 34.033 87.391 36.500 89 Tabel 4.2 Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 3.153 dan significansi 0.048 dalam taraf nyata df (derajat kebebasan) pembilang 2 dan penyebut 87 dan peluang 0.95 (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. c. Dapat membentuk panggul dengan baik dan tepat pada garis badan model Jatuhny a Busana: Dapat Membentuk Panggul Dg Baik & Tepat Pada Garis Badan Model Between Groups Within Groups 3.889 2 1.944 3.436.037 49.233 87.566 53.122 89 Tabel 4.3 Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 3.436 dan significansi 0.037 dalam taraf nyata (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. 2. Deskripsi hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain Tabel 4.4 Hasil Jadi Kelopak Bunga Dapat Berdiri Dg Baik Sesuai Dg Desain Between Groups Within Groups 42.022 2 21.011 63.324.000 28.867 87.332 70.889 89

96 Jurnal Penelitian Busana dan Desain Vol. 1, No. 1, September 2017 Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 63.324 dan significansi 0.000 dalam taraf nyata (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. 3. Deskripsi hasil perekatan fusible interfacing terlihat baik dan rata pada seluruh bagian blouse Tabel 4.5 Hasil Perekatan Fusible Interf acing Terlihat Baik & Rata Pd Seluruh Bagian Blouse Between Groups Within Groups.956 2.478.860.427 48.333 87.556 49.289 89 Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 0.860 dan significansi 0.427 dalam taraf nyata (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. 4. Deskripsi kenyamanan model terhadap daya pakai blouse secara keseluruhan Tabel 4.6 Keny amanan Model Terhadap Day a Pakai Blouse Secara Keseluruhan Between Groups 25.800 2 12.900 31.003.000 Within Groups 36.200 87.416 62.000 89 Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 31.003 dan significansi 0.000 dalam taraf nyata (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.09. Selain dari aspek-aspek diatas, juga didapatkan hasil penelitian untuk penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse keseluruhan aspek :

Mean Melati, Pembuatan Blouse Origami 35 Mean Hasil Jadi Blouse Keseluruhan Aspek 4.00 3.00 2.00 3.0389 2.9833 2.8444 1.00 0.00 Woven Fusible Interfacing Tipe 080 Knit Fusible Weft Insertion Fusible Interfacing Tipe 7403 Interfacing Tipe 2613 Jenis Bahan Tabel 4.7 Hasil Jadi Blouse Keseluruhan Aspek Between Groups 3.611 2 1.806 2.669.070 Within Groups 363.322 537.677 366.933 539 Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai F hitung 2.669 dan significansi 0.070 dalam taraf nyata ( ) 0.05. Sedangkan F tabel dengan df PEMBAHASAN (derajat kebebasan) pembilang 2 dan penyebut 537 dan peluang 0.95 (taraf nyata atau = 0.05) di dapat F tabel 3.02. 1. Deskripsi jatuhnya busana pada badan a. Dapat membentuk badan dengan baik dan tepat pada garis badan model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari jatuhnya busana pada badan, dapat membentuk badan dengan baik dan tepat pada garis badan model yang paling baik yaitu knit fusible interfacing tipe 7403 dengan nilai rata-rata 3.00, karena fusible interfacing ini

36 Jurnal Penelitian Busana dan Desain Vol. 1, No. 1, September 2017 dapat mengikuti bentuk badan model. b. Dapat membentuk pinggang dengan baik dan tepat pada garis badan model Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari jatuhnya busana pada badan, dapat membentuk pinggang dengan baik dan tepat pada garis badan model yang paling baik yaitu knit fusible interfacing tipe 7403 dengan nilai rata-rata 3.-30, karena fusible interfacing ini dapat mengikuti bentuk badan model. c. Dapat pula membentuk panggul dengan baik dan tepat pada garis badan model Hasil penelitian menunjukkan terbukti bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari jatuhnya busana pada badan, dapat membentuk panggul dengan baik dan tepat pada garis badan model yang paling baik yaitu woven fusible interfacing tipe 080 dengan nilai ratarata 3.367, karena fusible interfacing ini telah melalui proses tubernysisasi atau pengkakuan sehingga terlihat baik pada bagian panggul. 2. Deskripsi hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain yang paling baik yaitu woven fusible interfacing tipe 080 dengan nilai rata-rata 3.767, karena fusible interfacing ini telah melalui proses tubernysisasi atau pengkakuan sehingga terlihat lebih kaku dan menyerupai kertas. 3. Deskripsi hasil perekatan fusible interfacing terlihat baik dan rata pada seluruh bagian blouse Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain yang paling baik yaitu woven fusible interfacing tipe 080 dengan nilai rata-rata 3.233, karena fusible interfacing ini mudah melekat dan merata pada kain dengan suhu tinggi. 4. Deskripsi kenyamanan model terhadap daya pakai blouse secara keseluruhan Hasil penelitian menunjukkan penelitian bahwa penerapan origami kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain yang paling baik yaitu weft insertion fusible interfacing tipe 2613 dengan nilai rata-rata 3.367, karena fusible interfacing ini stabil dengan kemuluran kain yang dapat menyesuaikan dan mengikuti arah serat kain. Sedangkan untuk hasil jadi blouse keseluruhan aspek Hasil penelitian menunjukkan simpulan penelitian bahwa penerapan origami

Melati, Pembuatan Blouse Origami 37 kain katun dengan menggunakan fusible interfacing terhadap hasil jadi blouse ditinjau dari hasil jadi kelopak bunga dapat berdiri dengan baik sesuai dengan desain yang paling baik yaitu woven fusible interfacing tipe 080 dengan nilai rata-rata 3.039, karena fusible interfacing ini telah melalui proses tubernysisasi atau pengkakuan sehingga terlihat lebih kaku dari fusible interfacing yang lainnya dan menyerupai kertas. PENUTUP SIMPULAN 1. Dari hasil penelitian ini, terdapat perbedaan pada hasil jadi penerapan origami kain katun dengan menggunakan ketiga jenis fusible interfacing tersebut yaitu : a. Woven fusible interfacing terlihat lebih kaku menyerupai kertas, karena fusible interfacing ini telah melalui proses tubernysisasi atau pengkakuan.. b. Knit fusible interfacing memiliki tingkat kekakuan yang sedang, karena fusible interfacing ini tidak melalui proses tubernysisasi sehingga kekakuannya dibawah woven fusible interfacing tipe 080. c. Weft insertion fusible interfacing terlihat sangat lemas, karena fusible interfacing ini tingkat kekakuannya dibawah woven fusible interfacing tipe 080 dan knit fusible interfacing tipe 7403 selain itu berat fusible interfacing ini paling ringan dibandingkan fusible interfacing yang lainnya. 2. Dari hasil penelitian ini, fusible interfacing yang paling baik digunakan untuk menerapkan blouse origami kain katun yaitu woven fusible interfacing tipe 080. Karena woven fusible interfacing tipe 080 ini memiliki tingkat kekakuan yang menyerupai kertas sehingga bentuk kelopak bunga terlihat lebih baik dari fusible interfacing yang lainnya, meskipun Kenyamanan daya pakai woven fusible interfacing tipe 080 kurang baik jika dikenakan oleh model. SARAN Jika busana tersebut digunakan pada kesempatan sehari-hari (ready to wear) sebaiknya menggunakan weft insertion fusible interfacing tipe 2613, karena hasil jadi busana menjadi lebih nyaman ketika digunakan oleh peraga atau model dan mudah mengikuti bentuk tubuh peraga atau model. Tetapi pemberian weft insertion fusible interfacing tipe 2613 ini harus diberikan pada kedua lembar kain yang digunakan agar hasilnya lebih baik lagi. Sebaliknya, jika busana tersebut akan digunakan pada kesempatan tertentu (avant garde atau special wear) sebaiknya menggunakan woven fusible interfacing tipe 080, karena hasil jadi bentuk kelopak bunganya lebih baik dan kaku menyerupai kertas. Tetapi bahan yang digunakan sebaiknya menggunakan bahan bermotif pada bagian luarnya atau bagian yang dilapisi fusible interfacing agar perekatan fusible interfacing yang kurang halus dan rata terlihat samar, sehingga tidak menggangu penglihatan secara keseluruhan terhadap hasil jadi blouse. DAFTAR PUSTAKA Amaden, Connie. 1992. A Guide to Fashion Sewing. New York : Fairchild Publications, Inc.

38 Jurnal Penelitian Busana dan Desain Vol. 1, No. 1, September 2017 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Asdi Mahastya. Calasibetta and Tortora. 2003. The Fairchild Dictionary of Fashion. New York : Fairchild Publications, Inc. Digest, Reader s. 1984. Complete Guide to Sewing. New York : The Reader s Digest Association, Inc. Jerde, Judith. 1992. Encyclopedia of Textiles. New York : Facts on File an Infobase Holdings Company. Hartanto, Nursanto.1976. Teknologi Tekstil. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Lydra, Carla dan Tamblin, Retna W. 2008. Textile Origami. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Lydra, Carla dan Tamblin, Retna W. 2008. Textile Origami dengan Menggunakan Kain Batik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Mawaddah, Indria. 2002. Pengaruh Suhu dan Waktu Perekatan Interfacing Terhadap Hasil Jadi Kerah. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : PKK FT UNESA. Poespo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Kanisius. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sustiwi, Atik. 2009. Seni Origami Bentuk Dasar. Yogyakarta : Rumah Pengetahuan. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Tim Penyusun Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Tim Penyusun UNESA Press. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. Surabaya:UNESAUniversity. Wancik. M. H. 1992. Bina Busana Buku 2. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Anonemous. Semanggi. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. (Online) wikipedia.org/wiki/semanggi, diakses 15 Januari 2010.