dokumen-dokumen yang mirip
Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

GAYA BAHASA UNGKAPAN KIASAN MASYARAKAT MINANGKABAU DAN APLIKASINYA DI NAGARI GUNUNG PADANG ALAI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAKTUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DI KENAGARIAN GAUANG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ABSTRACT

Hamdani Rijal 1), Marsis 2), Syofiani 2)

KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH

NILAI SOSIAL KEROHANIAN PANTUN MINANGKABAU DALAM BUKU 1000 PEPATAH-PETITIH, MAMANG-BIDAL, DAN PANTUN-GURINDAM KARYA IDRUS HAKIMY DT.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

ABSTRAK

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PANTUN MINANGKABAU. Meta Sari 1), Gusnetti 2), Syofiani 2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 400 orang Sumatera Utara) 3 Keluarga Jawa 280 0rang 4 Keluarga Besar Mahasiswa

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT RESMI DI KANTOR BPKD PADANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DALAM BAHASA MANDAILING DI KANAGARIAN PANTI KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATRA BARAT

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT RESMI DI KANTOR BPKD PADANG

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA ANAK DAN ORANG TUA DI IKUR KOTO KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR MENYURUH DI KENAGARIAN TAMBANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU SISWA KELAS VIII F DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA.

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

Kata Kunci: Kesantunan, Berbahasa Minangkabau, Studi Kasus Keluarga, Desa Pauh Koto kaciak Pariaman.

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut

FUNGSI DAN MAKNA MANTRA DALAM KAJI MUDO DI KANAGARIANKOTO RANAH BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

PENGGUNAAN KATO NAN AMPEK SEBAGAI KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA MINANGKABAU PERANTAUAN

CAMPUR KODE BAHASA SUNDA DI PASAR REBO KAMPUNG RAMBUTAN JAKARTA TIMUR STUDI KASUS: KELUARGA BU IIS MAISAROH

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

Transkripsi:

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI KENAGARIAN SUNUR KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ayu Wahyuni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: Ayu.wahyuni344@yahoo.com ABSTRACTI Research to suavity act to say child to one who old in the Kenagarian Sunur District of Nan Sabaris, Padang Pariaman Regency, West Sumatera, felt important because representing an effort to dig and comprehend etiquette in using language of Minangkabau in everyday life as a form everlasting of vernacular. This research aim to for the descriptive of decenting have Ianguage to Minangkabau in acting to say child to one who older in the Kenagarian Sunur, District of Nan Sabaris, Padang Pariaman Regency, West Sumatrea. The type of this research was qualitative with descriptive method. Result of this research is found that acting to say child in the Nagari Sunur, District Of Nan Sabaris, Padang Pariaman Regency at one who pertained older less decent. From four aspect act to say directive which perceived, act to say which at most found is acting to say to suggest and act to say to oppose that is counted 7 data, while acting to say to request to be found by 4 and data of tinda say to advice counted 2 data. Pursuant to result of data analysis, hence can be concluded that suavity have Ianguage Minangkabau in acting to say at one who older in the Kenagarian Sunur District of Nan Sabaris Padang Pariaman Regency pertained less decent Keyword : Suavity, Act to say, Directively A. PENDAHULUAN Dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat Minangkabau memiliki tata krama berbicara yang mengarahkan pemakaian bahasa dalam etika berbahasa. Tata krama itu dikenal dengan kato nan ampek (Navis, 1984: 98-102). Setiap daerah memiliki gaya tersendiri dalam berkomunikasi, tetapi mereka selalu memperhatikan sopan santun dan cara yang baik agar tuturannya tidak membuat orang lain tersinggung. Misalnya, dalam bertindak tutur direktif. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebut dalam ujaran itu. 1

Kesantunan berbahasa merupakan norma-norma yang mesti diketahui oleh masyarakat tutur, karena kesantunan berbahasa merupakan bagian dari norma kebudayaan suatu daerah. Setiap daerah memiliki norma-norma kesantunan dalam bertutur yang berbeda-beda. Begitu juga halnya dengan norma kesantunan dalam bertutur masyarakat di Kenagarian Sunur Kecamatan nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Masyarakat Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman, menggunakan bahasa Minangkabau sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa Minangkabau digunakan untuk memberitahu, mengungkapkan perasaan gembira, perasaan sedih, memberikan masukan, dan lain sebagainya. Dipilihnya Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat sebagai lokasi penelitian kesantunan berbahasa Minangkabau, karena dalam tindak tutur antara anak dan orang tua dalam kehidupan masyarakat di daerah ini ditemukan tuturan yang kurang santun. Hal ini disebabkan karena masyarakat di Kenagarian Sunur, Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman sangat heterogen, baik dari masalah pendidikan, ekonomi, maupun mata pencaharian. Dalam keseharian, bahasa Minangkabau sering ditemukan tuturan yang kasar, terutama oleh yang baru mendengarnya, namun itu tergantung penutur yang menuturkannya, apakah dia menuturkan dengan santun atau tidak santun. Untuk itu peneliti ingin meneliti kesantunan berbahasa Minangkabau dalam tindak tutur anak kepada orang yang lebih tua di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. B. KAJIAN TEORETIS 1. Kesantunan Berbahasa Keraf (1984: 114) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sopan santun berbicara adalah memberikan suatu penghargaan atau menghormati orang yang diajak berbicara. Dalam kehidupan bermasyarakat ataupun dalam berkeluarga, bahasa merupakan alat komunikasi yang harus disertai dengan norma-norma atau tata krama berbahasa yang berlaku dalam budaya masyarakat. Selanjutnya, Tarigan (2009: 45) menjelaskan bahwa pada hakikatnya kesopansantunan itu bersifat asimetris, tidak seimbang, dan kedua belah bagiannya tidak sama. Dasar kebenaran bagi ungkapan kesopan-santunan, adalah dapatnya ungkapan itu secara tepat menerangkan aneka asimetris dan konsekuensinya baik secara langsung maupun tidak langsung. 2

2. Kesantunan Berbahasa Minangkabau Bahasa Minangkabau adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau khususnya dan masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Menurut Navis (1986:101), bahasa Minangkabau digunakan sesuai dengan kedudukannya dalam keluarga dan status sosial dalam masyarakat di kehidupan sehari-hari. Namun dalam hal ini, dalam bertutur bukan memperhatikan adanya bahasa bangsawan dan bahasa rakyat jelata, tetapi untuk berbicara, penutur mesti memperhatikan siapa mitra tuturnya, bukan karena mitra tuturnya orang kaya atau orang miskin, namun umur dan kedudukan dalam keluarga lebih menentukan. Kesantunan berbahasa Minangkabau dikenal dengan langgam kato atau kato nan ampek. Salah satu kesantunan berbahasa Minangkabau menurut Navis (1986: 102) dapat dilihat pada kato mandaki yaitu bahasa yang digunakan orang yang status sosialnya lebih rendah dari lawan bicaranya. Umpamanya, yang dipakai orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, murid kepada guru, atau atasan kepada bawahannya. Misalnya dalam berbicara dengan menggunakan kalimat pendek, pai kama?, jika berbicara dengan mitra tutur yang lebih tua, kalimat yang dituturkan harus lengkap supaya terlihat santun dan hormat. Jadi, kalimat pendek tersebut dituturkan dengan bunyi Etek, pai kama Tek?. Tuturan ini terdengar lebih santun dan sesuai dengan konsep kato mandaki. Menurut Navis, (1986:230-231), menyampaikan 4 aturan sopan santun dalam bahasa Minangkabau yaitu kata mendaki, kata menurun, kata mendatar, dan kata melereng. Kata mendaki adalah bahasa orang kecil kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya. Kata menurun adalah bahasa orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih kecil. Kata mendatar adalah bahasa yang digunakan oleh orang sepergaulan atau seusia. Kata melereng adalah bahasa orang yang saling menyegani, baik karena hubungan kekerabatan maupun karena hubungan jabatan. 3. Kesantunan Berbahasa kepada Orang yang Lebih Tua Setiap daerah memiliki gaya tersendiri dalam berkumunikasi, akan tetapi di tuntut untuk selalu memperhatikan sopan santun dan cara yang baik agar tuturannya tidak membuat orang lain tersinggung, misalnya saja dalam bertindak tutur. Adanya ragam bahasa ini tentu saja berhubungan dengan daerah tempat bahasa itu digunakan. 3

Dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Minangkabau memiliki tata krama berbicara dengan mengarahkan pemakaian bahasa dalam etika berbahasa, yang lebih dikenal dengan istilah langgam kato nan ampek (Navis, 1986: 101). Tindak tutur anak yang diamati dalam penelitian ini adalah aspek tindak tutur direktif, yang bertujuan agar mitra tuturnya melakukan tindakan sesuai dengan apa yang penutur ujarkan. Tindak tutur ini terdiri dari tindak tutur menyarankan, memohon, menasihati, dan menentang. Dengan demikian dapat diketahui apakah seorang anak dapat berbicara dengan santun dan lemah lembut terhadap orang yang lebih tua darinya. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Moleong (2010: 4), metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 2. Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti Penelitian dilakukan di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman yang dilakukan secara berkesinambungan dalam waktu yang ditentukan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti terlibat langsung dengan informan penelitian. Entri yang akan diteliti adalah tuturan anak kepada orang yang lebih tua dalam bahasa Minangkabau yang tinggal di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Peneliti terlibat langsung dalam proses pengumpulan data. 3. Objek Penelitian, Data dan Sumber Data Objek penelitian ini adalah tindak tutur anak kepada orang yang lebih tua dalam bahasa Minangkabau. Data penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam percakapan antara anak dengan orang lebih tua dalam keluarga. Sumber data penelitian ini adalah tuturan antara anak dengan orang yang lebih tua yang merupakan penduduk asli daerah yang akan diteliti. 4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode simak, yaitu peneliti 4

mengamati pembicaraan antara penutur dan petutur yang dilanjutkan dengan teknik rekam yaitu merekam percakapan tersebut menggunakan alat perekam (hand phone). Rekaman ini kemudian ditranskripsikan ke dalam data tulis. informan adalah penduduk asli tempat penelitian, (2) informan yang bisa bicara yaitu umur 7-30 tahun, (3) informan berada pada lokasi penelitian dan jarang meninggalkan daerahnya, (4) informan sehat jasmani dan rohani. 5. Informan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan yang merupakan masyarakat asli yang menetap di Nagari Sunur sebanyak 15 keluarga yang berasal dari 5 jorong di Nagari Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman tersebut. Pada setiap jorong diambil 3 keluarga dengan kriteria yang berbeda yakni pertama, kriteria keluarga berpendidikan tinggi. Kriteria keluarga berpendidikan tinggi adalah salah satu atau kedua orang tuanya pernah menduduki bangku perguruan tinggi. Kedua, keluarga berpendidikan menengah. Kriteria berpendidikan menengah adalah salah satu atau kedua orang tuanya pernah menduduki bangku SMA atau sederajat. Ketiga, keluarga berpendidikan rendah. Kriteria keluarga berpendidikan rendah adalah salah satu atau kedua orang tuanya pernah menduduki bangku SD dan yang tidak pernah menduduki bangku sekolah. Secara kualitatif kondisi informan penelitian ini adalah: (1) 6. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pertama, melakukan observasi untuk mencari narasumber atau informan; kedua, merekam kata-kata atau tuturan informan dengan menggunakan alat perekam atau Hp; dan ketiga, mentranskripsi data rekaman ke dalam bentuk data tulis. 7. Teknis Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengikuti langkahlangkah berikut ini. 1. Rekaman tindak tutur informan ditranskripsikan ke dalam bentuk data tulis. 2. Mengelompokkan transkripsi rekaman yang menjadi data penelitian. 3. Mengelompokkan tindak tutur yang menjadi data penelitian berdasarkan kriteria tindak tutur direktif dan mengidentifikasi tuturan tersebut berdasarkan prinsip kesantunan berbahasa Minangkabau. 5

4. Menginterpretasikan hasil analisis data. 5. Membahas dan menyimpulkan hasil interprestasi data. 8. Teknik Pengujian Keabsahan Data Teknik pengujian keabsahan data pada yang digunakan penelitian ini adalah ketelitian pengamatan penulis. Menurut Moleong (2010: 177) teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan ketelitian pengamatan penulis sendiri untuk keperluan pengecekan terhadap data. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui rekaman pada saat interaksi komunikasi atau tindak tutur terjadi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 sampai dengan tanggal 10 Februari 2014 dengan lokasi penelitian di Kenagarian Sunur, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman. Dalam rangka pengumpulan data, penulis mendatangi langsung keluarga informan dan melakukan perekaman suara pada saat tindak tutur terjadi tanpa sepengetahuan si anak yang sedang bertutur. Data rekaman ini kemudian ditranskripsikan dalam bentuk data tulis dan selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan transkripsi rekaman ini kemudian dikelompokkan tindak tutur direktif anak kepada orang yang lebih tua. Tindak tutur direktif anak kepada orang yang lebih tua ini yang menjadi data penelitian dan kemudian dianalisis kesantunan berbahasa anak tersebut dalam bertindak tutur. 2. Analisis Data Masing-masing transkripsi rekaman yang menjadi data penelitian ini kemudian dianalisis kesantunannya dengan memperhatikan tata krama dan aturan kesantunan berbahasa dalam pergaulan di Minangkabau saat bertindak tutur yakni jalan nan ampek atau kato nan ampek (jalan yang empat atau kata yang empat), baik dari keluarga berpendidikan tinggi, berpendidikan menengah, maupun keluarga berpendidikan rendah. Tindak tutur yang diamati adalah aspek tindak tutur direktif yang terdiri dari (1) tindak tutur menyarankan, (2) tindak tutur memohon, (3) tindak tutur menasihati, dan (4) tindak tutur menentang. 3. Pembahasan Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data, ditemukan, dari empat aspek tindak tutur direktif yang diamati, 6

di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman ditemukan tidak tutur direktif menyarankan dan tindak tutur menentang yang paling sering digunakan oleh anak kepada orang yang lebih tua dengan tingkat kesantunan kurang santun karena pada umumnya tidak tutur direktif yang digunakan tidak menggunakan kato mandaki (kata mendaki) sebagai mana seharusnya, tapi anak lebih sering menggunakan kato manurun (kata manurun). Kata menurun seharusnya digunakan dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih kecil dari kita. Di Kenagarian Sunur, Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman, cara orang tua atau keluarga bertutur sangat mempengaruhi cara anak dalam bertutur. Di Nagari tersebut, lingkungan membentuk karakter berbahasa dengan sangat kuat, bahkan tingkat pendidikan suatu keluarga tidak berpengaruh besar terhadap kesantunan anak dalam bertutur dengan orang yang lebih tua. Salah satu contohnya dapat dilihat pada data berikut yang merupakan tindak tutur anak yang bersifat menyarankan berikut ini.... Orang Tua : Ambiak saghai, daun kunik keh! Daun limau ado? (Ambil serai, daun kunyit, cepat! Daun jeruk ada?) Anak : Saghai ndak do batang e doh, lai yang aluihaluih tu, ambiak e lah? (Serai tidak ada batang-nya, ada yang kecil-kecil, ambil sajalah?) Tuturan anak pada data ini berasal dari informan dengan kriteria keluarga berpendidikan tinggi, kesantunan anak dalam bertutur termasuk kurang sopan. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh kuat dalam kesantunan anak bertutur dengan orang yang lebih tua. Kenyataan ini diperkuat dengan data berikut ini.... Anak : Yo, Apa ndak jo jadi pai-pai do. Kalau ka kasurau Pa, elok pai kini lai, beko ujan lo ari. (Ya, Papa tidak jadi juga pergi-pergi. Kalau mau pergi ke Surau Pa, bagus pergi sekarang lagi, nanti hujan pula hari)... Tuturan anak pada data ini berasal dari informan dengan kriteria keluarga berpendidikan rendah, tapi kesantunan anak dalam bertutur pada orang tuanya termasuk santun karena sudah menggunakan konsep kata mendaki. Namun, secara keseluruhan dapat dilihat tuturan dari informan dengan kriteria berpendidikan tinggi lebih santun dibandingkan dengan tuturan informan dengan kriteria keluarga 7

berpendidikan rendah. Hal ini dapat dilihat dari 8 data yang berasal dari informan kriteria keluarga berpendidikan tinggi, 7 data di antaranya tergolong dalam tuturan kurang santun dan 1 data lainnya termasuk santun. Sementara itu, data yang berasal dari informan dengan kriteria keluarga berpendidikan rendah sebanyak 6 data, 3 data di antaranya termasuk tuturan yang tidak santun, 2 data lainnya kurang santun, sedangkan 1 data termasuk dalam tuturan sopan. Sesuai dengan hasil penelitian, ditemukan tindak tutur direktif menyarankan dan tindak tutur direktif menentang, masing-masing sebanyak 7 data dari 20 tindak tutur yang menjadi data penelitian dengan tingkat kesantunan pada tindak tutur menyarankan adalah kurang santun dan pada tindak tutur menentang, tingkat kesantunannya adalah tidak santun. Sementara itu, tindak tutur memohon ditemukan sebanyak 4 data dengan tingkan kesantunan kurang santun dan tindak tutur menyarankan ditemukan 2 data dengan tingkat kesantunan kurang santun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Ingvi Asri Vilayati pada tahun 2012 dengan judul Kesantunan Berbahasa Minangkabau dalam Tindak Tutur Direktif Anak dan Orang Tua di Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah Padang. Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa ada lima bentuk tindak tutur direktif anak dan orang tua dalam berkomunikasi di Kecamatan Ikur Koto kecamatan Koto Tangah, yaitu tindak tutur direktif menyuruh, tindak tutur direktif menyarankan, tindak tutur direktif memerintah, tindak tutur direktif menantang, dan tindak tutur direktif memohon. Tindak tutur direktif yang paling dominan digunakan adalah tindak tutur direktif memerintah dan tindak tutur direktif yang paling sedikit ditemukan adalah tindak tutur direktif memohon. E. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa kesantunan tindak tutur anak pada orang yang lebih tua di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhan termasuk kategori kurang santun karena rata-rata dalam tindak tutur direktif yang diamati, anak bertutur pada orang yang lebih tua dengan menggunakan konsep dan gaya bahasa kata mendatar. Pada aspek tindak tutur direktif yang diamati di Kenagarian Sunur Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten 8

Padang Pariaman, yang paling banyak ditemukan adalah tindak tutur direktif menyarankan dan tindak tutur direktif menentang, yaitu masing-masing 7 data dari 20 data tindak tutur direktif anak pada orang yang lebih tua yang diamati. Sementara tindak tutur direktif memohon ditemukan sebanyak 6 data dan tindak tutur direktif menasihati sebanyak 2 data. mengajarkannya pada siswa termasuk konsep jalan nan ampek atau kato nan ampek sebagai landasan dasar kesantunan dalam bersikap termasuk berbahasa Minangkabau. 4. Peneliti lain yang hendak melakukan dengan permasalahan yang sama, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan aspek yang berbeda. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. 1. Siswa, selaku generasi muda penerus bangsa yang terdidik hendaknya dapat menerapkan bahasa yang sopan dan santun dalam bertutur dan berperilaku serta berbahasa Minangkabau yang tepat sesuai dengan konsep jalan nan ampek (jalan yang empat) atau kato nan ampek (kata yang empat). 2. Orang tua, selaku orang yang dituakan dan menjadi contoh bagi anak dan generasi muda, hendaknya berbicara lebih santun dan dapat menjadi suri tauladan dalam bersikap dan bertindak tutur dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru, sebagai tenaga pendidik diharapkan dapat memberi contoh cara bertutur dengan santun dan DAFTAR PUSTAKA Keraf, Gorys.1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Navis, A.A. 1984. Alam Takambang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta:Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafitipers. Tarigan, Hennry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Vilayati, Ingvi Asri.2012. Kesantunan Berbahasa Minangkabau dalam Tindak Tutur Direktif Antara Anak dan Orang Tua di Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah Padang. Skripsi. Padang:FBSS. 9