PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. warga perseorangan lainnya, kenyataannya para ahli hukum mendefinisikan hukum

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Guna

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

2 tersebut dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau dapat dimiliki oleh pembeli. Pengelolah pusat perbelanjaan menawarkan

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA BANK DENGAN KONSUMEN DALAM PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka Pembangunan Nasional Indoinesia yang pada. hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT. hubungan antara dua orang atau dua pihak, dimana pihak yang satu berhak

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

Analisis Yuridis Kasus Gugatan Wanprestasi Jual Beli Rumah melalui Peralihan Hak Atas tanah. (Studi Kasus Putusan Nomor 73/Pdt.

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

Transkripsi:

1 PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR Oleh Luh Ayu Adi Wardani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dengan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat maka semakin bertambah pula kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sementara itu peluang ini dimanfaatkan oleh pihak developer dengan bekerjasama dengan lembaga perbakan menawarkan kemudahan-kemudahan untuk memenuhi perumahan maka PT(Persero) Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan fasilitas kredit perumahan kepada masyarakat dengan persyaratan-persyaratan dan jangka waktu tertentu untuk dapat membantu masyarakat akan perumahan. Kenyataan yang ada sekarang ini, ternyata masih banyak debitur kredit pemilikan rumah yang belum sepenuhnya menjalankan kewajiban yang sudah ditentukan oleh bank sebagaimana yang telah disepakati dengan BTN. Dengan adanya kenyataan seperti ini maka sangat sulit bagi bank untuk mengembangkan usahanya dalam memberikan kredit pemilikan rumah kepada calon debitur yang lain. Sehingga usaha untuk ikut serta melaksanakan program pemerintah yaitu menciptakan sarana perumahan atau penyediaan rumah bagi golongan masyarakat ekonomi lemah menjadi terhambat. ABSTRACT The increasing living standart of the society result on the increasing needs that must be fulfilled, meanwhile chances used by developers in a form of corporation with banking institutions offer facilities for fulfilling people s needs for housing. Hence, PT.(Persero) Bank Tabungan Negara,Tbk (BTN) provides facilities of credits for houses with requirements and certain periods so that they can help people for having houses. The fact, however, is that there are many credit debtors of house ownership have not fulfilled their obligation as determined as agreed with BTN. The condition makes the bank difficult to develop its business in providing credits for other credit debtors so that the effort to succeed the government program on preparing housing for low standard of people become difficult.

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang membutuhkan pembangunan diberbagai bidang seperti: bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan lain-lainnya. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik dari segi materiil maupun spritual sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Pada dasarnya pemenuhan akan kebutuhan oleh masyarakat merupakan upaya untuk mempertahankan hidupnya. Dengan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat maka semakin bertambah pula kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sementara itu peluang ini dimanfaatkan oleh pihak developer dengan bekerasama dengan lembaga perbakan menawarkan kemudahan-kemudahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan.untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan maka PT(Persero) Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan fasilitas kredit perumahan kepada masyarakat dengan persyaratan-persyaratan dan jangka waktu tertentu untuk dapat membantu masyarakat akan perumahan. Dalam suatu perjanjian seseorang berjanji untuk melaksanakan sesuatu mengenai hal yang telah disepakati bersama maka timbullah hak dan kewajiban yang mengikat mereka untuk melakukan kewajiban-kewajiban (prestasi) yang telah di perjanjikan itu berdasarkan kesepakatan atau persesuaian kehendak kedua belah pihak. Atau dengan kata lain bahwa kepercayaan itu dapat berupa prestasi yang memberikan sesuatu prestasi yang untuk berbuat sesuatu dan prestasi yang untuk tidak berbuat sesuatu. Dalam perjanjian kredit kepemilikan rumah oleh BTN yang menjadi fokus kajian adalah tentang mekanisme pengalihan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dari debitur yang lama kepada debitur yang baru dan cara penyelesaian masalah apabila pihak pembeli tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan.

3 1.2 Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk lebih memahami mekanisme pengalihan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dari debitur yang lama kepada debitur yang baru dan cara penyelesaian masalah apabila pihak pembeli tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan pada PT (Persero) Bank Tabungan Negara Tbk. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum emperis yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan keadaan dalam pelaksanaan perjanjian kredit kepemilikan rumah oleh BTN yang diteliti. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalaui teknik wawancara yaitu melalui proses tanya jawab dengan berdasarkan pada pedoman wawancara dan dengan studi dokumen dengan mengkaji dokumen perjanjian kredit. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive random sampling, untuk selanjutnya diolah dengan teknik analisis kualitatif. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Kredit dan Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah Menurut Undang-undang Nomor : 10 Tahun 1998 Pasal 1 Butir 11, yang dimaksud dengan kredit di dalam UUundang-undang ini adalah sebagai berikut : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. perjanjian yang dibuat oleh para pihak biasanya didasarkan oleh itikad baik dan adanya unsur kepercayaan diantara para pihak dalam mencapai suatu tujuan. Suatu perjanjian sudah lahir apabila pihak yang satu atas dasar pernyataan yang dibuat oleh pihak yang lain, percaya bahwa pihak yang lain

4 menghendaki timbulnya akibat hukum positif sekalipun orang yang menyatakan kehendak tersebut tidak menghendaki akibat hukum tersebut. 1 Dalam prakteknya perjanjian memiliki berbagai jenis hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Misalkan saja untuk membeli sebuah rumah tapi seseorang tidak memiliki uang tunai maka disini bank mempunyai suatu solusi untuk mengatasi hal tersebut dengan memberikan kredit pemilikan rumah dengan pembayaran secara angsuran atau dengan menyicil dalam jangka waktu tertentu maka disini diperlukan suatu perjanjian kredit. Perjanjian kredit menurut Mariam Darus Badrulzaman adalah perjanjian pendahuluan (Voorovereenkomst) dari penyerahan yang merupakan hasil permufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman mengenai hubunganhubungan hukum antara keduanya. 2 2.2.2. Pelaksanaan Perjanjian Pemilikan Rumah (KPR) BTN di Kota Denpasar Wanprestasi berarti tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang-undang. Dengan demikian dapat dikatakan ingkar janji terhadap hal tersebut dapat dikenai sanksi tertentu. Menurut Subekti menyatakan bahwa Apabila debitur tidak melaksanakn apa yang dijanjikan, maka ia dikatakan telah melakukan wanprestasi atau ingkar janji. 3 Dalam pelaksanaan perjanjian kredit terhadap pemilikan rumah KPR- BTN, apabila pihak-pihak telah melaksanakan kewajibannya masing-masing sebagaimana diuraikan dalam sub bab terdahulu, maka dengan demikian pada azasnya masing-masing pihak telah mempunyai itikad baik, sebelum berlangsungnya pelaksanaan pembayaran oleh pihak pembeli selama jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati. Namun demikian dalam pelaksanaan selajutnya apabila pelaksanaan kredit pemilikan rumah BTN telah direalisasikan dan pembayaran angsuran telah berjalan maka akan Nampak bawa itikad baik yang ada pada pihak pembeli (debitur) adakalanya 1 J. Satrio, Hukum Pejanjian Menurut KUHPerdata Indonesia, h. 81 2 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, PT. Citra Aditya Bakti, Badung, 1991, h.30 3 Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1987, h. 45

5 tidak terlaksana. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor dalam kehidupan sosial yang menghalangi pelaksanaan itikad baik tersebut. Akibat hukum atau resiko yang harus dipikul pihak debitur (pembeli) yang melakukan wanprestasi dalam hal pembayaran angsuran setiap bulannya dapat dipisahkan dalam dua bentuk yaitu : terhadap debitur (pembeli) yang merasa tidak puas dan terhadap debitur (pembeli) yang tidak mampu lagi membayar angsuran. III. SIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi alih debitur maka pihak debitur harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada pihak kreditur dan jika disetujui baru dilanjutkan dengan proses jual beli balik nama serta pihak debitur akan melanjutkan sisa angsuran pihak debitur sebelumnya. Selanjutnya apabila terjadi wan prestasi maka penyelesaiannya dilakukan dengan menjual barang jaminan yaitu rumah yang dibeli dari KPR BTN. DAFTAR PUSTAKA BUKU J. Satrio, Hukum Pejanjian Menurut KUHPerdata Indonesia, Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Citra Aditya Bakti, Badung, 1991 Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1987 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan