TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

PENDAHULUAN. Cabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Gambar 1. Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) dengan gejala layu bakteri di lahan pertanian daerah bedugul (Sumber : Foto pribadi, 2015)

II. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki nilai gizi cukup tinggi, terutama kandungan vitamin A dan C. Kandungan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sheldon (1904), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Ralstonia solanacearum

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Magniliophyta, subdivisi: Angiospermae, kelas: Liliopsida, ordo: Asparagales, famili:

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara taksonomi, Fusarium digolongkan ke dalam:

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur Patogen Sclerotium rolfsii. inang yang sangat luas. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

PENGARUH AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLUORESEN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU (Fusarium sp.) DAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur,

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Semangun (1996) cendawan Fusarium diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi adalah sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun ).

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang tergolong tanaman semusiman. Tanaman berbentuk perdu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

EFEKTIVITAS AGENS ANTAGONIS TRICHODERMA SP PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH TERHADAP PENYAKIT LAYU TANAMAN TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Layu Fusarium Pada Pisang

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

TINJAUAN PUSTAKA Pisang

*

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Smith) namun relatif tidak dalam, akar datarnya halus dan cukup tebal

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi fungi Colletotrichum capsici pada tanaman cabai (Capsicum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Cabai Merah 2.1.1 Sejarah Tanaman cabai Tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika (beriklim panas) dan subtropika (beriklim sedang) Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Serikat dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 500 tahun SM didalam Gua Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai keseluruh dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis (Dermawan, 2010). Cabai merah merupakan tanaman hortikultura sayur-sayuran buah semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata dagangan cabai semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk ini. Selain sebagai rempah-rempah cabai juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi di Indonesia dan mampu memberikan keuntungan bagi para petani dan pengusaha (Ashari, 1995). 2.1.2 Klasifikasi Cabai Merah Berdasarkan klasifikasi tanaman cabai merah termasuk dalam kingdom:plantae;divisio:spermatophyta;subdivisio:angiospermae;kelas:dicotyle doneae;ordo:tubiflorae;family:solanaceae;genus:capsicum;spesies:capsicum annum L. (Cronguist, 1981). Genus Capsicum adalah anggota dari famili Solanaceae yang didalamnya termasuk tomat, kentang, tembakau, dan petunia ( Bosland, 1994). 4

Gambar 1 Capsicum annum L. Sumber: Nasrul Nastain, 2013 Tanaman cabai merah termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang akan muncul bunga yang pada akhirnya berkembang menjadi buah. Cabai merah memiliki buah besar dan berwarna merah. Cabai merah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (C dan A), damar, zat warna kapsantin, karoten, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga cabai merah mengandung mineral, yaitu zat besi, kalium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin bermanfaat sebagai stimulan, jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar dimulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin cabai juga mengandung kapsaidin. Kapsaidin memiliki manfaat untuk memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal. 5

2.1.3 Penyakit Pada Tanaman Cabai Merah Menurut Hewindati (2006) selain hama, musuh tanaman cabai adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh Jamur/cendawan ataupun bakteri.setidaknya ada 5 penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai yaitu: Bercak daun (Cercospora capsici heald et Walf), Busuk Phytoptora (Phytoptora capsici Leonian), Layu Bakteri (Psedomonas solanacearum (E.F) Sm), Layu Fusarium (Fusarium oxysporum F. sp. Capsici Schlecht), Rebah Semai (Phytium debarianum Hesse dan Rhizoctonia solani Kuhu) Terutama penyakit layu Fusarium yang sering terjadi pada caba merah yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium oxysporum yang sering menyebabkan layu bahkan kematian pada tanaman cabai merah. Berikut ini defenisi dari jamur Fusarium oxysporum. 2.2 Jamur Fusarium oxysporum Fusarium oxysporum adalah jamur patogen tular tanah yang dapat menginfeksi tanaman dengan kisaran inang sangat luas (Mess et al. 1999). Jamur ini menyerang inangnya dengan menghambat aliran air pada jaringan xylem (De Cal et al. 2000). Jika koloni dari Fusarium oxysporum ditumbuhkan pada media SDA akan terlihat miselia tampak jarang atau banyak seperti kapas, kemudian menjadi seperti beludru, dan memiliki permukaan berwarna putih, yang terlihat pada gambar 2 dibawah ini bentuk dari koloni jamur Fusarium oxysporum. 6

Gambar 2 Bentuk Koloni Fusarium oxysporum Sumber: Plant Health, 2014 2.2.1. Klasifikasi jamur Fusarium oxysporum Berdasarkan klasifikasi Fusarium termasuk dalam kingdom: Mycotaceae, divisi: Amastigomycota, subdivisi: Deuteromycotina, kelas: Deuteromycetes, subkelas: Hypomycetidae, famili: Moniales, subfamili: Tuberculariaceae, genus: Fusarium, spesies: Fusarium oxysporum (Agrios, 1996). Jamur ini merupakan patogen tular tanah yang menyerang pada setiap tingkat umur. Menginfeksi tanaman melalui luka-luka yang tejadi pada akar, kemudian berkembang di berkas pembuluh sehingga terganggunya pengangkutan air dan zat-zat hara (Cahyono, 1998). 2.2.2. Morfologi Jamur Fusarium oxysporum Jamur Fusarium oxysporum menghasilkan 3 spora tak kawin, yaitu mikrokonidium, makrokonidium, dan klasmidospora. Konidiofor jarang bercabang, tidak membentuk rantai, tanpa sekat, elips-silindris, lurus-lonjong, pendek, sederhana, fialid lateral, dan berukuran (5-12)x(2,3-3-5) µm (Domsch et al, 1993). Seperti terlihat pada gambar 3 dibawah ini menunjukkan mikrokonidium 7

Gambar 3 Mikrokonidium Fusarium oxysporum Sumber: Arnoldi Lopes, 2014 Keterangan: (a) Mikrokonidium (b) Hifa Mikrokonidium mempunyai satu atau dua sel, berbentuk bulat telur atau lonjong, secara tunggal atau berangkai-rangkai terdapat jumlah banyak dan sering dihasilkan pada semua kondisi. Jenis spora mikrokonidium banyak dijumpai di dalam jaringan tanaman terinfeksi. Sementara itu, ciri makrokonidium terlihat pada gambar 4 dibawah ini. Gambar 4 Makrokonidium Fusarium oxysporum Sumber: David, Ellis. 2014 Keterangan: (a) Makrokonidium (b) Hifa Makrokonidium mempunyai tiga sampai lima dan berbentuk lengkung. Jenis spora ini umumnya banyak dijumpai di permukaan tanaman yang mati karena infeksi dari jamur Fusarium oxysporum (Agrios, 2005). Makrokonidium berbentuk gelendong, lonjong, ujung tajam, mempunyai 3-5 sekat dan ukuran [(20-27)-(46-60)x(3,5-4,5 (5)] µm (Domsch et al, 1993). Sementara itu, ciri klasmidospora terlihat pada gambar 5 dibawah ini. 8

Gambar 5 Klasmidospora Fusarium oxysporum Sumber: David, Ellis. 2014 Keterangan: (a) Hifa (b) Makrokonidium (c) Klasmidospora Klasmidospora berbentuk bulat, berdinding tebal, dihasilkan dibagian ujung maupun ditengah miselium yang tua atau pada makrokonidium, dengan diameter 5-15 µm (Domsch et al, 1993). Menurut Sastrahidayat (1990), Klamidospora dihasilkan apabila keadaan lingkungan tidak sesuai bagi patogen dan berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup patogen. Sementara itu, ciri tanaman yang terkena jamur patogen Fusarium oxysporum terlihat pada gambar 5 di bawah ini. Gambar 6 Layu Fusarium oxysporum pada tanaman cabai merah Sumber: Raichur, 2014 Keterangan: (a) Batang layu akibat jamur Fusarium oxysporum (b) Daun layu akibat jamur Fusarium oxysporum Ciri tanaman terserang jamur Fusarium oxysporum. Gejala awal yang terlihat akibat serangan patogen ini yaitu memucatnya tulang-tulang daun terutama daun-daun atas kemudian diikuti dengan menggulungkan daun yang 9

lebih tua dan menguning, selanjutnya tangkai daun akan menunduk dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Jika tanaman sakit dipotong maka dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin dari berkas pembuluh (Semangun, 1996). Jamur ini menyerang pada setiap tingkat umur, menginfeksi tanaman melalui luka-luka yang terjadi pada akar, kemudian berkembang diberkas pembuluh sehingga terganggunya pengangkutan air dan zat-zat hara (Cahyono, 1998 dalam Henuk, 2002). 2.3 Jamur Endofit 2.3.1 Morfologi Jamur Endofit Jamur endofit adalah jamur yang terdapat didalam sistem jaringan tumbuhan, seperti daun, bunga, ranting, ataupun akar tumbuhan. Jamur menginfeksi tumbuhan sehat pada jaringan tertentu dan mampu menghasilkan mikotoksin, enzim, serta antibiotika (Tombe, 2008). Cendawan endofit berpotensi sebagai agen penngendalian hayati, karena keberadaan cendawan ini sangat beragam dan berlimpah, dapat ditemukan baik pada tanaman pertanian maupun pada rumput-rumputan (Faeth, 2002). Cendawan endofit dalam tanaman diketahui dapat menyebabkan berkurangnya kerusakan pada sel atau jaringan tanaman meningkatkan kemampuan bertahan hidup dan fotosintesis sel jaringan tanaman yang terinfeksi patogen tular tanah (Sinclair dan Cerkauskas, 1996). Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar dimuka bumi ini, masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit (Radji, 2005). Adapun gambar yang menunjukkan adanya jamur endofit di dalam jaringan tanaman ditempatinya dapat dilihat di bawah ini: 10

Gambar 7 Jamur endofit didalam jaringan akar Sumber: Susan, 2014 Keterangan: (a) Jamur endofit yang terdapat di akar (b)jaringan Akar Asosiasi jamur endofit dengan inangnya, dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu mutualisme konstitutif dan induktif. Mutualisme kontitutif merupakan asosiasi antara jamur dan tumbuhan rumpu-rumputan. Pada kelompok ini jamur endofit menginfeksi ovula (benih) inang, dan penyebarannya melalui benih serta penyerbukan inang. Mutualisme induktif merupakan asosiasi antara jamur dengan tumbuhan inang yang penyebarannya terjadi secara bebas melalui air dan udara (Warong, 2003). Purwanto (2000), menambahkan bahwasanya mikro organisme endofit akan mengeluarkan suatu metabolit sekunder yang merupakan senyawa antibiotik itu sendiri. Metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis oleh suatu mikroba, tidak untuk memenuhi kebutuhan primer (tumbuh dan berkembang) melainkan untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme endofit merupakan senyawa antibiotik yang mampu melindungi tanaman dari serangan hama, insekta, mikroba patogen, atau hewan pemangsa. Mekanisme penghambatan cendawan endofit terhadap patogen dapat secara langsung dengan mekanisme antagonis dan secara tidak langsung dengan 11

mekanisme ketahanan terinduksi. Diperkirakan ketahanan terinduksi dapat berkembang apabila sel-sel tanaman mampu menghasilkan enzim-enzim baru yang mengaktifkan gen tanaman yang bertanggung jawab dalam mekanisme ketahanan tanaman tersebut (Agrios, 1997). 2.3.2 Karakteristik Jamur Endofit Jenis-jenis jamur endofit yang terdapat pada tanaman cabai merah diantaranya Aspergillus sp, Penicillium sp, dan Trichoderma sp. Berdasarkan dari jenis endofit yang terdapat pada cabai merah memiliki karakteristik menurut koloni dan mikroskopiknya masing-masing, seperti gambar dan keterangan dibawah ini. A B Gambar 8 A. Bentuk koloni Aspergillus B. Spora Aspergillus sp: (a) Konidia (b) Hifa (c) Konidiofor Sumber: (Yuri, 2010 ; Admin, 2010) Koloni Aspergillus sp memiliki struktur yang kasar, warna coklat kehitamhitaman mempunyai hifa fertil yang muncul dipermukaan dan hifa vegetatif dibawah permukaan. Jamur tumbuh membentuk koloni mold berserabut, smoth, cembung serta koloni dipengaruhi oleh warna spora (Srikandi, F, 19920) serta arah tumbuh keatas dan kesamping. Sedangkan ciri mikroskopiknya hifa bersepta dan bercabang, konidiofor muncul dari foot cell (miselium yang bengkak dan 12

berdinding tebal) membawa stigmata dan akan tumbuh konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat, atau hitam. A B Gambar 9 A. Bentuk Koloni Penicillium B. Spora Penicillium sp: (a) Konidia (b) Hifa Sumber: (Yuri, 2010 ; Yuri 2012) Koloni Penicillium sp memiliki struktur yang kasar, warna hijau keputihan, serta arah tumbuh keatas dan kesamping. Sedangkan ciri mikroskopiknya tidak hanya mempunyai suatu struktur konidigenius khusus dan unik, tetapi juga mempunyai suatu keragaman karakter fisiologis yang berdampak signifikan dapat berbentuk metula-metula. Ciri-ciri ini sesuai dengan yang dikemukakan dalam mycology online (Anonim 2012; Barnet dan Hunter 1998) bahwa rantai-rantai konidia bersel tunggal diproduksi diujung phialide, dan konidium termuda terdapat dibagian paling bawah rantai konidia. Konidiofor dapat membentuk cabang-cabang yang disebut metulae. Karakteristik Peniclillium sp ialah produksi konidia (konidium bulat) diujung phialide membentuk rantairantai panjang. Konidiofornya bisa secara tunggal atau bercabang kemudian diujung konidiofor makrokonidia bervariasi jumlah septanya dan hyline. hifa bersekat, memanjang, bercabang, dan berwarna putih.. 13

A B Gambar 10 A.Bentuk koloni Trichoderma sp B.Spora Trichoderma sp: (a) Konidia (b) Hifa Sumber: Yuri, 2012 Koloni Trichoderma sp memiliki struktur yang halus, warna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Susunan sel Trichoderma sp bersel banyak berderet membentuk benang halus yang disebut dengan Hifa. Hifa pada jamur ini membentuk pipih, bersekat dan bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Jamur Trichoderma sp memiliki bagian yang khas antara lain miselium bersepta, bercabang banyak, konidia spora bersepta dan cabang yang paling ujung berfungsi sebagai sterigma. Konidiofornya bercabang berbentuk Vercticilate. Pada bagian ujung konidiofornya tumbuh sel yang bentuknya menyerupai botol (fialida), sel ini dapat berbentuk tunggal maupun berkelompok. Konidia berbentuk semi bulat hingga oval berwarna hijau cerah dan berdinding halus. Trichoderma berkembang secara aseksual dengan membentuk spora diujung fialida atau cabang dari hifa (Gandjar et al, 1999). Serta memilki arah tumbuh keatas dan kesamping. 14