1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. Film mempunyai daya tarik yang sangat tinggi bagi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini film semakin lama semakin canggih penggunaannya. Mungkin di zaman dahulu film masih menggunakan rol film tetapi saat ini menggunakan CD saja. Dengan begitu film sangat mudah dilihat. Film juga termasuk kedalam media massa. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencangkup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Film merupakan salah satu media komunikasi modern yang efektif untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi sikap, pola pikir dan membuka wawasan bagi penontonnya. Pengaruh film terhadap penonton sangat penting sekali karena penonton bisa saja meniru adegan-adegan dari film tersebut. Film sifatnya memanipulasi keadaan yang nyata dengan imajinasi. Sebagian film banyak sekali yang sifatnya membuat audiens nya berimajinasi 1
2 yang berlebih-lebih. Meskipun demikian masyarakat masih saja menyukai yang namanya film meskipun sifatnya manipulasi belaka, menurut mereka film sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang mereka. Seperti film divergent yang menceritakan tentang pembagian masyarakat dewasa kedalam berbagai jenis faksi menurut kepribadiannya. Semua penduduk yang berusia enam belas tahun harus mengikuti tes bakat yang akan menentukan faksi yang paling cocok bagi mereka. Tapi jika kita pikir-pikir lagi itu semua mana mungkin bisa terjadi di dunia nyata seperti ini, tetapi dengan adanya dunia khayal itu semua menjadi ada. Dengan adanya imajinasi seseorang film tersebut pun disiarkan dan penonton pun sangat menyukainya dan sangat antusias sekali menunggu episode-episode dari film tersebut. Dengan adanya imajinasi semua yang tak mungkin di dunia nyata akan mungkin terjadi jika di dunia khayal. Seperti yang kita tahu bahwa semua film memang sifatnya memanipulasi, menjadikan sebuah yang tak nyata menjadi nyata. Film bisa membuat yang sebenarnya baik bisa menjadi buruk, dan yang buruk bisa manjadi baik, yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah itu semua sudah menjadi rekayasa dalam film tersebut. Memang tidak semua film yang sifatnya buruk ada juga yang sifatnya mendidik. Memang dengan adanya dunia khayal atau imajinasi ini juga bisa menjadi motivasi untuk masyarakat agar mereka bisa berimajinasi sama halnya seperti orang yang berimajinasi tentang film divergent tersebut. Memang film yang berimajinasi bukan hanya film divergent saja tetapi masih banyak contoh contoh film-film 2
3 yang sifatnya imajinasi. Contohnya seperti film hunger games, tomorrowland, dan masih banyak lagi. Fenomena simulacra terjadi karena meleburnya realitas dan ilusi yang diakibatkan oleh dunia fantasi yang diduplikasi berulang-ulang dan berlipat-lipat ganda, hingga akhirnya objek yang nyata pun tidak jelas lagi. Simulacrum merupakan penciptaan realitas yang tidak lagi mengacu pada realitas dunia nyata (first reality), melainkan menjadi realitas kedua (second reality) yang referensinya adalah dirinya sendiri (simulacrum of simulacrum). Fenomena simulacrum ini memungkinkan seseorang menjelajahi berbagai fragmen realitas, baik nyata ataupun semu; memproduksi, merekayasa dan mensimulasi segala sesuatu sampai batasannya yang terjauh. Fenomena simulacrum memberikan pengaruh terhadap sineas muda perfilman untuk membuat film simulacrum yang didasari oleh tingkat khayalan yang tinggi yang membuat realitas dan khayalan tidak dapat dibedakan lagi dalam film tersebut. Simulacrum adalah alam tempat yang disarati oleh duplikasi dan daur ulang berbagai fragmen yang berbeda-beda di dalam satu ruang dan waktu yang sama. 1 Fenomena simulacrum dapat diartikan juga sebagai konsep yang memiliki pemaknaan yang tidak berasal dari suatu perasaan pembedaan, tetapi dari jatuhnya kedalam istilah-istilah yang pada era pendahuluan digunakan untuk membuat perbedaan yang penting bagi produksi pemaknaan. Simulacrum sebagai keputusan sebuah citra dengan realitas, dalam pengertian citra tersebut tidak lagi 1 Audifax. Imagining Lara Croft: Psikosemiotika, Hiperealitas dan Simbol-simbol ketaksadaran. Jalasutra: Yogyakarta. 2006. xxxviii 3
4 memproduksi dunia realitas diluar dirinya, akan tetapi memproduksi dirinya sendiri. Baudrillard melihat simulacrum sebagai keputusan sebuah citra dengan realitas, di dalam pengertian citra tersebut tidak lagi memproduksi dunia realitas diluar dirinya, akan tetapi memproduksi dirinya sendiri. 2 Film Divergent merupakan sebuah adaptasi dari novel fiksi ilmiah karya Veronica Roth, Divergent seringkali dibanding-bandingkan dengan novel remaja sejenis seperti The Hunger games dan The Maze Runner karena kesamaan tema dan target pembacanya. Plot utama dalam film ini adalah mengenai pembagian masyarakat ke dalam berbagai jenis faksi menurut kepribadiannya. Buku ini menempati posisi 6 dalam buku berseri terlaris The New York Times pada tanggal 22 mei 2011, dan tetap menempati posisi tersebut selama 11 minggu. Divergent juga bertengger selama 39 minggu di posisi puncak daftar buku anak-anak terlaris pada tahun 2012. Divergent juga telah meraih sejumlah penghargaan, termasuk buku favorit tahun 2012 dari Goodreads, Best Book of The Year di Barnes & Noble, Publisher Weekly, Amazon.com dan NPR 3 Pada tahun 2013 novel ini dibeli hak pengadaptasian oleh Summit Entertainment dan menunjuk Neil Burger sebagai Sutradara. Kisah film ini berlangsung di Chicagu masa depan usai perang nuklir yang menghancurkan dunia. Penduduk kota di bagi menjadi 5 faksi: 4 2 ibid 3 Diakses pada 20 oktober 2015. Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Divergent 4 ibid 4
5 1. Abligation untuk orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri dan tanpa pamrih. 2. Amity untuk orang-orang yang cinta perdamaian. 3. Candor untuk orang-orang yang jujur. 4. Dauntless untuk orang-orang pemberani 5. Erudite untuk orang orang cerdas Tanpa di sadari film Divergent membangkitkan hal-hal akrais yang ada di alam bawah sadar audiens sehingga audiens dapat berimajinasi tanpa batas dan bermimpi seluas mungkin. Orang-orang mulai menyadari bahwa rasional atau pemikiran mereka tidak mampu menjelaskan banyak hal di dunia ini. Sebelum ini orang sembari menafikan realitas oarang melabel hal-hal yang tak mampu dijelaskan oleh sistem pemikiran yang mengandalkan rasional sebagai takhayul, irasional, ilusi dan lain-lain. Padahal semua fenomena irasional itu eksis dalam kehidupan kita. Kesadaran bahwa fenomenal itu ada, ditandai dengan semakin banyaknya tayangan-tayangan yang bertentangan sekali dengan kehidupan nyata. Seperti tayangan divergent, hunger games, tomorrowland, dll. Semua ini sebelumnya dinilai tak rasional dan oleh karenannya direpresi namun kini mulai menyebar, menampilkan diri secara lebih berani, seakan menantang sistem pemikiran rasional yang tak mampu menjaab semuanya. 1.2 Fokus Penelitian Di dunia simulacra merupakan penciptaan realitas yang tidak lagi mengacu pada realitas dunia nyata dan terjadi karena meleburnya realitas dan ilusi 5
6 hingga akhirnya objek yang nyata pun tak jelas lagi. Tanpa disadari film divergent membangkitkan hal-hal alam bawah sadar audiens dan film divergent merupakan salah satu film yang memanipulasi kehidupan realistis yang ada disekitar masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus peneliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana sisi simulacra realitas dalam film divergent dilihat dari analisis semiotika? a. bagaimana sisi realitas yang di propagandakan dalam film divergent? b. Bagaimana memanipulasi kehidupan realitas yang ada di film divergent? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sisi realitas yang di propagandakan dalam film divergent dan bagaimana memanipuasi kehidupan nyata dengan realitas yang terjadi dalam film divergent. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis / Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya ranah broadcasting terkait simulakra realitas di film fiksi ilmiah dengan semiotik Jean Baudrillard. 1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai dorongan untuk para produser agar membuat sebuah film yang lebih berkualitas dan berbeda, sehingga bisa mendapatkan respon yang baik dari audiens. Sebagai tolak ukur untuk pembuatan film, khususnya dunia simulakra Jean Baudrillard. 6