BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Apakah media tanam berupa pasir, tanah humus, tanah liat, dan serbuk sisa

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 167/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 99

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 164/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA NT 6651 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 81

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 166/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 88

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 377/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 275 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA R - 01

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 165/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 82

A. Struktur Akar dan Fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 375/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 155 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA SHS 11

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR. 120/2/2007 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 129/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR JAGUNG HIBRIDA SU 3545 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA N 35

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 161/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA TB 8701 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA DK - 2

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jagung manis menurut Linneus dalam Falah (2009) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/10/2004 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Jagung Manis. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh

Mekanisme Ketahanan, Pola Pewarisan Genetik Dan Screening Pada Varietas Unggul Tahan Hama

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Jagung Manis

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung ( Zea mays L. ) adalah tanaman pangan kedua setelah padi. Di dunia ini jagung adalah tanaman makanan ketiga setelah gandum dan padi. Jagung berasal dari Mexico dan disana telah dibudidayakan selama ribuan tahun. Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Jagung memiliki peranan penting dalam industri berbasis agribisnis ( AAK, 1993 ) Jagung merupakan tanaman semusim ( annual ). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan ( seperti padi ), pada umumnya jagung tidak memiliki ini ( Wikipedia, 2008 ). Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun senagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. 1

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaiman sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi dan gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia poaceae. Setiap stoma dikelilingi selsel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah ( diklin ) dalam satu tanaman. Tiap kantum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae ( tunggal : gluma ). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman, berupa karangan bunga. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga beina tersusun dalam tongkol. Tungkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya bisa menghasilkan satu tongkol produktf meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya. 2

2.2 Ketahanan Varietas Varietas Tahan adalah varietas tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak atau menghindar, sembuh kembali dan mentolelir dari serangan hama atau penyakit yang tidak dipunyai oleh tanaman lain yang sejenis dan pada tingkat serangan yang sama. Varietas Tahan merupakan varietas yang mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat populasi hama yang sama (Samsudin,2008). Sifat ketahanan varietas ada 2 macam yaitu: 1. Ketahanan vertikal yaitu tipe ketahanan ini dikendalikan oleh gen tunggal (monogenik) atau oleh beberapa gen dan hanya efektif terhadap biotipe hama tertentu. Secara umum sifat ketahanan vertikal mempunyai ciri-ciri yaitu biasanya diwariskan oleh gen tunggal atau hanya sejumlah kecil gen relatif mudah diidentifikasi dan banyak dipakai dalam program perbaikan ketahanan genetik, menghasilkan ketahanan genetik tingkat tinggi, tidak jarang mencapai imunitas, tetapi jika timbul biotipe baru maka ketahanan ini akan mudah patah dan biasanya tanaman menjadi sangat rentan terhadap biotipe tersebut dan biasanya menunda awal terjadinya epidemi, tetapi apabila terjadi epidemi maka kerentanannya tidak akan berbeda dengan kultivar yang rentan (Sumarno, 1992). 3

2. Ketahanan horisontal adalah memberikan batasan umum ketahanan horizontal sebagai suatu tipe ketahanan nir-spesifik yang berlaku terhadap semua jenis biotipe dari suatu hama. Varietas dengan tipe ketahanan demikian dapat diperoleh dengan cara mempersatukan beberapa gen ketahanan minor ke dalam suatu varietas dengan karakter agronomik yang unggul melalui pemuliaan. Ciri-ciri khusus dari sifat ketahanan horisontal adalah biasanya memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe ketahanan vertikal, dan jarang didapat immunitas diwariskan secara poligenik dan dikendalikan oleh beberapa atau banyak gen, pengaruhnya terlihat dari penurunan laju perkembangan epidemi. Ketahanan horizontal disebut juga ketahanan kuantitatif. Tanaman yang memiliki ketahanan demikian masih menunjukan sedikit kepekaan terhadap hama tetapi memiliki kemampuan untuk memperlambat laju perkembangan epidemic (Sumarno, 1992). Jagung hibrida varietas Bima 10 mempunyai potensi hasil pipilan kering mencapai 13.09 t ha-1. Hibrida ini memiliki umur masak fisiologis 100 hst, biomass bagian tanaman di atas mencapai 7.28 t ha-1, kadar karbohidrat 79.714%, kadar protein hibrida 10.981%, kadar lemak 5.272% serta tahan terhadap penyakit helmintosporium dan karat daun, namun peka terhadap penyakit bulai. 4

Tabel 1. Deskripsi Jagung Varietas Bima 10 Karakter Varietas bima 10 Tanggal dilepas Asal Umur 50% keluar rambut Masak fisiologis Tinggi tanaman Batang Warna batang Warna daun Keragaman tanaman Perakaran Kerebahan Bentuk malai Warna malai (anthera) Warna sekam (glume) Warna rambut Bentuk tongkol Kedudukan tongkol Kelobot Tipe biji Baris biji Warna biji Jumlah baris/tongkol Bobot 1000 bijji Rata-rata hasil Potensi hasil Kandungan karbohidrat Kandungan protein Kandungan lemak Ketahanan 30 November 2010 N153/Mr15 Agak dalam ± 57 hari setelah tanam ± 100 hari setelah tanam ± 209 cm kokoh hijau tua hijau tua Seragam Sangat baik Tahan rebah Semi kompak Krem Hijau Krem Krem Besar kerucut, panjang ± 26 cm silindris ± 117 cm pertengahan tanaman Menutup tongkol dengan baik dan rapat mutiara Lurus Kuning 12-14 baris ± 414 g 11,3 t/ha pipilan kering 13,1 t/ha pipilan kering ± 79,7% ± 11,0% ± 5,3% agak tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L.), tahan penyakit karat dan bercak daun ( 10http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content& view=article&id=92:bima-10-jagung-hibrida&catid=44:database-varietas-jagung ) 5

2.3 Penyakit Bulai ( Downy mildew) Penyakit bulai merupakan masalah paling penting pada tanaman jagung di Indonesia baik dimasa lalu maupun sekarang. Gejala bulai pada tanaman jagung dicirikan dengan adanya klorotik pada sebagian atau seluruh helaian daun dari tanaman terinfeksi. Bentuk tepung putih dari konidiofor tampak pada permukaan atas dan bawah daun terinfeksi bulai. Varietas jagung yang tahan bulai umumnya potensi hasilnya rendah. Pembentukan varietas jagung unggul produksi tinggi sering melupakan ketahanan terhadap penyakit bulai sehingga evaluasi fungisida efektif terus dilakukan sampai didapatkannya fungisida berbahan aktif metalaksil yang sangat efektif. Komponen teknologi pengendalian penyakit bulaipun kemudian tersedia. Walaupun varietas tahan bulai dan fungisida sistemik yang efektif tersedia, namun demikian penyakit bulai pada jagung masih menjadi masalah utama (Subandi, 1988; Wakman, 2004). Gambar 1. Konidia Peronoscleospora maydis 6

Kerugian karena penyakit bulai pada jagung sangat bervariasi pada tiap daerah. Petak-petak tertentu dapat menderita kerugian 90%, sehingga penyakit menyebabkan penanaman jagung mengandung risiko tinggi. Namun dengan ditemukannya cara pengobatan biji dengan metaliksil ( Ridomil ) kerugian karena penyakit bulai bisa berkurang (Sudana et al. 2002). Penyakit bulai ditandai dengan warna daun tanaman muda yang mendadak menjadi bergaris-garis kuning pucat ( klorosis ) atau bahkan putih yang kemudian menyebar keseluruh daun. Pada serangan yang berat, seluruh tubuh tanaman berwarna kuning pucat dan kemudian mati. Penyakit ini apabila menyerang pada stadium pertumbuhan awal dapat menyebabkan 100% kegagalan panen ( Semangun, 2004). Pada dikotil, serangan bulai dikenal memberikan gejala yang berbeda dan dikenal sebagai penyakit embun. Perkembangan penyakit bulai dipengaruhi oleh kelembaba dan suhu udara. Kelembaban diatas 80%, suhu 28-30 0 C dan adanya embun ternyata dapat mendorong perkembangan penyakit. Infeksi oleh sclerospora maydis pada jagung dilakukan oleh konidia melalui stomata. Konidia ini terbentuk pada jam 1:00 s/d 2:00 pagi apa bila suhu 24 0 C dan permukaan daun tertutup embun. Konidia yang sudah masak akan disebarkan oleh angin pada jam 2:00 s/d 3:00 pagi dan berlangsung sampai jam 6:00 s/d 7:00 pagi. Konidia yang disebarkan oleh angin, apabila jatuh pada permukaan daun yang berembun, akan segera berkecambah (Wakman, 2002). 7

2.4 Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai potensi genetik terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan, difersiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan mentranslokasinya keseluruh bagian tumbuhan, fotosintesis dan translokasi hasilhasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis, reproduksi dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi. Pertumbuhan dan hasil tumbuhan tersebut tumbuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan berkemungkinan besar juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia ( Kalshoven 1981 ). a. Pengaruh Suhu Tumbuhan umumnya tumbuh pada kisaran suhu 1sampai 40 0 C, kebanyakan jenis tumbuhan tumbuh sangat baik antara 15 dan 30 0 C. (http://tinjauan-teknispenyakit-bulai jagung.htm). Tumbuhan berbeda kemampuan bertahannya terhadap suhu ekstrim pada tingkat pertumbuhan yang berbeda. Misalnya, tumbuhan yang lebih tua, dan lebih keras akan lebih tahan terhadap suhu rendah dibanding kecambah muda. Jaringan atau organ berda dari tumbuhan yang sama mungkin sangat bervariasi kesensitivannya ( kepekaannya ) terhadap suhu rendah yang sama. Tunas jauh lebih sensitif ( peka ) dibanding daun dan sebagainya. 8

b. Pengaruh Suhu Tinggi Pada umumnya tumbuhan lebih cepat rusak dan lebih cepat meluas kerusakannya apabila suhu lebih tinggi dari suhu maksimum untuk pertumbuhannya dibanding apabila suhu lebih rendah dari suhu minimum. Pengaruh suhu tinggi pada pertumbuhan berhubungan dengan faktor lingkungan yang lain, terutama kelebihan cahaya, kekeringan, kekurangan oksigen, atau angin kencang bersamaan dengan kelembaban relatif yang rendah. Suhu tinggi biasanya berperan dalam kerusakan yang tampak pada bagian terkena sinar matahari. c. Pengaruh Suhu Rendah Kerusakan tumbuhan yang disebabkan oleh suhu rendah lebih besar dibnading dengan suhu tinggi. Suhu dibawa titik beku menyebabkan berbagai kerusakan terhadap tumbuha. d. Pengaruh Kelembaban Tanah Rendah Gangguan kelembaban didalam tanah mungkin bertanggung jawab terhap lebih banyaknya tumbuhan yang tumbuh jelek dan menjadi tidak produktif sepanjang musim. Kekurangan air mungkin juga terjadi secara lokal pada jenis tanah tertentu, kemiringan tertentu atau lapisan tanah yang tipis yang dibawahnya tardapat batu atau pasir. Tumbuhan yang menderita karena kekurangan kelembaban tanah biasanya tetap kerdil, hiaju pucat sampai kuning terang, mempunyai daun, bunga dan buah sedikit, kecil dan jarang, dan jika kekeringan berlanjut tumbuhan layu dan mati. Tumbuhan yang lemah karena kekeringa juga lebih rentan terhadap serangan patogen dan serangga tertentu. e. Pengaruh Kelembaban Tanah Tinggi 9

Akibat kelebihan kelembaban tanah yang disebabkan banjir atau drainase yang jelek, bulu-bulu akar tumbuhan membusuk, mungkin karena menurunnya suolai oksigen ke akar. Kekurangan oksigen menyebabkan sel-sel akar mengalami stres, sesak napas dan kolapsi. Keadaan basah, an-aerob menguntungkan pertumbuhan mikroorganisme an-aerob, yang selama proses hidupnya membentuk substansi seperti nitrit, yang beracun bagi tumbuhan. Disamping itu, sel-sel akar yang rusak secara langsung oleh kekurangan oksigen akan kehilangan permeabilitas selektifnya dan dapat memberi peluang terambilnya zat-zat besi atau bahan-bahan beracun lain oleh tumbuhan. Drainase yang jelek menyebabkan tumbuhan tidak vigor, seringkali menyebabkan dan daun berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan. Banjir selama musim tanam dapat menyebabkan kelayuan tetap dan kematian tumbuhan semusim sukulen dalam dua sampai tiga hari. f. Pengaruh Cahaya Kekurangan cahaya memperlambat pembentukan klorofil dan mendorong pertumbuhan ramping dengan ruas yang panjang, kemudian menyebabkan daun berwarna hijau pucat, pertumbuhan seperti kumparan, dengan gugurnya daun bunga secara prematur. Keadaan tersebut dikenal dengan etiolasi. Tumbuhan teretiolasi didapatkan dilapangan hanya apabila tumbuhan tersebut ditanam dibawah pohon atau benda lain. Kelebihan cahaya agak jarang terjadi di alam dan jarang merusak tumbuhan. Banyak kerusakan yang berhubungan dengan cahaya mungkin akibat suhu tinggi yang menyertai intensitas cahaya tinggi. 10