12/1/2009. Pengamatan dilakukan dengan kanal yang sempit Sensor dapat memiliki 200 kanal masing-

dokumen-dokumen yang mirip
11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Pengolahan Citra Digital

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Remote Sensing KKNI 2017

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kekeringan

ABSTRAK. Kata Kunci: kebakaran hutan, penginderaan jauh, satelit Landsat, brightness temperature

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

One picture is worth more than ten thousand words

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra Khursanul Munibah Asisten : Ninda Fitri Yulianti

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

KAPABILITAS CITRA HIPERSPEKTRAL

JENIS CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI RADIOMETRIK CITRA

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

SAMPLING DAN KUANTISASI

Model Citra (bag. 2)

BAB II LANDASAN TEORI

ISTILAH DI NEGARA LAIN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Pertemuan 2 Representasi Citra

Diterima 14 April 2015; Direvisi 23 Juni 2015; Disetujui 30 Juni 2015 ABSTRACT

Lampiran 1. Karakteristik satelit MODIS.

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

KULIAH ICD KE 4 PEMROSESAN DATA

ix

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil survey lapangan, running eksisting dan

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

Optimalisasi Pemetaan Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Analisa Pola Reflektan dengan Data Hiperspektral Studi Kasus : Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Evapotranspirasi Potensial Standard (ETo)

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 2 A. PENGINDERAAN JAUH NONFOTOGRAFIK. a. Sistem Termal

Bab IV Spektroskopi. IV Obyek Pengamatan. Bintang program: Nama : RS Gru (HD ) α 2000 : 21 h m δ 2000

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

SUB POKOK BAHASAN 10/16/2012. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Informasi Geospasial SKKNI IG 2016 SUB-BIDANG PENGINDERAAN JAUH PROJO DANOEDORO

Di zaman modern seperti sekarang ini, semakin sering. DNB/VIIRS: Menatap Bumi di Malam Hari AKTUALITA

2. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda tergantung pada jenis materi dan kondisinya. Perbedaan ini

2. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Pemetaan Perairan Dangkal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

10/11/2014 SISTEM VISUAL MANUSIA. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 2. Konsep Dasar Citra Digital

BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Data

Orientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Penginderaan Jauh

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

Stella Swastika Putri Projo Danoedoro Abstract

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

EKSTRAKSI INFORMASI PENUTUP LAHAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER LAPANGAN SEBAGAI MASUKAN ENDMEMBER PADA DATA HIPERSPEKTRAL RESOLUSI SEDANG

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

BAB II LANDASAN TEORI

PENELITIAN FISIKA DALAM TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN KABUPATEN KENDAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

TEORI DASAR INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT TM7+ METODE INTERPRETASI VISUAL ( DIGITIZE SCREEN) Oleh Dwi Nowo Martono

penginderaan jauh remote sensing penginderaan jauh penginderaan jauh (passive remote sensing) (active remote sensing).

Disusun Oleh: Achmad Yulianto Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Model, Analisis, Desain dan Implementasi

BAB II KOMPRESI DATA PENGINDERAAN JAUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Cara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara

bdtbt.esdm.go.id Benefits of Remote Sensing and Land Cover

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Farid Ibrahim, Fiqih Astriani, Th. Retno Wulan, Mega Dharma Putra, Edwin Maulana; Perbandingan Ekstraksi

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

LINEAR SPECTRAL MIXTURE ANALYSIS (LSMA) UNTUK TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT ETM+ DI YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Transkripsi:

Hyperspectral Remote Sensing Introduction to Remote Sensing Bab XIV Asal Mula HRS Pengamatan obyek pada remote sensing Dilakukan pada beberapa daerah spektrum elektromagnetik Sebelumnya menggunakan daerah spektra yang luas Menggunakan 3 kanal(spot), 4 kanal(mss) dan 7 kanal(tm) Pengamatan dilakukan dengan kanal yang sempit Sensor dapat memiliki 200 kanal masing- masing selebar 10nm Membutuhkan pendukung khusus (dataset, sensor, software) Menjadi bagian dari spektroskopi Pengamatan detail pada data spektral Diawali eksperimen pemisahan berkas cahaya putih (Isaac Newton) Penemuan garis spektra dari celah sempit (Fraunhofer) Absorption lines adalah garis gelap akibat temperatur rendah Emission lines akibat radiasi dari pemanasan gas Perangkat spektroskopi Spektroskop Spektrometer Spektrograf Berfungsi mengumpulkan radiasi dan memisahkannya menjadi beberapa daerah spektra Dapat mengamati spektra akibat refleksi dan radiasi yang melalui atmosfer Pengamatan detail di bidang biologi dan geologi Saling koreksi data antar band 1

Aplikasi spektroskopi praktis dalam pengamatan pantulan radiasi matahari Imaging spectrometry digunakan dalam pengukuran spektral dari permukaan bumi secara akurat dan presisi Spectral library menyimpan data pengamatan imaging spectrometry Pengamatan terhadap suatu luasan Instrumen HRS Resolusi spektral, spasial dan radiometri lebih tinggi dari sensor lain Membutuhkan kalibrasi yang teliti Format data 10 atau 12 bits dengan 200 kanal atau lebih Spektra citra muka bumi lebih detail Mengkoreksi efek atmosfer Mencocokkan data spektral dari obyek Instrumen HRS Salah satu sensor hiperspektral generasi awal Didesain oleh Jet Propulsion Laboratory (awal 1980) Diawali Airborne (AIS) 128 kanal spektra selebar 10nm antara 1,2 ~ 2,4 µm Daerah spektral 1,9 ~ 2,1 µm digunakan untuk pengamatan geologis Resolusi spasial 8m Menjadi dasar pengoperasian Instrumen hiperspektral utama yang digunakan NASA Pengembangan dari AIS Diuji tahun 1987 dan operasi penuh tahun 1989 Mengumpulkan data oseanografi, ekologi, hidrologi dan geosciences(ilmu bumi) Obyek pengamatan di Amerika Utara dan Eropa Barat 2

Lensa obyektif mengumpulkan radiasi dari scene Berkas dilewatkan kisi difraksi untuk dipisahkan band spektranya Detektor dibagi menjadi 4 panel yang dikalibrasi terpisah Beroperasi pada spektra 400nm hingga 2500nm 224 kanal spektra selebar 10nm (preprocessed) 210 kanal spektra (processed) Lebar garis scan 11km across-track Setiap scan line dibagi menjadi 614 pixel Resolusi pixel 20m x 20m Kubus citra menyatakan representasi data hiperspektral secara 3 dimensi Sumbu x dan y serupa dengan koordinat peta Sumbu z merupakan akumulasi data spektral pada koordinat (x,y) Bagian atas merupakan kanal spektra terpendek (daerah ultraviolet) Bagian dasar merupakan kanal spektra terpanjang (2,5 µm) Nilai brightness antara kedua kanal menyatakan jejak spektral pada pixel 3

Spectral Matching Spectral Matching Langkah-langkah analisis data hiperspektral 1. Akuisisi dan pre-processing untuk kalibrasi dan koreksi sistem 2. Koreksi atmosferik 5. Pemilihan nilai dari suatu pixel untuk mendeteksi pixel lain dengan nilai sama 6. Dapat juga untuk mendeteksi pada spektra lain Untuk mengekstraksi spektra murni yang dibutuhkan citra Diambil dari spektra komposit kompleks Untuk mengidentifikasi i komponen utama pada sebuah scene Data hiperspektral dicocokkan dengan data lain untuk mengidentifikasi data spektral permukaan obyek Kesalahan analisis data remote sensing akibat perubahan spektra Data material permukaan tidak selalu sesuai dengan material subsurface Efek atmosfer Efek bayangan Variasi topografi 4

Linear mixing adalah kombinasi beberapa material yang terlalu halus untuk dideteksi sensor Menghasilkan efek mixed pixel (ciri komposit) Terjadi pada permukaan komposit dengan area sangat kecil Nonlinear mixing terjadi akibat kombinasi radiasi dari beberapa permukaan Menggunakan convex geometry Pengamatan data multidimensi dalam n dimensi Pixel ldiamati sebagai ikombinasi ilinier i dari komponen dasar Simplex mengelompokkan pixel menjadi bentuk sederhana Titik ekstrem simplex disebut endmember Bentuk dari n + 1 titik paling sederhana dalam menyatakan titik-titik di dalamnya Sisi bangun disebut facet Bagian dalam bangun disebut convex hull Penggunaan Analisis HSD Monitoring variabel botani (Curran, 1989) Dasar pengunaan hyperspectral data (HSD) untuk pengamatan jaringan tanaman penutup vegetasi Mendukung studi ekologi, kehutanan dan pertanian Aplikasi analisis mineralogi (Rivard & Arvidson, 1992) Aplikasi analisis litografi (Green, 1993) 5