Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan batasan pengertian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN 2016 KOTA BOGOR

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

DAFTAR ISI TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUBSTANSI DALAM PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 1. 2.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

SOP PEKAN ILMIAH NUSANTARA (PIN)

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN STUDI BANDING/ MAGANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

KARYA TULIS ILMIAH DALAM PILMAPRES 2017

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2014 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI 2016

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PEDOMAN UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH CAPING TANI 2017

MENUJU LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN EKOREGION KALIMANTAN YANG BERKUALITAS

PEMILIHAN MAHASISWA MAHASISWA BERPRESTASI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Universitas Maritim Raja Ali Haji

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN MAGANG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

KETENTUAN PENULISAN LKTI

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

Veterinary Scientific Competition 2016

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2016 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

A. Format Lomba. 2 P a g e

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

DRAFT PANDUAN PENELITIAN DOSEN STIKES WIDYA HUSADA TAHUN 2014

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PETUNJUK TEHNIS LOMBA KARYA TULIS ILMIAH (LKTI) TINGKAT SMA DAN SEDERAJAT SE KABUPATEN SUMBAWA

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

PANDUAN SELEKSI FULL PAPER MECHANICAL FAIR UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 BIDANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

PETUNJUK LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN LKTI FASILKOM UNSRI 2016

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MUSABAQAH TILAWATIL QURAN SISWA NASIONAL IV TAHUN 2018 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS NATIONAL GEOLYMPIAD IV I BABAK PENYISIHAN

Transkripsi:

TATACARA PENYUSUNAN a. Tim Penyusun dan Bentuk Dokumen disusun oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah, yang keanggotaannya melibatkan unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Masyarakat. Tim Penyusun dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah. terdiri atas 2 (dua) buku, yaitu : (1) Buku I, adalah buku yang menyajikan Ringkasan Eksekutif dari Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Ringkasan Eksekutif maksimal terdiri atas 15 halaman. (2) Buku II, adalah buku yang berisikan laporan utama informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah. Laporan utama ini disajikan dengan melakukan hubungan kausalitas antara unsur-unsur penyebab terjadinya persoalan lingkungan hidup, status, dan upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan (Pressure State and Response Analysis). b. Penetapan Isu Prioritas Isu prioritas adalah isu utama yang menjadi prioritas dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerah. Isu prioritas minimal 3 (tiga) dan maksimal 5 (lima). Penetapan isu prioritas didasarkan proses secara partisipatif yang melibatkan pemangku kepentingan di daerah. Proses penetapan isu prioritas wajib menggunakan pendekatan PSR (Pressure State and Response). c. Waktu Penyusunan dan Penyampaian Dokumen selambat-lambatnya mulai disusun pada Bulan Februari, dan telah selesai paling lambat pada pertengahan bulan April. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi disampaikan dalam bentuk file elektronik (soft file) melalui akun SILH atau surat elektronik ke alamat : nirwasitatantra@menlhk.go.id. Format saji dokumen dalam bentuk PDF. Masing-masing daerah wajib mengisi tabel data melalui aplikasi SILH. OPD Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota menyampaikan kepada OPD Bidang Lingkungan Hidup Provinsi guna memperoleh rekomendasi penilaian. OPD Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi menyampaikan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah kepada Pusat Pengendalian Pembangunan Lingkungan Pedoman NIRWASITA 1

Hidup dan Kehutanan Ekoregion (P3E) guna memperoleh rekomendasi penilaian. Rekomendasi penilaian yang diberikan oleh P3E dan OPD bidang Lingkungan Hidup Provinsi didasarkan kepada kriteria yang tertuang pada Sub Bab Tatacara Penilaian. berikut rekomendasi penilaian dari OPD Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota dan Provinsi disampaikan secara elektronik kepada Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan paling lambat tanggal 10 Mei, melalui akun SILH atau surat elektronik dengan alamat : nirwasitatantra@menlhk.go.id Pedoman NIRWASITA 2

a. Tatacara Umum TATACARA PENULISAN Tatacara umum terdiri atas format baku penulisan dan sistematika penyajian dokumen. Format baku penulisan adalah sebagai berikut: 1. Pengetikan 1) Batas dan Ukuran Kertas Batas kiri Batas kanan Batas atas Batas bawah : 4 cm 3 cm 3 cm 3 cm dari tepi kertas. Ukuran kertas adalah A4. 2) Huruf dan Spasi Huruf menggunakan jenis huruf Times New Roman 12 poin (ukuran sebenarnya) dan diketik rapi (rata kiri kanan justify). Pengetikan dilakukan dengan spasi 1,5 (Line spacing = 1.5 lines). 2. Penomoran Halaman Jenis nomor halaman ada dua macam, yaitu angka romawi kecil dan angka latin. Angka romawi digunakan dalam penomoran Bab. Khusus halaman judul, penomorannya tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan. Sistematika penyajian dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Bagian awal terdiri atas : 1) Sampul memuat Judul dan Nama Instansi penyusun. 2) Pernyataan memuat pernyataan bahwa isu prioritas Daerah dirumuskan dengan melibatkan para pemangku kepentingan di daerah. Pernyataan ditandatangani oleh Kepala Daerah. 3) Kata Pengantar, uraian singkat penyusunan dokumen termasuk proses penyusunannya. Kata Pengantar ditandatangani oleh Kepala Daerah. 4) Daftar Isi 5) Daftar Tabel 6) Daftar Gambar 7) Daftar Lampiran Pedoman NIRWASITA 3

2. Bagian Utama Bagian utama, terdiri atas : 1) Bab I Pendahuluan. Pendahuluan memuat mengenai : (a) latar belakang; (b) profil atau keadaan umum daerah termasuk kekhususan kondisi ekologisnya; (c) gambaran singkat proses penyusunan dan perumusan isu prioritas termasuk proses penyusunan dokumen informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah. Dalam sub bab ini dijelaskan pula proses perumusan dan pendekatan atau metode yang digunakan untuk memperoleh isu prioritas daerah; (d) maksud dan tujuan; dan (e) ruang lingkup penulisan. 2) Bab II Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah. Isu prioritas harus jelas dan fokus kepada isu yang terjadi di daerah. Isu prioritas paling banyak 5 (lima) dan paling sedikit 3 (tiga). Dalam merumuskan isu prioritas, deskripsi kondisi terutama keunikannya daerah harus diungkap dan menjadi bahan pertimbangan. Kriteria yang dapat dijadikan isu prioritas adalah: (1) kerusakan sumber daya alam; kerusakan keanekaragaman hayati; (2) pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang terjadi berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup; dan (3) mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera (urgen). Muatan yang dituangkan dalam Bab Isu Prioritas adalah yang berkaitan dengan proses perumusan isu prioritas, mulai dari tahapan penyaringan isu hingga proses analisis yang digunakan untuk memperoleh isu prioritas. 3) Bab III. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah. Bab ini memuat analisis Pressure, State, dan Response untuk masing-masing isu Lingkungan Hidup Daerah, yang meliputi: a) Tataguna lahan. Tataguna lahan berikut tutupan lahannya. Untuk daerah yang berada di wilayah pesisir dan laut, wajib memasukan rencana pengelolaan pesisir dan laut. Data yang dituangkan dalam sub bab ini adalah yang berkaitan dengan tataguna lahan berikut perubahannya seperti luas penggunaan lahan berdasarkan tata ruang wilayah, luas wilayah yang digunakan untuk usaha pemanfaatan hutan, perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan lain sebagainya. Terhadap daerah yang berada dalam wilayah pesisir dan laut, wajib menuangkan data yang berkaitan dengan rencana tata ruang dan pemanfaatan pesisir dan Pedoman NIRWASITA 4

laut. Data tidak hanya berbentuk angka (nominal), tetapi juga dengan prosentase (misalnya luas hutan lindung = 20.000 ha atau x % dari luas wilayah administrasi daerah ybs). Lengkapi juga data yang berkaitan dengan perizinan penggunaan atau pemanfaatan lahan sesuai dengan skala ekonominya (besar, menengah, dan kecil) termasuk status perizinannya (nama lengkap pemegang izin, luasan dan lokasi perizinannya). Data berbentuk spasial (peta) wajib digunakan untuk mendukung. Analisis pressure, state dan response wajib didukung dengan data berkala (time series). Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer. Sebagai contoh pengurangan atau penurunan hutan lindung, pressure-nya dijelaskan dan didukung dengan data berkala (time series), demikian juga jelaskan response telah dilakukan oleh daerah dengan didukung oleh data. Data yang dapat digunakan untuk mendukung analisis PSR pada sub bab ini, antara lain Tabel 1 s/d Tabel 14. Data tambahan yang menunjang analisis dapat dituangkan disini. b) Kualitas air. Data yang disajikan meliputi kualitas air sungai, air tanah, dan air laut (kualitas air laut khusus bagi daerah yang berada dalam wilayah pesisir dan laut). Contoh analisis air sungai tercemar industri tekstil, yang menjadi pressure adalah masih kurangnya industri yang memiliki IPAL, response-nya mendorong penaatan industri agar membangun IPAL melalui pengawasan dan penegakan hukum. Data yang diperlukan untuk menunjang analisis pressure, state dan response, antara lain kualitas air sungai, danau, air tanah, dan air laut (khusus daerah yang berada di pesisir dan laut). Data kualitas dan kuantitas air DAS, jumlah penduduk yang tergantung dengan DAS, jumlah industri dan non industri pencemar (sumber pencemar) serta instalasi pengelolaan limbahnya, penggunaan air tanah, pipanisasi dan layanan air bersih, perizinan dan status kawasan pemanfaatan air, transportasi laut dan sungai, limbah domestik, irigasi, bahan pencemar. Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer. Data pendukung untuk analisis ini adalah Tabel 15 s/d Tabel 24. Data tambahan yang menunjang analisis dapat dituangkan disini. c) Kualitas udara. Data yang dituangkan meliputi status mutu udara ambien, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kebakaran hutan dan lahan, ISPA, sumber pencemar (bergerak dan tidak bergerak), konsumsi BBM, bahan pencemar. Contoh : kondisi udara ambien yang tercemar oleh logam berat, penyebabnya (pressure) adalah kondisi penggunaan BBM, kondisi kendaraan Pedoman NIRWASITA 5

bermotor termasuk penjualannya, kondisi jalan, dan kondisi industri pencemar. Response dalam bentuk upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan tersebut, tentunya dituangkan dalam bentuk kebijakan dan program. Data yang dituangkan dalam response adalah peraturan dan program berikut dengan pelaksanaan dari peraturan dan program tersebut. Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer. Data pendukung minimal yang dapat digunakan untuk analisis adalah Tabel 28 s/d Tabel 33. Data tambahan yang menunjang analisis dapat dituangkan disini. d) Resiko bencana. Bencana yang dimaksudkan bisa berupa informasi rawan bencana atau kekhususan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan bencana alam (seperti gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, banjir, longsor), bencana non alam (seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit), dan bencana sosial (seperti konflik sosial). Pressure diungkapkan dalam bentuk data yang terkait persoalan yang memicu terjadi bencana misalnya perubahan penggunaan lahan (land use), penyempitan badan sungai, kondisi drainase atau data lainnya yang menunjang. Data yang dituangkan dalam response adalah peraturan dan program berikut dengan pelaksanaan dari peraturan dan program tersebut. Informasi peta rawan lingkungan mutlak diperlukan untuk analisis pada sub bab ini. Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer. Data minimal yang digunakan adalah Tabel 37 s/d Tabel 40. Data tambahan yang menunjang analisis dapat dituangkan disini. e) Perkotaan. Perkembangan kota merupakan tuntutan sekaligus jawaban dari perkembangan penduduk maupun kegiatan masyarakat perkotaan kecenderungannya semakin sulit dikontrol sehingga seringkali menimbulkan persoalan yang menyangkut persoalan lingkungan (fasilitas, sistem dan area). Kemunduran lingkungan perkotaan telah terjadi di berbagai daerah, yang indikasinya dapat dilihat dari aspek fisik (pencemaran air, udara, kerusakan lahan, dan timbulan sampah) dan aspek sosial ekonomi (dampak dari manusia yang membuat kehidupan kurang nyaman). Data aspek fisik dan aspek sosial ekonomi yang merupakan kondisi eksis yang mutlak dituangkan dalam analisis, selanjutnya dijelaskan pressure dalam perkotaan yang didukung dengan data, dan response-nya adalah berbagai kebijakan dan program yang dikembangkan Pedoman NIRWASITA 6

untuk mengatasi persoalan lingkungan perkotaan tersebut. Salah satu permasalahan perkotaan adalah sampah, yang meliputi sampah domestik (sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga), dan sampah spesifik. Data yang dituangkan berupa sumber sampah, produksi sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, dan sarana prasarana pengelolaan sampah. Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer. Data yang dituangkan dalam pressure adalah penyebab terjadinya persoalan sampah. Response adalah upaya yang dilakukan dari mulai pengurangan dan penanganan sampah, yang berbentuk peraturan atau program daerah. Data tambahan yang menunjang analisis dapat dituangkan disini. 4) Bab IV. Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bab ini memuat inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh kepala daerah dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Inisiatif yang dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas lembaga daerah (seperti melalui APBD, peningkatan kapasitas personil, pengembangan jejaring kerja, peningkatan transparansi dan akuntabilitas kepada publik). Inisiatif yang dikembangkan oleh masyarakat harus dituangkan juga di dalam bab ini. Data yang mendukung dituangkan sejelas mungkin, sebagai contoh besaran APBD bidang lingkungan hidup termasuk prosentasenya dibandingkan keseluruhan APBD. Inisiatif meliputi kegiatan atau program yang terkait dengan isu-isu perubahan iklim, perbaikan kualitas lingkungan, perbaikan kualitas sumberdaya alam, dan perbaikan tata kelola lingkungan. 5) Bab V. Penutup. Bab ini memuat intisari (simpulan) dari Bab II s/d Bab IV, dan rencana tindak lanjutnya termasuk yang berimplikasi kepada kebijakan kepala daerah. 6) Daftar Pustaka. Semua pustaka yang diacu wajib dituangkan dalam daftar pustaka. Pustaka yang diacu harus memenuhi kriteria relevan, mutakhir, dan primer. 7) Lampiran 3. Bagian Akhir Bagian akhir penulisan berupa lampiran-lampiran yang relevan dengan penulisan dokumen informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah, seperti perhitungan data, peta, foto, keputusan kepala daerah yang terkait penyusunan informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah, dan daftar riwayat hidup tim penyusun. Pedoman NIRWASITA 7

Jenis data minimal yang harus ada dalam penyajian informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah adalah sebagaimana tercantum dalam aplikasi SILH atau website// www.menlhk.go.id Pedoman NIRWASITA 8

a. Tata Kelola Dokumen TATACARA PENILAIAN Paling lambat tanggal 10 Mei, Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah berikut rekomendasi penilaian disampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan c.q. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Format saji laporan dalam bentuk PDF. dinilai oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Daftar dokumen yang dinilai ditampilkan pada website http://www.menlhk.go.id. b. Tahapan Penilaian 1. Tingkat Provinsi dan Ekoregion Penilaian dokumen dilakukan melalui : (1) tahapan penapisan, yaitu penilaian atas buku ringkasan eksekutif, dan validitas, akurasi, serta kejelasan data; dan (2) tahapan penilaian atas analisis hubungan kausalitas antara pressure - state - response. Penilaian pada tahapan penapisan menggunakan metode analisis pembobotan sederhana. Hasil penapisan digunakan untuk menentukan urutan ranking yang akan memasuki seleksi penilaian buku dokumen utama informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah. Penilaian analisis kausalitas pressure - state - response, menggunakan metode perpaduan nilai ranking dan nilai total. Rekomendasi penilaian berupa urutan ranking dari yang tertinggi hingga terendah. 2. Tingkat Kementerian LHK Penilaian dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : penilaian atas dokumen (desk analysis), dan presentasi Kepala Daerah. Penilaian dokumen dilakukan melalui : (1) tahapan penapisan, yaitu penilaian atas buku ringkasan eksekutif, dan validitas, akurasi, serta kejelasan data; dan (2) tahapan penilaian atas analisis hubungan kausalitas antara pressure - state - response; (3) tahapan diskusi panel. Penilaian pada tahapan penapisan menggunakan metode analisis pembobotan sederhana. Hasil penapisan (tahap 1) digunakan untuk menentukan nominator yang akan memasuki tahapan (tahap 2) seleksi penilaian buku dokumen utama informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah. Penilaian analisis kausalitas pressure - state - response, menggunakan metode perpaduan nilai ranking dan nilai total. Pedoman NIRWASITA 9

Berdasarkan hasil penilaian buku utama (tahap 2) tersebut, selanjutnya ditetapkan 8 (delapan) nominator untuk setiap tingkatan pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota untuk memasuki seleksi tahap akhir (diskusi panel dalam bentuk presentasi kepala daerah). Hasil penilaian diumumkan paling lambat setiap tanggal 2 Juni melalui website http://www.menlhk.go.id. Penghargaan Nirwasita Tantra akan diberikan kepada 6 (enam) daerah terbaik tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Peringkat kesatu tingkat provinsi, kabupaten, dan kota selain memperoleh trophi Nirwasita Tantra, juga akan diberikan trophi bergilir. SEKRETARIS JENDERAL, Dr. Ir. BAMBANG HENDROYONO, MM. Pedoman NIRWASITA 10