BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utaratengah-selatan,

Pertumbuhan pariwisata nusantara dipengaruhi oleh mulai meningkatnya. kebutuhan masyarakat untuk berekreasi serta semakin banyaknya pelaku bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

2015 PENGARUH PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME DI TAMAN WISATA ALAM SITU PATENGGANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. 2006:32). Sedangkan menurut Oka A. Yoeti (1996:118), mendefinisikan

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. adalah permintaan jasa pariwisata yang dicerminkan dari intensitas kunjungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

Oleh : Slamet Heri Winarno

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU

PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM KAWASAN CIWIDEY DI KABUPATEN BANDUNG. Fatimah Azzahra Sujali

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri bagi masing-masing kelompok wisatawan. Terlebih lagi, kegiatan wisata

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

Informasi Wisata di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rahdiana Kartika Sari, 2015

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

2015 PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan sebagai salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Industri Pariwisata merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless). Pengaruh globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan akses membuat pergerakan manusia menjadi lebih cepat, lebih bervariasi, lebih nyaman, lebih ekonomis dan lebih mudah untuk melakukan wisata. Beberapa negara mengandalkan industri pariwisata sebagai pendapatan utamanya (sektor yang diandalkan untuk perkembangan ekonomi). Mereka mengemas dan mengeksploitasi potensi obyek dan tujuan wisatanya secara sistematis, terprogram, terencana, konsisten, integrated dan holistik untuk menarik wisatawan agar mampu bersaing dengan destinasi lain. Berbagai kemudahan, fasilitas, pelayanan prima, kemudahan klaim dan regulasi dijadikan sebagai alat promosi. Komitmen yang tinggi dengan perencanaan yang berkelanjutan (sustainable) serta penjagaan (pelestarian) yang benar menjadi ciri beberapa destinasi yang mampu bertahan. Mereka sadar akan konsekuensi yang akan diterimanya, apabila tidak menjaga potensi dan produk wisatanya secara komprehensif. Industri pariwisata memiliki konsumen (pasar) yang tak dapat diatur atau dipaksa agar pergi ke suatu destinasi tertentu. Kebebasan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tertentu bersifat absolut. 1

2 WTO (World Tourism Organization) memprediksi bahwa pertumbuhan Industri Pariwisata Dunia (travel Industry) adalah 4,2% pertahun dalam jangka waktu 10 tahun (2000 s/d 2010). WTTC (World Travel & Tourist Council) juga memprediksi tren perkembangan pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang, 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-pasifik dan 100 juta ke Cina. Berdasarkan angka perkiraan tersebut, para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang ada. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan re-positioning pariwisata dimulai dari investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Semua harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga menjadi lebih kompetitif dan menarik. Indonesia tahun 2006 menargetkan 5,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara, dengan sasaran terbesar turis asal negara-negara Asia Tenggara. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2006) menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari tahun ke tahun, dengan rincian tahun 2007 ditargetkan menjadi 6,6 juta atau meningkat 20% dari tahun 2006. Tahun 2008 diprediksikan naik lagi menjadi 8,18 juta, dan pada 2009 diharapkan menembus angka 10 juta wisman. Berikut tabel perbandingan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sampai dengan tahun 2007.

3 TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA 2000-2007 WISATAWAN RATA-RATA PENGELUARAN/ ORANG (US $) TAHUN MANCANEGARA PER KUNJUNGAN PER HARI RATA-RATA LAMA TINGGAL DEVISA (JUTA US $) 2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.496,13 2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02 2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98 Sumber: Statistical Repor on Visitor Arrivals to Indonesia, 2008 Taget kunjungan wisatawan tersebut dapat tercapai karena keunikan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan banyak suku dan kesenian serta kebudayaan yang beragam sehingga berpotensi sebagai tujuan wisata. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan yang menjadi kekuatan dan peluang untuk lebih dikembangkan karena pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di negara Indonesia. Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peranan cukup besar dalam pengembangan pariwisata dan devisa negara. Beragamnya jenis wisata di Jawa Barat menyebabkan jumlah kunjungan wisman ke kawasan ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut disajikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Jawa Barat dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. TABEL 1.2 PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBJEK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 2007 WISATAWAN MANCANEGARA Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 198,474 239,113 207,935 227,068 338,959 NUSANTARA 23,090,712 16,611,680 16,890,316 23,859,547 23,782,302 JUMLAH 23,289,186 16,850,793 17,098,251 24,086,615 24,121,261 Sumber : Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat, 2008

4 Pada Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa tahun 2007 jumlah wisatawan meningkat dibanding tahun sebelumnya, hal itu dikarenakan tingkat minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata di Jawa Barat cukup tinggi. Daya tarik wisata di wilayah Provinsi Jawa Barat mencakup alam, seni budaya dan minat khusus, di mana potensi tersebut cukup beragam dan tersebar di Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Berikut tabel data objek dan daya tarik wisata di Provinsi Jawa Barat yang banyak dikunjungi wisatawan tahun 2008 melalui berbagai jalur di Jawa Barat. TABEL 1.3 DATA PERINGKAT OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT YANG PALING BANYAK DIKUNJUNGI WISATAWAN TAHUN 2008 NO 1. NAMA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA Gn. Tangkuban Parahu LOKASI JENIS ODTW JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN WISNUS JUMLAH KUNJUNGA N Kab. Bandung Barat Alam 26,188 1,425,220 1,451,408 2. Ciater Kab. Subang Alam 19,260 1,254,561 1,273,821 3. Kebun Raya Bogor Kota Bogor Alam 122,768 978,249 1,101,017 4. Makam Sunan Gunung Jati Kab Cirebon Budaya 50 856,800 856,850 5. Desa Wisata Buni Minat Kab. Subang Hayu Khusus 0 744,400 744,400 6. Taman Safari Minat Kab. Bogor Indonesia Khusus 8,837 718,437 727,310 7. Situ Patenggang Kab. Bandung Alam 279 621,688 621,967 8. Kebun Raya Cibodas Kab. Bogor Alam 734 503,539 504,273 9. Trusmi Kab. Cirebon Minat Khusus 89 431,010 431,099 10. Pamijahan Kab. Tasikmalaya Budaya 0 408,163 408,163 11. Kawah Putih Kab. Bandung Alam 627 334,487 335,114 12. Wisata Agro Gunung Mas Kab. Bogor Alam 2,230 316,218 318,448 13. Cipanas Tarogong Kab. Garut Alam 336 314,967 315,303 14. Air Panas Walini Kab. Bandung Alam 158 257,997 258,155 15. Pangandaran Kab. Ciamis Alam 4,281 245,659 249,940 16. Air Panas Cimanggu Kab. Bandung Alam 163 240,365 240,528 17. Wana Wisata Minat Kab. Bandung Gunung Puntang Khusus 7 223,634 223,641 18. Air Panas Cibolang Kab. Bandung Alam 62 202,448 202,510 19. Kawah Kamojang Kab. Bandung Alam 62 202,448 202,510 20. Curug Cijalu Kab. Subang Alam 0 181,845 181,845 Sumber : Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat, 2008 Kabupaten Bandung adalah salah satu kawasan wisata di Jawa Barat yang memiliki beragaman jenis dan daya tarik wisata alam yang banyak diminati wisatawan. Seperti yang disajikan pada Tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa

5 terdapat 8 objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Jenis objek wisata yang dikunjungi adalah wisata alam, meliputi Gunung Tangkuban Parahu, Situ Patengan, Kawah Putih, Air Panas Ciwalini dan Cimanggu, Wana Wisata Gunung Puntang, Air Panas Cibolang dan Kawah Kamojang. Wisata alam adalah bentuk rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia. Pada objek wisata alam ini pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang belum tercemar karena polusi, terhindar dari kesibukan kota dan kebisingan lalu lintas. Akibatnya tempat-tempat rekreasi di alam terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat memberikan kenyamanan semakin banyak dikunjungi orang (wisatawan). Wisatawan yang datang ke kota Bandung sebenarnya memiliki banyak pilihan tujuan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Para wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung dapat menemukan hampir semua jenis wisata yang dapat dipilih untuk dinikmati baik itu wisata alam, budaya maupun wisata buatannya. Misalnya, di Kabupaten Bandung terdapat objek wisata Kawah Putih, Situ Patengan dan keasrian Kebun Strawbery yang alami, di Kabupaten Bandung Barat terdapat Gunung Tangkuban Parahu dan Maribaya sebagai objek wisata andalan Kota Bandung, sedangkan di pusat kota, terdapat objek wisata budaya dan wisata belanja yang dapat dinikmati di beberapa daerah di Kota Bandung. Kabupaten Bandung merupakan salah satu kawasan wisata memiliki potensi pariwisata yang cukup besar karena terdapat banyak jenis wisata yang dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan pariwisata di Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam di kawasan Bandung

6 Selatan yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan bagi pariwisata alam Kabupaten Bandung khususnya kawasan wisata Bandung Selatan. Sebagai gambaran banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung maka dapat dilihat pada Tabel 1.4 di bawah ini. TABEL 1.4 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBJEK WISATA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2003 2007 WISATAWAN 2003 (orang) 2004 (orang) 2005 (orang) TAHUN 2006 (orang) 2007 (orang) 1 2 3 4 5 6 7 r (%) 2006-2007 NUSANTARA 1,509,722 1,711,155 1,988,795 2,405,923 3,277,073 36.21 MANCANEGARA 30,255 40,614 49,950 57,443 63,802 11.07 JUMLAH 1,539,977 1,751,769 2,038,745 2,463,366 3,340,875 47.28 Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, data hasil olahan tahun 2008 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tahun 2007 jumlah wisnus meningkat dibanding tahun sebelumnya dan mengalami pertumbuhan sebesar 36,21%. Peningkatan tersebut dimungkinkan terdapat banyak pilihan daya tarik wisata alam di kawasan Kabupaten Bandung, khususnya di kawasan Bandung Selatan. Selain itu, meningkatnya pertumbuhan wisatawan di Kabupaten Bandung ini ada kaitannya dengan perubahan pola hidup masyarakat, meningkatnya taraf kehidupan serta semakin meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana sehingga dapat menjangkau tempat-tempat dimanapun lokasi wisata berada. Berikut dapat dilihat objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan.

7 No. TABEL 1..5 OBJEK WISATA DI KAWASAN BANDUNG SELATAN Nama Objek Wisata JARAK PUSAT KOTA STATUS PENGELOLA JENIS ODTW A B MK II. ZONA BANDUNG SELATAN : 1 Situ Patengan 46 Koperasi x 2 Air Panas Cimanggu 45 Perhutani x 3 Gunung Tunduh 35 PTPN VIII x 4 Wana Wisata Gunung Tangsi 40 Perhutani x 5 Kawah Putih 44 Perhutani x 6 Wana Wisata Ranca Upas 45 Perhutani x x 7 Wana Wisata Gunung Puntang 32 Perhutani x x Kec. Cimaung 8 Air Panas Cibolang 35 PTPN VIII x 9 Air Panas Walini 50 PTPN VIII x 10 Situ Cileunca 32 Pemda/ PLN x 11 Mandala Wisata 25 KUD x Kec. Pasirjambu 12 Kawah Cibuni 27 Perhutani x 13 Pranatirta Rancabali 27 Koperasi x 14 Gambung 28 PTPN VIII x Kec. Pasirjambu 15 Situ Sipatahunan 40 Desa x Kec. Baleendah 16 Curug Cisabuk 71 Desa x 17 Tirta Bidadari Kertamanah 41 Desa x Kec. Cikalongwetan 18 Tirta Camelia 37 PTPN VIII x 19 Bumi Alit 18 Masyarakat x Kec. Banjaran 20 Gunung Nini 58 PTPN VIII x 21 Gunung Padang 37 Perhutani x Kec. Ciwidey 22 Rumah Hitam 32 Masyarakat x 23 Taman Sari Alam 2 Masyarakat x Kec. Pasirjambu 24 Curug Ceret 4 Masyarakat x 25 Geotermal Magma Nusantara 7 Masyarakat x 26 Makam Boscha 7 PTPN VIII x

8 No. Nama Objek Wisata Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa keberagaman jenis wisata di kawasan Bandung Selatan membuat daya tarik wisata bagi wisatawan semakin tinggi. Sebagian besar pilihan wisatawan untuk berkunjung ke objek-objek wisata di kawasan Bandung Selatan adalah kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum tercemar oleh polusi. Akan tetapi, berdasarkan data dari pra penelitian dan didukung oleh beberapa informasi dari internet dan website, beragamnya kemenarikan objek wisata di Bandung Selatan ini kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang untuk berwisata. Wisatawan yang mengunjungi objek wisata hanya merasa terpenuhi keinginan untuk menikmati keasrian suatu objek wisata tanpa dipenuhi kebutuhan untuk aktivitas lainnya karena kondisi dan ketersediaan fasilitas wisata yang kurang memenuhi. Oleh karena itu, peningkatan tingkat kunjungan ke kawasan Kabupaten Bandung ini sebagian besar dikarenakan beragamnya objek wisata sehingga dijadikan sebagai preferensi (pilihan) oleh wisatawan. JARAK PUSAT KOTA STATUS PENGELOLA 27 Perkebunan Teh Malabar 5 PTPN VIII x 28 Kp. Mahmud 10 Masyarakat x Kec. Margaasih Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, data hasil olahan tahun 2008 JENIS ODTW A B MK Kawasan Bandung Selatan memiliki 4 kecamatan yaitu: Ciwidey, Pangalengan, Majalaya dan Banjaran dengan jumlah 28 daya tarik wisata alam yang tersebar di 4 kawasan tersebut. Masing-masing daerah memiliki daya tarik yang berbeda yang diminati pengunjung karena keunikan objek wisatanya. Keunikan tersebut terdiri dari kawah, gunung, situ, pemandian air panas, penangkaran rusa, curug serta perkebunan teh atau strawbery yang masih alami.

9 Keunikan yang dimiliki objek-objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan tersebut menjadi pilihan (preferensi) ketika pengunjung akan melakukan wisata. Penetapan preferensi tersebut didasarkan oleh beberapa faktor yang mungkin akan dijadikan sebagai pertimbangan, diantaranya adalah motivasi kunjungan, kesukaan, lokasi untuk menempuh objek wisata, aksesibilitas, fasilitas dan lain sebagainya. Sudibyo (2002:4) dalam jurnal Preferensi Konsumen dalam Memilih Maskapai Penerbangan Rute Surabaya-Jakarta, menyatakan bahwa preferensi wisatawan merupakan nilai-nilai yang dianut wisatawan dalam menghadapi berbagai bentuk konflik dalam lingkungannya. Konflik ini tidak harus konflik dalam bentuk fisik, namun pengertian konflik yang dimaksudkan meliputi konflik dalam arti perbedaan antara harapan dengan realisasi yang dirasakan dari permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan pengertian preferensi di atas, dapat disimpulkan bahwa preferensi wisatawan merupakan pertimbangan keputusan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor selera, motivasi, fasilitas, lokasi, aksesibilitas, tarif harga serta jam kunjungannya (diadaptasi dari Stanton (1996:165). Fartor-faktor pemilihan objek wisata tersebut dijadikan patokan ketika wisatawan disuguhkan pada beberapa pilihan jenis wisata di kawasan Bandung Selatan. Dari 28 objek wisata yang ada di kawasan sekitar Bandung Selatan, terdapat 9 objek wisata unggulan yang dijadikan sebagai preferensi ketika melakukan kunjungan. Preferensi objek wisata tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.6 sebagai objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di kawasan Bandung Selatan pada tahun 2008.

10 TABEL 1.6 OBJEK WISATA DI KAWASAN BANDUNG SELATAN YANG PALING BANYAK DIKUNJUNGI WISATAWAN TAHUN 2008 No Objek Wisata Jenis Wisata Jumlah Kunjungan Th 2008 (orang) WISMAN WISNUS 1. Kawah Putih Alam 627 334.487 2. Pemandian Air Panas Cimanggu Alam 163 240.365 3. Air Panas Rancawalini Alam 158 257.997 4. Bumi Perkemahan Rancaupas Minat Khusus 21 128.341 5. Situ Patengan Alam 279 621.668 6. Air Panas Cibolang Alam 62 202.448 7. Malabar Alam 187 102.992 8. Wana Wisata Gunung Puntang Alam 7 223.634 9. Kawah Kamojang Alam 62 202.448 Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, data hasil olahan tahun 2008 Berdasarkan data jenis objek wisata di Kabupaten Bandung Selatan di atas, dapat diketahui bahwa keberagaman jenis wisata dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu kawasan wisata. 9 objek wisata unggulan tersebut tersebar di 4 kecamatan yaitu Kawah Putih, Air Panas Cimanggu dan Ciwalini, Rancaupas serta Situ Patengan di Kecamatan Ciwidey, Air Panas Cibolang dan Malabar di Kecamatan Pangalengan, Wana Wisata Gunung Puntang di Kecamatan Banjaran dan Kawah Kamojang di Kecamatan Majalaya. Terdapat persamaan ciri dan tipe objek wisata di kawasan tersebut, diantaranya kawah, air panas, dan gunung. Berdasarkan persamaan jenis wisata tersebut, peneliti mengambil satu objek pada tiap wilayah dengan tipe yang berbeda dan tingkat kunjungan yang paling tinggi sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu : Kawah Putih di kecamatan Ciwidey, Air Panas Cibolang di kecamatan Pangalengan dan Wana Wisata Gunung Puntang di kecamatan Banjaran. Tiga TWA (Taman Wisata Alam) unggulan yang berada di kawasan Bandung Selatan tersebut menjadi destinasi utama wisatawan berkunjung ke

11 Kabupaten Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kunjungan yang tinggi di wilayah tersebut dibanding objek wisata lainnya. Jenis wisata yang berbeda menjadi preferensi wisatawan untuk menentukan pilihan pada objek wisata yang disenangi. Selain daya tarik di setiap objek wisata, kenyamanan lokasi wisata menjadi salah satu faktor untuk menarik wisatawan berkunjung ke kawasan Bandung Selatan. Selain itu, tarif masuk yang dikenakan bagi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di kasawan Bandung Selatan tergolong ekonomis, sehingga dapat dijadikan referensi bagi wisatawan ketika akan memilih objek di kawasan wisata lain. Preferensi wisatawan dalam menentukan pilihan pada salah satu objek wisata akan diikuti oleh proses pengambilan keputusan. Hal ini diperkuat dengan premis yang dikemukakan oleh Paul Peter & Jerry C. Olson (2000:169) bahwa Untuk keputusan pembelian, termasuk dalam alternatif pilihan (preferensi) adalah berbagai kelas produk, bentuk produk, merek atau model yang dipertimbangkan konsumen untuk dibeli. Pengaruh lain yang dipertimbangkan adalah lokasi yang akan dikunjungi, waktu yang tepat untuk berkunjung atau motede pembayarannya. Berdasarkan premis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat keterkaitan antara proses keputusan pembelian dengan preferensi yang akan dipilih oleh konsumen. Konsep wisata alam yang ditawarkan oleh pengelola objek wisata di sekitar kawasan Bandung Selatan menjadi daya tarik unggulan dibandingkan kawasan wisata lainnya di Bandung. Keanekaragaman jenis wisata yang ada di Bandung Selatan menjadi preferensi bagi wisatawan untuk datang dan menikmati

12 objek wisata di kawasan tersebut, jenis wisata yang ditawarkan meliputi wisata alam, buatan, ataupun minat khusus. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian mengenai PENGARUH PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA ALAM DI KAWASAN BANDUNG SELATAN (Survei Terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kawah Putih, Air Panas Cibolang, serta Gunung Puntang). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana preferensi wisatawan pada objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan. 2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan. 3. Seberapa besar pengaruh preferensi wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: 1. Preferensi wisatawan pada objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan. 2. Keputusan berkunjung wisatawan ke objek wisata alam kawasan Bandung Selatan.

13 3. Pengaruh preferensi wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke objek wisata alam di kawasan Bandung Selatan. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas kajian ilmu pemasaran hospitality, khususnya mengenai preferensi wisatawan dan keputusan berkunjung serta dapat memberikan masukan pada peneliti dalam pengembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Bandung mengenai gambaran preferensi wisatawan terhadap objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam pengembangan kawasan wisata dalam upaya meningkatkan kunjungan ke kawasan wisata Kabupaten Bandung khususnya Bandung Selatan.