Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya.

DAFTAR PUSTAKA. Al Banna, G. (2006). Pluralisme Agama. Jakarta: Mata air.. (2006). Doktrin Pluralisme dalam Al Quran. Jakarta: Menara.


BAB V KESIMPULAN. sekularisasi dari istilah sosiologis merupakan menduniawikan nilai-nilai

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB I PENDAHULUAN. kalangan para ilmuwan, termasuk dalam lingkup kajian Filsafat (b aik Barat

U N I V E R S I T A S N E G E R I G O R O N T A L O

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB IV KARAKTERISTIK PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID TENTANG HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

METODOLOGI PLURALISME. M. Qasim Mathar

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos Telp./Fax Cp

BAB VI PENUTUP. Paiton, memiliki pandangan yang moderat, inklusif-pluralis, terhadap fakta

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

VISI, MISI, DAN PROGRAM PRIORITAS SEANDAINYA MENJADI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KETETAPAN NOMOR: 02/TAP/BPM FEUI/II/2014 TENTANG GARIS BESAR HALUAN KERJA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

KONSEP NEGARA KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA D I S U S U N OLEH: MUHAMMAD ARIFIN

MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI

Pendidikan Agama Islam ISLAM DAN GLOBALISASI

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh pihak-pihak yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Progresif

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 07/TAP/BPM FEB UI/IV/2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME

Starlet Gerdi Julian / /

KAJIAN JARINGANN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA Oleh: Muhamad Nur

Menyoal Kesiapan AMM dalam Upaya Revitalisasi Ideologi dan Reaktualisasi Gerakan Islam yang Berkemajuan

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TOLITOLI PERIODE LATAR BELAKANG

TEORI PENDIDIKAN Abdur Rohim/

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Kata Kunci: Nurcholis Madjid, Pembaharuan, Pendidikan Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendidikan Islam Di Indonesia (Studi Pemberdayaan Madrasah)

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

Oleh: Abdi Kurnia Djohan, SH.MH, Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan Ketua Lembaga Dakwah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

POSTMODERNISME HUKUM

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,

2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139.

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

File di download dari Media Pendidikan Dr. Hujair AH Sanaky

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

Seminar Pendidikan Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

Transkripsi:

satu cara yang perlu ditempuh adalah mengembangkan model home schooling (yang antara lain berbentuk pembelajaran personal ) seperti yang pernah diterapkan pada masa kejayaan Islam abad pertengahan. - Membangun hubungan sinergis di antara 3 pilar utama perubahan: 1) ulama/intelektual; 2) pengusaha (pelaku ekonomi); dan 3) penguasa (pemerintah). C. Prospek dan Tantangan ke Depan - Demokratisasi Pendidikan: Mendayung di antara Dua Karang (Demokratisasi Politik dan Demokratisasi Ekonomi). - Core kampus adalah pendidikan, sedang core pemerintahan adalah politik. Membangun demokratisasi pendidikan tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan komponen lainnya, yaitu: politik dan ekonomi. - Otonomi kampus mestinya memiliki peran yang cukup strategis dalam membangun sistem keilmuan yang positif dan produktif. Otonomi kampus harus ditopang oleh stake holder yang mampu membawa perubahan lebih cepat, yaitu: ekonomi dan politik. Wassalam Cpt 19/12/2012 Page 5

- Hubungan superior-inferior hanya akan melahirkan polarisasi berkepanjangan antara agama dan peradaban kamanusiaan. C. Memperbesar Porsi Kontekstualisasi Agama - Maksud kontekstualisasi agama adalah mengembangkan nilai-nilai universal agama sejajar dengan nilai-nilai universal kemanusiaan. - Kontekstualisasi agama juga berarti berupaya memaksimalkan peran dan fungsi agama agar tidak tergerus dari dinamika peradaban kemanusiaan. - Memperbesar porsi kontekstualisasi agama juga berarti menghindari dekontekstualisasi agama yang justru cenderung melahirkan skripturalisme agama di masyarakat. MEMBANGUN SISTEM KEILMUAN YANG POSITIF DAN PRODUKTIF A. Makna Positif dan Produktif - Maksud positif adalah merujuk pada segala produk kemanusiaan yang memberi kontribusi lebih nyata dan konstruktif bagi masyarakat. Kenyataan bahwa dalam tradisi intelektualisme Islam, kita juga mengenal predikat positif terhadap disiplin ilmu tertentu. Misalnya kita mengenal kemunculan tasawuf positif yang tentunya adalah sebagai lawan dari tasawuf negatif. - Sedangkan produktif artinya merujuk pada segala produk kemanusiaan berkesinambungan (continuity) dan inovatif. Sistem keilmuan yang produktif adalah yang mampu membawa masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik. B. Apa Yang Harus Dilakukan - Membangun tradisi intelektualisme yang inklusif (kampus adalah lembaga ilmiah, produsen keilmuan, dan aktor perubahan, sehingga nilai-nilai ilmiah dari mana atau siapa saja sepanjang sesuai dengan nalar sehat kemanusiaan maka hal itu harus diterima secara terbuka. - Membangun knowledge empowerment, bukan improvement knowledge. Knowledge empowerment berorientasi dan menempatkan ilmu pengetahuan sebagai instrumen pemberdayaan bagi masyarakat. Sementara improvement knowledge hanya berorientasi dan menempatkan ilmu pengetahuan sebagai instrumen perbaikan (baik kualitas maupun kuantitas) bagi masyarakat. - Membangun sistem pendidikan alternatif. Sebagian kalangan berpendapat bahwa sistem pendidikan klasikal adalah korban kapitalisme global. Salah Page 4

inklusif, termasuk mengembangkan teologi inklusif (baik intra-agama maupun antar-agama). - Responsif lebih responsif dalam menghadapi (sekaligus mengantisipasi) dinamika peradaban kemanusiaan global. - Akomodatif lebih siap mengakomodasi pluralitas agama dan budaya. - Apresiatif khususnya terhadap tradisi keilmuan Barat, filsafat, dan tasawuf. - Dinamis mengingat pijakan utamanya adalah ijtihad dalam arti luas. B. Kelemahan: - Elitis karena kekuatan utama pembaruan Islam Liberal (Indonesia) lebih pada intelektualisme yang biasanya hanya bisa diterima atau dimengerti oleh kalangan terpelajar. - Resistensi khususnya dari masyarakat umum dan tokoh agama serta pemerintah yang lebih mengedepankan kewajiban daripada hak - kurang positif dan produktif dalam arti kurang terfokus pada program dan agenda aksi yang lebih nyata dan bersentuhan secara langsung dengan kebutuhan mayoritas masyarakat. - less empowerment LII tidak atau belum mampu membangun sinergi yang positif dan produktif untuk selanjutnya menciptakan pemberdayaan bagi masyarakat luas, baik dari segi budaya, ekonomi, maupun politik. MEMBANGUN POLA HUBUNGAN YANG PROPORSIONAL A. Keseimbangan Dunia dan Akhirat - Maksud dunia di sini adalah semangat kehidupan material sebagai penopang lahirnya teknologi dan kemajuan sains, termasuk membangun sistem keilmuan yang mendukung ke arah tersebut. - Adapun maksud akhirat adalah semangat menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan sikap sosial yang didasarkan pada misi kenabian yang membebaskan masyarakat dari kungkungan keterbelakangan, penindasan, dan ketidakberdayaan. B. Menghilangkan Pola Hubungan Superior-Inferior - Membangun pola hubungan yang berimbang (sinergis) antara agama dan peradaban global. - Agama tidak boleh ditempatkan pada posisi superior di atas sains dan peradaban global; demikian juga sebaliknya. Page 3

- Membangun dialog segitiga antara khazanah intelektualisme Islam, nilainilai kemodernan, dan tradisi lokal. - Menumbuhkan etos keilmuan yang kritis, ilmiah, dan rasional sebagai modal utama melahirkan peradaban universal yang ditopang oleh nilai-nilai kemodernan dan keagamaan yang substantif. - Mengembangkan sikap toleran, inklusif, pluralis, dan humanis demi menegaskan eksistensi agama dalam percaturan peradaban global. - Beberapa tokoh yang masuk dalam kategori ini antara lain: Fazlur Rahman dan Nurcholish Madjid. C. Neo-Tradisionalisme berbasis tradisi sebagai penyanggah utama dalam membangun peradaban. - Membangun nilai-nilai tradisi lokal yang berkembang di mayarakat (lokal) sebagai potensi positif bagi lahirnya tradisi intelektualisme, etos kerja, dan penopang pembangunan bangsa. - Nilai-nilai tradisional menjadi penyanggah utama dalam melahirkan demokratisasi dan peradaban kemanusiaan universal. - Lebih kritis dalam menyikapi nilai-nilai kemodernan (modernisme), khususnya yang diusung oleh masyarakat Barat dan para tokoh yang western centrist. - Beberapa tokoh yang masuk dalam kategori ini antara lain: Muhammad Abid al-jabiri dan Abdurrahman Wahid. D. Rasionalisme Radikal berbasis rasio (akal) dalam membangun peradaban kemanusiaan. - Rasio (akal) adalah sentral utama dalam melahirkan peradaban kemanusiaan. - Menempatkan akal dan wahyu secara sejajar, bahkan pada batas-batas tertentu, akal ditempatkan sedikit lebih tinggi daripada wahyu. - Wilayah ushūluddīn (doktrin dasar agama) seperti kenabian, kitab suci, dan eskatologi, bisa direkonstruksi dan bahkan didekonstruksi. - Beberapa tokoh yang masuk dalam kategori ini Ahmad Wahib dan Djohan Effendy. KEKUATAN DAN KELEMAHAN LII A. Kekuatan: - Inklusif menganut sekaligus mengembangkan pemikiran dan sikap yang Page 2

==================================================================== LIBERALISME ISLAM INDONESIA (LII) DAN TANTANGAN DUNIA AKADEMIK DALAM MEMBANGUN SISTEM KEILMUAN YANG LEBIH POSITIF DAN PRODUKTIF Oleh: Halid Alkaf Disampaikan pada Kuliah Umum Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (Kamis, 20 Desember 2012) ==================================================================== TINJAUAN UMUM LII - Islam Liberal sebagai bagian dari ijtihad kemanusiaan, sama halnya dengan Islam Fundamentalis atau pun Islam Moderat. - Istilah isme pada terminologi liberalisme merujuk pada suatu keyakinan (credo) yang dianut secara sadar. - Karakteristik Islam Liberal: 1) teks-keagamaan (substantif, kontekstual, dan rasional); 2) ideologi-keagamaan (sekularistik); 3) teologi-keagamaan (teologi inklusif-rasional); 4) tradisi keilmuan (tidak terikat mazhab keilmuan, inc. apresiatif terhadap filsafat dan tasawuf); 5) program dan agenda aksi (pencerahan intelektualisme). TIPOLOGI LII Secara umum, LII bermuara pada 4 tipologi. Keempat tipologi ini didasarkan pada Tipologi ini diambil berdasarkan kecenderungan umum yang menjadi karakter khusus bagi para pemikir atau aktivis berhaluan progresif-liberal. A. Modernisme Ortodoks berbasis semangat ilmiah dan etos kemodernan - Kemajuan umat Islam harus ditopang oleh semangat ilmiah, rasional, dan etos kemodernan. - Tipologi ini sangat kuat dalam mengusung nilai-nilai kemodernan (modernisme) sebagai penyanggah utama lahirnya kemajuan peradaban umat Islam. - Nilai-nilai kemodernan yang diraih masyarakat Barat bisa menjadi data banding sekaligus proyek percontohan bagi kemajuan umat Islam. - Beberapa tokoh yang masuk dalam kategori ini adalah Muhammad Abduh, Ali Abdul Raziq, Thaha Husein, dan di Indonesia adalah Harun Nasution. B. Neo-Modernisme berbasis hubungan dialogis antara etos kemodernan dan nilai-nilai keislaman Page 1