BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ambarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. aktif mengembangkan potensi didalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Romelah Dini Sutrisno,2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya

2015 PENGUASAAN HASIL BELAJAR MENYULAM PADA PEMBUATAN CINDERAMATA OLEH PESERTA DIDIK DI SMPN 3 LEMBANG

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi perkembangan era globalisasi yang semakin pesat. Globalisasi membawa dampak besar khususnya bagi para tenaga kerja, sehingga mereka harus dibekali dengan serangkaian pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai. Upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat maupun dunia kerja salah satunya yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan akan mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang akan datang, seperti yang ditegaskan dalam Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003, Bab I mengenai Ketentuan Umum Pasal 1 yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pendidikan di atas, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang dapat mengembangkan potensi diri dan kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, sikap serta keterampilan dapat diperoleh melalui program pendidikan formal, non formal atau in formal. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalur Pendidikan formal adalah pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jalur pendidikan formal yang bertujuan mendidik dan mempersiapkan tenaga kerja terampil sesuai dengan keahlian. Paket keahlian SMK dapat dikelompokkan menjadi Teknologi Industri, Bisnis Manajemen, Seni Kerajinan, Sosial, Pertanian dan Pariwisata. SMK dengan kelompok pariwisata memiliki beberapa bidang keahlian yang dapat dipilih seperti Tata Busana, Tata Boga, Perhotelan dan Tata Kecantikan. Program keahlian Tata Busana sebagai salah satu program keahlian di SMK diharapkan agar lulusannya dapat memenuhi kebutuhan serta tuntutan dunia kerja. Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja dipengaruhi oleh persiapan yang diperoleh dari kegiatan belajar yang dipelajari peserta diklat di sekolah. Pada kurikulum SMK kelompok pariwisata dengan program keahlian tata busana terdapat mata diklat pembuatan hiasan busana yang diharapkan agar peserta diklat dapat mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilannya pada busana anak, busana wanita maupun busana pria. Ruang lingkup pembelajaran mata diklat pembuatan hiasan busana yaitu meliputi dasar-dasar desain hiasan busana, pengetahuan alat dan bahan membuat hiasan busana, teknik memindahkan gambar desain pada busana, membuat hiasan dengan lekapan payet dan motte. Hasil belajar pembuatan hiasan busana yang optimal dalam kegiatan belajar di sekolah meliputi kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor. Kemampuan kognitif meliputi dasar-dasar desain hiasan, pengetahuan alat dan bahan membuat hiasan busana, dan teknik menghias busana dengan lekapan payet dan motte.

3 Kemampuan afektif berupa kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi dalam kegiatan pembuatan hiasan busana. Kemampuan psikomotor di antaranya peserta diklat mampu dan terampil dalam menghias busana dengan lekapan payet dan motte. Hasil belajar pembuatan hiasan busana di atas tidak hanya diterapkan dalam kegiatan praktikum pembuatan busana anak, busana wanita dan busana pria di sekolah. Hasil belajar pembuatan hiasan busana akan diaplikasikan pula pada kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di luar sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam Prakerin merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi dan melengkapi pengetahuan, sikap serta keterampilan peserta diklat untuk menjadi tenaga kerja terampil di bidang busana. Pelaksanan kegiatan Prakerin dilaksanakan selama empat bulan. Pada akhir kegiatan peserta diklat akan diberi penilaian yang dilakukan oleh pihak industri sebagai hasil evaluasi kegiatan praktek kerja di lapangan. Kegiatan Prakerin meliputi kegiatan pembuatan pola, memotong kain, menjahit dan menghias busana. Pada umumnya kegiatan menghias busana merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh para peserta diklat di tempat kerja khususnya Butik. Teknik menghias busana di Butik yang diterapkan pada busana pesta berupa teknik lekapan payet dan motte. Kemampuan menghias busana pesta dengan menggunakan payet dan motte di Butik merupakan salah satu dasar kemampuan menghias busana yang harus dimiliki oleh setiap peserta diklat. Tuntutan tersebut didasarkan atas banyaknya permintaan konsumen yang menginginkan busana pesta yang eksklusif dan

4 elegan. Kesan eksklusif dan elegan dapat diwujudkan dengan penerapan hiasan payet dan motte. Kualitas hiasan yang diterapkan pada busana pesta bergantung pada keterampilan tenaga kerja yang dimiliki oleh Butik, oleh karena itu peserta diklat yang diberikan tugas untuk menghias busana pesta di Butik memerlukan pengetahuan dan keterampilan menghias busana dengan lekapan payet dan motte yang dipelajari di sekolah. Uraian mengenai hasil belajar pembuatan hiasan busana serta kegiatan Prakerin di atas menggambarkan bahwa hasil belajar pembuatan hiasan busana akan memberikan bekal keterampilan bagi para peserta diklat dalam melaksanakan Prakerin khususnya di Butik. Hasil belajar peserta didik yang optimal di sekolah diprediksi akan memberikan kontribusi bagi kegiatan praktek kerja industri di Butik, untuk itu kegiatan belajar perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dunia industri, khususnya Butik. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mata diklat pembuatan hiasan busana merupakan mata diklat yang menuntut peserta didik untuk dapat menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menghias busana dengan sulaman pita, lekapan payet dan motte serta bordir. Hasil belajar pembuatan hiasan busana adalah gambaran penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peserta diklat setelah belajar pembuatan hiasan busana. Keberhasilan belajar peserta diklat dapat dilihat dari pemahaman peserta diklat dalam dasar-dasar desain hiasan busana, pengetahuan alat dan bahan

5 membuat hiasan busana, teknik memindahkan gambar desain pada busana, menghias busana dengan sulaman pita, lekapan payet, motte dan bordir, hingga pengemasannya. Pemahaman peserta diklat dalam mata diklat pembuatan hiasan busana di atas akan diaplikasikan pada busana wanita, busana pria dan busana anak. Penerapan hiasan pada busana wanita, busana pria dan busana anak dapat diterapkan dalam berbagai kesempatan seperti kesempatan pesta, kesempatan kerja dan kesempatan santai. Pada kegiatan Praktek Kerja Industri di lapangan merupakan kegiatan yang akan memberikan bekal para peserta diklat sebagai calon tenaga kerja professional di bidangnya. Kemampuan peserta diklat dalam kegiatan Prakerin di Butik maupun di Garmen menuntut keterampilan dan kecakapan yang memadai. Pada kegiatan Prakerin peserta diklat diberikan tugas untuk membuat busana. Proses pembuatan busana akan berpengaruh terhadap hasil produk busana yang dibuat. Pembuatan busana pada kegiatan praktek meliputi kegiatan pembuatan pola, memotong bahan, menjahit serta menghias busana. Lingkup permasalahan penelitian yang cukup luas di atas perlu dibatasi, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:49) bahwa pembatasan masalah adalah Membatasi ruang lingkup masalah yang sangat luas dengan mengadakan lokalisasi persoalan di daerah penelitian. Masalah dalam penelitian ini penulis batasi pada: 1. Hasil belajar peserta diklat yang ditinjau dari

6 1) Kemampuan kognitif meliputi dasar-dasar desain hiasan, pengetahuan alat dan bahan yang digunakan dalam menghias busana, teknik memindahkan gambar desain pada busana serta teknik menghias busana dengan lekapan payet dan motte. 2) Kemampuan afektif meliputi kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi dalam kegiatan pembuatan hiasan busana. 3) Kemampuan psikomotor yaitu terampil dalam menghias busana dengan lekapan payet dan motte. 2. Kemampuan peserta diklat dalam menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. 3. Kontribusi hasil belajar pembuatan hiasan busana terhadap keterampilan menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. 4. Besarnya kontribusi hasil belajar pembuatan hiasan busana terhadap keterampilan menghias busana pesta dengan dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. 2. Perumusan Masalah Pada penelitian ini penulis perlu merumuskan masalah agar tujuan yang akan dicapai lebih terarah. Perumusan masalah menurut Suharsimi Arikunto (2002:27) sebagai berikut: Perumusan masalah merupakan langkah pertama dalam merumuskan suatu problematika penelitian dan merupakan pokok data kegiatan penelitian. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Berapa

7 besarnya kontribusi hasil belajar pembuatan hiasan busana terhadap kemampuan menghias busana pesta teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. C. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalah pahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah yang terkandung dalam judul penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Pembuatan Hiasan Busana a. Hasil belajar, Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. (Nana Sudjana, 2001:3) b. Pembuatan Hiasan Busana merupakan salah satu mata diklat yang terdapat dalam kurikulum program tata busana di SMK N 9 Bandung. Mata diklat pembuatan hiasan busana terdiri dari kegiatan teori dan praktek yang meliputi persiapan tempat dan alat kerja, dasar-dasar desain hiasan busana, teknik memindahkan gambar desain pada busana, membuat hiasan dengan teknik lekapan payet dan motte. Pengertian hasil belajar Pembuatan Hiasan Busana dalam penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar dan Pembuatan Hiasan Busana di atas yaitu perubahan lingkah laku dalam diri peserta diklat yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh setelah proses belajar mengajar berlangsung pada mata diklat pembuatan hiasan busana.

8 2. Kemampuan Menghias Busana Pesta Teknik Lekapan Payet dan Motte pada Prakerin di Butik a. Kemampuan, Kemampuan adalah kecakapan dalam melakukan sesuatu. (W. J. S. Poerwadarminta, 1999:553) b. Menghias, Menghias adalah memperelok atau memperindah dengan barangbarang yang indah. (W. J. S. Poerdawarminta,1999:398) c. Busana pesta, Busana pesta adalah Busana yang identik dengan suasana bahagia, suka cita, kemeriahan, riang dan gembira. (Arifah A. Riyanto, 2003:203) d. Teknik lekapan, Teknik Lekapan yaitu salah satu cara menghias kain dengan melekapkan baik itu berupa potongan kain, renda, pita ataupun benang pada bahan lain dengan cara dijahit mesin atau dengan menggunakan tangan. (Widjiningsih, 1982:86) e. Payet, Payet ialah lempengan kecil yang berkilau terbuat dari logam atau plastik yang bagian tengahnya berlubang dan dijahit pada busana sebagai hiasan atau dipasang untuk menutupi bagian tertentu maupun seluruh permukaan. (Charlotte Mankey Calasibetta, 1988:486) f. Motte, Motte merupakan pelengkap detil busana, motif dapat memberi kesan mewah dan berkilau pada busana pesta. ( Supriyatin, 2005:56) g. Prakerin merupakan singkatan dari Praktek Kerja Industri. Praktek Kerja Industri adalah salah satu program yang wajib ditempuh oleh peserta diklat dengan tujuan untuk menyelaraskan antara pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di sekolah dengan situasi kerja di Industri.

9 h. Butik, Butik merupakan toko busana dan pelengkapnya yang berkualitas tinggi atau sekaligus dengan industri pembuatan busana jumlah kecil (1-2 stok) kualitas tinggi baik kain, model, corak maupun teknik jahitannya. (Arifah A. Riyanto, 2003:342) Pengertian kemampuan menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte mengacu pada pengertian di atas yaitu kecakapan yang dimiliki oleh peserta diklat untuk memperindah busana untuk kesempatan pesta dengan cara melekapkan payet dan motte dengan menggunakan tangan ataupun mesin khusus untuk memberi kesan mewah pada busana dalam kegiatan Prakerin di Butik. D. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian tujuan penelitian yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 51) bahwa Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan umum Tujuan umum dilakukannya penelitian ini yaitu untuk memperoleh data tentang Kontribusi Hasil Belajar Pembuatan Hiasan Busana Terhadap Kemampuan Menghias Busana Pesta dengan Teknik Lekapan Payet dan Motte pada Prakerin di Butik.

10 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang a. Hasil belajar pembuatan hiasan busana khususnya dengan teknik lekapan payet dan motte yang meliputi 1) Kemampuan kognitif yaitu dasar-dasar desain hiasan, pengetahuan alat dan bahan yang digunakan dalam menghias busana, teknik memindahkan gambar desain pada busana serta teknik menghias busana dengan lekapan payet dan motte. 2) Kemampuan afektif meliputi kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi dalam kegiatan pembuatan hiasan busana. 3) Kemampuan psikomotor yaitu terampil dalam menghias busana dengan lekapan payet dan motte. b. Kemampuan peserta diklat dalam menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. c. Kontribusi pembuatan hiasan busana terhadap kemampuan menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik. d. Besarnya kontribusi hasil belajar pembuatan hiasan busana terhadap keterampilan menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik.

11 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah penelitian ini, secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada: 1) Penulis Penelitian ini memberikan pengetahuan, wawasan serta pengalaman bagi penulis terutama dalam pembuatan dan penulisan karya ilmiah mengenai Kontribusi Hasil Belajar Pembuatan Hiasan Busana Terhadap Kemampuan Menghias Busana Pesta dengan Teknik Lekapan Payet dan Motte pada Prakerin di Butik. 2) Peserta diklat Penelitian ini memberikan gambaran hasil belajar peserta diklat, sehingga peserta diklat dapat termotivasi untuk meningkatkan kemampuan serta kreatifitas dalam menghias busana dengan lebih kreatif dan inovatif. 3) Pihak sekolah Penelitian ini memberikan gambaran mengenai Kontribusi Hasil Belajar Pembuatan Hiasan Busana Terhadap Kemampuan Menghias Busana Pesta dengan Teknik Lekapan Payet dan Motte pada Prakerin di Butik, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum program keahlian tata busana yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri.

12 F. Asumsi Asumsi menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2002:58), bahwa Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Asumsi dalam penelitian ini adalah 1. Hasil belajar pembuatan hiasan busana merupakan gambaran penguasaan peserta diklat dalam menghias busana pesta baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pendapat tersebut ditunjang oleh pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2001:22) bahwa Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah mengikuti pengalaman belajar. 2. Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan menghias busana pada pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan ciri keberhasilan belajar praktek membuat hiasan busana. Uraian tersebut sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (1984:19) Seseorang yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dari hasil proses belajar, diharapkan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pengetahuan dan keterampilan peserta diklat dalam pembuatan hiasan busana di sekolah akan memberikan bekal dalam Praktek Kerja Industri di Butik. Anggapan ini mengacu pada pendapat Abin Syamsudin Makmun (2000:54) yaitu Kecakapan nyata atau aktual yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil usaha atau belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.

13 G. Hipotesis Pengertian hipotesis yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:64), menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Rumusan hipotesis penelitian ini yaitu adanya kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar pembuatan hiasan busana terhadap kemampuan peserta diklat dalam menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada peserta diklat tingkat III SMK N 9 Bandung yang mengikuti Praktek Kerja Industri. H. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan teknik pengumpulan data yaitu berupa tes. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis untuk mengukur hasil belajar pembuatan hiasan busana (variabel X) dan tes tindakan (performance test) untuk mengukur kemampuan menghias busana pesta dengan teknik lekapan payet dan motte pada Prakerin di Butik (variabel Y). I. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMK Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta Km. 10. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena permasalahan yang diteliti terdapat di SMK Negeri 9 Bandung dan peserta diklat sebagai responden penelitian ini tercatat sebagai peserta diklat di sekolah tersebut. Sampel penelitian ini yaitu peserta diklat tingkat III SMK N 9 Bandung yang mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Butik.