PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

dokumen-dokumen yang mirip
SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA)

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG BERBENTUK BUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

A. Latar Belakang Masalah

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER INVESTASI TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP INVESTOR REKSA DANA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

kredit dari dana-dana yang di peroleh melalui perjanjian kredit. dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

PENYELESAIAN KREDIT MACET BAGI DEBITUR DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), DESA PAKRAMAN KABA KABA KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

TANGGUNG JAWAB KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAS HILANGNYA SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG TELAH DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

TATA CARA PENUNTUTAN HAK WARIS OLEH AHLI WARIS YANG SEBELUMNYA DINYATAKAN HILANG BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPERDATA)

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebahasaan tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan unsur-unsur, yaitu : 2

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI Oleh : Ni Putu Endrayani Dewa Nyoman Rai Asmara Putra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The title of this paper is the legal protection of the customers funds in the cooperative in terms of default. The backround for this paper about the cooperative is one of trade corporation which has a very important role of society economy development. Cooperative is an economy institution of the people who have been long know in Indonesia and it is a trade corporation that work under the government law Number 154/BH/2006 which implement several economy activities, those are tools and infrastructure for the construction development, and society service especially for saving and loan. The study is aimed to analyze the law protection for the society fund, especially in term of capital investment that which got a wanprestasi. This study which use the literature approach under the government ordinance. The conclusion of this study is that if the financial loss of cooperative caused by officer s fault, then the financial loss of the customer will be the officer s responsibility according to corporation with the articles of association of cooperatives and if the financial loss of cooperative caused by wanprestasi, then the protection can be done by wanprestasi sue. Keywords : Customer Funds, Cooperative, Wanprestasi. ABSTRAK Tulisan ini berjudul perlindungan hukum terhadap dana nasabah pada koperasi dalam hal wanprestasi. Adapun yang melatarbelakangi tulisan ini adalah Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang mempunyai peran strategis bagi pemberdayaan dan penguatan perekonomian rakyat. Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat yang telah lama di kenal di Indonesia dan secara normatif koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum Nomor 154/BH/2006 yang melaksanakan kegiatan usaha pokok (kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan) dan kegiatan simpan pinjam. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum yang diberikan terhadap dana nasabah koperasi yang melaksanakan usaha capital investment yang kemudian mengalami wanprestasi. Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan literatur terkait dan peraturan perundang-undangan. Kesimpulan tulisan ini adalah jika kerugian koperasi disebabkan karena kelalaian pengurus koperasi maka kerugian nasabah ditanggung oleh pengurus koperasi sesuai dengan anggaran dasar koperasi dan bila koperasi mengalami kerugian akibat wanprestasi maka perlindungan dapat dilakukan melalui gugatan wanprestasi. Kata Kunci : Dana Nasabah, Koperasi, Wanprestasi. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi bertindak sebagai salah satu lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa keuangan lainnya. 1 Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia dimana menurut Muhammad Hatta (Proklamator RI) yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Koperasi merupakan Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah, yang bergabung secara sukarela, berdasarkan persamaan hak dan kewajiban untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Karena melalui wadah koperasi inilah para anggota dapat mendapatkan bantuan dalam bentuk modal, hal ini di dapat dengan bantuan dari koperasi simpan pinjam dalam bentuk modal. 2 Secara normatif Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum No. 154/BH/2006 yang melaksanakan kegiatan usaha pokok dan kegiatan simpan pinjam. Koperasi menjadi bermasalah ketika dalam melakukan kegiatan usahanya yang telah menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang berlaku, salah satu contohnya dalam koperasi Karangasem Membangun telah menjalankan kegiatan penyertaan modal yang kemudian diberi nama capital investment (perjanjian investasi) atau pengumpulan dana public yang dilakukan dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam pelaksanaannya perjanjian kalau dua orang mengadakan suatu perjanjian, maka tujuan mereka masing-masing adalah untuk memperoleh prestasi dari pihak 1 Putu Oka Pradnyana dan I Ketut Westra, 2016, Wanprestasi Dalam Hal Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Kepada Debitur Koperasi Kumbasari Bandung, Kertha Semaya, Nomor 04, Volume IV, Juli 2016. URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/21827/14451, Diakses tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 14.32 WITA. 2 I Wayan Suatmaja Mimba, Dewa Gede Rudy, Suatra Putrawan, 2015, Pertanggungjawaban Debitur Atas Hilangnya Benda Jaminan Yang Diikat Secara Fidusia Dalam Perjanjian Kredit Pada KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Sari Dana Utama Di Denpasar, Kertha Semaya. Nomor 03, Volume III, Mei 2015, URL : http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/13171/8867, Diakses tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 16.07 WITA. 2

lawannya. 3 Namun dalam pelaksanaan perjanjian simpanan berjangka atau utang jangka pendek ini sudah tidak memenuhi prestasinya atau kewajibannya. 1.2 Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis tanggung jawab dari koperasi terhadap dana nasabah dalam hal wanpretasi. Selain itu, tulisan ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis bagaimana perlindungan hukum yang diberikan terhadap dana nasabah Koperasi yang melaksanakan usaha capital investment yang kemudian mengalami wanprestasi. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penulisan Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif, yakni penelitian hukum kepustakaan yang datanya diperoleh dari mengkaji bahan-bahan pustaka, yang lazimnya disebut sebagai data sekunder. 4 Pendekatan yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Perlindungan Hukum Terhadap Dana Nasabah Koperasi Dalam Hal Wanprestasi Perlindungan Hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dan secara tekstual perlindungan hukum 3 R. Subekti, 1992, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h.19. 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 12. 3

dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh hukum. 5 Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep hukum dapat memberikan keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Selain itu hukum juga merupakan perangkat kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat. 6 Undang-undang Perkoperasian tidak menyebutkan secara khusus mengenai perlindungan hukum untuk dana nasabah sedangkan untuk nasabah perlindungannya terlihat dalam pasal 7 dan pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada Koperasi. Dalam pasal 7 merumuskan bahwa : (1) Pemodal turut memegang resiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan sebatas nilai modal penyertaan yang ditanamkan dalam koperasi. Dan dalam pasal 8 merumuskan bahwa Pemodal berhak memperoleh bagian keuntungan dari usaha yang dibiayai modal penyertaan. Tetapi dalam perlindungan hukum terhadap dana nasabah sebelum terjadinya permasalahan itu terlihat dengan adanya perjanjian yang dibuat oleh Pihak Koperasi dengan para dana nasabah. Apabila perjanjian itu tidak dilaksanakan salah satu pihak maka salah satu pihak itu dapat digugat di pengadilan (Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). Apabila kerugian yang dialami oleh para nasabah diakibatkan kebijakan yang sudah disepakati dalam rapat anggota maka yang bertanggungjawab adalah seluruh anggota atau pemilik koperasi, atau apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengurus maka yang bertanggungjawab disini adalah pengurus. 2.2.2 Tanggung Jawab Koperasi Terhadap Dana Nasabah Dalam Hal Wanprestasi 5 Putu Hartawiguna Yasa, Dewa Gede Rudy, A. A. Gede Agung Dharma Kusuma, 2013, Perlindungan Hukum Terhadap Dana Nasabah Yang Disimpan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kertha Semaya, Nomor 10, Volume I, Oktober 2013, URL : http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/6848/5174, Diakses Tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 16.55 WITA. 6 Mochtar Kusumaatmadja dan Arief Sidharta, 2000, Pengantar Ilmu Hukum, Alumni Bandung, h. 49. 4

Perjanjian seharusnya dilaksanakan sebagai mana mestinya tanpa gangguan ataupun halangan. Tetapi pada waktu tertentu, yang tidak dapat diduga oleh para pihak, seringkali muncul halangan sehingga pelaksanaan perjanjian tidak dapat dilaksanakan dengan baik atau dapat dikatakan tidak bisa memenuhi prestasinya. Wanprestasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan somasi. Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur. Akibat wanprestasi yang dilakukan debitur dapat menimbulkan kerugian bagi kreditur, sanksi atau akibat-akibat hukum bagi debitur yang wanprestasi ada 4 macam, yaitu : 1. Debitur diharuskan membayar ganti-kerugian yang diderita oleh kreditur (pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). 2. Pembatalan perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian (pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). 3. Peralihan risiko kepada debitur sejak saat terjadinya wanprestasi (pasal 1237 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). 4. Pembayaran biaya perkara apabila diperkarakan di muka hukum (pasal 181 ayat 1 HIR (Herzien Inlandsch Reglement)). 7 Dalam hal wanprestasi yang dilakukan oleh Koperasi yang bertanggungjawab atas terjadinya wanprestasi adalah pengurus koperasi tersebut sesuai dengan AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga). Jika koperasi mengalami kerugian karena tindakan pengurus baik disengaja maupun tidak disengaja maupun karena kelalaiannya, pengurus harus mempertanggungjawabkan kerugian tersebut. Apabila jika tindakan yang merugikan koperasi ini karena kesengajaan, pengurus dapat di tuntut di pengadilan. Tanggung jawab koperasi terhadap dana nasabah dalam hal wanprestasi adalah dengan cara mengembalikan dana nasabah dalam hal simpanan berjangka dengan tingkat suku bunga sesuai dengan isi perjanjian yang dibuat oleh pihak koperasi dengan pihak anggota nasabah. 7 Salim HS, 2009, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta (Selanjutnya disingkat Salim H.S I), h.99. 5

Dalam pasal 38 Kepres No. 80 Tahun 2003 telah ditentukan cara-cara yang ditempuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang muncul diantara mereka. Ada 5 cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa antara pengguna jasa dan penyedia jasa, yaitu : 8 1. Musyawarah 2. Mediasi 3. Konsiliasi 4. Arbritase 5. Melalui pengadilan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kontrak menurut hukum yang berlaku di Indonesia. III. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Perlindungan hukum terhadap dana nasabah sebelum terjadinya permasalahan yaitu berupa pengarahan dan pembinaan dari pengawas. Jika kelalaian pengurus koperasi tersebut maka kerugian nasabah ditanggung oleh pengurus koperasi itu sendiri. Bila koperasi mengalami kerugian akibat wanprestasi maka perlindungan dapat dilakukan melalui gugatan wanprestasi. 2. Tanggung jawab koperasi dalam wanprestasi adalah mengganti rugi dana nasabah dengan mengembalikan simpanan berjangka para nasabah dan jumlah bunga dari simpanan para penggugat. 8 Salim H.S, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUHPerdata, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, (Selanjutnya disingkat dengan Salim H.S II), h. 198. 6

DAFTAR PUSTAKA Buku : H.S, Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUHPerdata, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. ------------, 2009, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta. Kusumaatmadja, Mochtar dan Arief Sidharta, 2000, Pengantar Ilmu Hukum, Alumni Bandung. Subekti R., 1992, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. Internet : Putu Oka Pradnyana dan I Ketut Westra, 2016, Wanprestasi Dalam Hal Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Kepada Debitur Koperasi Kumbasari Bandung, Kertha Semaya, Nomor 04. Volume IV. Juli 2016. URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/21827/14451, Diakses tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 14.32 WITA. I Wayan Suatmaja Mimba, Dewa Gede Rudy, Suatra Putrawan, 2015, Pertanggungjawaban Debitur Atas Hilangnya Benda Jaminan Yang Diikat Secara Fidusia Dalam Perjanjian Kredit Pada KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Sari Dana Utama Di Denpasar, Kertha Semaya, Nomor 03, Volume III, Mei 2015, URL : http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/13171/8867, Diakses tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 16.07 WITA. Putu Hartawiguna Yasa, Dewa Gede Rudy, A. A. Gede Agung Dharma Kusuma, 2013, Perlindungan Hukum Terhadap Dana Nasabah Yang Disimpan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kertha Semaya, Nomor 10, Volume I, Oktober 2013, 7

URL : http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/6848/5174, Diakses Tanggal 22 Agustus 2016, Pukul 16.55 WITA. 8