SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan pupuk dengan harga wajar sampai pada tingkat petani, perlu diberikan subsidi harga pupuk untuk sektor pertanian bagi petani; b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 122/Permentan/SR.130/11/2013 tanggal 26 November 2013 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2014, perlu ditetapkan alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Kabupaten Belitung Tahun Anggaran 2014 yang dirinci menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran; c. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian di Kabupaten Belitung Tahun Anggaran 2014; Mengingat :. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 1
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015); 8. Undang-Undang. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 2
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk dan Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4079); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan; 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 122/Permentan/ SR.130/11/2013 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014; 13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 15/M-DAG/ PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian; 14. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 67 Tahun 2013 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013 Nomor 48 Seri E ); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 18), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 3
Belitung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2013 Nomor 10); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 21), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2013 Nomor 12); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 14); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2014. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Belitung 2. Bupati adalah Bupati Belitung. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 4. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. 5. Pupuk D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 4
5. Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di tingkat pengecer resmi atau kelompok tani. 6. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman pangan, tanaman hortikultura termasuk usaha perkebunan rakyat, usaha budidaya tanaman hijauan makanan ternak dan usaha budidaya ikan atau udang yang dalam kegiatan usahanya tidak memerlukan izin usaha sesuai dengan kegiatan usahanya tidak memerlukan izin usaha sesuai dengan peraturan perundangan. 7. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman perkebunan rakyat. 8. Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman hijauan pakan ternak. 9. Pembudidaya Ikan atau udang adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya ikan atau udang. 10. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan usaha budidaya tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, hijauan makanan ternak dan budidaya ikan atau udang. 11. Produsen adalah perusahaan yang memproduksi pupuk urea, NPK, ZA, dan SP-36 di dalam Negeri, yang terdiri dari PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI), PT. Petrikimia Gresik, PT. Pupuk Kalimantan, PT. Pupuk Kaltim, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda. 12. Distributor Pupuk adalah Penyalur di Lini III sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 15/M- DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. 13. Pengecer. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 5
13. Pengecer Resmi adalah Penyalur di Lini IV sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 15/M- DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. 14. Kelompok Tani adalah Kumpulan petani yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan lahan usaha tani secara bersama pada satu hamparan atau kawasan, yang dikukuhkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 15. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok yang selanjutnya disingkat RDKK adalah perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok tani berdasarkan luasan areal usaha tani yang diusahakan petani, pekebun, peternak dan pebudidaya ikan dan udang anggota kelompok tani dengan rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi. 16. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida Kabupaten yang selanjutnya disingkat KP3 Kabupaten adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Bupati untuk tingkat Kabupaten. BAB II PERUNTUKAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 2 (1) Pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani, pekebun, peternak yang mengusahakan lahan paling luas 2 (dua) hektar setiap musim tanam per keluarga petani kecuali pembudidaya ikan dan/atau udang paling luas 1 (satu) hektar. (2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perusahaan perikanan budidaya. BAB III. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 6
BAB III ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI Pasal 3 (1) Alokasi pupuk bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan usulan kebutuhan yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten serta alokasi anggaran subsidi pupuk tahun 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 122/Permentan/SR.130/11/2013. (2) Alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci lebih lanjut menurut Kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. (3) Alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sebagimana dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan atau udang berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disetujui oleh petugas teknis dan penyuluh setempat. (4) Dinas yang membidangi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan pembudidaya ikan dan/atau udang setempat wajib melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai luas areal usaha tani dan/atau kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya. Pasal 4 (1) Kekurangan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dapat dipenuhi melalui realokasi antar Kecamatan. (2) Realokasi antar Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati. BAB IV. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 7
BAB IV CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 5 Apabila alokasi pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan pada bulan berjalan tidak mencukupi, maka atas pertimbangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belitung sambil menunggu penetapan oleh Bupati Belitung, produsen dapat menyalurkan alokasi pupuk di wilayah bersangkutan dan alokasi bulan berikutnya atau sisa alokasi bulan sebelumnya sepanjang tidak melebihi alokasi dalam 1 (satu) tahun. BAB V PENYALURAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) Pasal 6 (1) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas Produsen pupuk Urea, NPK, ZA, dan SP-36 yang diadakan oleh produsen. (2) Produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PT. Pupuk Indonesia. Pasal 7 Kemasan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus diberi tabel tambahan berwarna merah, mudah dibaca dan tidak boleh mudah hilang/terhapus, yang bertuliskan: Pupuk Bersubsidi Pemerintah Barang dalam Pengawasan Pasal 8 (1) Pengecer resmi yang ditunjukan harus menjual pupuk bersubsidi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). (2) Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Pupuk Urea. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 8
a. Pupuk Urea Rp 1.800,- per kg b. Pupuk ZA Rp 1.400,- per kg c. Pupuk SP-36 Rp 2.000,- per kg d. Pupuk NPK Rp 2.300,- per kg e. Pupuk Organik Rp 500,- per kg (3) Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam kemasan 50 kg, 40 kg atau 20 kg yang dibeli oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan dan/atau udang di kios pengecer resmi yang telah ditetapkan. BAB VI PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 9 Produsen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), distributor dan pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi saat dibutuhkan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan dan atau udang sesuai yang telah ditetapkan. Pasal 10 (1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaan dan harga pupuk bersubsidi. (2) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten dalam melakukan tugasnya dibantu oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengamat Hama dan Penyakit (POTP-PHP) dan Tenaga Harian Lepas (PHL). Pasal 11 (1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten wajib menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Bupati. (2) Bupati menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur. BAB VII. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 9
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 Januari 2014. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 5 Februari 2014 BUPATI BELITUNG, Ttd. SAHANI SALEH Diundangkan di Tanjungpandan pada tanggal 5 Februari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, Ttd. KARYADI SAHMINAN BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NOMOR 6 D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 10
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2014. ALOLASI PUPUK BERSUBSIDI KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 67 TAHUN 2013 UNTUK SEKTOR PERTANIAN NO JENIS PUPUK SETAHUN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 UREA 664,00-69,00 139,00 137,00 144,00 - - 90,00 85,00 - - - 2 SUPERPHOS 169,00 - - 48,00 29,00 - - - 32,00 60,00 - - - 3 ZA 15,00 - - 15,00 - - - - - - - - - 4 NPK 899,00 - - 151,00 253,00 - - - 285,00 210,00 - - - 5 ORGANIK 55,00 - - 21,00 22,00 - - - 12,00 - - - - J u m l a h 1.802,00-69,00 374,00 441,00 144,00 - - 419,00 355,00 - - - PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 122/Permentan/SR. 130/11/2013 (tanggal 26 November 2013) KEBUTUHAN DAN HARGA ECEREAN TERTTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2014 NO JENIS PUPUK HARGA HET (Rp) KETERANGAN 1. UREA 1.800,-/Kg Kemasan 50Kg/Zag 2. SP 36 2.000,-/Kg Kemasan 50Kg/Zag 3. ZA 1.400,-/Kg Kemasan 50Kg/Zag 4. NPK PHONSKA (15 : 15 : 15) 2.300,-/Kg Kemasan 50Kg/Zag 5. ORGANIK 500,-/Kg Kemasan 40Kg/Zag I. Kebutuhan. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 11
I. KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI PER JENIS PUPUK PER KOMODITI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO SUB SEKTOR UREA SP 36 Z A NPK ORGANIK 1 TANAMAN PANGAN 100,00 38,00 0,00 100,00 18,00 2 HORTIKULTURA 72,00 20,00 4,00 61,00 18,00 3 PERKEBUNAN 490,00 111,00 11,00 738,00 19,00 4 PETERNAKAN 1.00 0,00 0.00 0.00 0.00 5 PERIKANAN BUDIDAYA 1.00 0,00 0.00 0.00 0.00 J U M L A H 664,00 169,00 15,00 899,00 55,00 II. KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI PER KECAMATAN PER JENIS PUPUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TA. 2014 NO KECAMATAN UREA SP 36 Z A NPK ORGANIK 1 TANJUNGPANDAN 79,00 27,00 3,00 115,00 11,00 2 MEMBALONG 285,00 81.00 8,00 305,00 21,00 3 BADAU 135,00 38,00 2,00 180,00 13,00 4 SIJUK 93,00 23,00 2,00 191,00 10,00 5 SELAT NASIK 72,00 - - 108,00 - J U M L A H 664,00 169,00 15,00 899,00 55,00 III. Sebaran. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 12
III. SEBARAN BULANAN KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN SETAHUN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 Tanjungpandan 79,00-10,00 14,00 15,00 25,00 - - 5,00 10,00 - - - 2 Membalong 285,00-20,00 55,00 55,00 70,00 - - 60,00 25,00 - - - 3 Badau 135,00-17,00 40,00 25,00 25,00 - - 8,00 20,00 - - - 4 Sijuk 93,00-17,00 20,00 20,00 14,00 - - 7,00 15,00 - - - 5 Selat Nasik 72,00-5,00 5,00 22,00 10,00 - - 10,00 15,00 - - - J u m l a h 664,00-69,00 139,00 137,00 144,00 - - 90,00 85,00 - - - IV. SEBARAN BULANAN KEBUTUHAN PUPUK SP 36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2013 NO KECAMATAN SETAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 Tanjungpandan 27,00 - - 10,00 4,00 - - - 3,00 10,00 - - - 2 Membalong 81,00 - - 17,00 19,00 - - - 15,00 30,00 - - - 3 Badau 38,00 - - 15,00 4,00 - - - 9,00 10,00 - - - 4 Sijuk 23,00 - - 6,00 2,00 - - - 5,00 10,00 - - - 5 Selat Nasik - - - - - - - - - - - - - J u m l a h 169,00 - - 48,00 29,00 - - - 32,00 60,00 - - - M U LBERITA DA V. Sebaran. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 13
V. SEBARAN BULANAN KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN SETAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 Tanjungpandan 3,00 - - 3,00 - - - - - - - - - 2 Membalong 8,00 - - 8,00 - - - - - - - - - 3 Badau 2,00 - - 2,00 - - - - - - - - - 4 Sijuk 2,00 - - 2,00 - - - - - - - - - 5 Selat Nasik - - - - - - - - - - - - - J u m l a h 15,00 - - 15,00 - - - - - - - - - VI. SEBARAN BULANAN KEBUTUHAN PUPUK NPK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN SETAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 Tanjungpandan 115,00 - - 20,00 30,00 - - - 50,00 15,00 - - - 2 Membalong 305,00 - - 60,00 95,00 - - - 80,00 70,00 - - - 3 Badau 180,00 - - 25,00 50,00 - - - 60,00 45,00 - - - 4 Sijuk 191,00 - - 31,00 50,00 - - - 60,00 50,00 - - - 5 Selat Nasik 108,00 - - 15,00 28,00 - - - 35,00 30.00 - - - J u m l a h 889,00 - - 151,00 253,00 - - - 285,00 210,00 - - - VII. Sebaran. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 14
VII. SEBARAN BULANAN KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN SETAHUN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES 1 Tanjungpandan 11,00 - - 4,00 4,00 - - - 3,00 - - - - 2 Membalong 21,00 - - 8,00 10,00 - - - 3,00 - - - - 3 Badau 13,00 - - 4,00 6,00 - - - 3,00 - - - - 4 Sijuk 10,00 - - 5,00 2,00 - - - 3,00 - - - - 5 Selat Nasik - - - - - - - - - - - - - J u m l a h 55,00 - - 21,00 22,00 - - - 12,00 - - - - VIII. KEBUTUHAN PUPUK UREA PER SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN KEBUTUHAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN TOTAL 1 Tanjungpandan 66,00 9,50 12,00 44,00 0,50-66,00 2 Membalong 305,50 70,00 25,00 210,00-0,50 305,50 3 Badau 108,00 12,00 15,00 80,00 0,50 0,50 108,00 4 Sijuk 100,50 7,50 19,00 74,00 - - 100,50 5 Selat Nasik 84,00 1,00 1,00 82,00 - - 84,50 J u m l a h 664,00 100,00 72,00 490,00 1,00 1,00 664,00 IX. Kebutuhan. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 15
IX. KEBUTUHAN PUPUK SP-36 PER SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN KEBUTUHAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN TOTAL 1 Tanjungpandan 23,00 6,00 2,00 15,00 - - 23,00 2 Membalong 90,00 17,00 10,00 63,00 - - 90,00 3 Badau 28,00 7,00 4,00 17,00 - - 28,00 4 Sijuk 28,00 8,00 4,00 16,00 - - 28,00 5 Selat Nasik - - - - - - - J u m l a h 169,00 38,00 20,00 111,00 0,00 0,00 169,00 X. KEBUTUHAN PUPUK ZA PER SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN KEBUTUHAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN TOTAL 1 Tanjungpandan 1,00-1,00 - - - 1,00 2 Membalong 10,00-2,00 8,00 - - 10,00 3 Badau 2,00 - - 2,00 - - 2,00 4 Sijuk 2,00-1,00 1,00 - - 2,00 5 Selat Nasik - - - - - - 0,00 J u m l a h 15,00 0,00 4,00 11,00 0,00 0,00 15,00 XI. Kebutuhan. D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 16
XI. KEBUTUHAN PUPUK NPK PER SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN KEBUTUHAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN TOTAL 1 Tanjungpandan 105,00 15,00 12,00 78,00 - - 105,00 2 Membalong 420,00 45,00 20,00 355,00 - - 420,00 3 Badau 159,00 20,00 14,00 125,00 - - 159,00 4 Sijuk 128,00 20,00 15,00 93,00 - - 128,00 5 Selat Nasik 87,00 - - 87,00 - - 87,00 J u m l a h 899,00 100,00 61,00 738,00 0,00 0,00 899,00 XII. KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK PER SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2014 NO KECAMATAN KEBUTUHAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN TOTAL 1 Tanjungpandan 7,00 1,00 3,00 3,00 - - 7,00 2 Membalong 29,00 4,00 6,00 19,00 - - 29,00 3 Badau 10,00 2,00 3,00 5,00 - - 10,00 4 Sijuk 9,00 1,00 2,00 6,00 - - 9,00 5 Selat Nasik - - - - - - 0,00 55,00 J u m l a h 8,00 14,00 33,00 0,00 0,00 55,00 BUPATI BELITUNG, Ttd. SAHANI SALEH D:\SETDA\KODIFIKASI 2014\PERBUP 2014\6-HET PUPUK SUBSIDI 2014.doc 17