III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

TARIF LINGKUP AKREDITASI

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

Lampiran F - Kumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

Universitas Sumatera Utara

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-2- dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah atas Laboratorium

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

DATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN Tabel. 1. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Air mineral SNI 3553:2015

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : /Sk/624/BKPMD/82 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN DAN/ATAU USAHA

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PERUBAHAN PARAMETER BIOGEOFISIK DAN LINGKUNGAN TPA SAMPAH LEUWIGAJAH PASCA BENCANA LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

Bab V Hasil dan Pembahasan

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN Jembatan Kedungwates Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

Oleh. lpdstltut PERTANIAN BOGOR IRMA PUDRI4RII R. F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAM

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/310/KPTS/013/2012 TENTANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DALAM PERMEN LH NOMOR 5 TAHUN 2014

J u r n a l Infrastruktur dan Lingkungan Binaan Infrastructure and Built Environment Vol. I No. 2, Desember 2005

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DASAR SUNGAI KUTAI LAMA-KAB. KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI PERTIMBANGAN AWAL RENCANA PENGERUKAN

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Transkripsi:

23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPST Sampah Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi tiga kelurahan, yaitu: Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu, dan Kelurahan Cikiwul. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan Juni 2009. 3.2. Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahapan pertama: mendeskripsikan kualitas lingkungan dan kondisi sosial masyarakat berdasarkan publikasi dan penelitian mengenai TPST Bantargebang. Kualitas lingkungan yang disajikan berupa kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara, dan kualitas komponen biologi. Tahapan kedua: menganalisis kualitas air, tanah, udara, dan komponen biologis di dalam dan di sekitar lokasi TPST Bantargebang. Kualitas air yang dianalisis mencakup kualitas air sumur, air sungai, dan air IPAS. Kualitas tanah dinalisis di sekitar lokasi TPST Bantargebang yaitu di Cikiwul, di Sumur Batu, dan di Ciketing Udik. Pengujian kualitas udara dilakukan di semua zona pembuangan sampah, di luar zona, di Sumur Batu, di Perumahan Limus Pratama, dan di Duku Zamrud. Data komponen biologi dilakukan dengan penghitungan populasi lalat di TPST. Tahapan ketiga: melakukan PRA di tingkat masyarakat dan FGD di tingkat stakeholder Kota Bekasi dan DKI Jakarta. Aspek yang dikaji pada PRA adalah persepsi masyarakat terkait keberadaan TPST Bantargebang, kebutuhan masyarakat dalam pengembangan usaha, dan solusi yang diharapkan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat. FGD dilakukan untuk mendapatkan pendapat para stakeholder mengenai berbagai masalah terkait TPST Bantargebang dan solusinya. Tahapan keempat: menyusun skenario pengelolaan TPST Bantargebang yang optimal. Optimalisasi difokuskan pada tiga aspek yakni optimasi penggunaan lahan, optimalisasi pemanfaatan sampah, dan peningkatan

24 pendapatan. Pendekatan yang digunakan mempertimbangkan dimensi sosial, ekologi, ekonomi, dan teknologi. Secara skematis, tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Tahapan penelitian 3.3. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini meliputi metode pengumpulan data, parameter yang diteliti, dan metode analisis data untuk kualitas lingkungan, persepsi masyarakat, dan skenario optimasi pengelolaan lingkungan TPST. 3.3.1. Kualitas Lingkungan 3.3.1.1. Metode Pengumpulan Data a. Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Lokasi pengambilan sampel air sumur adalah lokasi yang mewakili daerah atas dan daerah bawah yang diperkirakan mewakili aliran air tanah (base flow). Lokasi pengambilan sampel air sumur di sekitar TPST dilakukan di 6 (enam)

25 sumur yang berbeda, yaitu: sumur I (sumur gali penduduk di Cikiwul Barat), sumur II (sumur pantek milik penduduk dekat pintu gerbang TPST), sumur III (sumur gali penduduk di Kelurahan Sumur Bat bagian selatan), sumur IV (sumur artesis di Desa Sumur Batu bagian utara), sumur V (sumur artesis di Kelurahan Ciketing Udik bagian timur), dan sumur VI (sumur gali penduduk di kelurahan Ciketing Udik bagian barat). Terhadap kualitas air sungai di dekitar TPST pengujian dilakukan dengan mengambil sampel di 4 lokasi sungai yaitu: Ciketing Udik hulu dan hilir, Cimuning hulu dan hilir, Kali Asem, dan Kali Pangkalan Tiga sampel air ini di ambil dari lokasi sebelum TPST dan sesudah TPST. Dan, untuk sampel air lindi diambil dari IPAS I, II, III dan IPAS IV. b. Kualitas Tanah Analisis kualitas tanah dilakukan di sekitar lokasi TPST Bantargebang yaitu dua titik di Cikiwul, dua titik di Sumur Batu (Sumur Batu Utara dan Selatan), dua titik di Ciketing Udik (Ciketing Udik Timur dan Barat). c. Kualitas Udara Pengujian kualitas udara dilakukan di semua zona pembuangan sampah (zona IA, IIB, IIIB, IVC, VC), di luar zona sebelah timur di Pangkalan Lima, sebelah barat di Sumur Batu, sebelah utara di Perumahan Limus Pratama, dan sebelah selatan di Duku Zamrud. d. Kualitas Komponen Biologi Data komponen biologi dilakukan dengan penghitungan populasi lalat di TPST diambil dengan metode grill net per satuan waktu umpan pada jarak tertentu dari pusat TPST. Jarak pengambilan sampel adalah 100 meter sampai 1,000 meter dari TPST. Waktu pengukuran dan pengamatan distribusi pada jam 09.30 15.00 dengan asumsi pada jam tersebut lalat sedang beraktivitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan grill ukuran 1 x 1 m 2 selanjutnya lalat yang hinggap dihitung jumlahnya. Titik-titik pengukuran dimulai dari zona yang masih aktif, selanjutnya semakin jauh dengan jarak 50 m searah angin yang dominan atau mengarah ke perkampungan.

26 3.3.1.2. Parameter a. Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Parameter air sumur: NO 2, NH 3, SO 2, H 2 S, CO, CH 4, partikel, suhu, dan kelembaban (lihat lampiran 5-33), sedangkan untuk air sungai parameternya adalah: BOD, COD, Nitrat dan Nitrit (lihat lampiran 34-55). Untuk air limbah IPAS (leachete) parameternya BOD dan COD (lihat lampiran 56-67). b. Kualitas Tanah Parameter yang diukur 11 (sebelas) bahan logam berat seperti: Hg, Cd, Cr, Cu, Pb, Se, Zn, Ni, Co, dan senyawa NO 2 (Nitrit) dan NO 3 (Nitrat). c. Kualitas Udara Parameter kualitas udara yang akan dikumpulkan adalah NO 2, NH 3, SO 2, H 2 S, CO, CH 4, partikel, suhu, dan kelembaban (lihat lampiran 68-71). d. Kualitas Komponen Biologi Menghitung jumlah lalat yang hinggap pada grill ukuran 1 x 1 m 2. 3.3.1.3. Metode Analisis Data a. Kualitas Air Sumur, Air Sungai, dan Air IPAS Baku mutu yang digunakan untuk air tanah (air sumur) adalah SK Gubernur Jabar 6/99, PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990. Sedangkan baku mutu untuk air sungai (air permukaan) mempergunakan baku mutu PERPEM No.81 Tahun 2001 dan SK Gubernur Jawa Barat NO. 38 Tahun 1991. Dan baku mutu untuk air limbah adalah SK Gubernur Jawa Barat 6/99 dan KEP.51/MENLH/10/1995.

27 Tabel 1. Metode dan Analisis Kualitas Air No Parameter Metode Analisis 1 Suhu SNI-M-03-1989-F butir 3.1 2 ph SNI-M-03-1989-F butir 3 3 Zat padat terlarut SNI-M-03-1989-F butir 3.7 4 Zat padat tersuspensi SNI-M-03-1989-F butir 3.6 5 Amoniak Bebas (NH 3 -N) SNI-M-48-1990-03 6 Nitrat (NO 2 N) SNI-M-49-1990-03 7 Nitrit SNI-M-53-1990-03 8 Fluorida SNI-01-3551-1994 butir 14 9 Sianida SNI-01-3551-1994 butir 15 10 Sulfida Titrasi 11 Klor Bebas SII-2459-1990 butir 21 12 MBAS SNI-M-45-1990-03 13 Fenol SNI-M-38-1990-F 14 Minyak dan Lemak SNI-M-68-1990-F 15 BOD 5 SNI-M-69-1990-F 16 COD Titrasi 17 Besi terlarut (Fe) SNI-M-89-1990-03 18 Mangaan terlarut (Mn) SNI-M-63-1990-03 19 Tembaga (Cu) SNI-M-80-1990-03 20 Seng (Zn) SNI-M-73-1990-03 21 Krom (Cr) SNI-M-77-1990-03 22 Kadmium (Cd) SNI-M-35-1990-03 23 Timbal (Pb) SNI-M-83-1990-03 24 Nikel (Ni) SNI-M-86-1990-03 25 Arsen (As) 26 Krom Heksavalen (Cr 6+ SNI-M-32-1990-03 ) 27 Kobal (Co) 28 Barium (Ba) 29 Stanum (Sn) 30 Air Raksa (Hg) b. Kualitas Tanah Baku mutu yang dipergunakan untuk analisa tanah adalah Peraturan Pemerintah RI No. 85/Tahun 1999 c. Kualitas Udara Baku mutu menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41/Tahun 1999 dan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 660.31/SK/694-BKPMD/1982.

28 d. Kualitas Komponen Biologi Menurut Keputusan Dirjen P2MPLP Departemen Kesehatan RI Nomor 28-1/II/PD.03.04.LP tanggal 30 Oktober 1989 baku mutu jumlah keberadaan lalat adalah 20 ekor per grill. 3.3.2 Persepsi Masyarakat 3.3.2.1. Metode Pengumpulan Data Data persepsi masyarakat dan para stakeholder dikumpulkan melalui wawancara mendalam, PRA dan FGD. Responden dalam penelitian ini adalah kelompok masyarakat di sekitar TPST Bantargebang. Penentuan responden untuk wawancara mendalam dilakukan secara purposive yakni memilih responden yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan TPST Bantargebang dan telah lama berdomisili atau bekerja di sekitar TPST Bantargebang. Jumlah responden wawancara mendalam adalah 12 orang. Penentuan responden untuk PRA dilakukan secara cluster random sampling yakni memilih responden berdasarkan cluster pekerjaan di sekitar TPST Bantargebang. Pekerjaan responden terdiri atas pemulung, juragan lapak, operator alat berat, pemilik warung, karyawan pencuci plastik, satpam, ketua RT, masyarakat umum, tokoh pemuda. Jumlah responden PRA adalah 24 orang. Penentuan responden untuk FGD dilakukan secara purposive yakni memilih responden yang memiliki pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan TPST Bantargebang. Responden FGD terdiri atas Walikota Bekasi, Dinas kebersihan Jakarta, Dinas Kebersihan Kota Bekasi, BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, Dinas Perekonomian Rakyat dan Koperasi Kota Bekasi, PLN, WALHI, PERTANI, Direktur Lembaga Kuangan Mikro, Pakar peneliti, Pengusaha Angkutan Sampah, ECU. Jumlah peserta FGD adalah 23 orang. 3.3.2.2. Parameter Parameter yang diamati adalah pendapat dan aspirasi masyarakat tentang keberadaan TPST dan alternatif pengelolaan yang diharapkan di masa mendatang. Hasil wawancara mendalam dan PRA merupakan bahan diskusi pada FGD.

29 Kesepakatan yang diperoleh pada FGD diharapkan menjadi arahan dalam penyusunan skenario pengelolaan TPST Bantargebang di masa mendatang 3.3.2.3. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan PRA akan dikelompokkan sesuai dengan persepsi masyarakat dan keinginan warga tentang keberadaan TPST dan kondisi kesejahteraan masyarakat. 3.3.3. Optimasi Pengelolaan Lingkungan TPST 3.3.3.1. Metode Pengumpulan Data Data sekunder yang didapatkan adalah data jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang, dan luas lahan TPST serta peruntukannya. 3.3.3.2. Parameter Parameter yang diamati adalah kombinasi jumlah sampah yang diolah pada setiap teknologi pengolahan yang digunakan, serta luas lahan (ruang) yang optimal untuk setiap unit pengolahan sampah. 3.3.3.3. Metode Analisis Data Data sekunder yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif, sehingga setiap jenis sampah yang masuk ke TPST dapat diolah pada setiap unit teknologi pengolahan.

30 Tabel 2. Tujuan Penelitian, Cara Pengumpulan Data dan Jenisnya, Metode No Tujuan Penelitian 1 Menganalisis status kualitas lingkungan sekitar TPST Bantargebang Analisis, dan Output yang Diharapkan Cara Pengumpulan Data dan Jenisnya -Mengukur konsentrasi zatzat pencemar dan parameter lainnya pada sampel air dari sumur, sungai, dan IPAS yang terdapat di dalam dan sekitar TPST pada sampel tanah dari dua titik di wilayah Cikiwul dan dua titik di wilayah Sumur Batu pada sampel udara dari tiap zona, Sumur Batu, Duku Zamrud, Perumahan Limus Pratama, dan Pangkalan 5. - Mengukur jumlah lalat dengan menggunakan metode grill net per satuan waktu umpan pada jarak tertentu dari pusat TPST. Metode Analisis Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu yang ditetapkan pihak yang berwenang. Output yang Diharapkan Tingkat pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh keberadaan TPST. 2 Menganalisis persepsi masyarakat sekitar TPST 3 Menganalisis optimasi pengelolaan lingkungan TPST Bantargebang (dokumentasi) Persepsi masyarakat mengenai TPST dan kaitannya dengan kehidupan mereka. (wawancara, PRA, dan FGD) Jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang (dokumentasi) Mengelompokkan data sesuai dengan persepsi dan keinginan warga tentang keberadaan TPST dan kesejahteraan mereka. Melakukan analisis kualitatif. Kebutuhan warga terkait dengan dampak yang ditimbulkan oleh TPST. Kuantitas sampah yang diolah di setiap unit pengolahan