( ) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

10 TOPENG. Gbr. 1-37: Sisingaan, tunggangan anak sunat, berasal dari daerah Subang. Kini Sisingaan menyebar hampir di seluruh pelosok Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. wayang. Sebuah pemikiran besar yang sejak dahulu memiliki aturan ketat sebagai

BAB 2. DATA dan ANALISA. Secara umum perancangan strategi komunikasi visual dititik beratkan pada mediamedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di jaman dahulu. Mahabharata berasal dari kata maha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Manusia yang memiliki sifat Human Society (sosialisasi

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Bina Nusantara PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU SERI PETUALANGAN MUSEUM 08 PBU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

ABSTRAK. Fitriani Dewi Pramesti, 2012 Wayang Rumput (Wayang Suket) Universitas Pendidikan Indonesia Repository.Upi.Edu i

Aplikasi Augmented Reality Book and Stick Wayang Kulit Panca Pandawa Berbasis Mobile

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB III DATA DAN TEORY

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Seni terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang

DAFTAR ISI Judul Halaman Pengesahan Catatan Dosen Pembimbing Halaman Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB II DATA DAN ANALISA. Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Kota

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN GAME PEWAYANGAN ANOMAN OBONG BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya:

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang anak-anak banyak belajar melalui gadget yang ada, melalui gadget

ABSTRAKSI. Pendidikan Moral Untuk Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Cerita Fabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Indonesia

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat

BAB I PENGANTAR. Pertunjukan wayang kulit hingga sekarang tetap populer serta sering

Tarjo merupakan ayah dari Kusno. Ia lahir di Purbalingga pada 16 juli Namun

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

Transkripsi:

11 6. Wayang Madya Wayang Madya diciptakan pada waktu Pangerarn Adipati Mangkunegoro IV (1853-1881) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu kesatuan yang berangkai serta disesuaikan dengan sejarah Jawa sejak beberapa abad yang lalu sampai masuknya agama Islam di Jawa dan diolah secara kronologis. Semula Sri Mangkunegoro IV menerima buku Sera Pustaka Madya dan Serat Witaradya dari Raden Ngabehi Ronggo Warsito pada tahun 1870. Buku tersebut berisikan cerita riwayat Prabu Aji Pamasa dari negeri Mamenang di Kediri, yang kemudian kerajaan itu pindah ke Pengging atau disebut Pengging Witaradya. Kesimpulannya, buku tersebut berkaitan dengan buku Serat Pustaka Raja Purwa yang menceriakan riwayat dewa-dewa, riwayat para Pandawa sampai akhir perang Bratayuda. Lalu timbullah gagasan Sri Mangkunegoro IV untuk membuat jenis wayang baru, yang dapat menyambung zaman Purwa dengan zama Jenggala dengan cerita-cerita Panji. Dari gagasan tersebut terciptalah jenis wayang baru yang disebur wayang Madya (Sejarah dan Perkembangan Wayang,1988,p95). Gambar 2.6 Wayang Madya Sumber dari Buku Sejarah Wayang Purwa

12 7. Wayang Wahyu Wayang Wahyu adalah wayang yang menceritakan tentang kisah-kisah agama Nasrani. Wayang ini diciptakan oleh Temotheus Marji Subroto pada bulan Desember 1960. Ceritanya diambil dari kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru. Tokoh-tokohnya berjumlah 225 tokoh pria dan wanita. Menurut Lucia Subanto, seorang pendalang wayang, mendalang wayang kulit Purwa lebih mudah daripada wayang Wahyu, karena untuk pergelaran wayang Wahyu harus lebih berhati-hati mengingat cerita yang dibawakannya berkaitan dengan agama (Sejarah dan Perkembangan Wayang,1988,p118). Gambar 2.7 Wayang Purwa Sumber dari Museum Wayang

13 8. Wayang Revolusi Wayang Revolusi muncul saat terjadi Revolusi di indonesia. Wayang Revolusi menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau. Dalam Wayang Revolusi, tokoh-tokoh yang sering ditampilkan seperti Bung Karno, dan para pasukan Belanda (Sumber Museum Wayang). Gambar2. 8 Wayang Revolusi Sumber dari Museum Wayang

14 9. Wayang Kancil Wayang Kancil diciptakan oleh Bo Liem dan pembuatnya Lie Too Hien (1925 ) untuk media pendidikan. Wayang ini berbentuk binatang-binatang seperti : Gajah, macan, buaya, ular, burung dan lain -lain yang berkaitan dengan dongeng kancil yang diambil dari Serat Kancil Kridomartono karangan Panji Notoroto atau dari karangan Raden Sastrowijoyo (Sumber Museum Wayang). Gambar 2. 9 Wayang Kancil Sumber dari Museum Wayang

15 10. Wayang Potehi Wayang Potehi adalah wayang yang berasal dari Cina, tetapi juga berkembang di Indonesia.Biasanya wayang ini dimainkan di depan kelenteng atau vihara oleh orang Tionghua. Cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita rakyat di Cina, seperti Sam Pek Eng Tai, Sam Kok, Kera Sakti dan lain-lain (Sumber Museum Wayang). Gambar 2.10 Wayang Purwa Sumber dari http://www.google.co.id/

16 2.2 HASIL SURVEI DI MUSEUM WAYANG Gambar 2.11 Wayang Purwa Sumber dari Museum Wayang Museum Wayang terletak di Jl. Pintu Besar Barat 27 Jakarta Pusat. Museum ini memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Terdapat juga koleksi topeng-topeng dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Cirebon, Bali, Madura, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawab Barat dll. Adapun hasil wawancara dengan kepala dan staf museum wayang, didapatkan datadata mengenai koleksi-koleksi wayang di museum dan pendapat pengamat mengenai perkembangan wayang di Indonesia. Jenis-jenis wayang di museum tersebut tidak hanya

dari dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri, seperti puppet asal Eropa, India, wayang Potehi asal Cina, juga wayang-wayang asal Thailand, Malaysia dan sebagainya. 17 Pak Supryono, seorang staf museum yang sedang membuat buku ensikolopedia koleksi wayang di museum wayang Jakarta, menyebutkan bahwa perkembangan wayang di indonesia up to date (mengikuti zaman), karena wayang mengikuti tata krama dan adat istiadat yang ada di masyarakat. Masalahnya sekarang ini wayang kurang diminati generasi muda. Menurut beliau hal ini dikarenakan adanya budaya luar yang masuk melalui media-media cetak dan elektronik. Selain itu juga dikarenakan adanya keterbatasan bahasa, dimana dalam pertunjukan wayang yang dipakai adalah bahasa Jawa. Dan juga ada faktor pendidikan dalam rumah oleh orang tua yang kurang mendukung anak-anaknya untuk mempelajari tentang wayang dan kebudayaan lokal. Menurut Pak Budi, kepala museum wayang, wayang masih diminati masyrakat sampai sekarang. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah orang yang datang saat diadakan pertunjukan wayang di depan museum. Menurut beliau, anak-anak sekarang juga masih meminati wayang, tetapi hanya sebagian. Kebanyakan adalah yang sekolahnya lebih elit, yang mana sekolahnya menyediakan kurikulum khusus untuk wayang, sehingga anakanak dapat mengenal dan mempelajari wayang serta mempertunjukkannya.

18 2.3 ANALISA SWOT Strength - Wayang adalah kebudayaan unik negara kita dan masih diminati masyrakat. Wayang masih bersifat exotic artinya belum terlalu dalam dijamah masyrakat, sehingga masih dapat digali dan diexplore lebih dalam. - Visual dan ceritanya begitu kuat menggambarkan sejarah dan keadaan tanah air - Akrab dengan kehidupan masyarakat, karena cerita dan karakter wayang menggambarkan keadaan yang terjadi sehari-hari, begitu juga dengan sifat-sifat manusianya, sehingga mudah dicerna masyarakat - Target dalam pembuatan buku ini adalah anak-anak. Anak-anak umumnya sangat teliti dengan visual dan mempunyai memori yang kuat, sehingga adalah lebih baik mengenalkan dan mengajarkan sesuatu dimulai sejak dini. - Menampilkan buku Pop Up merupakan metode baru yang unik dan prospektif untuk menyebarluaskan budaya wayang, karena buku pop up sifatnya interaktif sehingga anak-anak tidak akan merasa bosan. Weakness - Telah bergesernya nilai apresiasi kebudayaan saat ini, dimana generasi muda saat ini lebih menyukai budaya-budaya luar daripada kebudayaan lokal. - Wayang kerap memakai bahasa Jawa, sehingga kurang dimengerti masyarakat. - Wayang dianggap kuno dan terkesan buat orang dewasa daripada anak-anak. - Pendidikan di rumah dan sekolah jarang memperkenalkan tentang kebudayaan lokal.