STUDI PENGARUH TEMPERATUR HARDENING, TEMPERATUR TEMPERING, DAN JUMLAH TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN DAN KEKERASAN BAJA PERKAKAS AISI H13 TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana Teknik Metalurgi pada Program Studi Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung Oleh : NIKO 12102059 PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI FAKULTAS ILMU KEBUMIAN DAN TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 ii
LEMBAR PENGESAHAN STUDI PENGARUH TEMPERATUR HARDENING, TEMPERATUR TEMPERING, DAN JUMLAH TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN DAN KEKERASAN BAJA PERKAKAS AISI H13 TUGAS AKHIR Bandung, Juli 2007 Disetujui untuk Program Studi Teknik Metalurgi Oleh : Dr. Ir. Eddy Agus Basuki, M.Sc Pembimbing iii
Ya...Allah Tanamkanlah dihatiku sebenar-benarnya cinta Cinta sebenar-benarnya cinta... Hingga bila bumi dan isinya berada di tangan kananku Tidak akan menggoyahkan cintaku kepada Mu Ya...Allah Tanamkanlah dihatiku sebenar-benarnya cinta Cinta yang menghujam di dasar jiwa... Hingga bila wanita di tangan kiriku Tidak akan melalaikanku dari mengingat Mu Ya...Allah Tanamkanlah dihatiku sebenar-benarnya cinta Bukan hanya sekedar cinta biasa... Yang hilang di kala suka... Dan hadir di kala duka... Ya...Allah Tanamkanlah dihatiku cinta.. yang bisa menggetarkan dada.. yang membuat hamba meneteskan air mata... tetapi tidak hanya sekedar meneteskan air mata... Sehingga hilang segala kesedihan di atas dunia... Ya...Allah... Tumbuhkanlah cinta dihatiku.. yang dengannya segala cobaan tak lagi bisa.. menjatuhkanku kembali kepada serendah-rendahnya iman Ya...Allah... Tuhan yang memberikan petunjuk bagi siapa yang dikehendaki Nya dan menutup hati orang-orang yang tidak mau mencari tau siapa dirinya sampaikanlah aku hingga kesana... kepada ketenangan jiwa yang sejati... sebelum betis serasa bertaut satu sama lain... dan sebelum mati menjadi penutup segalanya... Amiin... Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. [QS: Al Hajj 46] 4
STUDI PENGARUH TEMPERATUR HARDENING, TEMPERATUR TEMPERING, DAN JUMLAH TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN DAN KEKERASAN BAJA PERKAKAS AISI H13 RINGKASAN Baja perkakas AISI H13 merupakan baja perkakas pengerjaaan panas dengan kandungan karbon yang relatif rendah 0,3-0,4% dan kromium mencapai 4.75-5.5%. Baja ini umumnya digunakan untuk membuat perkakas seperti die, mould, dan alat potong. Baja AISI H13 biasanya dijual di pasaran dalam kondisi annealed. Baja yang berada pada kondisi annealed bersifat lunak sehingga tidak sesuai dengan aplikasinya yang membutuhkan kombinasi ketahanan aus, kekerasan, dan ketangguhan yang baik. Untuk mendapatkan baja dengan sifat-sifat mekanik yang baik tersebut maka perlu dilakukan modifikasi struktur mikro baja. Salah satu caranya adalah dengan memberikan perlakuan panas hardening dan tempering. Hardening dan tempering merupakan suatu siklus perlakuan panas dengan cara memanaskan baja sampai temperatur austenitisasi kemudian didinginkan cepat agar diperoleh struktur keras martensit lalu dipanaskan kembali dibawah temperatur rekristalisasinya. Tujuannya adalah agar diperoleh kombinasi kekerasan dan ketangguhan yang bagus. Variabel-variabel hardening dan tempering yang bisa mempengaruhi ketangguhan dan kekerasan baja antara lain laju pendinginan, temperatur dan waktu tahan hardening (austenitisasi), temperatur, waktu tahan, dan jumlah tempering. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur hardening (1020 o C, 1050 o C, dan 1080 o C), temperatur tempering (540 o C, 593 o C, dan 620 o C), dan jumlah tempering (single tempering dan triple tempering). Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Peningkatan temperatur hardening mengakibatkan naiknya nilai kekerasan hingga 60% dan penurunan ketangguhan sebesar 75%. 2) Triple tempering menghasilkan ketangguhan yang lebih baik dibandingkan single tempering dan mampu meningkatkan ketangguhan hingga 80% dengan penurunan kekerasan rata-rata sebesar 5 HRC. 3) Peningkatan temperatur tempering mengakibatkan penurunan kekerasan dan naiknya nilai ketangguhan. 4) Kombinasi ketangguhan dan kekerasan yang optimal diperoleh pada sampel yang di-hardening pada temperatur 1050 o C, dilanjutkan dengan single tempering pada 620 o C dan triple tempering pada 593 o C. 5
STUDY OF INFLUENCE OF HARDENING TEMPERATURE, TEMPERING TEMPERATURE, AND NUMBER OF TEMPER ON TOUGHNESS AND HARDNESS OF AISI H13 TOOL STEEL ABSTRACT AISI H13 is a kind of hot work tool steel with medium carbon content (0.3% to 0.4%) and chromium content of 4.75 to 5.5%. It is commonly used to make tools such as die, mould, and cutting tools. AISI H13 is always delivered in annealed condition that make this steel very soft and not suitable to be used in their most applications those need good combination of hardness, wear resistance, and toughness. In order to meet this requirement, microstructure of the steel should be modified. One of the most common method is by giving hardening and tempering heat treatment. Hardening and tempering is a cycle of heat treatment where steel is heat treated into austenite phase region and fast cooled to room temperature to produce martensitic microstructure, and then reheated again to recrystallizing temperature (usually 100 o C-700 o C). The purpose is to produce steel with good combination of strength, hardness, and toughness. The most important parameters that affect these microstructural changes and mechanical properties are cooling rate, hardening (austenitizing) temperature and time, tempering temperature and time, and number of tempers. Parameters used in this study were hardening temperature (1020 o C, 1050 o C, dan 1080 o C), tempering temperature (540 o C, 593 o C, dan 620 o C), and number of tempers (single and triple tempering). The main results can be summarized as: 1) An increase in hardening temperature resulted in increased hardness until 60% and decreased impact toughness of maximally 75%. 2) Triple tempering gives an increase in impact toughness of up to 80% in compare with single tempering. The decrease in hardness is only about 5 HRC. 3) An increase in tempering temperature will increase impact toughness and decrease hardness. 4) H13 tool steels hardened at 1050 o C followed by single tempering at 620 o C and triple tempering at 593 o C have the most optimal combination of toughness and hardness among all samples. 6
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih atas segenap rahmat dan petunjuknya sehingga tugas akhir dengan judul Studi Pengaruh Temperatur Hardening, Temperatur Tempering, dan Jumlah Tempering Terhadap Ketangguhan dan Kekerasan Baja Perkakas AISI H13 ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Keselamatan dan kesejahteraan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang telah berkorban demi tegaknya agama Allah di atas muka bumi ini. Tugas akhir ini ditulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Metalurgi pada Program Studi Teknik Metalurgi di Institut Teknologi Bandung. Tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan materil maupun moril dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Orang tua dan adik-adik serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan dukungan materil dan dorongan moral serta doa yang tulus kepada penulis selama ini. 2. Dr. Ir. Eddy Agus Basuki, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Teknik Metalurgi ITB sekaligus sebagai pembimbing penulisan tugas akhir yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis dalam melakukan penelitian ini di Program Studi Teknik Metalurgi ITB. 3. Dr. Ir. Syoni Soepriyanto, M.Sc., sebagai Ketua Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi yang telah memberikan izin menggunakan Laboratorium Metalurgi Fisika dalam rangka pelaksanaan percobaan tugas akhir ini. 4. Bapak dan Ibu segenap jajaran dosen Program Studi Teknik Metalurgi dan Teknik Pertambangan ITB. 5. Staf Tata Usaha Departemen Teknik Pertambangan dan Teknik Metalurgi ITB. 7
6. Staf Perpustakaan Tambang, Mas Fajar, Pak Acep, dan Pak Yopi atas semua bantuannya. 7. Gigih Ade Prabawa dan Anto, teman setia yang telah banyak membantu dan memberikan inspirasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga Allah membalas kebaikanmu. 8. Fajar BT, Syaiful, Toni, Bang Ilham, dan seluruh teman-teman Metalurgi 2000, 2001, 2002, 2003, 2004 serta sahabat Tambang 2002. 9. Rekan-rekan alumni SMU Plus Propinsi Riau di Bandung dan IKA SMUN Plus Propinsi Riau yang tidak henti-hentinya memberikan keceriaan dan semangat bagi penulis. 10. Dia Febrina, calon dokter yang telah memberikan motivasi besar bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih atas dukungannya Di. Semoga Allah menambahkan kebaikan dan ilmu padamu. Jangan pernah berhenti berdoa kepada Allah supaya maksud hati kita terwujud. Tetap sabar dan istiqomah ya. 11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengarapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi perbaikan di masa mendatang. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua. Bandung, Juli 2007 Penulis 8
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Persembahan Ringkasan Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran Hal i ii iii iv v vi viii xi xvi xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Ruang Lingkup Kajian 1.4 Metodologi Penelitian 1.5 Sistematika Penulisan 1 1 3 3 4 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perlakuan Panas 2.1.1 Pengertian 2.1.2 Tujuan Perlakuan Panas 2.1.3 Tipe-Tipe Perlakuan Panas 2.1.3.1 Annealing 2.1.3.2 Stress Relieving 2.1.3.3 Normalizing 8 8 8 8 10 10 10 10 9
2.1.3.4 Sphroidizing 2.1.3.5 Hardening 2.1.3.6 Tempering 2.2 Baja Perkakas 2.2.1 Pendahuluan 2.2.2 Karakteristik Baja Perkakas 2.2.3 Pengaruh Unsur-Unsur Pemadu 2.2.4 Pengelompokan Baja Perkakas 2.2.5 Struktur Mikro Baja Perkakas 2.2.5.1 Struktur Mikro Setelah Pengerjaan Panas 2.2.5.2 Struktur Mikro Setelah Annealing 2.2.5.3 Karbida Pada Baja Perkakas 2.3 Perlakuan Panas Pada Baja Perkakas 2.3.1 Normalizing 2.3.2 Annealing 2.3.3 Hardening 2.3.4 Tempering 2.4 Baja Perkakas Pengerjaan Panas 2.4.1 Baja Perkakas Pengerjaan Panas Kromium 2.4.2 Baja Perkakas Pengerjaan Panas Tungsten 2.4.3 Baja Perkakas Pengerjaan Panas Molybdenum 2.5 Perlakuan Panas Pada Baja Perkakas Pengerjaan Panas 2.6 Baja Perkakas AISI H13 2.6.1 Perlakuan Panas Pada Baja AISI H13 2.7 Kekerasan dan Ketangguhan 2.7.1 Kekerasan 2.7.2 Ketangguhan 11 11 12 13 13 14 15 18 26 26 27 28 29 30 30 30 33 33 34 36 37 37 39 41 43 43 44 BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Material Uji 3.2 Perlakuan Panas Baja Perkakas AISI H13 47 47 50 10
3.2.1 Hardening 3.2.2 Tempering 3.3 Pengujian Ketangguhan 3.3.1 Prosedur Percobaan 3.3.2 Hasil Percobaan 3.4 Pengujian Kekerasan 3.4.1 Prinsip Pengujian 3.4.2 Hasil Percobaan 3.5 Foto Struktur Mikro 3.5.1 Preparasi dan Prosedur Percobaan 3.5.2 Hasil Percobaan 50 52 55 55 57 58 58 60 61 61 62 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisa Struktur Mikro Baja Setelah Hardening dan Tempering 4.2 Pengaruh Temperatur Hardening Terhadap Ketangguhan dan Kekerasan 4.2.1 Pengaruh Temperatur Hardening Terhadap Ketangguhan 4.2.2 Pengaruh Temperatur Hardening Terhadap Kekerasan 4.3 Pengaruh Jumlah Tempering Terhadap Ketangguhan dan Kekerasan 4.3.1 Pengaruh Jumlah Tempering Terhadap Ketangguhan 4.3.2 Pengaruh Jumlah Tempering Terhadap Kekerasan 4.4 Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Ketangguhan dan Kekerasan 4.5 Penentuan Kondisi Optimal Proses Perlakuan Panas Hardening dan Tempering 69 69 76 77 84 88 88 92 95 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 104 104 11
5.2 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xix DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Diagram Alir Metodologi Penelitian Struktur Mikro Baja Karbon Sedang Setelah Perlakuan Panas Spheroidisasi Pengaruh Kandungan Karbon Terhadap Kekerasan Baja Perkakas Struktur Mikro Baja AISI A2, As Rolled Struktur Mikro Baja AISI H13 Setelah Pengerjaan Panas Struktur Mikro Baja AISI H13, Spheroidize Annealed Tahap Operasi pada Proses Produksi Baja Perkakas Foto Struktur Mikro Martensit Lath dan Martensit Plate Beberapa Aplikasi Baja AISI H13 Tahapan Proses Produksi Baja Perkakas, a) Proses Termomekanik b) Perlakuan Panas Hardening dan Tempering Uji Impak Charpy Diagram Alir Percobaan Tube Furnace Skema Proses Pengerasan Muffle Furnace Spesimen Untuk Uji Impak Mesin Uji Charpy Impact Karl Frank GMBH Mekanisme Uji Impak Charpy Leco Micro Hardness Tester 6 11 16 26 27 28 30 32 39 43 46 49 51 52 53 55 56 56 58 12
Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Model Pengujian Kekerasan Vickers Posisi Titik-Titik Pengujian Kekerasan Mikroskop Optik Mesin Poles Mekanik Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C, Tanpa Tempering. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C, Tanpa Tempering. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 540 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 593 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 620 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Single Tempering 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Single Tempering 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Single Tempering 620 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Triple Tempering 620 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Triple Tempering 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Triple Tempering 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Triple 59 59 61 61 62 62 63 63 63 64 64 64 65 65 65 66 66 13
Gambar 3.27 Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Tempering 620 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Triple Tempering 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Triple Tempering 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C, Tanpa Tempering. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C, Single Tempering 620 o C. 500X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Single Tempering 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C, Tanpa Tempering. 600X Diagram CCT Baja Perkakas AISI H13. Temperatur Austenitisasi 1075 o C Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C, Mengandung Karbida-Karbida yang Terdispersi Merata Diseluruh Matrik dan Butiran. 300X Diagram Isothermal Paduan Fe-Cr-C dengan Kandungan 5% Cr Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Triple Tempering 620 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C, Single Tempering 620 o C. 600X Kurva Pengaruh Temperatur Austenitisasi Terhadap Ketangguhan pada Spesimen yang Diberi Perlakuan Single Tempering Kurva Pengaruh Temperatur Austenitisasi Terhadap Ketangguhan pada Spesimen yang Diberi Perlakuan Triple 66 67 67 67 68 68 68 70 71 73 74 75 75 78 14
Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21 Tempering Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1050 o C dan Single Tempering pada 540 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering pada 593 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering 593 o C. 500X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 540 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1080 o C dan Single Tempering 540 o C. 600X Kurva Pengaruh Temperatur Austenitisasi Terhadap Kekerasan Baja Setelah Hardening (tanpa tempering) Kurva Pengaruh Temperatur Austenitisasi Terhadap Kekerasan pada Spesimen yang Diberi Perlakuan Single Tempering Kurva Pengaruh Temperatur Austenitisasi Terhadap Kekerasan pada Spesimen yang Diberi Perlakuan Triple Tempering Kekerasan Sebagai Fungsi Karbon pada Beberapa Struktur Mikro Baja Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple tempering) Terhadap Ketangguhan pada Temperatur Austenitisasi 1020 o C Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple tempering) Terhadap Ketangguhan pada Temperatur Austenitisasi 1050 o C Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple tempering) Terhadap Ketangguhan pada Temperatur Austenitisasi 1080 o C Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple 78 80 81 82 83 84 85 85 86 88 89 89 90 15
Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 tempering) Terhadap Kekerasan pada Temperatur Austenitisasi 1020 o C Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple tempering) Terhadap Kekerasan pada Temperatur Austenitisasi 1050 o C Diagram Pengaruh Jumlah Tempering (single dan triple tempering) Terhadap Kekerasan pada Temperatur Austenitisasi 1080 o C Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 620 o C. 300X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Triple Tempering 620 o C. 300X Kurva Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Kekerasan. Austenitisasi 1020 o C Kurva Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Kekerasan. Austenitisasi 1050 o C Kurva Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Kekerasan. Austenitisasi 1080 o C Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 540 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 593 o C. 600X Foto Struktur Mikro Sampel Hardening 1020 o C dan Single Tempering 620 o C. 300X Frekuensi dan Lokasi Kegagalan yang Sering Terjadi pada Forging Die 92 92 93 94 95 96 96 97 98 98 99 102 16
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Pengaruh Beberapa Unsur Pemadu Terhadap Properti Baja Perkakas Komposisi Kimia Beberapa Baja Perkakas Pengerasan Air Komposisi Kimia Beberapa Baja Perkakas Tujuan Khusus Komposisi Kimia Mould Steel Komposisi Kimia Baja Perkakas Tahan Kejut Komposisi Kimia Beberapa Air Hardening Steel Komposisi Kimia Beberapa Baja Perkakas Kelompok D Komposisi Kimia Baja Pengerasan Minyak Komposisi Kimia Beberapa Molybdenum High Speed Tool Steel Komposisi Kimia Tungsten High Speed Tool Steel Komposisi Kimia Chromium Hot Work Tool Steel Komposisi Kimia Tungsten Hot Work Tool Steel Komposisi Kimia Molybdenum Hot Work Tool Steel Tingkat Kekerasan Untuk Beberapa Aplikasi Baja AISI H13 Komposisi Kimia Baja Bohler W302 Sifat Fisik Baja Bohler W302 Perbandingan Sifat Mekanik Baja Bohler W302 Terhadap Beberapa Baja Perkakas Pengerjaan Panas Lainnya Variasi Temperatur Hardening Variasi Temperatur dan Jumlah Tempering Parameter Perlakuan Panas Hardening dan Tempering Hasil Uji Impak Kekerasan Baja Setelah Proses Hardening Persentase Penurunan Energi Impak Akibat Kenaikan 15 19 20 20 21 22 23 23 25 25 35 36 37 40 48 48 48 52 52 54 57 73 17
Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.5 Temperatur Austenitisasi Persentase Peningkatan Kekerasan Akibat Kenaikan Temperatur Austenitisasi Persentase Peningkatan Energi Impak karena Pengaruh Jumlah Tempering Persentase Penurunan Kekerasan karena Pengaruh Jumlah Tempering Urutan Efektifitas Perlakuan Panas Berdasarkan Kombinasi Ketangguhan dan Kekerasan 79 86 90 93 103 18
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Lampiran B Konversi Kekerasan HVN HRC Hasil Pengujian Kekerasan 19
20