BAB I PENDAHULUAN. Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sikap

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia komunikasi massa pada umumnya dan dunia entertainment khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I. Pendahuluan. kebudayaannya, media massa juga mengalami perkembangan, baik dalam

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIKAP PENONTON SURABAYA TERHADAP TAYANGAN E-NEWS NET TV

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informatif, kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari peranan media massa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi kian hari semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi pada tahap awal, salah satunya S-O-R theory atau teori S-O-R. Teori S-O-

BAB I PENDAHULUAN. medium massa dominan untuk hiburan dan berita (Vivian, 2008:224).

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Stasiun Globaltv

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu dan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PESAN MISTIK DALAM PROGRAM ACARA DUA DUNIA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahi inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S- O-R), efek atau respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dari reaksi komunikan. Asumsi dasar dari model ini adalah, media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Lebih lanjut, Effendy juga mengemukakan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau juga mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses selanjutnya adalah komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, yaitu mengolah lalu menerima, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003: 254). Dalam jurnal yang ditulis oleh Vieira (2013: 1421) juga disebutkan, the S-O-R assumes that the environment contains stimuli (S) that cause changes to people's internal, or organismic states (O), which in turn cause approach or avoidance responses (R). Jadi pada dasarnya, asumsi-asumsi mengenai teori SOR itu sama-sama mengatakan bahwa lingkungan yang mengandung stimulus menyebabkan responrespon berupa penerimaan atau penolakan. Sehingga menurut Vieira (2013: 1421), komponen Response (R) merupakan sikap-sikap penerimaan dan penolakan. Jadi, 1

2 unsur-unsur dalam model komunikasi ini adalah pesan (Stimulus atau S), komunikan (Organism atau O), dan efek (Responses atau R). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori SOR karena peneliti hendak mengetahui response penonton terhadap suatu tayangan televisi yaitu Entertainment News (E-News) Net TV. Berdasarkan penjelasan teori SOR di atas, maka stimulus pada penelitian ini adalah tayangan E-News Net TV, kemudian organism pada penelitian ini ialah penonton E- News di Surabaya, dan response adalah sikap penonton pada tayangan E-News tersebut. Sikap sendiri merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Secord dan Backman, 1964 dalam Azwar, 2013: 5). Menurut Prof. Dr. R. Mar at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton (Effendy, 2000: 122). Berangkat dari berbagai pendapat di atas, maka peneliti ingin melihat bagaimana suatu tayangan televisi itu dapat menimbulkan respon tertentu, dalam hal ini adalah sikap penonton, seperti pada teori SOR yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap stasiun televisi masing-masing bertahan dengan menghadirkan berbagai program acara, salah satunya adalah program acara infotainment yang dalam implementasinya dimiliki oleh hampir semua stasiun televisi. Infotainment merupakan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima (Syahputra, 2006:65-66). Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ide dasar konsep infotainment berawal dari asumsi bahwa informasi kendati

3 dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak dapat diterima begitu saja, apalagi untuk kepentingan mengubah sikap negatif menjadi sikap positif manusia (Syahputra,2006: 65). Karena itu, diperlukan semacam pancingan khusus untuk mengambil perhatian masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan entertainment (hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah penyampaian informasi. Dari sini kemudian muncul istilah infotainment yaitu kemasan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima. Berangkat dari asumsi bahwa informasi yang disisipi entertainment bertujuan untuk menarik perhatian khalayak, maka peneliti tertarik untuk mencari tahu bagaimana sikap penonton pada pesan yang diinformasikan dalam sebuah tayangan infotainment. Peneliti memilih satu program infotainment yang tergolong program baru yaitu E-News yang ditayangkan oleh Net TV sebagai fokus pada penelitian ini. Secara garis besar, E-News dipilih untuk diteliti karena ciri khasnya yang berbeda dari program Infotainment lainnya. Sesuai dengan mottonya no gossip, E-News menyampaikan informasi dari kalangan public figure yang memang benar terjadi. Pada stasiun televisi Net, E-News dikategorikan dalam program news atau berita (sumber: www.netmedia.co.id diakses tanggal 30 Oktober 2016). Sedangkan pada stasiun televisi lain, seperti misalnya SCTV dan Trans TV, peneliti tidak menemukan program infotainment pada kategori program berita, melainkan digolongkan sendiri atau bahkan dikategorikan hanya sebagai program entertainment atau hiburan. Jika dikaitkan dengan pendapat Badjuri (2010: 174),

4 bahwa sudah saatnya infotainment dikemas dengan konten sisi baik dari realitas kehidupan selebritis sebagai narasumber, maka E-News dalam hal ini sebagai program infotainment yang baru berumur tiga tahun, terlihat berperan menayangkan realitas kehidupan selebritis yang memang benar-benar terjadi, seperti tentang pernikahan, launching album musik atau film, aktivitas sehari-hari selebriti, fashion, dan lain sebagainya, sejalan dengan pendapat Badjuri (2010) tersebut. Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya penghargaan yang diperoleh dari KPI Awards kategori program infotainment terbaik berturut-turut pada tahun 2015 dan 2016 (sumber: www.kpi.go.id diakses tanggal 23 November 2016). Selama ini, menurut Syahputra (2006: 169), terdapat beberapa kekeliruan dalam dunia infotainment salah satunya adalah memasukkan gosip sebagai berita. Padahal, lebih lanjut Syahputra (2006: 169) menjelaskan bahwa gosip bukanlah berita dan berita tidak bisa dibuat gosip karena berita mengandung unsur kebenaran, informasi, dan keterbaruan. Ketika E-News dihadirkan di tengah persaingan stasiun televisi yang lebih dulu berlomba-lomba untuk menyampaikan infotainment dengan gosip atau desas desus untuk menarik perhatian khalayak, menurut keterangan Mustika, Kepala Biro Net Jawa Timur ketika diwawancarai oleh peneliti, kekeliruan seputar infotainment tersebut berusaha diperbaiki oleh Net TV dengan mengemasnya menjadi program berita seputar selebriti yang benar-benar terjadi tanpa membubuhkan gosip-gosip yang belum pasti kebenarannya (sumber: wawancara, tanggal 19 April 2016).

5 Television has increased cultural awareness by bringing the beliefs, ideals, and pattern of behaviour of other cultures into our homes. Televisi telah meningkatkan kesadaran budaya dengan membawa keyakinan, idealisme dan perilaku baru dari kultur lain ke dalam rumah (Fedorak, 2009: 28). Dalam hal ini, melalui tayangan E-News, khalayak bisa jadi dibuat percaya bahwa apa yang dilakukan para public figure tersebut merupakan nilai-nilai ideal di sebagian kalangan masyarakat, dan jika dikaitkan kembali dengan proses komunikasi SOR menurut Effendy (2003: 254), ketika seseorang bisa menerima pesan tersebut, akan terjadi kesediaan mengubah sikap sebagai bentuk dari sebuah respon terhadap stimulus. Namun, apakah infotainment yang meniadakan sisi-sisi sensasional dan gosip-gosip dari selebriti seperti E-News mampu menarik perhatian penonton atau justru kurang disukai, akan dibuktikan pada penelitian ini melalui survei di lapangan berkaitan dengan sikap atau respon seperti penjelasan sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti memilih subjek penonton E-News yang berusia antara 20-40 tahun yang termasuk dalam segmentasi program E-News itu sendiri. Subjek ini menurut Hurlock (1997: 261) termasuk pada kategori usia dewasa dini. Dalam buku Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Hurlock (1997: 261) juga mengatakan bahwa walaupun hiburan dinikmati oleh semua usia, kebutuhan akan hiburan meningkat pada masa dewasa. Lalu disebutkan pula bahwa salah satu hiburan yang populer di kalangan orang-orang dewasa muda atau dewasa dini adalah televisi (Hurlock, 1997: 261).

6 Surabaya juga melekat pada subjek penelitian, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dan Surabaya dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.110.187 jiwa merupakan kota multi etnis yang kaya budaya (Surabaya.go.id, diakses tanggal 16 Maret 2016). Kemudian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, persentase masyarakat yang menonton televisi di Surabaya adalah 97,41% dari penduduk Surabaya yang berusia di atas lima tahun. Maka menurut peneliti, cukup relevan jika penelitian mengenai sikap khalayak terhadap suatu tayangan televisi dilakukan di kota Surabaya. Selain itu, untuk tayangan E-News sendiri, di kota Surabaya, berdasarkan data Nielsen, efektivitas program pada target pemirsanya mencapai > 100. Angka tersebut menunjukkan kategori sangat efektif sehingga dapat dikatakan bahwa penyampaian informasi oleh program E-News telah mencapai target. Nielsen juga menyebutkan bahwa terlepas dari target audiens E-News yang merupakan semua jenis kelamin, tetap ada profil audiens yang lebih dominan yaitu perempuan usia 15-29 tahun, serta usia 40 tahunan (sumber: E-mail Nielsen tanggal 5 Desember 2016). Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode survei. Survei merupakan usaha untuk mengumpulkan data dari anggota populasi untuk menentukan status terakhir dari populasi mengenai satu fenomena atau lebih (Silalahi, 2009: 293). Survei (dengan angket dan wawancara) menanyakan banyak orang (responden) tentang hal-hal yang berhubungan dengan: perilaku, sikap/pendapat,

7 karakteristik, harapan, klasifikasi diri, dan pengetahuan sekarang atau masa lalu mengenai objek-objek. (Silalahi, 2009: 293). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana sikap penonton Surabaya terhadap tayangan E-News Net TV? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana sikap penonton Surabaya terhadap tayangan E-News Net TV. I.4. Batasan Penelitian Peneliti memilih sikap sebagai objek penelitian, dan penonton E-News di Surabaya sebagai subjek penelitian. Penonton yang akan menjadi responden harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut: 1. Berusia 20-40 tahun Meskipun tergolong usia produktif, dari sekian responden yang akan disurvei kemungkinan dominan ke penonton yang banyak menghabiskan waktu di rumah seperti ibu rumah tangga dan wiraswasta. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa karyawan juga dapat menonton televisi,

8 mengingat di beberapa institusi atau perusahaan tertentu banyak juga yang menyediakan televisi di kantornya. 2. Berdomisili di Surabaya 3. Mengetahui dan menonton program E-News Net TV minimal dua kali dalam seminggu terakhir. I.5. Manfaat Penelitian I.5.1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian mengenai sikap masyarakat terhadap suatu tayangan di media massa, dalam hal ini menggunakan asumsi teori SOR (Stimulus-Organism-Response). I.5.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan atau kontrol bagi stasiun televisi yang ada agar dapat menayangkan program-program yang positif, informatif, dan menghibur.