IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN MATHEMATICS MOBILE LEARNING APPLICATION SMARTPHONE OS. ANDROID UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SPLDV DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI MTS

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 MARAU

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT DI SMP

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

EFEKTIVITAS METODE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Kata kunci: Metode Discovery, Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PRAKTIKUM PADA HOME INDUSTRY MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penerapan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan memperhatikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TSTS BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

RESULT COGNITIVE LEARNING IN PHYSICAL SCIENCE BY USING COOPERATIVE MODEL TYPE NUMBERED HEAD TOGETHER IN VIII B CLASS MTs. DINIYAH PUTRI PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

p-issn : e-issn :

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP Nurhafizah, Halini, Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: nurhafizah772@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas di SMP Negeri 3 Sungai Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripitif. Bentuk penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan rancangan the one case study atau post-test only design. Subjek dalam penelitian adalah 36 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak tercapai, aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup aktif, siswa memberikan respon yang positif, sintaks (langkah) pembelajaran terlaksana dengan kategori baik. Kesimpulannya adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) tidak efektif untuk diterapkan pada pembelajaran materi luas permukaan prisma dan limas di kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Raya. Kata Kunci: Efektivitas, pembelajaran berbasis masalah Abstract: This research purposed is for knowing the learning efectifity using problem based learning model based on prism surface area and pyramid in SMP Negeri 3 Sungai Raya. The research method that being used is descriptive research. The research from is pre-experimental with the design the one case study or post-test only design. The sample was 36 students. The result of data analysis showing us that the completeness of student result classical is not reached, the category of student activity is quite active, the student give a positive respons, syntax (step) learning is done with good category. In conclusion learning is using problem based learning is not effective to be applied on learning prism surface area and pyramid in SMP Negeri 3 Sungai Raya grade VIII B class. Key word: effectiveness, problem based learning P embelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa maupun potensi yang ada di luar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2012: 26). Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah perubahan prilaku siswa baik perubahan prilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk mengubah 1

prilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai diperlukan suatu perencanaan pembelajaran yang matang, melalui proses perencanaan pebelajaran yang matang maka setiap guru akan dapat mengantisispasi kemungkinan-kemungkinan kegagalan untuk memperoleh keberhasilan pembelajaran. Djamarah (2008: 105) menyatakan suatu proses pembelajaran tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok dan tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa kenyataan dilapangan masih menunjukkan adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Banyak dijumpai siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan, siswa merasa kesulitan untuk mempelajari matematika sehingga prestasi belajar matematika belum makasimal, dan kurang tercerminnya perubahan sikap dan keterampilan siswa setelah proses pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kegiatan pengajaran (Djamarah, 2008: 109). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas VIII pada tanggal 14 April 2014 tentang kegiatan pengajaran matematika di SMP Negeri 3 Sungai raya antara lain: kegiatan pembelajaran dilawali dengan apersepsi, penyampaian materi dan memberikan contoh soal, kemudian dilanjutkan memberikan latihan-latihan soal, dan diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah (PR). Dalam pembelajaran guru berperan aktif dalam memberikan suatu informasi (pengetahuan), sehingga keterlibatan siswa dalam belajar kurang. Kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa membagi siswa kedalam beberapa kelompok sehingga kerja sama antara siswa dan siswa, antara guru dan siswa, dan antara siswa dan lingkungan kurang terjadi. Langkah pemecahan masalah selalu disajikan langsung kepada siswa, tanpa menekankan kepada siswa secara mandiri ataupun berkelompok untuk memperoleh pengetahuan pemecahan masalah. Buku pegangan siswa dalam kegiatan pembelajaran berupa lembar kegiatan siswa berisi ringkasan materi yang kurang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai materi dan untuk melakukan kegiatan penyelidikan untuk menyelesaian masalah. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah prisma dan limas. Dipilihnya materi prisma dan limas khususnya sub materi menentukan Luas permukaan prisma dan limas karena berdasarkan laporan hasil Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2010/2011 SMP Negeri 3 Sungai Raya bahwa persentase penguasaan materi soal matematika untuk kemampuan menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung adalah 33.78 %, dengan jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak 225 siswa. Ini berarti hanya 76 siswa yang mampu menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung, sisanya 149 siswa tidak dapat menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung. Hal ini diperkuat dengan hasil pra-riset yang dilakukan di kelas IX E SMP Negeri 3 Sungai Raya pada tanggal 15 April 2014, dengan memberikan tes berbentuk uraian yakni dua soal menentukan luas permukaan prisma dan dua soal menentukan luas permukaan limas. 2

Tabel 1 Hasil Jawaban Soal Pra-Risert Jumlah Nomor soal siswa yang dijawab Langkah menyelesaikan soal yang diberikan 5 - Tidak menuliskan langkah penyelesaian soal. 17 1 Menuliskan diketahui, ditanyakan 5 1 Menuliskan diketahui, ditanyakan, rumus menentukan luas permukaan prisma 1 1 Menuliskan diketahui, ditanyakan dan menggambarkan prisma yang sesuai dengan pertanyaan 2 1 Menuliskan diketahui, ditanyakan, menggambarkan prisma yang sesuai dengan pertanyaan, dan melakukan perhitungan tetapi salah 1 1 dan 2 Menuliskan yang diketahui, ditanyakan, tidak menggambarkan prisma yang sesuai dengan pertanyaan, melakukan perhitungan dengan benar tetapi tidak membuat kesimpulan terhadap pemecahan masalah yang diinginkan dari soal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam menentukan luas permukaan prisma dan limas sangat rendah. Siswa tidak dapat menentukan luas permukaan prisma dan limas merupakan satu gejala yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kegagalan menyelesaikan suatu permasalahan. Jika kegagalan tersebut terus terjadi maka tidak mudah memenuhi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak dapat terpenuhi maka hasil belajar matematika siswa rendah. Oleh karena itu, peningkatan keberhasilan pembelajaran matematika khususnya materi luas permukaan bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas perlu dilakukan. Usaha dalam mengoptimalkan keberhasilan pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan mengadakan pembaharuan pada komponen yang menjadi faktor keberhasilan pembelajaran yaitu kegiatan pengajaran. Pembaharuan kegiatan pengajaran dilakukan melalui perencanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan atau melaksanakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya dalam menentukan luas permukaan prisma dan limas, terdapat permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dengan menggunakan rumus. Siswa dapat dikondisikan dalam kelompok-kelompok belajar dan diberikan masalah nyata yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau menemukan rumus untuk menentukan pemecahan masalah. Guru hanya memfasilitasi siswa dengan memberikan bimbingan dalam penyelidikan serta menyediakan alat peraga dan lembar kegiatan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian pembelajaran lebih bermakna karena siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka sebagai upaya untuk mendapatkan keberhasilan pembelajaran matematika pada materi luas permukaan bangun ruang sisi datar peneliti memilih menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). 3

Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga siswa dapat belajar kritis dalam melakukan pemecahan masalah yang diajukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esensial dari bahan pelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memiliki lima langkah yang menjadi ciri model ini yaitu: 1) fase orientasi siswa kepada masalah, 2) fase mengorganisasikan siswa, 3) membimbing penyelidikan individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) diharapkan siswa lebih banyak terlibat dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, siswa dibentuk kelompok belajar untuk berdiskusi serta bekerja sama dalam mencari informasi dari malasah yang diberikan, berkolaborasi untuk merencanakan penyelesaian masalah, diarahkan untuk dapat menemukan dan memaparkan penyelesaian masalah berkaitan dengan konsep luas permukaan prisma dan limas dengan mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka mengoptimalkan keberhasilan pembelajaran matematika khususnya pada materi luas permukaan prisma dan limas dengan mengimplementasikan atau melaksanakan strategi pembelajaran berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan menggunakan LKS sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah dan melihat keefektivan berdasarkan empat indikator efektivitas pembelajaran yaitu hasil belajar, aktivitas siswa, respon siswa, dan keterlaksanaan sintaks pembelajaran. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimental design atau eksperimen yang tidak sebenarnya dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan The One case study. Tabel 2 Rancangan Penelitian The One case study Treatment (variabel independen) observasi (variabel dependen) X O (Sugyono, 2012: 110) Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Raya tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 siswa. Penentuan kelas VIII B sebagai subyek penelitian dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Raya. 4

Pengumpulan Data Tekinik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes hasil belajar berbentuk uraian sebanyak empat soal, teknik observasi langsung berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan lembar pengamatan keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan teknik observasi tidak langsung berupa angket respon siswa. Instrumen penelitian divalidasi oleh dua orang dosen pendidikan matematika FKIP Untan dan satu orang guru SMP Negeri 3 Sungai Raya dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong sangat tinggi dengan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,89. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi luas permukaan prisma dan limas, kepada siswa diberikan tes setelah kegiatan pembelajaran selesai. Untuk memperoleh data aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan observasi oleh 3 orang observer yaitu mahasiswa pendidikan matematika FKIP Untan. Untuk memperoleh data keterlaksanaan sintaks pembelajaran dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pengajaran selama melakukan pembelajaran oleh satu orang observer yaitu guru matematika SMP Negeri 3 Sungai Raya. Untuk memperoleh data tentang respon siswa, kepada siswa diberikan angket respon siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Analisis Data Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data hasil belajar siswa, data aktivitas belajar siswa, data respon siswa, dan data keterlaksanaan sintaks pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas di SMP Negeri 3Sungai Raya. Hasil tes belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P(n) = n 100%. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika N dalam suatu kelas terdapat lebih besar dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 70. Hasil lembar observasi pengamatan aktivitas siswa dianalisis untuk mengetahui persentase aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut: jumlah turus pada kategori kegiatan yang diamati X i =, T jumlah bagian waktu yang diamati i = X i 100%, dan T = N T 1 +T 2. dengan kriteria persentase aktivitas siswa: sangat aktif (80 % persentase 2 aktivitas 100 %), akttif (60 % persentase aktivitas < 80 %), cukup aktif (40 % persentase aktivitas < 60 %), pasif (20 % persentase aktivitas < 40 %), dan sangat pasif (0 % persentase aktivitas 20 %)(Yulianus: 2012). Data angket respon siswa dianalisis secara deskriptif dengan menghitung jumlah siswa dan persentase penilaian siswa dari setiap pernyataan. Respon siswa dikelompokkan menjadi respon pofitif dan respon negatif. Respon positif terdiri atas senang terhadap kegiatan pembelajaran, tidak sulit mempelajari materi dan diskusi, selalu mencoba mencari penyelesaian masalah, masalah yang diberikan mudah, berminat mengikuti kegiatan belajar, tidak mengalami kesulitan mengerjakan LKS, memahami bahasa yang digunakan dalam LKS, kegiatan dalam 5

LKS jelas, tertarik pada penampilan LKS, dan LKS membantu dalam memahami materi. Respon positif diberi skor 1. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata jawaban berdasarkan skorsing jawaban dari responden dilakukan dengan menghitung skor kriterium dengan rumus: skor kriterium = skor tinggi tiap butir butir siswa (Sugiyono, 2012), dilanjutkan dengan skor respon siswa menentukan tingkat respon siswa dengan rumus: 100%. Jika skor kriterium persentase respon siswa lebih besar dari 50% maka dapat disimpulkan bahwa ratarata siswa memberikan respon positif. Data pengamatan tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata setiap aspek yang diamati dalam dua kali pertemuan, selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikonveksikan dengan menggunakan kategori pembelajaran interaktif setting kooperatif menggunakan kriteria sebagai berikut: tidak baik (1.00-1.49), kurang baik (1.50-2.49), baik (2.50-3.49), sangat baik (3.50 4.00), (Alhadad dalam Sugiarto, 2013). Kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata nilai aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran berada pada interval 2.50 s/d 4.00 dengan syarat hasil pengamatan kegiatan inti untuk setiap aspek yang diamati mencapai kategori minimal baik (Sugiarto: 2013). Keefektivan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas di SMP Negeri 3 Sungai Raya ditinjau dari empat aspek yaitu 1) ketuntasan hasil belajar secara klasikal, 2) aktivitas siswa terletak pada kriteria aktif atau sangat aktif, 3) siswa memberikan respon positif, dan 4) keterlaksanaan sintaks pembelajaran efektif. Apabila aspek 1) dan 4) terpenuhi, dan paling sedikit satu dari dua aspek lain terpenuhi maka pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas di SMP Negeri 3Sungai Raya dikatakan efektif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas dilakukan pada dua kali pertemuan, pertemuan pertama memberikan pengajaran materi luas permukaan limas dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, dan pertemuan kedua membahas materi luas permukaan prisma dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menentukan luas permukaan prisma dan limas setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maka diberikan tes hasil belajar. Tes hasil belajar berbentuk uraian sebanyak 4 soal yang terdiri dari 2 soal menentukan luas 6

permukaan prisma dan 2 soal menentukan luas permukaan limas. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Raya tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 siswa. Namun dikarnakan ada satu orang siswa yang tidak mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama, maka hanya 35 lembar jawaban tes yang akan dianalisis. Hasil analisis tes hasil belajar siswa disajikan pada Diagram 1 berikut: tidak tuntas 34% tuntas 66% Diagram 1 Persentase Hasil Belajar Siswa Dari hasil perhitungan tersebut tampak bahwa persentase siswa tuntas dengan memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 adalah 66% dan persentase siswa tidak tuntas dengan memperoleh nilai kurang dari 70 adalah 34%. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Karena persentase siswa tuntas 66% kurang dari 85% maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak tercapai. Untuk mengetahui aktivtas siswa selama proses pembelajaran dilakukan pengamatan (observasi) dengan mengamati, mencatat, dan menghitung frekuensi aktivitas yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini terdapat lima jenis aktivitas yang diamati yaitu: 1) aktivitas visual, 2)aktivitas liasn (oral), 3)aktivitas mendengar, 4)aktivitas menulis, 5) aktivitas mental. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer dari mahasiswa pendidikan matematika FKIP Untan. Hasil analisis aktivitas siswa disajikan pada Tabel 3 berikut: 7

Tabel 3 Deskripsi Persentase Aktivitas Siswa Berdasarkan Jenis Aktivitas Jenis Aktivitas Pertemuan pertama Pertemuan kedua Rata-rata kriteria Rata-rata kriteria Aktivitas Visual 29.95% pasif 31.33% Pasif Aktivitas Lisan (Oral) 32.20% pasif 33.59% Pasif Aktivitas Mendengar 51.18% Cukup aktif 50.65% Cukup aktif Aktivitas Menulis 33.03% pasif 48.61% Cukup aktif Aktivitas Mental 53.08% Cukup aktif 43.56% Cukup aktif Rata-rata 39.89 % pasif 41.55 % Cukup aktif Untuk mengetahui persentase rata-rata aktivitas siswa selama dua pertemuan dengan menggunakan rumus berikut ini: 39.89 % + 41.55 % T = T 1+T 2 = = 40.72 % 2 2 Keterangan: T : Aktivitas rata-rata T 1 : Frekuensi aktivitas siswa pertemuan 1 T 2 : Frekuensi aktivitas siswa pertemuan 2 (Yulianus, 2012) Persentase rata-rata aktivitas siswa selama dua pertemuan adalah 40.72 %. Berdasarkan interval yang telah ditetapkan 40.72 % terletak pada interval 40 % persentase aktivitas < 60 % (cukup aktif). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa cukup aktif selama pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maka diberikan angket kepada selurus siswa setelah proses pembelajaran selesai. Namun dikarnakan ada satu orang siswa yang tidak mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama, maka dari 36 angket yang diperoleh hanya 35 angket yang akan dianalisis. Hasil analisis angket respon siswa disajikan pada Tabel 4 berikut: 8

No. 1 2 3 4 5 6 Tabel 4 Deskripsi Hasil Respon Siswa Penilaian Pernyataan Jumlah % Jumlah % Senang Tidak senang Bagaimana perasaanmu terhadap: a. Materi pelajaran. 35 100 0 0 b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 33 94.29 2 5.71 c. Suasana belajar di kelas. 30 85.71 5 14.29 d. Cara guru mengajar (model pembelajaran berbasis masalah). 35 100 0 0 Ya Tidak Apakah kamu selalu mencoba mencari penyelesaian masalah 34 97.14 1 2.86 yang diberikan? Mudah Sulit Bagaimana pendapatmu tentang masalah yang diberikan? Apakah kamu mengalami kesulitan dalam diskusi untuk mencari penyelesaian masalah yang diberikan? Apakah kamu berminat mengikuti kegiatan belajar berikutnya seperti yang telah kamu ikuti sekarang? Bagaimana pendapatmu tentang LKS a. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS? b. Apakah kamu dapat memahami bahasa yang digunakan dalam LKS? c. Apakah urutan kegiatan dalam LKS sudah jelas? d. Apakah kamu tertarik pada penampilan (tulisan, gambar, letak gambar) yang terletak pada LKS? e. Apakah LKS membantu kamu dalam memahami materi pelajaran? 7 20 28 80 Ya Tidak 25 71.43 10 28.57 Berminat Tidak berminat 32 91.43 3 8.57 Ya Tidak 24 68.57 11 31.43 29 82.86 6 17.14 33 94.29 2 5.71 31 88.57 4 11.43 32 91.43 3 8.57 9

skor respon siswa = 352 skor kriterium = skor tinggi tiap butir butir siswa skor kriterium = 1 14 35 = 490 Tingkat respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah skor respon siswa skor kriterium 352 100% = 100% = 71.84%, Karena persentase respon 490 siswa yaitu 71.84%, yang berarti lebih besar dari 50% maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa memberikan respon positif. Pengamatan terhadap keterlaksaan sintaks pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP dilakukan oleh satu orang guru matematika SMP Negeri 3 Sungai Raya yaitu Ibu Herlina S.Pd. Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini: Tabel 5 Deskripsi Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Keterlaksanaan Uraian Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Jumlah langkah yang terlaksana 16 16 Persentase keterlaksanaan 100 100 Tabel 6 Deskripsi Hasil Penilaian Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran No. Kegiatan Petemuan Pertama Pertemuan Kedua Rata-rata Keterangan Rata-rata Keterangan 1 Pendahuluan 3 Baik 3 Baik 2 Kegiatan inti 3.08 Baik 3.08 Baik 3 Penutup 3 Baik 3.25 Baik Rata-rata 3.03 Baik 3.11 Baik Dari Tabel 5 keterlaksanaan sintaks pembelajaran tampak bahwa secara keseluruhan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP terlaksana dengan persentase keterlaksanaan sebesar 100%. Dari Tabel 6 tampak bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 sebesar 3.07 pada skala penilaian 1-4. Maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks pembelajaran tercapai. Efektivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas ditinjau dari beberapa aspek, antara lain: 1) Pencapaian ketuntasan hasil belajar secara klasikal, yaitu jika dalam suatu kelas terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperolah nilai lebih dari atau sama dengan 70. 10

2) Persentase aktivitas siswa terletak pada interval 60% s/d 100% atau pada kriteria aktif atau sangat aktif. 3) Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran. 4) Pencapaian efektivitas kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks pembelajaran. Jika pencapaian ketuntasan hasil belajar dan keterlaksanaan sintaks pembelajaran terpenuhi dan paling sedikit satu dari dua aspek lain terpenuhi, maka pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan limas dikatakan efektif. Hasil analisis data yang diperoleh dari keempat indikator keefektivan pembelajaran yang telah dipaparkan di atas yaitu ketuntasan hasil belajar secara klasikal tidak tercapai, siswa cukup aktif dalam pembelajaran, siswa memberikan respon yang positif, dan kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hanya dua indikator yang dapat terpenuhi yaitu siswa memberikan respon yang positif, dan kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks pembelajaran efektif dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada materi luas permukaan prisma dan imas di kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Raya tidak efektif. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, peneliti menduga bahwa dari keempat indikator efektivitas pembelajaran yang digunakan memiliki keterkaitan yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber materi pelajaran adalah LKS, dilihat dari respon yang diberikan siswa terhadap LKS, respon siswa didominasi dengan respon negatif terhadap LKS, sebanyak 24 orang siswa mengalami kesulitan mengerjakan LKS atau sebesar 68,57% dan sebanyak 7 orang siswa menganggap masalah diberikan mudah atau sebesar 20%. Selain itu, dilihat dari hasil amatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, siswa juga kurang menunjukkan adanya keterlibatan yang aktif dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan). Berdasarkan hasil respon dan amatan aktivitas tersebut peneliti menduga bahwa kegagalan dalam ketercapaian ketuntasan belajar siswa dipengaruhi oleh kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS dan keaktivan siswa dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan) sehingga tidak mudah bagi siswa untuk memahami materi dan berakibat ketercapaian ketuntasan secara klasikal tidak terpenuhi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) tidak efektif untuk diterapkan pada pembelajaran materi luas permukaan prisma dan limas di kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Raya. 11

Saran Berdasarkan temuan-temuan di lapangan pada saat penelitian dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: Dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) diperlukan perencanaan yang matang agar diperoleh hasil yang lebih akurat, hendaknya masalah yang diberikan merupakan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, sekolah, dan kelas secara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa agar pemahaman siswa dapat maksimal, materi pelajaran sebaiknya disampaikan hingga siswa benar-benar mengerti tentang materi yang dipelajari, agar kemampuan siswa dalam menentukan penyelesaian masalah yang berkaitan luas permukaan prisma dan limas terus meningkat, kepada peneliti yang ingin menindaklanjuti penelitian ini disarankan untuk mengeliminir kelemahan-kelemahan penelitian ini agar diperoleh hasil yang akurat. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, Syahful Bahri., Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sugiarto, Bambang., dkk. 2013. Efektivitas model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS pada materi transportasi ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, aktivitas belajar siswa, respon siswa terhadap pembelajaran, dan kemampuan pengelolaan pembelajaran. (Online). (http:// lppm.uns.ac.id, diakses 14 Maret 2014) Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta Yulianus. 2013. Efektivitas Model Pembelajara Generative Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marau. Jurnal Pendidikan Metematika Universitas Tanjungpura Pontianak. (Online). (http://jurnal.untan.ac.id, diakses 22 Maret 2014) 12