BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk mendewasakan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga 1 Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. (Jakarta, Pustaka Pelajar,2007) h.3

2 negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Allah SWT berfirman di dalam surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi: و ق ل اع م ل وا ف س ي ر ى اهلل ع م ل ك م و ر س ول ه و ال م ؤ م ن ون و س ت ر د ون إ ل ى ع ال م ال غ ي ب و الش ه اد ة ف ي ن ب ئ ك م ب م ا ك نت م ت ع م ل ون )التوبة: ) 105 Usaha atau kerja keras seorang guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah sesuatu hal yang sangat wajar guru menginginkan pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran yang berkesan dan menyenangkan. Dalam konteks inilah tugas seorang guru dituntut untuk mendidik siswa, membantu, membimbing dan memberikan materi pelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ke arah yang lebih baik dengan penerapan model pembelajaran yang efektif. Sejalan dengan hal ini Allah Swt. menegaskan dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 125. ه ي ب ال ح ك م ة ر ب ك س ب ي ل إ ل ى اد ع ه و ر ب ك إ ن أ ح س ن ب ال ت ي و ج اد ل ه م ال ح س ن ة و ال م و ع ظ ة )125( أ ع ل م ب م ن ض ل ع ن س ب يل ه و ه و أ ع ل م ب ال م ه ت د ي ن Di dalam kandungan ayat di atas, Allah SWT menganjurkan kepada manusia khususnya guru untuk mendidik dengan hikmah dan cara yang baik.

3 Berbicara tentang pendidikan memiliki jangkauan dan kajian yang sangat luas, terutama menyangkut pembelajaran di sekolah. Sekolah dasar sebagai satuan pendidikan dasar memiliki fungsi dan peranan yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena materi yang diterima di sekolah dasar merupakan dasar-dasar pengetahuan, sikap keterampilan bagi jenjang pendidikan menengah. Materi tersebut diterima oleh anak didik melalui proses belajar mengajar. Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan 2. Moh. Surya dalam Akhmad Sudrajat menyatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya Menurut Djamarah kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik 3 Perkembangan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin maju berbagai permasalahan banyak yang muncul.di sinilah guru sebagai 2 Oemar,Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta,Sinar Grafika.2008) h.36 3 Djamarah, Syaiful Bahri, Stategi Belajar Mengajar. (Jakarta,PT Rineka Cipta.2006).h.37

4 ujung tombak pendidikan. Strategi pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan guru. Bagaimana mengembangkan pembelajaran di sekolah dasar yang benar-benar mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Mampukah guru mewujudkan pelajaran sebagai pelajaran yang tidak membuat siswa bosan tetapi menyenangkan bagi siswa. Guru memerlukan sarana dan prasarana yang konkret bagaimana sebaiknya mengelola kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar lebih bermakna. Kenyataan yang ada di kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar pada materi cahaya dan alat optik masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut.hal ini dilihat dari hasil tes yang dicobakan oleh peneliti, selain itu peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara dengan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ini adalah: guru, proses belajar yang monoton dan tidak menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa bosan dan jenuh dalam proses belajar mengajar. Beberapa penyebab lainnnya adalah pembelajaran di sekolah khususnya, IPA lebih menekankan pada aspek kognitif saja dengan menggunakan hafalan dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan, bukan mengembangkan keterampilan berpikir siswa, mengembangkan aktualisasi konsep dengan diimbangi pengalaman konkret dan aktivitas bereksperimen. Hal demikian tidak bisa dibiarkan terus menerus, karena apabila dibiarkan berlarut-larut akan berakibat terhadap hasil belajar siswa dalam

5 pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut menurun, jika hasil belajar siswa menurun maka akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Melihat hal tersebut maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik, sehingga diharapkan dapat membuat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran serta proses belajar mengajar tidak membosankan, dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa menjadi lebih baik. Menurut Slavin dalam Solihatin Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama dalam bekerja atau membantu diantara sesama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri 4 4 Solihatin, Etin,Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta,Bumi Aksara.2007).h.4

6 Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tindakan kelas ini diberi judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Cahaya dan Alat Optik Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) di Kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam masih dilaksanakan secara menoton. 2. Kurangnya aktivitas siswa selama pembelajaran dan hanya terpaku pada guru. 3. Rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam khususnya pada materi cahaya dan alat optik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dalam penelitian ini masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi cahaya dan alat optik di kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar?.

7 2. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang materi cahaya dan alat optik di kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar?. 3. Apakah penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang materi cahaya dan alat optik di kelas V MI At-Thayyibah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar?. D. Cara Pemecahan Masalah Menurunnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi cahaya dan alat optik maka tindakan yang akan direncanakan adalah ingin meningkatkan hasil belajar siswa tersebut dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 4 pertemuan. Sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Numbered Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Menurut Suyatno langkah-langkah pembelajaran NHT (Numbered Head Together) yaitu :

8 1) Mengarahkan 2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu 3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok. 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas. 5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa. 6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward 5. E. Hipotesis Tindakan Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara pemecahan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi cahaya dan alat optik. 2. Dengan penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi cahaya dan alat optik. 53 5 Suyatno,Menjelajah Pembelajaran Inovatif. (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009).h

9 3. Dengan penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi cahaya dan alat optik. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada hal tersebut diatas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk mengetahui : 1. Hasil belajar siswa setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran NHT. 2. Aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran NHT. 3. Kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran NHT. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat : 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi dalam meningkatkan minat dan kemampuan siswa. 2. Bagi guru, menambah kreativitas guru untuk menerapkan pembelajaran yang bervariasi dan menambah wawasan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran.

10 3. Bagi Kepala sekolah, memberi sumbangan pemikiran terhadap proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dan kualitas sekolah semakin baik. H. Sistematika Penulisan Dengan penelitian ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang di dalamnya berisikan Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Rumusan masalah, Cara pemecahan masalah, Hepotesis tindakan, Tujuan penelitian, mamfaat penelitian, dan Sistematika penulisan. BAB II: Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD,Pembelajaran Cooperative Learning,Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together),Materi Cahaya dan Alat Optik. BAB III : Metode Penelitian yang di dalamnya berisikan Setting (waktu dan tempat ) penelitian, Siklus PTK, Subjek dan Objek penelitian,data dan sumber data, Teknik dan alat pengumpul data,indikator kerja,prosedur penelitian, dan jadwal penelitian. BAB IV : Laporan hasil penelitian yang berisikan gambaran umum lokasi penelitian,deskripsi hasil penelitian per siklus (data tentang rencana,pengamatan,tindakan dan refleksi),keberhasilan dan kegagalan,lengkap dengan datanya. Pembahasan (Dari setiap siklus) BAB V : Penutup yang didalamnya berisikan Simpulan dan, Saran.