STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

STUDI PENGUJIAN KARAKTERISTIK GASIFIKASI BERBAHAN LIMBAH GERAJEN GLUGU DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB 1 PENDAHULUAN ANALISA KARAKTERISTIK ALIRAN DINGIN (COLD FLOW) DI GAS BURNER SITEM GASIFIKASI DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA LURUS PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

KINERJA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG DENGAN KECEPATAN UDARA 3.0, 4.0, 5.0 m/s

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH PENYEDIAAN ENERGI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 GASIFIKASI BATU BARA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Bab 2 Tinjauan Pustaka

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.1 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STUDI KARAKTERISTIK GASIFIKASI BATU BARA SUB - BITUMINUS MENGGUNAKAN REAKTOR JENIS FIX BED DOWNDRAFT GASIFIER

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI Abstraksi Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: BUDI SETIAWAN NIM : D 200 090 093 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI Budi Setiawan, Subroto, Wijianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Email : Budi.engineer09@gmail.com ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik pembakaran batu bara lignite dengan cara gasifikasi, mengetahui pengaruh kecepatan udara terhadap temperatur pembakaran, waktu nyala efektif dan efisiensi thermal tungku. Penelitian menggunakan gasifikasi aliran berlawanan dengan mengatur kecepatan udara dari blower. Kecepatan udara yang digunakan yaitu 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s, kemudian mengambil data meliputi temperatur pembakaran dan lama waktu nyala efektif dengan tiga titik thermocouple yang dipasang dengan jarak masing-masing 2 cm. Hasil penelitian menunjukkan variasi kecepatan udara sangat berpengaruh terhadap temperatur pembakaran, nyala efektif serta efisiensi thermal tungku yang dihasilkan. Pada kecepatan udara 2,0 m/s temperatur tertinggi sebesar 232 0 C dengan nyala efektif 82 menit dan efisiensi thermal tungku sebesar 18,46%. Pada kecepatan 4,0 m/s, temperatur tertinggi sebesar 294 0 C dengan nyala efektif 52 menit dan efisiensi thermal tungku sebesar 24,62%. Pada kecepatan 6,0 m/s, temperatur tertinggi sebesar 369 0 C dengan nyala efektif 47 menit dan efisiensi thermal tungku sebesar 31,31%. Kata kunci: Gasifikasi, Batu Bara Lignite, Kecepatan Udara

PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) dan gas merupakan bahan bakar yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan habis, karena tidak seimbangnya antara pemakaian dengan cadangan yang ada. Padahal proses terbentuknya memakan waktu jutaan tahun. Saat ini, khususnya cadangan minyak di Indonesia hanya tinggal sekitar 3,6 miliar barel dan diperkirakan akan habis dalam waktu beberapa belas tahun dengan asumsi tingkat produksi saat ini ( ESDM, 2 Oktober 2013). Ketergantungan masyarakat pada minyak bumi inilah yang akan membuat membuat peranan minyak bumi sebagai sumber energi secara perlahan akan digantikan dengan gas bumi, karena mulai menipisnya cadangan yang ada. Namun, Tuhan mengkaruniai khususnya bangsa Indonesia dengan sumber daya alam yang sangat melimpah seperti misalnya batu bara. Total sumber daya batu bara di Indonesia diperkirakan mencapai 105 miliar ton, dimana cadangan batu bara diperkirakan 21 miliar ton. Tambang batu bara utama berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Produksi batu bara meningkat sebesar 16% per tahun selama 5 tahun terakhir. Dari total produksi batu bara nasional, pasar domestik saat ini hanya mampu menyerap 24% karena keterbatasan pemanfaatan, sedang untuk sisanya 76% diekspor ( ESDM, 31 Mei 2011). Agar batu bara tersebut dapat termanfaatkan dengan baik, maka diperlukan teknologi gasifikasi yang dapat mengolah batu bara tersebut menjadi sumber energi yang bermanfaat. Teknologi gasifikasi merupakan suatu proses pembakaran bahan baku padat melibatkan reaksi antara oksigen, uap air dan karbon dioksida. Hasil pembakaran direduksi menjadi gas yang mudah terbakar, seperti

karbon monoksida (CO), hidrogen (H 2 ) dan methan (CH 4 ). Proses ini berlangsung didalam suatu alat yang disebut gasifier. Dengan penerapan teknologi ini, selain ketergantungan terhadap BBM dapat dikurangi, juga secara tidak langsung akan mengurangi beban subsidi akibat tingginya harga minyak dunia, serta meningkatkan nilai tambah batu bara. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan udara terhadap temperatur pembakaran. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan udara terhadap waktu nyala efektif pada gas metana yang dihasilkan. 3. Untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan udara terhadap efisiensi thermal tungku. TINJAUAN PUSTAKA Nuur dan Ida (2009), melakukan pengujian gasifikasi batu bara, yaitu tentang simulasi pengaruh ukuran partikel pada gasifikasi batu bara kualitas rendah. Simulasi yang digunakan dengan metode CFD (computational fluid dynamics) yaitu metode yang memperhitungkan reaksi kimia, perpindahan massa, perpindahan panas dan pola alir fluida secara simultan tentang apa yang terjadi didalam gasifier. Hasil pengujian menunjukkan, semakin besar ukuran partikel maka temperatur yang keluar dari gasifier semakin rendah. Fraksi massa CO semakin turun dengan bertambahnya ukuran partikel. Namun semakin besar ukuran partikel, fraksi massa H 2 yang dihasilkan semakin meningkat. Nurhadi dan Diniyati (2010), melakukan pengujian gasifikasi batu bara, yaitu pengaruh derajat pengeringan batu bara lignite terhadap unjuk kerja gasifikasi allothermal. Gasifikasi allothermal merupakan proses gasifikasi yang membutuhkan panas dari luar gasifier. Hasil pengujian menunjukkan, bahwa sisa panas sensibel hanya cukup untuk pengeringan

batubara pada variabel derajat pengeringan yang kecil. Pada derajat pengeringan yang besar diperlukan tambahan energi melalui pembakaran batubara. Prastiyo ( 2012 ), membuat dan melakukan pengujian tungku gasifikasi sekam padi tipe updraft kemudian menganalisis hasil pembakaran tungku gasifikasi dengan variasi kecepatan udara 1,9 m/s, 2,31 m/s dan 2,82 m/s. Hasil pengujian menunjukkan semakin besar kecepatan udara yang dihasilkan oleh fan maka semakin tinggi pula temperatur pembakaran yang dihasilkan. Handoyo (2013), melakukan pengujian gasifikasi tipe updraft, yaitu tentang pengaruh variasi kecepatan udara terhadap temperatur pembakaran pada tungku gasifikasi sekam padi dengan menggunakan kecepatan udara 3,5 m/s, 4,0 m/s dan 4,5 m/s. Hasil pengujian menunjukkan, variasi kecepatan udara sangat berpengaruh terhadap temperatur pembakaran, temperatur pendidihan air, nyala efektif serta efisiensi thermal tungku yang dihasilkan. METODOLOGI PENELITIAN Mulai Persiapan Alat Dan Bahan Pengujian Pembakaran Gasifikasi Batu Bara Kecepatan Udara 2,0 m/s Kecepatan Udara 4,0 m/s Kecepatan Udara 6,0 m/s Pengambilan Data Temperatur Pembakaran Dan Nyala Efektif Bahan Bakar Analisa Data Dan Penarikan Kesimpulan Pembuatan Laporan Selesai

Instalansi Pengujian 6 7 5 4 3 1 2 8 9 14 13 12 11 10 Keterangan gambar : 1. Blower 8. Ash discharge lever 2. Ash chamber 9. Thermocouple 3. Silinder gasifier 10. Thermocouple reader 4. Lubang udara burner 11. Pengunci 5. Burner 12. Pegangan pintu 6. Pegangan burner 13. Roda 7. Pipa saluran gas 14. Anemometer digital

Temperatur ( C) Temperatur ( C) HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur dengan kecepatan udara 2,0 m/s 250 200 150 100 50 Temperatur Rata-rata Pembakaran 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Waktu (menit) Gambar 4.15. Grafik hubungan antara temperatur rata-rata pembakaran dengan waktu pada kecepatan udara 2,0 m/s Pada grafik diatas menjelaskan bahwa, temperatur tertinggi yang dihasilkan dengan menggunakan kecepatan udara 2,0 m/s adalah sebesar 232 0 C pada menit ke-23, sedangkan temperatur terendah adalah 135 0 C pada menit ke-82. Penurunan temperatur terjadi karena pembakaran batu bara lignite dalam gasifier telah habis, sehingga gas metana yang dihasilkan oleh tungku perlahan-lahan akan mengalami penurunan. Temperatur dengan kecepatan udara 4,0 m/s 350 300 250 200 150 100 50 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Waktu (menit) Temperatur Rata-rata Pembakaran Gambar 4.16. Grafik hubungan antara temperatur rata-rata pembakaran dengan waktu pada kecepatan udara 4,0 m/s

Temperatur ( C) Pada grafik diatas menjelaskan bahwa, temperatur tertinggi yang dihasilkan dengan menggunakan kecepatan udara 4,0 m/s adalah sebesar 294 0 C pada menit ke-13, sedangkan temperatur terendah adalah 43 0 C pada menit ke-1. Penurunan temperatur terjadi karena pembakaran batu bara lignite dalam gasifier telah habis, sehingga gas metana yang dihasilkan oleh tungku perlahan-lahan juga akan mengalami penurunan. Temperatur dengan kecepatan udara 6,0 m/s 400 350 300 250 200 150 100 50 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Waktu (menit) Temperatur Rata-rata Pembakaran Gambar 4.17. Grafik hubungan antara temperatur rata-rata pembakaran dengan waktu pada kecepatan udara 6,0 m/s Pada grafik diatas menjelaskan bahwa, temperatur tertinggi yang dihasilkan dengan menggunakan kecepatan udara 6,0 m/s adalah sebesar 369 0 C pada menit ke-29, sedangkan temperatur terendah adalah 205 0 C pada menit ke-40. Penurunan temperatur terjadi karena pembakaran batu bara lignite dalam gasifier telah habis, sehingga gas metana yang dihasilkan oleh tungku perlahan-lahan juga akan mengalami penurunan.

Waktu (menit) Temperatur ( C) Perbandingan Temperatur Rata-rata Pembakaran Pada Kecepatan Udara 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s 400 350 300 250 200 150 100 50 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Waktu (menit) 2.0 m/s 4.0 m/s 6.0 m/s Gambar 4.18. Grafik perbandingan temperatur rata-rata pembakaran pada kecepatan udara 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s Pada grafik diatas menjelaskan bahwa, temperatur tertinggi yaitu pada percobaan dengan menggunakan kecepatan udara 6,0 m/s, yaitu 369 0 C pada menit ke-18. Untuk kecepatan udara 4,0 m/s yaitu 294 0 C pada menit ke-13 dan pada kecepatan udara 2,0 m/s yaitu 232 0 C pada menit ke-23. Didapatkan bahwa, kecepatan udara terkecil akan menghasilkan nyala efektif yang lebih panjang, sedangkan dengan menggunakan kecepatan udara yang lebih besar akan menghasilkan nyala efektif yang lebih pendek, tetapi diperoleh temperatur pembakaran yang lebih besar. Perbandingan Nyala Efektif 100 80 82 60 40 20 52 47 0 kecepatan 2.0 m/s kecepatan 4.0 m/s kecepatan 6.0 m/s Gambar 4.19. Perbandingan nyala efektif pada kecepatan udara 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s

Efisiensi kinerja Tungku (%) Pada diagram batang diatas menjelaskan bahwa, pada kecepatan udara 2,0 m/s nyala efektif yang dihasilkan selama percobaan adalah selama 82 menit, kecepatan udara 4,0 m/s selama 52 menit dan kecepatan udara 6,0 m/s selama 47 menit. Ini artinya, dengan menggunakan kecepatan udara terkecil akan menghasilkan nyala efektif yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kecepatan udara yang lebih besar. Efisiensi Kinerja Tungku 50% 40% 30% 20% 18,46% 24,62% 32,31% 10% 0% kecepatan 2.0 m/s kecepatan 4.0 m/s kecepatan 6.0 m/s Gambar 4.20. Perbandingan Efisiensi Kinerja Tungku pada kecepatan udara 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s Pada diagram batang diatas menjelaskan bahwa, efisiensi thermal setiap percobaan berbeda. Pada percobaan dengan menggunakan kecepatan 2,0 m/s efisiensi kinerja tungku sebesar 18,46%, untuk percobaan dengan menggunakan kecepatan udara 4,0 m/s sebesar 24,62% dan percobaan dengan menggunakan kecepatan udara 6,0 m/s sebessar 32,31%. Sehingga efisiensi thermal terbesar adalah pada percobaan dengan menggunakan kecepatan udara 4,0 m/s. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data dari pengujian gasifikasi batu bara lignite dengan variasi kecepatan udara 2,0 m/s, 4,0 m/s dan 6,0 m/s, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Variasi kecepatan udara berpengaruh terhadap temperatur pembakaran, temperatur tertinggi yaitu pada kecepatan udara 6,0 m/s sebesar 369 0 C, kecepatan 4,0 m/s sebesar 294 0 C dan kecepatan 2,0 m/s sebesar 232 0 C. 2. Variasi kecepatan udara berpengaruh terhadap waktu nyala efektif yang dihasilkan, nyala efektif terlama yaitu pada kecepatan 2,0 m/s selama 82 menit, kecepatan 4,0 m/s selama 52 menit dan kecepatan 6,0 m/s selama 47 menit. 3. Variasi kecepatan udara berpengaruh terhadap efisiensi kinerja tungku yang dihasilkan, efisiensi terbesar yaitu pada kecepatan 6,0 m/s sebesar 32,31%, kemudian kecepatan 4,0 m/s sebesar 24,62% dan kecepatan 2,0 m/s sebesar 18,46%. SARAN Setelah melakukan pengujian terhadap gasifikasi batu bara lignite dengan variasi kecepatan udara, didapatkan saran di antaranya sebagai berikut : 1. Memastikan kondisi lingkungan sekitar dalam keadaan normal, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas data-data yang akan dihasilkan dalam pengujian. 2. Pada sambungan antara silinder gasifier dengan burner dan lubang penempatan blower, perlu adanya pengembangan lebih lanjut, agar ketika melakukan pengujian lebih efisien serta meminimalkan kontak langsung si penguji dengan gasifier akibat seringnya memasang sambungan antara silinder gasifier dengan burner. 3. Perlunya ketelitian dalam pembakaran menggunakan bahan bakar batu bara, karena pada dasarnya batu bara sulit untuk dinyalakan serta sulit pula untuk dimatikan. 4. Untuk kedepannya diharapkan adanya suatu alat yang dapat menampung produk gas metana yang dihasilkan dari proses gasifikasi, yang tentunya langsung berhubungan dengan gasifier.

DAFTAR PUSTAKA Atmoko, Yudhi A, 2010. Pengaruh Variasi Distribusi Udara Terhadap karakteristik Pembakaran Tungku Gasifikasi Batu Bara. Sekripsi. Yogyakarta : Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Dinata Indah, 2009. Analisa Kualitas Batu Bara. Diakses pada tanggal 30 nopember 2013. http://indah4din4t4.wordpress.com/category/batubara/ Diniyati dan Nurhadi, 2010. Pengaruh Derajat Pengeringan Batu Bara Lignite Terhadap Unjuk Kerja Gasifikasi Allothermal. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses.Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 19 nopember 2013. Handoyo, 2013. Pengaruh kecepatan Udara Pada Tungku Gasifikasi Sekam Padi Terhadap Temperatur Temperatur Pembakaran. Sekripsi.Surakarta : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ida dan Nuur, 2009. Simulasi Pengaruh Ukuran Partikel Pada Gasifier Batu bara Kualitas rendah. Sekripsi.Surabaya : Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Diakses pada tanggal 21 nopember 2013. Mubarok, Andri,2010. Pengaruh Variasi Penambahan Distribusi Udara Terhadap Karakteristik Pembakaran Tungku Gasifikasi Batubara. Sekripsi.Yogyakarta : Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Yogyakarta. Prastyo, Dwi,2012. Pengaruh Kecepatan Udara Pada Tungku Gasifikasi sekam Padi Terhadap Temperatur Pembakaran. Sekripsi.Surakarta : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Roy, Stenly, 2009. Proses Gasifikasi Batu Bara. Diakses pada tanggal 3 januari 2014. http://stenlyroy.blogspot.com/p/proses-gasifikasi-batubara.html