BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas X jurusan Agribinis Ternak Unggas di SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran kimia berbasis inkuiri pada guru-guru kimia SMA, dengan harapan

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

Transkripsi:

1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-postest. Metode pra-eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (terikat). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen (bebas). Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol (Sugiyono, 2009). Desain penelitian one group pretest-postest dapat digambarkan sebagai berikut: O 1 X O 2 Gambar.1 Desain Penelitian Keterangan: O 1 = pretes (sebelum diberi perlakuan) O 2 = postes (setelah diberi perlakuan) (O 2 -O 1 ) = pengaruh perlakuan pembelajaran yang diberikan. (Sugiyono, 2009) B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI salah satu sekolah SMA Negeri di Kab. Bandung berjumlah 45 orang. Pemilihan kelas ini berdasarkan saran dari guru bidang studi yang bersangkutan, karena menurut beliau kelas tersebut dinilai 1

2 memiliki kompetensi akademik IPA yang lebih baik dibandingkan dengan kelas lainnya. Jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 45 orang. C. Prosedur Percobaan 1. Tahap 1 (Tahap Persiapan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut: a. Menentukan materi yang dapat dikembangkan dengan model Problem Based Learning (PBL), yaitu dengan cara menganalisis standar isi mata pelajaran kimia SMA, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan materi kimia pada kurikulum. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diputuskan bahwa materi untuk penelitian adalah kelarutan dan hasilkali kelarutan pada sub pokok bahasan hasilkali kelarutan dan reaksi pengendapan. Selain itu, dilakukan pula studi kepustakaan tentang model PBL, penguasaan konsep, dan keterampilan proses sains. b. Mencari masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. c. Menyusun konsep pemecahan masalah yang dapat mengantarkan ke arah konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan e. Menyusun instrumen yang dapat mengukur hasil penelitian yang diharapkan. f. Melakukan validasi seluruh instrumen kepada kelompok ahli serta melakukan uji coba tes tertulis dan analisis hasil uji coba soal.

g. Merevisi/memperbaiki instrumen. h. Menentukan subyek penelitian. i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap 2 (Tahap Pelaksanaan) Kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan pretes dan dilanjutkan dengan penerapan tahap-tahap pembelajaran berupa tahap menghantarkan dan memfokuskan masalah yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Pertemuan kedua berupa kegiatan praktikum, dan pertemuan terakhir berupa tahap penampilan hasil karya berupa hasil laporan praktikum dalam bentuk poster, dilanjutkan dengan evaluasi dengan melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa dan terakhir pelaksanaan postes dan wawancara. Semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu dengan mengikuti skenario pembelajaran PBL.. Tahap (Tahap Akhir) a. Mengolah data hasil penelitian. b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan penelitian.

4 Tahap1 Tahap2 Analisis Materi pada Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kompetensi Analisis topik Hasil Kali Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan Pencarian Masalah yang Kontekstual Penyusunan Konsep Pemecahan Masalah Penyusunan RPP PBL pada Materi Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan Penyusunan Instrumen Penelitian Pembuatan Pengujian Perbaikan Pretes Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Postes Pengumpulan Data Pengolahan Data Studi Kepustakaan PBL, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Proses Sains Wawancara Indikator-indikator pengusaan konsep dan keterampilan proses sains Tahap Analisis Data Kesimpulan Hasil Penelitian

5 D. Instrumen Penelitian Gambar.1 Skema Alur Penelitian 1. Tes Tertulis a.. Uji Validitas Menurut Firman (2000), validitas adalah suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Uji validitas yang dilakukan terhadap intrumen ini adalah uji validitas isi dan validasi butir soal. 1. Validasi Isi Uji validasi isi, yaitu validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (konten) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Cara menilai validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur (Firman, 2000). 2. Validasi Butir Soal Sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau

6 rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2007). Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui nilai validitas soal dapat menggunakan koefisien produk momen dengan rumus : Keterangan : r xy N XY ( X )( Y ) = 2 2 2 ( N X ( X ) ) N Y ( Y ) 2 ( ) r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa. Tabel.1 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy Kriteria 0,80 < r xy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r xy 0,80 Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Cukup 0,20 < r xy 0,40 Rendah 0,00 < r xy 0,20 Sangat Rendah Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan uji t seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008) dengan rumus sebagai berikut : t = r xy n 2 1 r xy

7 Jika nilai t dari perhitungan lebih besar dari nilai t dari tabel pada taraf signifikan 0,05 (t hitung > t tabel ) maka butir soal tersebut dikatakan valid. Dari hasil perhitungan, dapat dirangkum hasil analisis validitas butir soal pada tabel berikut : Tabel.2 Hasil Analisis Validasi Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Nilai r xy t hitung t tabel Keterangan Soal 1 0,61 4,92 2,02 Valid/tinggi 2 0,65 5,5 2,02 Valid/tinggi 0,45,1 2,02 Valid/cukup 4 0,61 4,95 2,02 Valid/tinggi 5 0,57 4,47 2,02 Valid/cukup 6 0,41 2,92 2,02 Valid/cukup 7 0,51,79 2,02 Valid/cukup 8 0,44,11 2,02 Valid/cukup b.. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000). Arikunto (2007) menyatakan bahwa reliabilitas itu sama dengan konsistensi atau kejekan. Suatu tes dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes maka semakin yakin bahwa dalam hasil tesnya mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.

8 Salah satu bentuk reliabilitas adalah reliabilitas internal, yaitu ukuran sejauh mana seluruh soal dalam tes mengukur kemampuan yang sama (Firman, 2000). Harga reliabilitas internal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus KR#20, yaitu sebagai berikut: = k pq r11 1 (Firman, 2000) k 1 Vt dimana : r 11 = reliabilitas instrumen k = jumlah soal p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal Vt= variansi total Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto (2007) yang secara rinci dijabarkan pada Tabel.. Tabel. Tafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas 0,80 1,00 0,60 0,79 0,40 0,59 0,20 0,9 0,00 0,19 Tafsiran Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto, 2007) b. Daya Pembeda Ukuran daya pembeda (lambangnya D) ialah selisih antara proporsi kelompok tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok rendah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis (Firman, 2000). Suatu soal sebaiknya

9 memiliki harga D yang tinggi, artinya soal tersebut mampu membedakan siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Harga daya pembeda (D) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Mean kelompok atas Mean kelompok bawah D = Skor maksimum soal (Miliman dan Ireene dalam Budiono, 2009) Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan Arikunto (2007) sebagai berikut : D 0,00 = Sangat jelek 0,00 D 0,20 = Jelek 0,20 D 0,40 = Cukup 0,40 D 0,70 = Baik Dari hasil perhitungan, dapat dikemukakan rekapitulasi hasil analisis daya pembeda tes penguasaan konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti pada tabel berikut ini :

40 Tabel.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Soal Mean Kelompok Atas Jumlah Skor Kelas Bawah Skor Maksimum Soal Daya Pembeda (D) Keterangan 1 2,9 1,8 0,8 Cukup 2 1,7 0,44 Baik 1,6 0,8 0,29 Cukup 4 2,2 0,25 Cukup 5 2,5 0,16 Jelek 6 2,2 1,7 0,19 Jelek 7 2,5 1,7 0,25 Cukup 8 2 1, 0,22 Cukup d. Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran suatu pokok uji atau soal ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji atau soal tersebut (Firman, 2000). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecdahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2007).

41 Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini. Tingkat Kesukaran = Mean Skor Maksimun yang ditetapkan Dari hasil perhitungan, dapat dikemukakan rekapitulasi hasil taraf kemudahan tes penguasaan konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti pada tabel berikut ini :

42 Tabel.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Nomor Soal Mean Skor Maksimum yang Ditetapkan Tingkat Kesukaran (TK) Keterangan 1 2, 0,78 Mudah 2 2, 0,78 Mudah 1,19 0,9 Sedang 4 2,62 0,87 Mudah 5 2,76 0,92 Mudah 6 2,02 0,67 Sedang 7 2,09 0,69 Sedang 8 1,67 0,56 Sedang 2. Format penilaian keterampilan merencanakan percobaan Format penilaian terdiri dari 7 aspek yang merupakan aspek keterampilan proses merencanakan percobaan yang digali dari siswa disajikan dalam Tabel.6. Tabel.6 Format Penilaian Keterampilan Merencanakan Percobaan No. Aspek Keterampilan Merencanakan Percobaan 1. Menuliskan judul percobaan 2. Menentukan tujuan percobaan. Menentukan landasan teori 4. Menuliskan hipotesis 5. Menentukan alat yang digunakan 6. Menentukan bahan yang digunakan 7. Menyusun langkah kerja 8. Menentukan data/fakta yang akan diamati Penilaian ya tidak

4. Format penilaian poster Poster digunakan untuk mengukur keterampilan proses berkomunikasi siswa melalui pembuatan laporan hasil percobaan. Format penilaian poster disajikan dalam Tabel.7. Tabel.7 Format Penilaian Poster No. Kriteria Penilaian ya tidak Aspek Fisik 1. 2.. 4. 5. Menggunakan kombinasi warna Menggunakan skema daripada teks Menyertakan gambar Lay out poster dihias dan dibuat menarik Proporsional ukuran poster dengan ukuran tulisan/gambar 1. 2.. 4. 5. 6. 7. Aspek Isi Menuliskan judul Mencantumkan tujuan percobaan Menuliskan landasan teori Langkah penyelesaian Hasil Pembahasan Kesimpulan 4. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket untuk siswa. Di dalam angket ini berisi pernyatan dan siswa diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS). Angket siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara

44 mengkalasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase. Dari persentase ini kita bisa mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan bagaimana yang mereka rasakan (penguasaan konsep dan keterampilan proses sains) selama dan setelah pembelajaran. 5. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. 6. Pedoman Wawancara Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis untuk pengumpulan datanya. Responden yang diwawancarai adalah perwakilan siswa dari kelompok perempuan dan laki-laki. Wawancara tidak hanya dilakukan pada siswa tetapi dilakukan juga pada guru. Wawancara ini dilakukan pada pertemuan terakhir setelah proses pembelajaran selesai. E. Teknik Pengolahan Data 1. Tes Tertulis a. Pengelompokan siswa berdasarkan nilai rata-rata harian yang dibagi ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah melalui kategori menurut Arikunto (2007) sebagai berikut:

45 kelompok tinggi: nilai x + standar deviasi kelompok sedang: x + standar deviasi nilai x - standar deviasi kelompok rendah: nilai x - standar deviasi b. Menentukan kunci jawaban soal. c. Penentuan skor siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut: Skor jika pilihan benar, alasan benar Skor 2 jika pilihan salah, alasan benar Skor 1 jika pilihan benar, alasan salah Skor 0 jika pilihan salah, alasan salah d. Memeriksa jawaban siswa dengan mengelola skor yang diperoleh dalam bentuk persentase, cara menghitungnya sebagai berikut: jumlah jawaban benar Skor siswa (%) = X 100% skor total e. Menghitung skor rata-rata untuk keseluruhan siswa dan untuk kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah), cara menghitungnya sebagai berikut: Skor rata rata = Skor total siswa Jumlah siswa ( X ) ( N ) f. Menghitung nilai gain rata-rata dari pretes dan postes untuk keseluruhan siswa tujuannya untuk mengetahui pernedaan nilai pretes dan postes. Gain rata-rata = Skor rata-rata postes skor rata-rata pretes g. Menghitung gain ternormalisasi (g) rata-rata untuk keseluruhan siswa tujuannya untuk mengetahui signifikansi dari peningkatan penguasaan konsep

46 siswa. Gain ternormalisasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara skor rata-rata postes dengan skor rata-rata pretes dibagi dengan selisih antara skor maksimum dengan skor rata-rata pretes. % < G > (% < S f > % < Si > ) < g > = = % < G > (100 % < S > ) maks i (Hake, 1998) Keterangan: <g > = gain ternormalisasi G maks = gain maksimum (%) S f = skor pretes (%) S i = skor postes (%) G = gain aktual Nilai g yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut : Nilai g 0,7 dikategorikan tinggi Nilai 0,7 > g 0, dikategorikan sedang Nilai g <g < 0, dikategorikan rendah g. Menafsirkan nilai siswa berdasarkan kriteria sangat kurang, cukup, baik, dan sangat baik sesuai kategori kemampuan pada Tabel.8. Tabel.8 Skala Kategori Kemampuan Nilai Kategori S 20 Sangat kurang 21 S 40 Kurang 41 S 60 Cukup 61 S 80 Baik 81 S 100 Sangat baik (Arikunto, 2007)

47 h. Menilai sebaran peningkatan nilai rata-rata presentase siswa, kemudian ditafsirkan berdasarkan Tabel.9. 2. Poster Tabel.9 Tafsiran Presentase Sebaran Siswa Persentase (%) Tafsiran 0 Tidak ada 1 25 Sebagian kecil 26 49 Hampir separuhnya 50 Separuhnya 51 75 Sebagian besar 76 99 Hampir seluruhnya 100 Seluruhnya (Koentjoroningrat, 1996) a. Menentukan jumlah rata-rata persentase kelompok yang memenuhi kriteria poster b. Menafsirkan rata-rata persentase berdasarkan Tabel.8.. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket untuk siswa. Di dalam angket ini berisi pernyatan dan siswa diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi cheklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak setuju (STS). Angket siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk angket siswa ini, datanya diolah dengan cara mengkalasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase. Dari persentase ini kita bisa mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

48 bagaimana yang mereka rasakan (penguasaan konsep dan keterampilan proses sains) selama dan setelah pembelajaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase tanggapan siswa misalnya untuk tanggapan setuju adalah: Persentase siswa yang menjawab " Setuju" Setuju = 100% siswa 4. Lembar Observasi Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas guru dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan komentar dan saran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik. 5. Wawancara Data hasil wawancara diperoleh melalui rekaman dengan siswa yang selanjutnya hasil rekaman tersebut diubah ke dalam bentuk transkripsi.