PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin


BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I LATAR BELAKANG

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

JURNAL PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAPPENURUNA KADAR GULADARAHPADALANSIADI PERWIRA SARI RW 08 BEKASI UTARA TAHUN 2013 ARSIAH NURHIDAYAH

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

EFFECT OF USE OF DIET DIARY TO BLOOD GLUCOSE LEVEL OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS (DM) TYPE 2 AT BERBAH HEALTH CENTER DISTRICT OF SLEMAN

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

Kata Kunci: Senam Diabetes Mellitus, Kadar Gula darah, Kayumas

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS YANG MELAKUKAN SENAM DIABETES

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ENEMAWIRA

Transkripsi:

PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Laurensia Juliani *), Suharyo **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email : Laurensia.bellydance@gmail.com Email : Suharyo@dsn.dinus.ac.id ABSTRACT Background:Diabetes mellitus is chronic disease caused by the pancreas is unable to produce enough insulin the body can t effectively use the insulin. IDF mentioned that cases of diabetes mellitus in the world 2012 reached 23,41 milion people and will increase to 366 milion people in 2030. Based on data from the city health department Semarang years 2012-2014, cases of type 2 diabetes mellitus highest in the Kedungmundu primary health center as many as 2.147 cases in 2012, 1.713 cases in 2013 and 3.073 cases in 2014. There four controlling diabetec is one of theme a sport. With exercise at least 30 minutes it can control blood sugar level. Sports are recommended for diabetics is that aerobic exercise such as jogging,walking, and gymnastic in group. Gymnastic group has developed, and in 2012 zumba is part of the gymnastic group which combines elements of aerobic and dance. The purpose of this study was to determine the effect of gymnastic zumba to decrease blood sugar of people with type 2 diabetes mellitus in the Kedungmundu primary health center Semarang. Methods :This research use pre-experiment method, by using one group pre and post-test design. Sampel for this research are 38 probandus aged15 until 44 years, statistic test which used in this research is T-paired and wilcoxon test. Result :Result of this research showing difference between blood sugar level before and after first until fourth zumba (p-value 0,0001 < α 0,05), so there is influence between exercise zumba with during blood sugar level based on blood sugar level decrease significantly in the four time calisthenics zumba done. Conclusion:For diabetes mellitus type 2 sufferes and those that have high risk of diabetes mellitus are highly motivated to do zumba as one alternative solution to control blood sugar level. Key words : diabetes mellitus, gymnastic zumba, blood sugar level

ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit yang bersifat kronik yang terjadi akibat pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup sehingga tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin tersebut. International Diabetes Federation menyebutkan bahwa kasus diabetes mellitus di dunia tahun 2012 di seluruh dunia mencapai 23,41 juta orang dan akan terjadi peningkatan menjadi 366 juta penderita pada tahun 2030. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2012-2014 kasus diabetes mellitus tipe 2 tertinggi di Puskesmas Kedungmundu dengan jumlah kasus sebanyak 2.147 kasus tahun 2012, 1.713 kasus tahun 2013 dan 3.073 kasus di tahun 2014. Ada empat pilar pengendalian diabetes, satu diantaranya adalah olahraga. Dengan berolahraga minimal 30 menit maka dapat mengendalikan kadar gula darah. Jenis olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga yang bersifat aerobic seperti jogging, berjalan, dan senam berkelompok. Senam berkelompok mengalami perkembangan dan sejak tahun 2012 zumba merupakan bagian dari senam berkelompok yang menggabungkan unsur aerobic dan tari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam zumba terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu Semarang. Metode:Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan pendekatan one group pre and post-test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 probandus yang berusia 15-44 tahun, uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah T-berpasangan dan uji wilcoxon. Hasil:Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan antara kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah senam pada senam zumba pertama hingga keempat (p-value 0,0001 < α 0,05) sehingga ada pengaruh antara senam zumba dengan kadar gula darah sewaktu berdasarkan penurunan KGD secara signifikan dalam empat kali senam zumba yang dilakukan. Kesimpulan:Diharapkan penderita diabetes mellitus tipe 2 dan masyarakat sekitar yang beresiko terkena diabetes dapat menjadikan senam zumba sebagai salah satu alternatif olahraga rutin untuk menurunkan atau mengendalikan kadar gula darah. Kata kunci : diabetes mellitus, senam zumba, kadar gula darah PENDAHULUAN Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit non - communicable deseases (penyakit tidak menular) dengan peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari tahun ke tahun di dunia. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang terjadi akibat pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup sehingga tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin tersebut. 1 Menurut America Diabetes Association (ADA) tahun 2009, klasifikasi DM terbagi menjadi 4 bagian yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional,dan pradiabetes. DM jenis ini baru muncul pada usia 40 tahun. DM biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat menjadi penyebab berbagai penyakit seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, gagal ginjal, katarak, glaukoma, kerusakan retina mata yang dapat membuat buta, impotensi, gangguan fungsi hati, luka yang lama sembuh mengakibatkan infeksi hingga akhirnya harus diamputasi terutama pada kaki. 2 Tahun 2015 DM masih menjadi tren penyakit tidak menular yang banyak dialami masyarakat di negara maju dan berkembang termasuk Indonesia yang berada di posisi ketujuh negara dengan penderita DM sebanyak 7,6 juta orang. International Diabetes Federation (IDF)

pada tahun 2012 menyatakan penderita DM di seluruh dunia mencapai 23,41 juta orang. IDF memprediksi akan terjadi peningkatan menjadi 366 juta penderita pada tahun 2030. 3 Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2013 prevalensi kasus DM tipe- 2 pada tahun 2007 dan tahun 2013 mengalami peningkatan di beberapa provinsi diantaranya provinsi Sulawesi tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%) dan Sulawesi Selatan (3,4%). Untuk prevalensi DM tipe 2 di provinsi Jateng sebesar 2% dan mengalami peningkatan sebanyak 0,6% dari tahun 2007. 4 Jumlah kasus DM di Kota Semarang mengalami penurunan sebesar 10,41% menjadi 13.112 jika dibandingkan tahun 2012 dengan jumlah 14.636 kasus. Berikut prevalensi kasus DM tipe 2 selama tahun 2008-2013 kota Semarang yaitu: 21,1% (2008), 21,3% (2009), 20,5% (2010),19,7% (2011), 20,7% (2012) dan 21,5% (2013). 5 Sedangkan jumlah kasus DM tipe 2 menurut umur pada tahun 2012 terbanyak adalah kelompok umur antara 45-64 tahun sebanyak 8.667, >65 tahun sebanyak 3.836 kasus dan 15-44 tahun sebanyak 2.125 kasus. Pada tahun 2013 jumlah kasus diabetes non-insulin pada kelompok usia 15-44 tahun meningkat menjadi 2.142 kasus. 5 Kasus DM tipe-2 tertinggi di Kota Semarang terdapat di Puskesmas Kedungmundu sebanyak 2.147 kasus tahun 2012, 1.713 kasus ditahun 2013 dan 3.073 pada tahun 2014. Untuk jumlah kasus kematian menurut data yang diperoleh dari puskesmas hanya terjadi pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus dan tahun 2014 sebanyak 1 kasus. Ada empat pilar pengendalian diabetes, satu diantaranya adalah olahraga. Dengan berolahraga minimal 30 menit maka dapat mengendalikan kadar gula darah. Jenis olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga yang bersifat aerobic seperti jogging, berjalan, dan senam berkelompok. 6 Senam berkelompok mengalami perkembangan dan sejak tahun 2012 zumba merupakan bagian dari senam berkelompok yang menggabungkan unsur aerobic dan tari. 7 Metode : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian praeksperimen dengan pendekatan one group pre and post-test desain, desain penelitian ini merupakan desain penelitian yang tidak menggunakan control sebagai pembanding tetapi telah dilaksanakan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan (eksperimen). 8 Besar sampel yang dibutuhkan adalah 38 orang dari total sampel sejumlah 74 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak acak berdasarkan pertimbangan peneliti dan ciri atau sifat-sifat populasi yang diketahui sebelumnya dan uji yang digunakan adalah uji T-test berpasangan dan uji wilcoxon.

Hasil : Grafik distribusi perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah senam zumba I-IV 235 230 225 220 226.21 222,14 229,68 224,51 215 210 205 200 201.88 204,55 207,8 206,67 Sebelum Sesudah 195 190 185 Sabtu di Minggu I Minggu di Minggu I Sabtu di Minggu II Minggu di Minggu II Berdasarkan grafik diatas diketahui adanya penurunan kadar gula darah sewaktu pada sabtu minggu I dengan rata-rata kadar GDS sebelum senam adalah 226,21 mg/dl, kemudian mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan sebanyak 24,33 mg/dl menjadi 201,88 mg/dl. Pada hari Minggu di Minggu I kadar GDS probandus mengalami penurunan dengan ratarata sebelum senam 222,14 mg/dl dan sesudah senam menjadi 204,55 mg/dl. Dan pada hari Sabtu dan Minggu di Minggu II rata-rata kadar GDS probandus juga menunjukkan penurunan dari sebelum senam di hari sabtu sebesar 229,68 mg/dl menjadi 207,80 mg/dl sesudah senam dan pada hari minggu rata-rata kadar GDS sebelum senam adalah 224,51 mg/dl dan sesudah senam menurun menajdi 206,67 mg/dl. Sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi perbedaan rata-rata kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah senam zumba yang terjadi secara signifikan selama empat kali diberikan senam zumba, yang berarti ada pengaruh antara senam zumba dengan penurunan kadar gula darah sewaktu pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu Semarang. Tabel Hasil Analisis Bivariat Antara Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Senam Zumba I-IV Variabel Terikat Variabel Bebas Uji statistik P-Value Keputusan 1. Kadar gula darah sewaktu hari sabtu minggu pertama *(sebelum dan sesudah senam) senam zumba Uji Wilcoxon 0,0001 Ada perbedaan

2. Kadar gula darah sewaktu Hari Mingggu di minggu I *(sebelum dan sesudah senam) 3. Kadar gula darah sewaktu Hari sabtu di minggu II *(sebelum dan sesudah senam) 4. kadar gula darah sewaktu Hari Minggu di Minggu II Sumber : Data primer 2015 Senam zumba Uji T-test 0,0001 Ada perbedaan Senam zumba Uji T-test 0,0001 Ada perbedaan Senam zumba Uji wilcoxon 0,0001 Ada perbedaan Dari tabel diatas diketahui bahwa dari uji wilcoxon dan uji T-test antara kadar gula darah sewaktu dengan senam zumba diperoleh P-Value 0,0001 dan karena P-Value kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan antara kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah senam zumba pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu Semarang. PEMBAHASAN Perbedaan penurunan KGD menurut umur Grafik Rata-Rata Penurunan KGD Berdasarkan Umur 216,86 233,19 203,1 209,1 224,41 202,96 Rata-rata KGD I (sebelum) Rata-rata KGD IV (sesudah) 15-24 >24-34 >34-44 (Tahun) Dari grafik diatas dari senam zumba yang dilakukan, bahwa penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus dengan umur antara 25-34 tahun yaitu dengan ratarata penurunan GDS setelah senam zumba sebesar 24,09 mg/dl, dan pada kelompok umur 15-24 tahun rata-rata penurunan kadar GDS sebesar 21,45mg/dl, sehingga dapat dikatakan bahwa

senam zumba dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian kadar gula darah untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus tipe 2 di usia muda (<45 tahun). Umur adalah usia responden saat dilakukan penelitian. Pada umumnya seseorang terkena diabetes mellitus pada usia > 40 tahun hal ini dikarenakan kelompok usia > 40 tahun mempunyai resiko lebih tinggi terkena DM akibat menurunnya kemampuan kelenjar pankreas dalam menghasilkan insulin mengakibatkan rendahnya jumlah glukosa yang diubah menjadi energi. 9 Perbedaan penurunan KGD menurut BB Grafik Penurunan Rata-Rata KGD Berdasarkan Berat Badan 217,33 222,86 207,75 204,02 228,94 206,41 229,4 209,66 Rata-rata KGD I (sebelum) Rata-rata KGD IV (sesudah) 45-53 >53-61 >61-69 >69-77 (Kg) Dari hasil penelitian pada grafik diatas, diketahui bahwa penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus pada BB antara >53-61 kg, dengan penurunan rata-rata KGD sebesar 22,53 mg/dl. Penurunan rata-rata kadar GDS terendah terjadi pada probandus pada BB antara >69-77 kg dengan penurunan rata-rata KGD sebesar 9,58 mg/dl. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak BB individu maka semakin tinggi penumpukan lemak dalam tubuh yang mengakibatkan keterbatasan fungsi metabolisme kalori menjadi energi. Berat badan adalah massa tubuh penderita diabetes pada saat dilakukan penelitian. Berat badan merupakan salah satu factor resiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2, dikarenakan dengan berat badan berlebih akan terjadi obesitas. Obesitas adalah sebuah keadaan yang terjadi akibat adanya kelebihan kalori sehingga menumpuknya lemak berlebih didalam tubuh melebihi batas normal sehingga menyebabkan gangguan organ tubuh seperti pankreas yang menghambat kerja sel ɞ pankreas tidak dapat menghasilkan hormone insulin secara maksimal. 10 Perbedaan penurunan KGD menurut Olahraga Manfaat latihan fisik bagi para penderita diabetes antara lain meningkatkan kebugaran tubuh, meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lemak darah,

meningkatkan kadar kolestrol HDL, meningkatkan sensitivitas reseptorinsulin, menormalkan tekanan darah, serta meningkatkan kemampuan kerja. 10 Grafik Rata-Rata Penurunan KGD Berdasarkan Olahraga 231,31 222,28 226,13 210,31 204,57 184,31 Rata-rata KGD I(sebelum) Rata-rata KGD IV (sesudah) Aerobic Non aerobic Tidak berolahraga Pelitian pada grafik diatas, diketahui bahwa penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus yang melakukan olahraga aerobic yaitu dengan rata-rata penurunan kadar GDS setelah senam zumba sebesar 41,82mg/dl, sedangkan rata-rata penurunan kadar GDS setelah senam zumba pada kelompok probandus yang melakukan olahraga an-aerobic hanya sebesar 17,71mg/dl. Sehingga dapat dikatakan bahwa senam zumba sebagai cabang aerobic lebih cepat menurunkan kadar GDS jika dibandingkan dengan olahraga an-aerobic. Perbedaan penurunan KGD menurut Lama terdiagnosis DM Lama terdiagnosis DM adalah lamanya penderita didiagnosis terkena diabetes dari awal saat dilakukan pemeriksaan hingga pada saat dilaksanakan penelitian. Grafik Penurunan Rata-Rata KGD Berdasarkan Lama Terdiagnosis DM 233,73 219,02 227,59 214,6 206,57 205,14 227,24 209,12 227,29 204,4 Rata-rata kadar GDS I (sebelum) Rata-rata kadar GDS IV (sesudah) 0-12 >12-24 >24-36 >36-48 >48-55 (Bulan)

Dari hasil penelitian terhadap senam zumba yang digambarkan dari grafik diatas, diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus yang telah terdiagnosis DM antara 0-12 bulan dengan rata-rata penurunan KGD sebesar 25,89 mg/dl, untuk rata-rata penurunan KGD terendah terjadi pada kelompok probandus yang telah terdiagnosis selama antara 48-55 bulan yaitu dengan rata-rata penurunan kadar GDS setelah senam zumba sebesar 12,45 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama individu mengalami diabetes maka kemampuan tubuh untuk memetabolisme glukosa darah menjadi energy menurun sehingga jumlah glukosa yang dimetabolisme tidak maksimal. Perbedaan penurunan KGD menurut Lama penggunaan OHO (Obat Hipoglikemik Oral) Lama penggunaan OHO adalah lamanya penderita diabetes mengkonsumsi OHO dari awal terdiagnosis diabetes hingga pada saat dilakukan penelitian. Grafik Penurunan Rata-Rata KGD Berdasarkan Lama OHO 214 198,2 229,39 208,09 233,36 210,12 226,81 209,46 224,05 205,63 Rata-rata KGD I(sebelum) Rata-rata KGD IV (sesudah) Dan dari hasil penelitian terhadap senam zumba yang digambarkan dari grafik diatas, diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar GDS tertinggi terjadi pada kelompok probandus yang menggunakan OHO selama antara 12-18 bulan yaitu dengan rata-rata penurunan kadar GDS setelah senam zumba sebesar 23,24mg/dl. KESIMPULAN 0-6 >6-12 >12-18 >18-24 >24-29 (Bulan) 1. Sebagian besar dari 38 probandus pada penelitian pertama mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu setelah senam zumba dengan rata-rata penurunansebesar 24,33 mg/dl. 2. Sebagian besar dari 38 probandus pada penelitian kedua mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu setelah senam zumba dengan rata-rata penurunansebesar 17,59 mg/dl. 3. Sebagian besar dari 38 probandus pada penelitian ketiga mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu setelah senam zumba dengan rata-rata penurunan sebesar 21,88 mg/dl.

4. Sebagian besar dari 38 probandus pada penelitian keempat mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu setelah senam zumba dengan rata-rata penurunansebesar 17,84 mg/dl. 5. Sebagian besar dari 38 probandus dari penelitian pertama dan penelitan keempat mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu setelah senam zumba dengan ratarata penurunan sebesar 19,71 mg/dl. 6. Ada perbedaan antara kadar gula darah sebelum dan sesudah senam zumba dengan p-value 0,0001. 7. Ada pengaruh antara senam zumba dengan penurunan kadar gula darah sewaktu karena adanya perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam zumba secara signifikan dalam 4 kali penelitian. SARAN 1. Bagi Penderita Diabetes Mellitus a. Diharapkan penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu dapat meningkatkan frekuensi olahraga yang disarankan khusus penderita diabetes yaitu olahraga yang bersifat aerobic seperti senam zumba minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit. Namun senam zumba hanya dapat dilakukan untuk usia <45 tahun dan tubuh tidak mengalami komplikasi. b. Penderita diabetes dapat melakukan aktifitas fisik baik dengan intensitas rendah ataupun sedang secara rutin dan terukur maka dapat membantu untuk mengatur kadar gula darah agar dalam batas normal dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 khususnya pada usia muda. 2. Bagi Puskesmas Kedung mundu Sebagai bahan masukan untuk Puskesmas Kedungmundu yang menangani program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular khususnya diabetes mellitus tipe 2 untuk dapat terus melakukan 3 program pencegahan yaitu primer, sekunder dan tersier secara signifikan guna menurunkan angka kesakitan maupun kematian dan juga meminimalisasi adanya komplikasi lanjut dari diabetes. Dapat pula sebagai tambahan bahan referensi puskesmas untuk memberikan sosialisasi kepada pihak RT/RW dan kelurahan tentang manfaat senam zumba bagi kesehatan khususnya dalam mengendalikan kadar gula darah di masyarakat dan tidak diperuntukkan bagi individu dengan usia >45 tahun.. 3. Bagi Peneliti Lain a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperluas variable penelitian seperti pola diet bagi penderita diabetes, jenis senam lain (yoga, pilates, aerobic-body language) dengan waktu penelitian lebih panjang dan pemantauan secara signifikan sehingga penurunan kadar gula darah sewaktu dapat terukur. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan waktu pengambilan sampel darah sebelum dan sesudah zumba pada rentang waktu antara 30 menit-2 jam.

DAFTAR PUSTAKA 1. Arisman. Obesitas,Diabetes Mellitus dan dislipidemia. Konsep, Teori dan penanganan Aplikatif. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2008 2. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes Mellitus. 2009 3. International Diabetes Federation Global Atlas. IDF diabetes Atlas 5 th edition. 2012 4. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013 5. Profil Kesehatan Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2013 6. Sarwono. Penanganan Pelaksanaan DM Terpadu. Edisi I. FKUI.Jakarta. 2012 7. Marry Luettgen, Carl Foster, Scoot Doberstein.Zumba is the fitness party.journal of sport and medicine.2012:357-382 8. Soekidjo Notoadmojo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2010 9. Sidartawan Soegondo.Penatalaksanaan DM Terpadu edisi I.FKUI.Jakarta. 2013 10. Suhartono T. Mencegah dan Menanggulangi Diabetes Untuk Dokter dan Diabetisi. Rineka Cipta.Jakarta. 2005