PENGARUH KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.) TERHADAP PRODUKSI. TOMATO (Lycopersicum esculentum Mill.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annum L.

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

EFFECT OF ORGANIK FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata) IN INTERCROPPING WITH KANGKUNG (Ipomea reptans)

KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

PEMANFAATAN TEPI BEDENGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DENGAN BERBAGAI TANAMAN SELA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH APLIKASI BIOURIN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

RESPON TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP APLIKASI PUPUK YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

BAHAN METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

Putri Bella Puspita*), Sitawati dan Mudji Santosa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

RESPONS PERTUMBUHAN KEMANGI (Ocimum sanctum L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PENGARUH PUPUK HIJAU Tithonia diversifolia TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS MULSA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BROKOLI (Brassica oleracea L.)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

PENGARUH PUPUK ORGANIK SUPERNASA PADA BERBAGAI DOSIS DAN FREKWENSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH MACAM DAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana B.)

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

EFFECT OF ORGANIC FERTILIZER TYPES AND DOSAGE NPK ON RESULTS PLANTS SHALLOT (Allium ascalonicum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN

PENGARUH TAKARAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill) VARIETAS PERMATA F1

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : Devi Wahyu Elisabeth 1*), Mudji Santosa, Ninuk Herlina

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

EFFECT OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD OF KIDNEY BEAN (Phaseolus vulgaris L.)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

INFLUENCE THE NUMBER OF PLANTS PER POLYBAG AND COMPOSITION OF PLANT MEDIA ON GROWTH AND YIELD OF CUCUMBER (Cucumis sativus L.) VAR.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

PENGARUH BERBAGAI MACAM PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENGARUH PUPUK HIJAU Crotalaria mucronata DAN C. juncea PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Optimasi Dosis Pupuk Anorganik dan Pupuk Kandang Ayam pada Budidaya Tomat Hibrida (Lycopersicon esculentum Mill. L.)

Transkripsi:

PENGARUH KOMBINASI KOMPOS KOTORAN SAPI DAN PAITAN (Tithonia diversifolia L.) TERHADAP PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) COMBINATION EFFECTS OF COW MANURE COMPOST AND PAITAN (Tithonia diversifolia L.) ON PRODUCTION TOMATO (Lycopersicum esculentum Mill.) Andhi Dwi Prasetyo *), Euis Elih Nurlaelih dan Setyono Yudo Tyasmoro Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia *) Email : Andhidp@yahoo.com ABSTRAK Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh dosis pemberian kompos kotoran sapi dan paitan aplikasi pupuk anorganik terhadap hasil produksi tomat. Penelitian dilaksanakan selama 4 di Kota Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan yaitu anorganik (urea 0,526 t ha -1 + SP36 0,256 t ha -1 + KCl 0,162 t ha -1 ), kompos kotoran sapi 25% (4,556 t ha -1 ) + paitan 75% (3,876 t ha -1 ), kompos kotoran sapi 50% (9,113 t ha -1 ) + paitan 50% (2,584 t ha -1 ), kompos kotoran sapi 75% (13,669 t ha -1 ) + paitan 25% (1,292 t ha -1 ), kompos kotoran sapi 100% (18,226 t ha -1 ), paitan 100% (5,168 t ha -1 ) menghasilkan hasil bobot segar buah tomat sebesar 341,7 kg dan 419,83 kg lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain. Kata kunci: Produksi, Tomat, Kompos Kotoran Sapi, Paitan. ABSTRACT Tomato is one of horticultural product with high potential economic value. The purposed of this research is to know the combination effect of cow manure compost and paitan to the application of fertilizers inorganic. This research conducted in Malang city. This research using Randomized Blok Design with 6 treatment and four replications. The treatment that were inorganic 0,526 ha -1 + (Urea, SP36 0,256 t ha -1 + KCl 0,162 t ha -1 ) compost cow manure 25 % (4,556 t ha -1 ) + paitan 75 % (3,876 t ha -1 ) compost cow manure 50 % (9,113 t ha -1 ) paitan 50 % + (2,584 t ha -1 ) compost cow manure 75 % (13,669 t ha -1 ) + paitan 25 % (1,292 t ha -1 ) compost cow manure 100 % (18,226 t ha -1 ) paitan 100 % (5,168 t ha -1 ) weight of fruit fresh tomatoes 341,7 kg. and 419,83 kg. Keywords: Production, Tomato, Compost Of Cow Manure, Paitan. PENDAHULUAN Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Budidaya tomat mempunyai resiko kegagalan dan biaya yang cukup tinggi. Tomat merupakan tanaman yang sangat peka terhadap perubahan cuaca dan iklim, sehingga memerlukan perawatan yang sangat intensif dan supaya dapat memperoleh sinergisme yang baik. Sinergisme merupakan suatu proses interaksi positif dari perpaduan suatu tanaman dengan tanaman lain dalam suatu komunitas, sehingga memberikan respons yang lebih produktif dan efisien karena interaksinya (Suwandi et al., 2003). Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan memiliki potensi ekspor yang besar. Masalah yang sering dihadapi oleh

511 Prasetyo, dkk, Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Sapi... petani tomat adalah tingginya harga pupuk anorganik. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dengan dosis yang lebih tinggi dari rekomendasi akan berdampak negatif yaitu tingkat kesuburan tanah menjadi menurun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penambahan bahan organik ke dalam tanah adalah salah satu solusi yang tepat. Berdasarkan penelitian Tisdale (1985), Hartatik (2007), Nagaraja dan Nizar (1982), tanaman paitan (Tithonia diversifolia) dapat digunakan sebagai sumber hara untuk memenuhi kebutuhan tanaman tomat terhadap N, P dan K. Diketahui bahwa tanaman paitan memiliki kandungan 3,3-5,5% N, 0,2-0,5% P dan 2,3-5,5% K. Menurut Tisdale (1985), pupuk kandang padat yang berasal dari kotoran sapi mengandung 0,40% N, 0,20% P, dan 0,10% K. Oleh karena itu perlu dilakukan fermentasi untuk merombak bahan-bahan yang sukar diserap tanaman supaya menjadi siap diserap secara langsung oleh tanaman. Selain itu, pupuk kandang masih banyak mengandung bahan organik segar yang sangat kasar sehingga akan mempengaruhi daya retensi terhadap air (Hartatik, 2007). Rekomendasi pupuk menurut Susila (2006), menunjukkan tanaman tomat membutuhkan 200 230 kg N ha -1, 90 110 kg P2O5 ha -1 dan 110 130 kg K2O ha -1. Berdasarkan hal tersebut, maka kompos organik yang berasal dari tanaman paitan maupun kompos kotoran sapi diharapkan dapat menambah bahan organik tanah juga memberikan kontribusi terhadap ketersediaan hara N, P, dan K, serta mengefiensienkan penggunaan pupuk anorganik pada pertumbuhan tanaman tomat. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilakukan bulan Agustus hingga Bulan November 2012 di Ponpres Bahrul Maghfiroh, Jl. Joyo Agung nomor 2 Tlogomas Kota Malang dengan ketinggian tempat 429 667 mdpl. Suhu udara berkisar antara 22,2 C 24,5 C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sabit, pisau, tali rafia, gembor, penggaris, ember besar, kamera digital, meteran dan timbangan. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih tomat lokal varietas karina, pupuk anorganik Urea (45% N), SP36 (36% P2O5), KCl (60% K2O) tanaman paitan segar, kompos kotoran sapi, pestisida organik dan ajir. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi: P0 = Anorganik (urea 0,526 t ha -1 + SP36 0,256 t ha -1 + KCl 0,162 t ha -1 ), P1 = Kompos kotoran sapi 25% (4,556 t ha -1 ) + Paitan 75% (3,876 t ha -1 ), P2 = Kompos kotoran sapi 50% (9,113 t ha -1 ) + Paitan 50% (2,584 t ha -1 ),P3 = Kompos kotoran sapi 75% (13,669 t ha -1 ) + Paitan 25% (1,292 t ha -1 ), P4 = Kompos kotoran sapi 100% (18,226 t ha -1 ), P5= Paitan 100% (5,168 t ha -1 ). Parameter pengamatan pada penelitian ini antara lain tinggi tanaman, jumlah daun/tanaman, luas daun per tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, luas daun, bobot basah daun, bobot basah batang, bobot basah akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar. Data penunjang yang didapatkan pada penelitian ini antara lain analisis tanah awal dan akhir yang meliputi C-organik, N total, P, K, C/N ratio, bahan organik dan KTK tanah, analisis kandungan hara yang terdapat dalam kompos kotoran sapi dan paitan yang meliputi C-organik, bahan organik, C/N ratio. HASIL DAN PEMBAHASAN Aplikasi berbagai dosis kombinasi kompos kotoran sapi dan paitan menunjukkan tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman. Faktor perlakuan aplikasi berbagai dosis kombinasi kompos kotoran sapi dan paitan menunjukkan berbeda nyata terhadap parameter pengamatan jumlah daun, jumlah bunga, jumlah bakal buah, luas daun, bobot basah daun, bobot basah batang, bobot basah akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot

512 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 6, September 2014, hlm. 510-516 kering akar, jumlah buah pertanaman dan bobot segar buah pertanaman. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik sebagai pupuk pada penelitian ini masih belum mampu untuk memberikan pengaruh yang nyata pada komponen biomassa, namun sudah bisa memberikan pengaruh yang nyata pada komponen luas daun. Pertambahan luas daun ini terjadi pada fase vegetatif yang mana pada fase tersebut unsur N juga berperan besar pada pertumbuhan tanaman, seperti yang dinyatakan Sugito (2006), bahwa pemberian pupuk organik yang tinggi dapat menambah unsur hara mikro dan juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah bagi tanaman terutama unsur N yang fungsi utamanya ialah untuk perkembangan vegetatif tanaman. Tinggi Tanaman Tabel 1 menunjukan bahwa pada setiap perlakuan kombinasi kompos kotoran sapi dan paitan tidak menunjukkan perbedaan dalam pengamatan parameter tinggi tanaman tomat disetiap umur pengamatan. Hal tersebut karena pada awal pertumbuhan tanaman tomat tidak banyak berkompetisi akan ruang tumbuh, cahaya dan lingkungan sehingga fotosintesis dipergunakan seimbang untuk tinggi tanaman tomat (Johu et al., 2002). Jumlah Daun Tomat Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa penanaman pada semua umur perlakuan P0 dan P3 menghasilkan jumlah daun yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, perlakuan P2 menghasilkan jumlah daun paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Hal tersebut diduga karena pada umur tersebut hasil fotosintesis lebih diarahkan untuk organ tanaman lainnya seperti daun. Menurut Effendi et al. (2008), pertumbuhan pada awal tanam belum menimbulkan kompetisi apabila kandungan air, status hara dan radiasi matahari tersedia dalam jumlah yang cukup untuk setiap tanaman seperti pembentukan jumlah daun, akar, dan batang. Tabel 1 Tinggi Tanaman Tomat Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) Tinggi Tanaman (cm) 20 hst 40 hst 60 hst P0=Anorganik 23,13 33,92 45,83 P1=KKS (25%)+Paitan (75%) 22,54 33,04 45,00 P2=KKS (50%)+Paitan (50%) 22,50 33,67 45,46 P3=KKS (75%)+Paitan (25%) 22,58 33,21 44,25 P4=KKS 100% 22,88 34,50 45,92 P5= Paitan 100% 20,42 31,13 42,25 BNT 5% tn tn tn Keterangan : hst= hari setelah tanam;tn = tidak berbeda nyata;kks = Kompos kotoran sapi. Tabel 2 Jumlah Daun Tanaman Tomat Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) Jumlah Daun 20 hst 40 hst 60 hst P0= Anorganik 7,67 c 14,96 bc 21,54 c P1=KKS (25%)+Paitan (75%) 7,08 a 13,25 a 20,54 b P2=KKS (50%)+Paitan (50%) 7,04 a 13,83 a 18,88 a P3=KKS (75%)+Paitan (25%) 7,54 bc 15,50 c 21,21 c P4=KKS 100% 7,58 c 14,67 b 19,25 a P5= Paitan 100% 7,42 b 14,54 b 20,42 b BNT 5% 0,15 0,59 0,66 Keterangan : hst= hari setelah tanam; KKS = Kompos kotoran sapi.

513 Prasetyo, dkk, Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Sapi... Pengaruh pemberian kombinasi bahan organik pada perkembangan tanaman tomat dapat dilihat pada parameter perkembangan tanaman berupa jumlah bunga (Tabel 3). Pada perlakuan kombinasi bahan organik P 0 dan P 3 menunjukkan jumlah bunga yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Pada pengamatan bunga pertama yang dilakukan pada 35 hst menunjukkan bahwa perlakuan P 0 memiliki jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada pengamatan bunga terakhir yakni pada saat tanaman berumur 41 hst menunjukkan hasil bahwa perlakuan P 0 dan P 3 merupakan perlakuan dengan jumlah bunga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Hal ini dimungkinkan pada perlakuan P 3 yang sebelumnya memiliki jumlah bunga yang lebih tinggi dari perlakuan lain sudah memasuki fase pembentukan buah. Pada fase generatif ini seperti yang dijelaskan oleh Suparman (2006), bahwa fase generatif pada tanaman tomat dimulai pada saat tanaman memasuki 25-55 hari setelah tanam, hal ini dimulai pada saat bunga muncul hingga terjadi polinasi dan menghasilkan buah. Pada pengamatan parameter panen, perlakuan P 3 menunjukkan jumlah buah pada panen kedua lebih banyak dari pada perlakuan lain yakni sebanyak 5,29 buah per tanaman, seperti ditunjukkan pada (Tabel 4). Hal ini dimungkinkan karena pada saat panen pertama didapat tidak meratanya buah yang dipanen sesuai dengan kriteria panen, seperti buah tomat sudah masak dan berwarna merah sempurna. Kriteria panen ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suparman (2006), bahwa pengambilan hasil panen tidak harus serentak, tetapi sesuai kebutuhan dengan buah yang dipanen harus sudah tua dan masak. Tabel 5 menunjukkan, bobot buah tomat per tanaman pada perlakuan P0 dan P3 menghasilkan bobot buah per tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut disebabkan kompetisi yang tinggi. Tabel 3 Jumlah Bunga Pertanaman Tomat Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) Jumlah Bunga per Tanaman 35 hst 38 hst 41 hst P0= Anorganik 2,71 9,71 c 15,75 c P1 = KKS (25%)+Paitan (75%) 2,42 8,83 a 14,46 a P2 = KKS (50%)+Paitan (50%) 2,54 9,58 bc 15,08 b P3 = KKS (75%)+Paitan (25%) 2,58 9,67 c 15,79 c P4 = KKS 100% 2,50 9,25 b 15,46 bc P5 = Paitan 100% 2,00 8,75 a 14,67 a BNT 5% tn 0,34 0,39 Keterangan : hst= hari setelah tanam; KKS = Kompos kotoran sapi. Tabel 4 Jumlah Buah Pertanaman Tomat Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) Jumlah Buah per Tanaman Panen 1 Panen 2 P0= Anorganik 4,08 d 5,25 d P1 = KKS (25%)+Paitan (75%) 3,00 bc 4,96 cd P2 = KKS (50%)+Paitan (50%) 3,38 c 3,88 a P3 = KKS (75%)+Paitan (25%) 3,92 d 5,29 d P4 = KKS 100% 2,73 ab 4,17 ab P5 = Paitan 100% 2,27 a 4,58 bc BNT 5% 0,49 0,46 Keterangan : hst= hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata; KKS = Kompos kotoran sapi.

Persentase N Total (%) 514 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 6, September 2014, hlm. 510-516 Tabel 5 Bobot Segar Buah Pertanaman Tomat Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) Berat Buah (g/tan) Panen 1 Panen 2 P0= Anorganik 132,70 c 209,79 d P1 = KKS (25%)+Paitan (75%) 91,09 b 183,38 c P2 = KKS (50%)+Paitan (50%) 101,94 b 154,50 a P3 = KKS (75%)+Paitan (25%) 141,21 c 210,04 d P4 = KKS 100% 75,39 a 161,63 ab P5 = Paitan 100% 63,09 a 175,50 bc BNT 5% 15,53 20,06 Keterangan : hst= hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata; KKS = Kompos kotoran sapi. N total 0,2 0,15 0,1 0,05 0 ATA P0 P1 P2 P3 P4 P5 Kode Gambar 1 Grafik N Total Tanah Keterangan: N total tanah sebelum dilakukan penelitian (ATA = Analisa Tanah Awal), dashes line berwarna merah (-----) pada nilai 0,1% adalah batas maksimum kategori N.Total tanah rendah sekali dan dashes line berwarna hijau (-----) pada nilai 0,2% adalah batas maksimum kategori N.Total rendah. Pada komponen N.total (Gambar 1) juga menunjukkan bahwa bahan organik dapat meningkatkan nilai N total tersedia dalam tanah yang sebelumnya 0,09% menjadi 0,1% pada perlakuan P 4, seperti dijelaskan pada gambar 7. Pada analisa tanah awal kandungan bahan organik tanah hanya 0,44%, tetapi setelah penelitian kandungan bahan organik tanah meningkat menjadi 2,66% pada perlakuan P 0 yang berupa pupuk anorganik yang mana kandungan bahan organik tersebut termasuk dalam kategori sedang. Namun pada perlakuan tersebut menunjukkan nilai C-Organik (Gambar 2) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yakni sebesar 21. Pada pengamatan C- Organik diketahui analisa tanah awal menunjukkan nilai 0,5, tetapi setelah pengaplikasian bahan organik nilai C-Organik menigkat antara nilai 0,5-1,5. Pada nilai KTK (Gambar 3) hasil analisa tanah awal hanya sebesar 19,73 menjadi 20,89 pada perlakuan P 1 setelah penelitian, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Nilai KTK ini berkaitan dengan berapa banyak unsur hara yang diserap oleh tanaman dengan asumsi semakin tinggi nilai KTK maka semakin banyak pula unsur hara yang diserap oleh tanaman. Bot

KTK (me/100g) Persentase C-Organik (%) 515 Prasetyo, dkk, Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Sapi... dan Benites (2005), menjelaskan bahwa pemberian bahan organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan ph tanah, hara P, KTK tanah dan hasil tanaman 2 1,5 1 0,5 0 C-organik ATA P0 P1 P2 P3 P4 P5 Kode Gambar 2 Grafik C-Organik tanah Keterangan: C-Organik tanah sebelum dilakukan penelitian (ATA = Analisa Tanah Awal, dashes line berwarna merah (-----) pada nilai 1% adalah batas maksimum kategori C-Organik tanah rendah sekali dan dashes line berwarna hijau (-----) pada nilai 2% adalah batas maksimum kategori C-Organik rendah. 25 KTK 20 15 10 5 ATA P0 P1 P2 P3 P4 P5 Kode Gambar 3 Grafik KTK Tanah Keterangan: Nilai KTK sebelum dilakukan penelitian (ATA = Analisa Tanah Awal), dashes line berwarna merah (-----) pada nilai 5 adalah batas maksimum kategori nilai KTK rendah sekali, dashes line berwarna hijau (-----) pada nilai 16 adalah batas maksimum kategori nilai KTK rendah.

516 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 6, September 2014, hlm. 510-516 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa penanaman tomat menggunakan kompos kotoran sapi dan paitan berpengaruh nyata pada jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, luas daun, bobot basah daun, bobot basah batang, bobot basah akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, jumlah buah pertanaman dan bobot segar buah per tanaman, namun pada pengamatan tinggi tanaman menunjukkan hasil yang tidak nyata. pupuk anorganik (P0) menghasilkan hasil bobot segar buah tomat sebesar 341,7 g/tan dan perlakuan kompos kotoran sapi 75% dan paitan 25% (P3) menghasilkan hasil bobot segar buah tomat lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Beaver, J.S. and R.R. Johnson. 1981. Response of Determinate and Indeterminate Soybeans to Varying Cultural Practices in Nouthern. USA. Agron J. 73 : 893-838. Agustina, L. 2011. Teknologi hijau dalam pertanian organik menuju pertanian berlanjut. UB Press. Malang. Bot A. and Benites. J. 2005. The important of soil organic matter: Key to droughtresistance soil and sustained food & production. J. FAO soils. Rome. Filho, A.B.C., B.L. Rezende and C. Costa. 2010. Economic Analysis of Intercropping of Lettuce and Tomato in Different Seasons under Protected Cultivation. J. Horticulture of Food & Environment Bras. 28 (3) : 195 204. Handayanto, Eko. 1996.Sinkronisasi Nitrogen dalam Sistem Budidaya Pagar. Jurnal Penelitian UB, Malang. Hartatik, W. 2007. Tithonia diversifolia Sumber Pupuk Hijau.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.29 (V) : 3. Indranada, H. K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Penerbit PT Bian Aksara. Jakarta. Jama, B., CA. Palm, R.J. Buresh, A. Niang, C. Gachengo, G. Nziguheba and B. Amadalo. 2000. Tithonia diversifolia L. green manure improvement of soil fertility. J. Soil Fertility. Kenya. Khalaf. D. 2007. Emergy Analysis Of Organic And Conventional Hot Pepper Under The Green Houses. J. African Crop Science Society. Egypt. Ouma, G and P. Jeruto. 2010. Sustainable Horticultural Crop Production through Intercropping: The Case of Fruits and Vegetable Crop: A review. Agriculture and Biology Journal of North America 1 (6) : 1098 1105. Sugito, Y., Y. Nuraini dan E. Nihayati. 1995. Sistem pertanian organik. Fakultas Pertanian Universitas.