SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 63

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG KESEHATAN

SOTK STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DI PROV BANTEN

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

KELEMBAGAAN DINAS KESEHATAN PROVINSI - KABUPATEN/KOTA (MENDASARKAN UU 23 TAHUN 2014) DISAMPAIKAN OLEH : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ADVOKASI DAN SINKRONISASI REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 2 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN Dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada Sosialisasi Perundang undangan di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Implementasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Bogor, 1 Agustus 2017

1 SPM BIDANG KESEHATAN PROVINSI DAN KAB/KOTA

DASAR HUKUM Pasal 11 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar. Pada pasal 12 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: pendidikan; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; kesehatan; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; pekerjaan umum dan penataan ruang; sosial.

Amanat Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal diatur dengan peraturan pemerintah. (peraturan pelaksana dari UU 23 Tahun 2014 harus ditetapkan paling lama 2 tahun sejak UU ini diundangkan (idealnya PP sudah ditetapkan paling lambat tanggal 30 September 2016, namun sampai saat ini masih dalam proses)

UU 23 th 2014 U R U S A N P E M E R I N T A H A N Y A N G D I O T O N O M I K A N WAJIB PILIHAN (12:3) berkaitan dengan pelayanan dasar (12:1) 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Pekerjaan umum; 4. Perumahan Rakyat; 5. ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat; 6. sosial; NSPK/SPM tidak berkaitan dengan pelayanan dasar (12:2) 1. penataan ruang; 2. lingkungan hidup; 3. ketahanan pangan; 4. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 5. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; 6. Perhubungan; dan 7. tenaga kerja; 8. pertanahan; 9. Komunikasi dan informatika; 10. Koperasi, usaha kecil, dan menengah; 11. Penanaman modal; 12. Kepemudaan dan olah raga; 13. Pemberdayaan masyarakat desa; 14. Pemberdayaan perempuan perlindungan anak; 15. Statistik; 16. Persandian; 17. Kebudayaan; 18. Perpustakaan; dan 19. Kearsiapan. 1. kelautan dan perikanan; 2. pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumberdaya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi.

URGENSI SPM DALAM IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN Negara berkewajiban menjamin hak tertentu setiap warga, termasuk hak untuk memperoleh pelayanan dasar dengan mutu atau standar tertentu. Kewajiban negara itu diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemerintah menetapkan SPM sebagai instrumen agar pelayanan dasar menjadi perhatian dan prioritas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

PERUBAHAN POLA PIKIR Dari Kinerja Program Kemenkes ke Kinerja Pemerintah Daerah Pertanyaannya : Pelayanan minimal apa yang bisa diberikan kepada seluruh WNI di Indonesia Hak apa yang bisa saya dapat sebagai rakyat dari Pemerintah Daerah dalam hal kesehatan Konsekuensi : dapat dikenakan sanksi! (Psl 68 UU 23/2014)

PRINSIP SPM SPM menjelaskan hak dasar warga negara yg harus dipenuhi Pemerintah Daerah SPM dipakai sebagai salah satu alat ukur menilai kinerja Pemerintah Daerah, dan alat kontrol warganegara untuk mencek apakah Pemerintah Daerah telah melaksanakan tugasnya Minimal, berarti batas minimal yg dapat menjamin seluruh warga negara untuk hidup layak. Jadi SPM Kesehatan menjamin warga negara untuk hidup sehat

LINGKUP SPM Jenis pelayanan publik: bukan seluruh pelayanan publik melainkan beberapa jenis pelayanan publik kata publik merujuk pada siapa yang melaksanakannya yaitu pemerintah daerah Kesehatan sudah di desentralisasi: SPM merupakan bagian dari urusan pemerintah daerah Memenuhi kebutuhan mendasar dan mutlak masyarakat; tidak semua kebutuhan dasar warga negara dipenuhi oleh pemerintah daerah Diperlukan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan

Menjamin pemenuhan kebutuhan kesehatan mendasar KRITERIA SPM Merupakan pelayanan kepada masyarakat yang berdampak atau diterima langsung. Merupakan pelayanan ke luar (kepada masyarakat), bukan pelayanan internal (pelayanan kepada instansi pemerintahan). harus dikerjakan oleh pemerintah daerah di seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Bersifat eksklusif, yaitu eksklusif bidang kesehatan dan eksklusif dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Biaya penyelenggaraan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah

PERUBAHAN MENTAL MODEL SPM Lama (PMK 741/2008) 1. SPM: Cakupan Program 2. Pendekatan Penyakit 3. Target: Bervariasi 90 100 % SPM Baru 1. SPM: Kinerja Pemerintah daerah 2. Pendekatannya Daur Kehidupan 3. Target: 100 % sesuai standard

DOA Life cycle approach (WHA 2008) KB Deteksi Dini Usila PTS PUS Bumil ANC lengkap Deteksi Dini UKS KESREP Dewasa SPL / Remaja SPD Promotif Sp proteksi Deteksi Dini PTM Balita Bulin Neonat us/ Bayi LINAKES Kf Di rujuk LINAKES Kn Dirujuk IMM GIZI MTBS UKS IMM GIZI ascobat/pts/aiphss 2014 MTBS

USULAN SPM BIDANG KESEHATAN DI PROVINSI 1. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; 2. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

SPM BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA Telah ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, dan diakomodir dalam RPP tentang SPM Pasal 1 : Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

SPM BIDANG KESEHATAN BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2016 NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU LAYANAN DASAR PENERIMA LAYANAN DASAR PERNYATAAN STANDAR 1 Pelayanan kesehatan ibu hamil Sesuai standar pelayanan antenatal. 2 Pelayanan kesehatan ibu Sesuai standar pelayanan bersalin persalinan. 3 Pelayanan kesehatan bayi Sesuai standar pelayanan baru lahir kesehatan bayi baru lahir. 4 Pelayanan kesehatan balita Sesuai standar pelayanan kesehatan balita. 5 Pelayanan kesehatan pada Sesuai standar skrining usia pendidikan dasar kesehatan usia pendidikan dasar. 6 Pelayanan kesehatan pada Sesuai standar skrining usia produktif 7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut kesehatan usia produktif. Sesuai standar skrining kesehatan usia lanjut. Ibu hamil. Ibu bersalin. Bayi baru lahir. Balita. Anak pada usia pendidikan dasar. Warga Negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun. Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke atas. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. 8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9 Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus 10 upaya/skrining kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat 11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV Sesuai standar pelayanan kesehatan penderita hipertensi. Sesuai standar pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus. Sesuai standar pelayanan kesehatan jiwa. Sesuai standar pelayanan kesehatan TB. Sesuai standar mendapatkan pemeriksaan HIV. Penderita hipertensi. Penderita Diabetes Melitus. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. Orang dengan TB. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar. Orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, pengguna napza, dan warga binaan dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) lembaga pemasyarakatan). mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

PELAPORAN KEWAJIBAN DAERAH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan SPM Bidang Kesehatan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan pencapaian SPM Bidang Kesehatan. Pencatatan dan pelaporan pencapaian SPM dilaksanakan melalui sistem informasi kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bupati/Walikota menyampaikan laporan penerapan dan pencapaian SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di daerah. Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di daerah menyampaikan laporan teknis pencapaian SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri. Gubernur wajib menyampaikan laporan teknis pencapaian SPM Bidang Kesehatan di Provinsi kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.

2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DALAM KAITAN BIDANG KEFARMASIAN DAN ALKES

LATAR BELAKANG Keselarasan struktur dan tusi agar terciptanya Sinergi Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah pada : 1. Kelembagaan 2. Perencanaan pembangunan 3. Penyaluran bantuan 4. Kompetensi pejabat Urusan Pemerintahan 5. Birokrat kuat

ANALISIS SITUASI DINAS KESEHATAN 1. Terdapat indikasi miss match antara struktur organisasi Kementerian Kesehatan dengan Daerah ( Provinsi dan Kabupaten/Kota) 2. Terdapat indikasi miss match antara struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/.Kota 3. Terdapat perbedaan struktur dan nomenklatur antar Dinas Kesehatan 4. Terdapat ketidakjelasan hubungan kerja antara Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, antara UPTD dengan Dinas Kesehatan 5. Terdapat pemangku jabatan Kepala Dinas Kesehatan yang tidak sesuai kompetensinya

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN MELALUI PERMENKES NO 49 TAHUN 2016 MEMBERI PENGATURAN SECARA SELARAS TENTANG : 1. Kewenangan antar tingkatan Pemerintahan 2. Rumpun fungsi yang dijabarkan dalam tugas dan fungsi dinas 3. Keselarasan nomenklatur dan struktur Organisasi berdasarkan TIPOLOGI 4. Pelaksanaan hubungan koordinasi dan fungsional antar Dinas Kesehatan Provinsi dengan Kab/Kota ( contoh Prov Tipe B sementara Kab/Kota tipe A) 5. Pengaturan kualifikasi dan kompetensi jabatan pemangku jabatan di Dinas Kesehatan 6. Pengaturan jabatan fungsional

MANDAT BIDANG KEFARMASIAN DAN ALKES DALAM URUSAN KESEHATAN DI DAERAH DAERAH PROVINSI a. Penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi (PBF) cabang dan cabang penyalur alat kesehatan (PAK). b. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UKOT). DAERAH KABUPATEN/KOTA a. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal. b. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT). c. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga. d. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga. e. Pengawasan post-market produk makananminuman industri rumah tangga.

Tugas: TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN Dinas kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota mempunyai tugas membantu Gubernur/Bupati/Walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi/kabupaten/kota..

Fungsi: TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN 1) Perumusan kebijakan di bidang KESMAS, P2P, YANKES, kefarmasian, ALKES dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta SDK; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang KESMAS, P2P, YANKES, kefarmasian, ALKES dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta SDK 3) Pelaksanaan evalusasi dan pelaporan di bidang KESMAS, P2P, YANKES, kefarmasian, ALKES dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta SDK 4) Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan 5) Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait dengan bidang kesehatan.

TUGAS DAN FUNGSI BIDANG SDK Tugas: Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan. Fungsi: 1) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, ALKES dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta SDM Kes; 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, ALKES dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta SDM Kes; 3) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kefarmasian, ALKES dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta SDM Kes; dan 4) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kefarmasian, ALKES dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta SDM Kes

TUGAS DAN FUNGSI SEKSI DI BIDANG SDK (KEFARMASIAN - ALKES DAN PKRT) Dalam Bidang Sumber Daya Kesehatan dapat terdiri atas : a) Kefarmasian Tugas: Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian. b) Alat Kesehatan dan PKRT Tugas: Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang alat kesehatan dan PKRT.

Dinas Kesehatan STRUKTUR ORGANISASI DINKES TIPE A Sekretariat SubBagian Program, Informasi dan Humas SubBagian Keuangan dan Pengelolaan Asset SubBagian Hukum, Kepegawaian, dan Umum Bidang Kesehatan Masyarakat Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Sumber Daya Kesehatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Surveilans dan Imunisasi Pelayanan Kesehatan Primer Kefarmasian Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Pelayanan Kesehatan Rujukan Alat Kesehatan dan PKRT Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan OR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Pelayanan Kesehatan Tradisional SDM Kesehatan UPTD JABFUNG

Dinas Kesehatan STRUKTUR ORGANISASI DINKES TIPE B Sekretariat SubBagian Program, Informasi dan Humas SubBagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum Bidang Kesehatan Masyarakat Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan OR Surveilans dan Imunisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa UPTD Pelayanan Kesehatan Kefarmasian, Alkes dan PKRT SDM Kesehatan JABFUNG

Dinas Kesehatan STRUKTUR ORGANISASI DINKES TIPE C Sekretariat SubBagian Program, Informasi dan Humas SubBagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pelayanan, Promosi dan Sumber Daya Kesehatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan OLah Raga Pencegahan dan Pengendalian Penyakit UPTD Pelayanan Kesehatan Promosi dan Pemberdayaan masyarakat Sumberdaya Kesehatan JABFUNG

KETERKAITAN BIDANG KEFARMASIAN DI DINAS KESEHATAN DALAM IMPLEMENTASI SPM DI DAERAH (PROV/KAB/KOTA) 1. Memastikan dukungan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam implementasi SPM di Daerah 2. Menjamin ketersediaan dukungan farmasi dalam mutu layanan dasar. 3. Menyusun Rencana Aksi dukungan kefarmasian dalam Pelaksanaan Kegiatan SPM.

PERAN DAN HUBUNGAN DINAS KESEHATAN (PROVINSI DAN KAB/KOTA) C Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan B Sub Urusan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemda A Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat Peran 1. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pemda Kab/Kota 2. Pembinaan, Pengawasan Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Dinas Kesehatan Provinsi Peran Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidkes Dinas Kesehatan Kab/Kota Peran Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidkes UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan PP No 19 Tahun 2010 tentang tata cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai wakil Pemerintah di Wilayah Provnsi Perpres No. 72 Tahun 2012 tentang SKN Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan RS Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmaas Sektor lain Hubungan Perangkat Daerah PROV dan Kab/Kota bersifat koordinatif dan fungsional adalah hubungan kerja dalam rangka sinkronisasi pelaksanaan LSM tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah provinsi dan Perangkat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang sama.

TERIMA KASIH