BAB I. umum kegunaan phthalic anhydride dalam sektor industri antara lain. sebagai bahan baku pada industri pembuatan plasticizer, alkyd resin,

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari Naphthalene dan Udara dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK PHTHALIC ANHYDRIDE DENGAN PROSES VON HEYDEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari o-xylene dan Udara dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Maleik anhidrit dari n-butanat dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodekena dan Benzena dengan Proses DETAL Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas produk.

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II. DESKRIPSI PROSES

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Cyclohexane Proses Hidrogenasi Benzene Kapasitas Ton / Tahun

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Kain Akrilik

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Selain pertimbangan di atas, pendirian pabrik sikloheksana di Indonesia dilakukan atas dasar hal-hal sebagai berikut:

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Linier Alkyl Benzene dari Benzene dan Olefin. Pendahuluan

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Phthalic anhydride merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C 8 H 4 O 3 yang dapat diperoleh dari proses oksidasi naphthalene. Secara umum kegunaan phthalic anhydride dalam sektor industri antara lain sebagai bahan baku pada industri pembuatan plasticizer, alkyd resin, unsaturated polyester resin, benzoic acid. (www.speclab.com) Di Indonesia hanya terdapat satu pabrik produsen phthalic anhydride, yaitu PT. Petrowidada Gresik (www.digilib.its.ac.id). PT. Petrowidada mempunyai kapasitas produksi total 140.000 metrik ton per tahun (www.eterindo.com). Indonesia masih mengimpor phthalic anhydride dengan jumlah yang semakin menurun dari tahun ke tahun (1999 2003). Walaupun impor phthalic anhydride semakin menurun namun peluang ekspor masih terbuka lebar dengan semakin meningkatnya ekspor Indonesia ke luar negeri (tabel 1.1). Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, pendirian pabrik phthalic anhydride sangat diperlukan untuk mengurangi impor dan meningkatkan ekspor. Disamping itu, pendirian pabrik phthalic anhydride juga akan membuka lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran dan

akan memacu tumbuhnya pabrik baru yang menggunakan phthalic anhydride sebagai bahan bakunya. 1.2 Penentuan Kapasitas Perancangan Data statistik mengenai ekspor dan impor phthalic anhydride Indonesia (Tabel 1.1) memperlihatkan bahwa impor phthalic anhydride di Indonesia semakin menurun. Produksi phthalic anhydride di dunia semakin meningkat (Tabel 1.2) yang menunjukkan kebutuhan phthalic anhydride juga semakin bertambah. Tabel 1.1 Prospek Pemasaran Phthalic Anhydride di Indonesia Tahun Import (kg) Ekspor (kg) Prospek pemasaran (kg) (Ekspor + Impor) 1999 8.681.343 22.201.616 30.882.959 2000 11.395.933 16.312.951 27.708.884 2001 6.263.834 61.513.130 67.776.964 2002 4.599.323 32.929.324 37.528.647 2003 5.559.391 80.904.842 86.464.233 Sumber : Data Ekspor-Impor Indonesia, BPS

KAPASITAS (TON) 200000 150000 100000 50000 PROSPEK PEMASARAN PHTHALIC ANHYDRIDE y = 12098231.10x - 24158488093.70 0 1996 2000 2004 2008 2012 2016 TAHUN Gambar 1.1 Prospek Pemasaran Phthalic Anhydride di Indonesia Kapasitas produksi terkecil phthalic anhydride yang pernah didirikan adalah 6.000.000 lb/tahun (2.678 ton/tahun). (Faith Keyes, hal 616) Perkiraan kapasitas produksi phthalic anhydride di dunia ditunjukkan pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Perkiraan Kapasitas Phthalic Anhidride Dunia (x 10 3 ton) Lokasi Tahun 1976 1988 1993 Amerika Utara 440 560 455 Eropa Barat 610 860 950 Asia Timur 280 760 1090 Eropa Timur dan Eropa Tengah 200 750 660 Amerika Selatan 35 305 350 Total 1565 3235 3505 (Kirk & Othmer, volume 18, 1983)

Dari tabel 1.1 dan gambar 1.1 dapat diketahui prospek pemasaran phthalic anhydride di Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan total impor dan ekspor phthalic anhydride di Indonesia adalah sebesar 158.956.417 kg/tahun, sedangkan PT. Petrowidada memiliki kapasitas produksi 140.000 ton/tahun. Sehingga total peluang pemasaran phthalic anhydride di Indonesia setelah dikurangi produksi PT. Petrowidada adalah sebesar 18.956.417 kg/tahun. Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka pabrik ini direncanakan akan didirikan pada tahun 2010 dengan kapasitas sebesar 18.000 ton/tahun dan berorientasi ekspor. 1.3. Lokasi Pabrik Lokasi suatu pabrik akan mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan dan penentuan kelangsungan produksinya. Penentuan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor Utama a. Sumber bahan baku b. Pemasaran c. Penyediaan tenaga listrik dan bahan bakar d. Penyediaan air 2. Faktor Khusus

a. Jenis transportasi b. Kebutuhan tenaga kerja c. Keadaan masyarakat d. Karakteristik lokasi Dengan pertimbangan hal tersebut diatas, maka lokasi pabrik direncanakan berdiri di kawasan industri Pulo Merak, Serang, Banten. Pertimbangan pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sumber bahan baku Bahan baku pembuatan phthalic anhydride yaitu naphthalene yang diimpor dari ABA Chemie, Jalan U8/52 No. 1, Shah Alam, Selangor, Malaysia. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 78.000 ton per tahun. Lokasi pabrik ditentukan di Pulo Merak karena dekat dengan pelabuhan Merak dan pelabuhan Tanjung Priok yang dapat digunakan untuk ekspor impor. 2. Pemasaran Prioritas utama pemasaran produk adalah kawasan Asia dan Timur Tengah. Negara-negara tersebut antara lain : Singapura, Taiwan, Thailand, Philipina, Malaysia, Vietnam, India, Srilanka, Bangladesh dan Kuwait. Setelah itu jika dalam negeri masih membutuhkan maka dapat dipasarkan di dalam negeri yaitu daerah Jawa Barat dan Banten. Di daerah tersebut banyak berdiri pabrik yang menggunakan bahan baku utama phthalic anhydride. Pabrik - pabrik tersebut ditunjukkan pada tabel 1.3 dan 1.4.

Tabel 1.3 Produsen Unsaturated Polyester Resin (UPR) di Indonesia Nama Produsen Status Lokasi Kapasitas (ton/tahun) PT. Justus Sakti Raya PMDN Jakarta 24.000 PT. Eternal Buana Chemicals PMDN Tanggerang 24.000 PT. Pardic Jaya Chemicals PMA Tanggerang 4.800 PT. Arindo Pacific Chemicals PMDN Bogor 7.800 PT. Gajah Tunggal Prakarsa PMDN Tanggerang 7.200 PT. SHCP Indonesia PMA Gresik 13.200 Total kapasitas 81.000 Sumber : Jurnal CIC no. 225, tanggal 1 Juli 1997 Tabel 1.4 Produsen Alkyd Resin di Indonesia Perusahaan Kapasitas (ton/tahun) PT. Eternal Buana Chemical Industries 20.000 PT. Pardic Jaya Chemicals 13.000 PT. Raung Nusa Chemicals 6.000 PT. Gajah Tunggal Prakarsa 6.000 PT. Tunas Sumber Idea Kreasi Kimia 6.000 PT. United Transocean 5.000 PT. Warna Agung 1.200 PT. Golden Bridge Chemicals 450 PT. Propan Jaya 4.200 PT. ICI 500 PT. Eterindo Nusa Graha 20.000 Total kapasitas 82.350 Sumber : Jurnal CIC no. 225, tanggal 1 Juli 1997 Lokasi Tangerang Tangerang Sidoarjo Tangerang Serang Jakarta Jakarta Sidoarjo Jakarta Jakarta Gresik

3. Penyediaan tenaga listrik dan bahan bakar Kebutuhan listrik pabrik ini sebagian dipenuhi dari PLN, sedangkan untuk menjamin kelancaran penyediaan tenaga listrik bagi kelangsungan produksi, pabrik memiliki generator pembangkit tenaga listrik sendiri. Kebutuhan bahan bakar yaitu solar yang digunakan untuk menjalankan generator diperoleh dari Pertamina. 4. Penyediaan Air Kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi pekerja diperoleh dari sumber air tanah, sedangkan kebutuhan air untuk air pendingin diperoleh dari air laut. 5. Jenis dan sarana transportasi Serang merupakan daerah yang sangat strategis dalam hal transportasi, karena dekat dengan Jakarta yang merupakan kota terbesar dan juga dekat dengan pelabuhan laut (pelabuhan Merak dan pelabuhan Tanjung Priok) dan bandar udara. Transportasi jalan raya juga terhubung baik dengan berbagai daerah. 6. Kebutuhan tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja dapat tercukupi karena di Indonesia khususnya di Serang, Banten, memiliki tenaga kerja yang cukup banyak, baik sebagai tenaga ahli ( skilled labour ), menengah maupun sebagai buruh kasar ( unskilled labour ).

7. Karakteristik lokasi Di kawasan industri Pulo Merak ini masih tersedia tanah yang relatif cukup luas sehingga memungkinkan adanya perluasan pabrik dimasa datang. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam Macam Proses Ada dua macam proses pembuatan phthalic anhydride secara komersial, yaitu : 1. Mula-mula naphthalene dicairkan dan diuapkan, kemudian naphthalene dicampur dengan udara hingga didapatkan perbandingan naphthalene dan udara 1 : 25, rasio berat. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam reaktor fixed bed dengan katalis V 2 O 5 pada tekanan 1,7 atm dan suhu 357-400 0 C dan terjadi reaksi oksidasi naphthalene membentuk phthalic anhydride dalam bentuk gas. Gas keluar reaktor didinginkan dan diembunkan. Cairan dan gas dipisahkan dalam separator. Phthalic anhydride dan hasil samping maleic anhydride kemudian dimasukkan dalam menara distilasi untuk memisahkan phthalic anhydride yang mempunyai spesifikasi 99,7 %. Reaksi : C 10 H 8 + 4,5 O 2 Naphthalene C 8 H 4 O 3 + 2 CO 2 + 2 H 2 O Phthalic anhydride

2. Proses Oksidasi O-xylene Pada proses ini o-xylene diuapkan dan dicampur dengan udara dan dipanaskan hingga 537,78 C, campuran kemudian dimasukkan ke dalam reaktor yang berisi katalis vanadium pentaoksida sehingga akan terjadi reaksi pembentukan phthalic anhydride. Hasil uap kemudian didinginkan dan diembunkan. Gas dan cairan kemudian dipisahkan dalam separator, kemudian phthalic anhydride dipisahkan dari impuritasnya dalam menara distilasi untuk mendapatkan phthalic anhydride dengan kemurnian 99,7 %. (Faith, Keyes dan Clark, 1975) Reaksi : C 8 H 10 + 3 O 2 O-xylene C 8 H 4 O 3 + 3 H 2 O Phthalic anhydride Dari proses diatas dipilih proses oksidasi naphthalene dengan alasan : 1. Suhu operasi lebih rendah, sehingga lebih aman dan lebih mudah dalam pengontrolan. 2. Harga bahan baku lebih murah. 1.4.2 Kegunaan Produk Sebagian besar phthalic anhydride digunakan sebagai bahan baku pada industri-industri :

- Plasticizer, sebagai contoh jika phthalic anhydride direaksikan dengan etanol maka akan dihasilkan DOP, yaitu bahan dasar pembuatan plastik - Alkyd resin. Merupakan reaksi antara phthalic anhydride dengan gliserin atau fatty oil atau asam misalnya etilen glikol, sorbitol, manitol dan adipic acid. Sekitar 95% dari alkyd resin digunakan sebagai bahan baku pembuatan cat. - Polyester resin. Dihasilkan dari reaksi antara phthalic anhydride dengan monomer, misalnya stirene, yang membentuk fiberglass. 1.4.3 Sifat-sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku 1.4.3.1 Sifat fisik dan kimia bahan baku 1. Naphthalene a. Sifat Fisis : Rumus bangun : Rumus molekul : C 10 H 8 Berat molekul Titik didih : 128,164 g/gmol : 217,9 0 C Titik leleh : 80,29 C Tekanan kritis Temperatur kritis Densitas pada 25 C pada 90 C : 4051 kpa : 475,2 Cs : 1,175 g/ml : 0,97021 g/ml

Panas pengembunan Panas pembakaran : 43,5 kj/mol : -5158,42 kj/mol b. Sifat Kimia : 1. Reaksi Alkilasi naphthalene dengan propylene menghasilkan 2 isopropylnaphthalene. 2. Reaksi naphthalene dengan formaldehyde dan asam hidrokrorit dengan katalis asam asetat menghasilkan 1 chloromethylnaphthalene. 3. Hidrogenasi naphthalene menghasilkan tetrahydronaphthalene ( Kirk-Othmer, Vol 15 ) 2. Udara a. Sifat-sifat fisis Tabel 1.5 Sifat sifat Fisis Udara Sifat gas N 2 O 2 Berat molekul 28,02 32 Kenampakan Gas Tidak berwarna Tidak berbau Gas Tidak berwarna Tidak berbau Specific gravity 12,5 1,7 Melting point -209,86-214,8 Boiling point, o C -195,8-18,3 Temperatur kritis, K 126,1 154,58 Tekanan kritis (bar) 33,5 49,8 Volume kritis (cm 3 /mol) 90,1 73,4 Liquid density (gr/cm 3 ) 805 1149 (Perry 6 th ed. )

b. Sifat kimia: 1. O 2 bereaksi dengan semua elemen kecuali He, Ne, dan Ar 2. Jika direaksikan dengan bahan bakar/petroleum oil, natural gas/batubara akan dihasilkan panas, CO 2, H 2 O, serta residu dari udara 3. Pada suhu yang lebih rendah dengan adanya katalis, O 2 bereaksi dengan senyawa organik membentuk oxygenated hidrokarbon. (Perry 6 th ed. ) 1.4.3.2 Sifat Produk 1. Phthalic anhydride a. Sifat-sifat fisis O Struktur bangun : C C O O Rumus molekul : C 8 H 4 O 3 Berat molekul Titik didih Titik leleh : 148,118 kg/kmol : 284,5 o C : 130,8 o C Temperatur kritis : 791 K Tekanan kritis : 46,58 atm Densitas kritis : 0,3518 gr/cm 3 Spesific gravity : 1,527

Panas penguapan : 65,375 kj/mol Panas pembakaran Panas pembentukan : -3259 kj/mol : -460 kj/mol Panas sublimasi : 88,7 kj/mol Flash point : 152 o C Flammable limit: Lower Upper : 1,2 % vol : 9,2 % vol Minimum liquid tempareture to form flammable vapor in air : 143 o C pada 1 atm b. Sifat kimia 1. Anthraquinon dapat diperoleh dari reaksi antara phthalic anhydride dan benzene. 2. Reaksi antara phthalic anhydride dengan urea dan metal diacetat akan membentuk metal phthalocyanines. (Kirk Othmer 4ed, 1987) 2. Maleic Anhydride O a. Sifat-sifat fisis Struktur bangun : HC HC C C O O Rumus molekul : C 4 H 2 O 3 Berat molekul : 98,06 kg/kmol

Titik didih Titik leleh Temperatur kritis Tekanan kritis Panas penguapan (131 o C) Panas pembakaran (25 o C) Panas pembentukan Panas sublimasi (25 o C) Kapasitas panas Flash point : 202 o C : 52 o C : 721 K : 71,85 atm : 54,8 kj/mol : -1390 kj/mol : -470,41 kj/mol : 88,7 kj/mol : 0,164 kj/mol K : 110 o C Flammable limit Lower Upper : 1,4-3,4 % vol : 7,1 % vol b. Sifat Kimia 1. Chlorinasi maleic anhydride dengan hidrokarbon aromatis pada katalis AlCl 3 membentuk b aroylocrylic acid 2. maleic anhydride bereaksi dengan alkena dan senyawa aromatis yang mempunyai ikatan C-H, menghasilkan turunan succinic anhydride 3. Reaksi maleic anhydride dengan ammonia, amina primer atau amina sekunder menghasilkan mono atau diamida. (Kirk Othmer, Vol 16, 1987)

1.4.3.3 Tinjauan Pustaka Secara Umum Phthalic anhydride dapat dibuat dengan cara oksidasi dengan menggunakan bahan baku naphthalene. Naphthalene bereaksi dalam fase gas, sehingga perlu dicairkan kemudian diuapkan terlebih dahulu. Perbandingan umpan udara dan naphthalene 25 : 1 % berat. Suhu operasi reaktor adalah 357,22 454,44 o C dan waktu tinggal 0,1 0,6 detik. Gas keluar reaktor didinginkan sampai kira-kira 126,67 o C, kemudian produk phthalic anhydride dipisahkan. Katalis yang digunakan adalah vanadium pentokside. (Faith-Keyes, hal. 611). Untuk reaksi oksidasi naphthalene akan terjadi reaksi : C 10 H 8 + 4,5 O 2 Naphthalene C 8 H 4 O 3 + 2 CO 2 + 2 H 2 O Phthalic anhydride Persamaan kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut : r = 305 x 10 5 p 0,38-38.000/RT kmol / jam.kg katalis (JM Smith, 1981 hal 630) Kondisi operasi 357-400 C, tekanan 1,7 atm