BAB V PENUTUP. wahana kritik sosial. Kritik sosial dalam WLLC diwujudkan dalam berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pergelaran dan siaran musik keroncong. Ketika itu ditampilkan lagu-lagu langgam 1

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dari pemandu acara, suatu acara akan berjalan biasa sehingga para

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

ETNOMETODOLOGI SEMINAR SMT 7, 2 OKTOBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. yang dapat mengancam muka orang lain, maka penting sekali bagi pengiklan

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena sosial dan penggunaan tuturan dalam interaksi antara dokter dan pasien.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas karakteristik tuturan guru sains berdasarkan jenis

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

SKRIPSI PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR TITYN ASMITASARI SIREGAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

Transkripsi:

138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan WLLC tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai ungkapan perasaan dan sarana untuk menghibur pendengar, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana kritik sosial. Kritik sosial dalam WLLC diwujudkan dalam berbagai strategi mengkritik. Brown dan Levinson mengemukaan lima strategi mengkritik, yaitu: langsung, tidak langsung (off record), kesopanan positif, kesopaan negatif, dan tidak melakukan apapun. Hanya ada satu dari lima strategi mengkritik tersebut yang tidak ditemukan dalam WLLC, yakni mengkritik dengan strategi tidak melakukan apapun. Selain strategi tersebut masih terdapat strategi lain yang ditemukan dalam WLLC, yaitu strategi mengkritik dengan penekanan, menarik atau estetis, dan kasar. Strategi mengkritik dalam WLLC dilakukan dengan memanfaatkan aspek stilistika pragmatik berupa tindak tutur, kesopanan positif, kesopanan negatif, dan gaya bahasa.keempat aspek tersebut cenderung memiliki karakteristik yang berbeda. Tindak tutur dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan kritik secara langsung dan tidak langsung. Kesopanan positif dan negatif dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan kritik yang sopan dengan memperhatikan muka atau citra positif dan negatif lawan tutur. Sedangkan pemakaian gaya bahasa dapat 138

139 dimanfaatkan untuk mengkritik secara tidak langsung yang estetis dan memberikan penekanan terhadap esensi kritik. Pemanfaatan tindak tutur sebagai strategi mengkritik dalam WLLC dapat menghasilkan dua strategi mengkritik, yaitu mengkritik secara langsung dan mengkritik secara tidak langsung (off record). Strategi mengkritik secara langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan tindak tutur direktif dan ekspresif. Dalam WLLC ditemukan 10 data mengenai strategi mengkritik secara langsung. Jumlah ini lebih sedikit daripada jumlah strategi mengkritik secara tidak langsung (off record), yaitu 13 data. Strategi mengkritik secara tidak langsung (off record) dapat dilakuakan dengan memanfaatkan tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan rogatif. Tindak tutur direktif dan ekspresif dapat dimanfaatkan sebagai strategi mengkritik ganda, yaitu secara langsung maupun tidak langsung (off record), tergantung dari strategi dan fungsi yang digunakan. Tindak tutur direktif yang menggunakan strategi tindak tutur langsung dapat menghasilkan kritikan yang bersifat langsung, sedangkan tindak tutur direktif yang menggunakan strategi tindak tutur tidak langsung dapat menghasilkan kritikan yang tidak langsung (off record). Tindak tutur ekspresif yang dapat digunakan sebagai strategi mengkritik secara tidak langsung (off record) dalam WLLC adalah tindak tutur ekspresif fungsi menyindir. Menyindir merupakan cara mengkritik secara tidak langsung. Selain fungsi menyindir, peneliti tidak menemukan strategi mengkritik secara tidak langsung (off record) yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan tindak tutur ekspresif. 139

140 Kritik sosial yang disampaikan dengan memanfatkan tindak tutur direktif dapat menghasilkan strategi mengkritik secara langsung maupun tidak langsung, tergantung strategi tindak tutur yang digunakan. Selain itu, kritik yang disampaikan dengan memanfaatkan tindak tutur direktif memiliki kekhasan, yakni tidak sekedar berisi kritikan, tetapi juga berisi perintah yang harus dilakukan oleh sasaran kritik. Perintah yang terkandung dalam kritikan dapat berupa nasihat dan saran. Kritik yang disampaikan dengan tindak tutur direktif terkesan lebih baik karena berisi perintah, nasihat, dan saran yang harus dilakukan oleh sasaran kritik, sehingga perbaikan perilaku terlaksana. Pemanfaatan tindak tutur ekspresif sebagai strategi mengkritik dalam WLLC berfungsi untuk menciptakan strategi mengkritik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara mengungkapkan perasan pengarang atau penutur terhadap kondisi yang kurang pantas atau tidak sebagaimana mestinya. Kritik yang disampiakan dengan tindak tutur ekspresif cenderung sebatas mengkritik saja tanpa ada tendensi atau maksud lain di dalamnya. Dengan memanfaatkan tindak tutur ekspresif, mengkritik dapat diungkapkan dengan berbagai cara seperti memprotes, menyindir, dan menyalahkan. Masing-masing cara memiliki bobot kritik yang berbeda. Tindak tutur asertif dapat dimanfaatkan sebagai strategi menciptakan kritik sosial yang bersifat tidak langsung, sehingga dapat menjadi bahan renungan bagi sasaran kritik. Kritik yang disampaikan dengan tindak tutur asertif berupa pernyataan kebenaran dan bersifat deskriptif. Dengan demikian, sasaran kritik 140

141 tidak akan merasa bahwa dirinya sedang dikritik. Sasaran kritik akan menganggap bahwa tuturan itu sebatas pernyataan dan deskripsi tentang suatu hal. Pemanfaatan tindak tutur komisif sebagai strategi mengkritik dalam WLLC jarang ditemukan dan hanya terdapat 1 fungsi, yaitu menyatakan tindakan berniat atau menyatakan keinginan. Fungsi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai strategi mengkritik secara tidak langsung (off record) karena menyampaikan kritik dalam bentuk keinginan melakukan tindakan di masa mendatang, sehingga terkesan seperti sedang menyindir. Selain lima jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle, masih terdapat satu jenis tindak tutur yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi mengkritik dlam WLLC, yaitu tindak tutur rogatif. Strategi mengkritik yang dihasilkan dengan memanfaatkan tindak tutur rogatif adalah strategi mengkritik tidak langsung (off record) karena memanfaatkan bentuk kalimat tanya untuk mengkritik. Berbagai jenis tindak tutur dan fungsinya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan strategi mengkritik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menciptkaan jenis strategi mengkritik lain, misalnya mengkritik secara sopan dapat dilakukan dengan memanfaatkan kesopanan positif maupun negatif sebagai strategi mengkritik. Dengan demikian, strategi mengkritik tidak hanya dapat diciptakan dengan memanfaatkan aspek tindak tutur saja, melainkan dapat memanfaatkan aspek pragmatik lain seperti kesopanan positif maupun negatif 141

142 untuk menghindari tindakan yang dapat menancam muka positif dan negatif sasaran kritik. Perbandingan antara pemanfaatan kesopanan positif dengan kesopanan negatif sebagai strategi mengkritik dalam WLLC relatif sama atau seimbang. Berdasarkan 18 data yang digunakan sebagai strategi mengkritik dalam WLLC, 9 data memanfaatkan kesopanan positif dan 9 data memanfaatkan kesopanan negatif. Meskipun secara jumlah sama, tetapi secara variasi, pemanfaatan kesopanan positif memiliki strategi yang lebih banyak, yaitu 4 strategi (memberikan pujian, menggunakan penanda yang menunjukkan kesamaan jati diri, menghindari ketidakcocokan, dan menunjukkan sikap optimistik). Adapun pemanfaatan kesopanan negatif sebagai strategi mengkritik dalam WLLC hanya memiliki 2 strategi (menggunakan pagar atau kalimat tanya dan bersikap pesimistis). Dalam WLLC strategi kesopanan yang paling banyak digunakan adalah bersikap pesimistis. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu fungsi lagu, yaitu untuk mengungkapkan perasaan. Ungkapan perasaan pesimistis pengarang atau penutur dapat berfungsi untuk menimbulkan empati lawan tutur atau sasaran kritik. Selain aspek pragmatik berupa tindak tutur, kesopanan positif, dan kesopanan negatif yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi mengkritik dalam WLLC, mengkritik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspek stilistika berupa gaya bahasa. Fungsi utama gaya bahasa sebagai strategi mengkritik adalah membuat kritik menjadi tidak langsung dan memberikan penekanan secara estetis. 142

143 Gaya bahasa seperti ironi, hiperbola, dan litotes cenderung membuat tuturan menjadi tidak langsung karena disampaikan secara berlebihan atau tidak sesuai kenyataan sehingga dapat menimbulkan pertentangan makna tuturan. Melalui gaya bahasa ironi sikap-sikap agresif dapat tersalurkan dalam bentukbentuk verbal yang tidak seberbahaya serangan-serangan kritik secara langsung. Dengan demikian, pemanfaatan gaya bahasa sebagai strategi mengkritik dapat menidaklangsungkan tuturan supaya terkesan lebih sopan dalam mengkritik. 5.2 Saran Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, peneliti dapat mengemukakan beberapa saran terkait dengan penelitian yang telah dilakukan. Bagi pengarang lagu campursari, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menciptakan lagu yang bernuansa kritik sosial dengan memanfaatkan aspek stilistika pragmatik berupa tindak tutur,kesopanan berbahasa, dan gaya bahasa sehingga kritik sosial yang disampaikan lebih menarik, estetis, dan tidak terlalu menyakiti perasaan sasaran kritik. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperkaya wawasan di bidang stilistika pragmatik. Selain itu, pembaca juga dapat mengetahui strategi pengarang dalam menyampaikan tuturan yang berisi kriritk sosial pada lagu-lagu Campursari. Dengan demikian, pembaca dapat mempraktikan sendiri dalam menciptakan lagu bernuansa kritik sosial dengan memanfaatkan tindak tutur dan gaya bahasa. 143

144 Bagi kritikus, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam mengkritik. Hendaknya kritikus atau orang-orang yang terbiasa mengkritik dapat menjaga perasaan sasaran kritik. Kritik yang disampaikan hendaknya tidak melukai perasaan sasaran kritik. Hal itu dapat diwujudkan dengan memanfaatkan aspek stilistika pragmatik sebagai strategi mengkritik. Peneliti memahami bahwa penelitian ini belum sempurna, sehingga memungkinkan para peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan objek yang sama, baik di bidang linguistik maupun bidang ilmu lain. Di bidang linguistik, data dalam penelitian ini masih dapat dikaji dengan analisis wacana kritis, sosiolinguistik, dan sebagainya.data dalam penelitian ini juga bisa diteliti dengan bidang ilmu lain, khususnya sosiologi, antropologi, dan ilmu komunikasi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti dari berbagai bidang ilmu untuk mengkaji WLLC secara mendalam. 144