BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu interaksi manusiawi (human interaction)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang antara lain menyebutkan Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitanan jenis

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Mengingat persaingan didunia sangat sengit dalam bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. itu terdapat 7 kecerdasan, yaitu linguistik, matematika, spasial, kinetis, musik,

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. 1. menghadapi perkembangan sosial, jika dalam proses belajar-mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci kemajuan dari suatu negara, sehingga. pendidikan memegang peranan penting dan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

- د ر ج ات و ا ل ل ه ب م ا ت ع م ل ىن خ ب يز -١١ BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mendasar dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

EKOBIS Jurnal Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan itu adalah usaha yang sadar, teratur dan sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. abstrak, matematika bergantung pada logika, bukan pada pengamatan sebagai standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik sampai tercapai kedewasaan rohani dan jasmani/lahir dan batin

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jalur dan jenjang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dewasa ini perkembangan IPTEK sangatlah

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkualitas, dan proses pendidikan itu sendiri merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kalngan masyarakat umum, tetapi juga di kalngan para ahli.

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sains dan biologi), disbanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun pengertian pendidikan dinyatakan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat bisa mengerti hal-hal yang sebelumnya belum dimengerti itu juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 2 Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas potensi peserta didik dan juga pendidikan mempunyai tujuan yang bermanfaat untuk kepentingan hidup. Tujuan pendidikan ialah perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari dasar pendidikan inilah yang menentukan corak dan isi pendidikan dan dari tujuan pendidikan itu juga akan menetukan ke arah mana anak didik dibawa. 3 Sedangkan dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan salah satu tujuan Negara dalam bidang pendidikan yaitu... mencerdaskan kehidupan bangsa.... 4 Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. 2 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 5 3 Ibid...hal. 9 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, (Solo: Adzana Putra), hal. 2 1

2 Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam negaranya. Oleh karena itu peserta didik haruslah mempunyai ilmu pengetahuan. Selain itu, manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi ketika ia memiliki ilmu. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat Al-Mujadilaah ayat 11. 5 Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujaadilah : 11). Berdasarkan ayat di atas, diketahui bahwa orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah dimana ilmu pengetahuan itu sendiri diperoleh melalui proses pendidikan. Dalam Pendidikan formal terdapat proses yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan yang paling penting adalah kegiatan belajar. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar peserta didik. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam prosesnya masih terdapat beberapa masalah yang muncul. Dalam pendidikan formal atau lingkungan sekolah matematika 5 Lembaga Penyelenggara Peterjemah/Petafsir Al Quran, Al Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), hal. 793

3 merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. 6 Hal ini dikarenakan matematika merupakan ratunya ilmu dan selalu ada di setiap jenjang pendidikan. Matematika adalah ilmu wajib yang harus di berikan kepada peserta didik mulai dari usia dini. Di Indonesia, sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan sejak play group atau sebelumnya (baby school), syarat penguasaan terhadap matematika jelas tidak bisa dikesampingkan. 7 Matematika adalah ilmu pasti, dimanapun keberadaannya bahkan dibelahan dunia manapun matematika adalah ilmu pasti. Dalam pembelajaran matematika, beberapa masalah sering muncul dari peserta didik yang menghambat proses belajarnya. Masalah dari peserta didik yaitu adanya kesulitan belajar bagi peserta didik. Hal penting yang berkaitan dengan masalah belajar adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Menurut ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri sendiri (internal) dan dari luar diri peserta didik (eksternal). 8 Faktor dari dalam diri anak sendiri (internal) ciri-cirinya yaitu sulit berkonsentrasi, tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal menyelesaiakan tugas, menghindari tugas yang memerlukan pemikiran dan perhatian mudah teralihkan. Sedangkan yang datang dari luar diri peserta didik (eksternal) diantaranya yang mempengaruhi kesulitan belajar antara lain guru. 6 Moch. Masykur Ag. dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 41 7 Ibid...hal. 41 8 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogjakarta: Javalitera, 2011), hal. 18

4 Di sekolah, guru merupakan pendidik dalam segala hal. Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing yang harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Oleh karena itu, cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya baik dalam menggunakan model, teknik, ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. 9 Berdasarkan hasil observasi kepada guru mata pelajaran matematika kelas VII SMPN 1 Pogalan, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika metode yang digunakan adalah ceramah atau metode konvensional. Permasalahan dari siswa pada saat proses pembelajaran dengan metode ceramah yaitu siswa terkesan tidak aktif dalam belajar karena hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru. Semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran masih kurang, konsentrasi siswa belum sepenuhnya tertuju kepada penjelasan materi dan siswa merasa bosan. Hal tersebut yang mengakibatkan hasil belajar matematika kurang memuaskan. Padahal dalam Kurikulum 2013 yang sudah diterapkan guru lebih banyak diharapkan sebagai fasilitator dan kegiatan belajar terfokus pada interaksi dari siswa. Dalam proses pembelajaran K13 untuk semua jenjang pendidikan standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi 9 Ibid...hal. 34

5 dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan dan menyimpulkan. Dalam hal ini, guru bukan satu-satunya sumber belajar. 10 Sehingga siswa dituntut aktif menemukan sendiri terkait rumus ataupun materi yang dipelajari. Selain itu, penilaian lebih kepada aspek kognitif dan afektif. Disinilah siswa dinilai bagaimana pengetahuan dan sikap mereka, apakah mereka mampu bekerjasama, aktif dan menghargai pendapat temannya sehingga proses pembelajaran betulbetul terfokus pada interaksi siswa dan bukan hanya guru yang aktif. Berdasarkan permasalahan tersebut, terpikirlah gagasan dari peneliti untuk mengupayakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan saling berinteraksi satu sama lain dengan aktif. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang baik haruslah berkriteria antara lain, valid, praktis dan efektif. Model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif menjadikan setiap kelompok dapat berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan guru dan membantu teman lain jika mengalami kesulitan. Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Cooperative learning dapat diterapkan secara efektif jika guru (1) jelas memahami perilaku siswa dan sistem managemen perilaku siswa; (2) mengetahui bagaimana mengembangkan interpersonal siswa; (3) mengajari siswa bagaimana menampilkan peran khusus dan tata cara yang 10 Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 32

6 diharapkan dalam struktur kooperatif yang berbeda. 11 Model pembelajaran kooperatif sangatlah banyak, namun dalam penelitian ini akan dibahas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Think Pairs Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. 12 Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran. 13 Model pembelajaran ini menitikberatkan pada keaktifan siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun secara mandiri berpikir menemukan pemecahan dari masalah/soal yang diberikan guru. Selain itu, model pembelajaran ini tidak akan menyita waktu yang lama dalam pembentukan kelompok karena siswa berpasangan dengan teman sebangkunya. Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, pada pembelajaran matematika juga memerlukan bantuan media untuk mempermudah menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa. Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 14 Menurut Hamalik, pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa 11 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM Edisi Revisi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 55 12 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 209 13 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), hal. 58 14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal.3

7 pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. 15 Oleh karena itu, melalui media potensi indra peserta didik dapat diakomodasikan sehingga hasil belajar akan meningkat. Salah satu aspek yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil belajar adalah bersifat multimedia yaitu gabungan dari berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, video. Penggunaan multimedia presentasi dapat menunjukkan gambaran nyata hal-hal yang mendukung dan memperjelas penyampaian materi dalam bentuk slide-slide grafis yang lebih menarik sehingga diharapkan siswa tidak cepat bosan dan akan lebih tertarik dalam belajar matematika. Salah satu program aplikasi multimedia presentasi yaitu microsoft powerpoint. Pembuatan powerpoint sangat mudah sehingga semua pendidikpun dapat menggunakannya sebagai media pembelajaran. Media powerpoint membantu seorang guru untuk lebih mudah mempresentasikan materi ajar kepada siswa dan memudahkan guru menguasai kelas dan membantu peserta didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh guru. Media powerpoint dapat memvisualisasikan materi sehingga siswa mudah untuk mengingat dan memahami. Model pembelajaran TPS dengan media powerpoint ini diterapkan pada materi bangun datar khususnya segiempat. Materi ini membutuhkan media untuk memvisualisasikan sifat-sifat dan cara menentukan luas dan keliling dari bangun datar tersebut. Kebanyakan siswa belum bisa menentukan rumus keliling dan luas 15 Ibid...hal. 19-20

8 segiempat dengan tepat, sehingga siswa kesulitan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rumus tersebut. Oleh karena itu, dengan menerapkan pembelajaran ini siswa dibimbing dan dituntut dapat membangun pemikiran untuk menemukan sendiri rumus luas bangun datar tersebut kemudian mendiskusikan idenya dengan temannya sehingga siswa akan mampu menentukan dan menerapkan rumus tersebut dengan tepat. Hasil penemuan dari pembelajaran ini akan mudah diingat oleh siswa sehingga kedepannya akan mampu menyelasaikan soal yang berkaitan dengan rumus keliling dan luas bangun datar. Berdasarkan penjelasan berbagai masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Media PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Siswa Kelas VII SMPN 1 Pogalan. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul antara lain: a. Proses belajar mengajar matematika b. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint c. Materi bangun datar d. Hasil belajar matematika siswa

9 e. Perbedaan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint dan yang tidak diberi perlakuan. f. Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint. g. Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa. 2. Pembatasan masalah Untuk menghindari perluasan masalah dan mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan dalam pembahasan yaitu sebagai berikut: a. Siswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa siswi SMPN 1 Pogalan kelas VII D dan VII E. b. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bangun Datar dan dibatasi pada sub bab Segiempat mengenai pengertian, sifat-sifat dan menemukan rumus keliling dan luas segiempat. c. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). d. Media yang digunakan dalam penelitian ini berupa microsoft powerpoint yang berfungsi sebagai alat bantu atau perantara penyampaian materi pelajaran kepada siswa. e. Peneliti hanya mencari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat menentukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan? 2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan.

11 E. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan. F. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang dapat kita ambil antara lain: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan memberikan konstribusi akademis terhadap upaya pengembangan model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint di SMPN 1 Pogalan. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Untuk meningkatkan pemahaman, keaktifan, kreatifitas siswa, sehingga siswa mudah memecahkan masalah baik dalam pembelajaran matematika maupun kehidupannya. b. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan atau pilihan dalam menentukan model pembelajaran yang digunakan meningkatkan hasil belajar matematika pada

12 mata pelajaran Matematika atau mata pelajaran lain melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS). c. Bagi Sekolah Dengan diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint pihak sekolah dapat menjadikan salah satu bahan pertimbangan atau rujukan dalam prioritas penggunaannya dalam pengajaran pelajaran lain, khususnya mata pelajaran matematika. d. Bagi Peneliti Sebagai motivasi diri dan kemampuan berfikir dalam pembelajaran matematika dan sebagai acuan, wacana juga bekal untuk masa depan. e. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi dan menjadi bahan awal untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika. G. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan kesalahpahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan tentang istilah-istilah yang terdapat pada judul yaitu: 1. Secara Konseptual a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 16 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia

13 b. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. 17 c. Think Pairs Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. 18 d. Microsoft Office PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. 19 e. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 20 2. Secara Operasional Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint terhadap hasil belajar matematika materi bangun datar siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan. Penelitian ini dilakukan pada kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. Adapun ada atau tidaknya pengaruh dilihat dari hasil nilai matematika siswa yang telah diberi perlakuan dibandingkan dengan hasil nilai matematika 17 Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 56 18 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 209 19 Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers: 2012), hal. 295 20 Djoko Adi Susilo, Buku Ajar Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Malang: Universitas Kanjuruhan Malang Press, 2011), hal. 7

14 yang tidak diberi perlakuan. Jika terdapat pengaruh, maka langkah selanjutnya melihat besar pengaruh model pembelajaran tersebut yang diterapkan pada kelas eksperimen. H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan digunakan untuk mempermudah dalam memahami dan mencari pembahasan penelitian ini, maka penulis perlu mengemukakan sistematika skripsi sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal ini terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Inti Bab I (Pendahuluan) berisi tentang latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab II (Landasan Teori) berisi tentang hakikat matematika, model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), media powerpoint, hasil belajar, materi bangun datar, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media powerpoint pada materi bangun datar (segiempat), kajian penelitian terdahulu dan kerangka berpikir.

15 Bab III (Metode Penelitian) berisi tentang rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV (Hasil Penelitian) berisi tentang deskripsi data hasil penelitian dan analisis data. Bab V (Pembahasan) dalam bab ini berisi pembahasan tentang hasil temuan berdasarkan rumusan masalah yang ada. Dengan bab ini peneliti menjawab permasalahan pada rumusan masalah dalam penelitian. Bab VI (Penutup) pada bab ini akan dipaparkan tentang kesimpulan dari uraian hasil penelitian. Selanjutnya terdapat saran-saran dari peneliti berdasarkan dari hasil penelitian dilapangan. 3. Bagian Akhir Bagian akhir atau komplemen terdiri dari daftar rujukan, lampiranlampiran yang mendukung skripsi dan daftar riwayat hidup.