I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan. Undang-Undang tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menurut Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003 pendidikan diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warganegara Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lina Nurliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar untuk mengembangkan potensi siswa yang dilaksanakan di suatu tempat, salah satunya di sekolah. Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam membimbing, membina, mengarahkan perkembangan dan pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki siswa. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara profesional. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari motivasi belajarnya. Motivasi belajar pada diri siswa berbeda-beda, oleh karena itu

2 segala tindakan guru dalam kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Apabila siswa memiliki motivasi yang kuat dalam belajar maka siswa tersebut akan berhasil dalam proses pembelajaran, sebaliknya apabila siswa memiliki motivasi yang rendah, maka siswa tersebut tidak akan berhasil dalam proses pembelajaran. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa, yaitu berupa faktor dalam diri siswa tersebut (intenal) maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah rendahnya minat belajar pada diri siswa. Minat belajar sangat dibutuhkan dalam diri siswa karena untuk menumbuhkan semangat atau untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar. Minat belajar pada diri siswa tumbuh dengan adanya dorongan dari dalam diri siswa tersebut. Minat belajar siswa tidak selalu stabil, melainkan selalu berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis dan faktor ekstern adalah semua faktor yang ada di luar individu, yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Rendahnya minat pada diri siswa mengakibatkan siswa tidak tekun menghadapi tugas, siswa tidak memiliki keinginan untuk sukses, siswa kurang memiliki keinginan belajar untuk memperoleh wawasan, siswa kurang memiliki motivasi berorientasi ke depan, siswa menganggap mudah

3 pelajaran, daya juang siswa lemah, dan siswa kurang simpatik terhadap guru yang mengajar. Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yang mempengaruhi motivasi belajar adalah kondisi lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan siswa sebab lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar siswa yang dapat menunjang kegiatan belajarnya. Lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap motivasi belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah terdiri dari: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Lingkungan masyarakat terdiri dari: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan belajar di sekolah meliputi sarana yang ada pada lingkungan sekolah, hubungan antara guru dengan siswa, dan hubungan antara siswa dengan siswa. Lingkungan belajar di sekolah menggambarkan adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Proses belajar yang banyak diperoleh siswa dituntut untuk pandai bergaul dan bersosialisai dengan teman bermain di sekolah. Interaksi antara siswa akan membawa proses pendewasaan diri yang tercipta secara

4 alami, seiring bertambahnya ilmu maupun banyaknya teman dari pergaulan yang semakin luas di sekolah. Lingkungan belajar yang baik apabila lingkungan belajar yang memliki ketersediaan sarana atau prasarana yang memadai. Sarana belajar sangat dibutuhkan bagi setiap siswa. Dengan adanya sarana belajar yang mendukung di sekolah maka akan memudahkan siswa dalam belajar sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Kondisi lingkungan belajar dan minat belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Minat belajar siswa dapat tumbuh dalam lingkungan belajar dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai seratus. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kondisi lingkungan belajar dan minat belajar memiliki peranan penting terhadap motivasi belajar siswa. Dengan terciptanya kondisi lingkungan belajar yang baik dan adanya minat belajar yang tinggi dari dalam diri siswa maka motivasi belajar siswa akan meningkat sehingga proses belajar mengajar akan tercapai dengan baik. Selain itu, pihak sekolah harus memfasilitasi sarana belajar yang memadai agar tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan bahwa SMP Tunas Dharma Way Galih terletak di pertengahan area perkebunan karet, selain itu SMP Tunas Dharma Way

5 Galih terletak di lingkungan masyarakat yang kurang memperhatikan akan dunia pendidikan, dilihat dari banyaknya anak-anak di lingkungan tersebut yang putus sekolah. Kondisi sarana dan prasarana di SMP Tunas Dharma seperti ruangan kelas untuk belajar siswa masih kurang memadai sehingga jadwal belajarnya dibagi menjadi dua bagian, bagi siswa kelas VII masuk sekolah dipagi hari sedangkan bagi kelas VIII dan kelas IX masuk di siang hari. Di bawah ini diperoleh data sarana lingkungan belajar sebagai berikut: Tabel 1. Sarana lingkungan belajar di SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Ruang Kelas 10 Ruang 2. LAB. IPA 1 Ruang 3. LAB. Komputer 1 Ruang 4. Ruang Perpustakaan 1 Ruang 5. Ruang UKS 1 Ruang 6. Ruang Kepsek 1 Ruang 7. Ruang Guru 1 Ruang 8. WC Guru 1 Ruang 9. WC Siswa 4 Ruang 10. Gudang 1 Ruang 11. Mushola 1 Ruang 12. Ruang Multimedia 1 Ruang Jumlah 24 Ruang Sumber : SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa sarana lingkungan belajar di sekolah sudah cukup baik. Namun, komponen-komponen di dalamnya seperti buku-buku di perpustakaan masih kurang lengkap. Selain itu peralatanperalatan yang berada di laboratorium komputer maupun laboratorium IPA masih kurang lengkap.

6 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn kelas VII bahwa diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa kelas VII masih rendah dilihat dari proses pembelajaran pada saat di kelas. Berikut ini merupakan tabel hasil wawancara dengan guru PKn kelas VII terkait dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil wawancara dengan guru PKn kelas VII terkait dengan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013 Komponen-komponen Kuat Sedang Rendah Perhatian siswa dalam pembelajaran Keaktifan siswa dalam pembelajaran Ketekunan siswa dalam belajar Tanggung jawab siswa Sumber: Guru mata pelajaran PKn kelas VII SMP Tunas Dharma Way Galih Berdasarkan tabel di atas bahwa motivasi belajar PKn siswa kelas VII SMP Tunas Dharma Way Galih masih tergolong rendah. Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan pelajaran, siswa cenderung asik mengobrol dengan temannya pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya duduk pasif tanpa bertanya apabila ada materi yang kurang paham dimengerti, selain itu siswa masih banyak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tanggung jawab pada diri siswa masih rendah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji bagaimana pengaruh kondisi lingkungan belajar dan minat belajar

7 terhadap motivasi belajar PKn. Penulis akhirnya mencoba melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kondisi Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Terhadap Motivasi Belajar PKn Siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Motivasi belajar siswa yang masih rendah. 2. Rendahnya minat belajar siswa. 3. Kondisi lingkungan belajar yang kurang baik. 4. Interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran satu arah yaitu guru ke siswa. 5. Kurangnya hubungan antara siswa dengan siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kondisi lingkungan belajar dan minat belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

8 1. Apakah terdapat pengaruh kondisi lingkungan belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan TA 2012/2013? 2. Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan TA 2012/2013? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menjelaskan pengaruh kondisi lingkungan belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan TA 2012/2013. b. Untuk menjelaskan pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan TA 2012/2013. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menerapkan konsep, teori, prinsip dan prosedur ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan pada kajian PKn sebagai Pendidikan Kewarganegaraan. Karena penelitian ini untuk dilakukan untuk memperoleh informasi atau gambaran bagaimana pengaruh kondisi

9 lingkungan belajar dan minat belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa, sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi guru mata pelajaran PKn. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi guru Untuk mengoptimalkan kualitas pengajaran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menumbuhkan minat yang ada pada diri siswa dan untuk selalu menumbuhkan interkasi yang baik antara guru dan siswa. 2. Bagi siswa Untuk mengoptimalkan agar siswa lebih termotivasi dalam belajar khususnya mata pelajaran PKn dengan mengembangkan minat yang ada pada diri siswa serta dapat berinteraksi dengan baik antara siswa dengan guru maupun dengan siswa. 3. Bagi sekolah Memfasilitasi sarana maupun prasarana guru dan siswa dalam meningkatan motivasi belajar. Menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik di sekolah. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan Kewarganegaraan khususnya PKn, mengenai kondisi lingkungan belajar

10 dan minat belajar terhadap motivasi belajar Pkn siswa. Wilayah kajian PKn sebagai Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn dan siswa di SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan. 3. Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa di SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di SMP Tunas Dharma Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).