BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi) yang bertujuan untuk mengeluarkan janin tersebut (Liu, 2008). Dengan adanya luka sayatan di dinding perut ibu yang mengalami seksio sesarea, ibu memerlukan perawatan dengan baik untuk mencegah kemungkinan timbulnya infeksi. Oleh karena itu, ibu post seksio sesarea harus segera melakukan mobilisasi bertahap, agar proses penyembuhan luka operasi pada ibu seksio sesarea berlangsung dengan baik (Bobak, 2008). Ibu dengan post seksio sesarea membutuhkan waktu cukup lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Berbeda bila dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan secara normal. Waktu yang di butuhkan agar organ-organ reproduksi kembali pada keadaan seperti sebelum hamil, memerlukan waktu sekitar 4-6 minggu. Namun, keadaan inipun sifatnya sangat individual, tergantung pada kondisi tubuh dan persalinan masing-masing (Kasdu, 2003). Pada sebagian wanita, lokia akan berhenti sekitar 14 hari, sementara pada wanita lain akan berlangsung sampai 6 minggu. Namun, umumnya sekitar 20-30 hari. Pada ibu yang tidak memberikan air susu ibu, lokia berhenti setelah haid pertama muncul, yaitu sekitar 4 minggu setelah persalinan (Kasdu, 2003). Ibu dengan post operasi seksio sesarea memerlukan perawatan intensif di rumah sakit selama 3-4 hari. Dimana kondisi ibu benar-benar pulih. Oleh karena itu sebelum pulang, sebaiknya ibu dipersiapkan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi bertahap serta 1
2 asupan gizi yang seimbang yang harus dipenuhi selama masa nifas berlangsung (Kasdu, 2003). Salah satu perawatan ibu post seksio sesarea adalah mobilisasi bertahap. Pada masa nifas dini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap di rumah sakit dan akhirnya ibu dapat melakukan mobilisasi jalan secara bertahap di dalam rumah, luar rumah, dan sampai ibu benarbenar mampu memenuhi kebutuhan bayi (Saleha, 2009). Mobilisasi bertahap dapat mengurangi bendungan lochea daram rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat pemulihan alat kelamin seperti keadaan semula (Admin, 2009). Dalam membantu jalannya penyembuhan ibu post seksio sesarea, disarankan untuk melakukan mobilisasi bertahap. Selain itu, manfaat pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan luka post operasi seksio sesarea memerlukan pemenuhan asupan gizi yang seimbang untuk mencegah infeksi yaitu yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C yang dapat diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan (Surininah, 2009). Menurut WHO (World Health Organization) di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan (Riswandi, 2008). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tertinggi di negara ASEAN. Berdasarkan data resmi Departemen Kesehatan angka kematian ibu terus mengalami penurunan. Pada tahun 2003 angka kematian ibu di Indonesia yaitu 307 per 100.000 Kh, tahun 2004 yaitu 270 per 100.000 Kh, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 Kh, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 Kh, tahun 2007 yaitu 248 per 100.000 Kh. Target Millineum Development Goals (MDGS) AKI di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000 Kh (Barata, 2008).
3 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 304/100.000 kelahiran hidup berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2005. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah kehamilan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Suherni, 2009) dimana penyebab utamanya adalah perdarahan pasca persalinan (40%) sehingga perlu dilakukan suatu upaya mengatasi perdarahan pasca salin, salah satu caranya yaitu dengan mobilisasi dini. Gambaran mengenai angka kematian ibu di provinsi Sumatera Utara dalam 6 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan dari 360 per 100.000 KH tahun 2002, 345 per 100.000 KH tahun 2003, 330 per 100.000 KH tahun 2004, 320 per 100.000 KH tahun 2006, 275 per 100.000 KH tahun 2007. Penyebab utama kematian ibu di Sumatera Utara belum ada survei khusus tetapi secara nasional oleh karena komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (21%), robekan jalan lahir (19%), partus lama (11%), perdarahan dan eklampsia masing-masing 10%, komplikasi selama nifas (5%), demam infeksi (4%) (Dinkes Propsu, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Aiyah 2010, Pengaruh Pemberian Paket Pendidikan Kesehatan Perawatan Ibu Nifas (PK-PIN) yang Dimodofikasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Post Sectio Caesarea Dalam Merawat Diri di Palembang. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experiment) dengan pendekatan post test only design with control group untuk mengukur pengaruh paket PK-PIN yang dimodifikasi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu post Sectio Caesarea. Rancangan ini memberikan perlakukan kepada kelompok intervensi dengan melakukan pendidikan kesehatan kepada ibu post Sectio Caesarea. Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh pendidikan kesehatan dengan memberikan paket PK-PIN yang dimodifikasi dengan melihat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku pada kelompok intervensi dan non intervensi setelah diberikan paket PK-PIN yang dimodifikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan sectio caesarea di rumah sakit umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Bari
4 Palembang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan pada semua ibu post operasi sectio caesarea yang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah 68 orang sebagai kelompok intervensi dan 34 orang menjadi kelompok non intervensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu post sectio caesarea pada kelompok intervensi yang mempunyai sikap positif sejumlah 29 (85,3%) sedangkan pada kelompok non intervensi hanya 19 (55,9%). Hasil uji statistik diperoleh p value =0,017 yang artinya ada perbedaan sikap ibu post sectio caesarea antara kelompok yang diberikan paket PK-PIN yang dimodifikasi dengan kelompok yang tidak diberikan paket PK-PIN yang dimodifikasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suratmi (2012), Pengaruh discharge planning terhadap kesiapan pasien operasi post sectio caesarea menghadapi pemulangan di ruang bougenville. Survey awal di ruang bouginville RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada 5 responden menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengatakan belum siap dipulangkan atau belum siap menghadapi pemulangan. Tujuan penelitian untuk mengindentifikasi pengaruh discharge planning terhadap kesiapan pasien post operasi sectio caesarea menghadapi pemulang di ruang Bougenville RSUD Dr.Soegiri Lamongan. Desain penelitian menggunakan desain pra eksperimental (One Group Pre and Post Test Design), populasi yaitu seluruh pasien post operasi di ruang Bougenville RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Metode sampling menggunakan Simple Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuisioner serta pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, tabulating dan uji dengan menggunakan uji sign rank test (wilcoxon). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diproleh hasil bahwa sebelum dilakukan discharge planning sebagian pasien post section caesarea memiliki tingkat kesiapan 3 sebanyak 70% dan sebagian kecil pasien post operasi sectio caesarea memiliki tingkat kesiapan 4 sebanyak 6%. Sedangkan setelah dilakukan discharge
5 planning hampir seluruh pasien post sectio caesarea memiliki tingkat kesiapan 4 sebanyak 87% dan sebagian kecil pasien post sectio caesarea memiliki tingkat kesiapan 3 sebanyak 13%. Dari uji yang dilakukan maka didapatkan nilai Z=-5.807 dan p=0,000 dimana p<0,05 artinya ada pengaruh discharge planning terhadap kesiapan pasien post sectio caesarea menghadapi pemulangan di ruang Bouginville RSUD Dr. Soegiri Lamongan Survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RS Sari Mutiara Medan pada tanggal 10 Februari 2014 peneliti mendapatkan informasi 349 data setahun terakhir ibu yang mengalami persalinan secara seksio sesarea. Kemudian peneliti melakukan wawancara 10 orang ibu yang bersalin dengan operasi sesar 2 ibu diantaranya mengatakan bahwa sangat takut untuk melakukan mobilisasi dini dan khawatir bila melakukan pergerakan akan menyebabkan luka jahitan terbuka, 1 ibu diantaranya mengatakan takut melakukan pergerakan karena merasa sangat sakit efek luka sayatan pada perut, dan 7 diantaranya mengatakan belum siap melakukan perawatan luka secara mandiri karena kurangnya pengetahuan ibu tentang asuhan perawatan luka post melahirkan seksio sesarea. Hal ini disebabkan karena ibu kurang pengetahuan akibat kurangnya informasi atau tidak adanya pendidikan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan kepada ibu pasca persalinan seksio sesaresa sehingga ibu tidak siap dan mampu untuk melakukan asuhan perawatan luka secara mandiri dan khawatir jahitan luka bekas operasi akan meregang atau terbuka. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan post seksio sesarea di rumah terhadap kesiapan dan kemampuan pasien di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014. B. Perumusan Masalah Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang asuhan
6 keperawatan post seksio sesarea di rumah terhadap kesiapan pasien di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan post seksio sesarea sebelum pulang terhadap kesiapan pasien di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kesiapan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan post seksio sesarea di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2014. b. Mengetahui kesiapan ibu sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan post seksio sesarea di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasien Seksio Sesarea Sebagai sumber informasi bagi para pasien post seksio sesarea tentang asuhan keperawatan seperti mobilisasi bertahap, asupan gizi, serta perawatan luka post seksio sesarea di rumah. 2. Bagi perawat Sebagai sumber informasi bagi perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang asuhan keperawatan seperti mobilisasi bertahap, asupan gizi, serta perawatan luka khususnya bagi pasien post seksio sesarea.
7 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai sumber data awal dan informasi pengembangan penelitian selanjutnya.