BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak. dikonsumsi masyarakat secara luas. Asosiasi Eksportir

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3

BAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari adanya kecepatan produksi aqueous humor, tahanan terhadap. aliran keluarnya dari mata dan tekanan vena episklera.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

DAFTAR PUSTAKA. Assiediqie, A.H., Hubungan Prestasi Belajar dengan Kecemasan pada Siswa-Siswi SMU N 1 Klaten dan SMU Swasta Padmawijaya Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Minuman berenergi termasuk salah satu minuman. suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumsi minuman energi di masyarakat khususnya. mahasiswa sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada usia dewasa. Insidens SN pada salah satu jurnal yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE)

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

POLA KONSUMSI DAN EFEK SAMPING MINUMAN MENGANDUNG KAFEIN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan reaksi terhadap stres yang. dialami sehari-hari (Ebert et al., 2000). Prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju

Manfaat Coklat bagi Kesehatan. Manfaat Coklat bagi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman jumlah penduduk pra lansia (45-59 tahun) sejumlah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alergi merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Prevalensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk usia lanjut tumbuh lebih cepat daripada kelompok umur

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berpikir dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh?

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 202 juta di tahun 1950 menjadi 831 juta di tahun Jumlah ini diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat secara luas. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia mencatat bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, jumlah kebutuhan kopi terus meningkat, dengan jumlah konsumsi kopi meningkat dari 0,94 kg/kapita pada tahun 2012 menjadi 1,00 kg/kapita pada tahun 2013. Diramalkan pada tahun 2014, jumlah konsumsi kopi di Indonesia mencapai 1, 03 kg/kapita (AEKI,2013). Survei Sosial Ekonomi Nasional (2013)juga mencatat bahwa pertambahan rata-rata konsumsi kopi Indonesia per kapita per tahun mencapai 5,42% dalam kurun waktu 2009-2013. Hasil riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa proporsi penduduk Indonesia umur 10 tahun dengan perilaku konsumsi kopi 1 kali per hari di Indonesia tahun 2013 mencapai 31,5% (Kemenkes, 2013). Meskipun jumlah konsumsi kopi bervariasi pada tiap ras, kelompok umur, dan jenis kelamin, umur remaja hingga dewasa muda mengonsumsi kopi lebih sering dibanding kelompok umur lainnya (Kapplan, 2007; 1

2 Gornicka et al., 2014). Sementara itu, 30% kelompok umur remaja hingga dewasa muda (19-24 tahun) tercatat sebagai pelajar dan mahasiswa, yaitu sebanyak 6,906,057 orang. Data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2013-2015 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa aktif kelompok bidang studi kesehatan di Perguruan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 4,900 orang (Dikti, 2015). Mahasiswa kedokteran dituntut menguasai kompetensi di ranah kongnitif, afektif, dan keterampilan sekaligus. Seluruh kompetensi tersebut diuji dengan penilaian yang sesuai dengan pencapaian level kompetensi yang dimiliki individu. Sehingga, mahasiswa kedokteran sering menghadapi ujian-ujian. Tak ayal, mahasiswa kedokteran memanfaatkan waktu dengan belajar sambil mencari susasana di luar rumah. Banyaknya Cafe dan kedai kopi yang menjamur di kota (AEKI, 2013) membuat kedua tempat tersebut sering dikunjungi mahasiswa kedokteran. Beberapa alasan terbanyak mahasiswa mengonsumsi kopi sambil belajar diantaranya meningkatkan performa kerja, menjaga mood, mencegah kantuk, dan menyukai rasanya (Gornicka et al., 2014). Sementara itu, kafein adalah salah satu zat psikoaktif yang terkandung dalam kopi yang dinyatakan

3 aman untuk dikonsumsi setiap hari dalam dosis tertentu (Temple, 2009). Kafein tidak hanya terkandung di dalam kopi, melainkan juga terdapat dalam teh, susu cokelat, cokelat, cola, dan minuman energi (Food Standard Agency, 2013). Beberapa kelainan dapat muncul selama penggunaan subtstansi psikoaktif (Goldstein et al., 1969). Penggunaan kafein yang berlebih menyebabkan efek yang tidak menyenangkan seperti ansietas dan peningkatan tekanan darah (James, 2004; Bergin & Kendler, 2012). Konsumsi kafein dosis tinggi (>450 mg/hari) diketahui meningkatkan ansietas pada ras Eropa-Amerika (Childs, 2008). Sementara itu, remaja dan anak-anak dianjurkan untuk tidak mengonsumsi minuman berkafein melebihi 2,5 mg/kgbb/hari (Ruxton, 2014). Namun efek ansiogenik dari kafein juga muncul pada individu yang jarang mengonsumsi kopi pada ras Eropa (Silverman et al., 1992). Sensitivitas tersebut diduga berhubungan dengan polimorfisme gen yang mengode reseptor adenosin A 1 dan A 2A (Rogers, 2010). Dengan demikian, konsumsi kafein dapat menyebabkan ansietas, baik karena konsumsi yang berlebihan maupun jarang mengonsumsi kafein. Namun, kerja fungsional dari reseptor adenosin

4 dipengaruhi oleh variasi genetik yang mampu merubah respon tubuh terhadap kafein (Alsene et al., 2003). Dari uraian diatas, penelitian ini memfokuskan pada konsumsi kopi sebagai sumber utama kafein dengan skor ansietas sebagai indikator ansietas pada mahasiswa kedokteran sebagai populasi yang rentan. Demikian masalah ini menarik perhatian penulis, sehingga timbul dorongan untuk meneliti. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Berapakah prevalensi ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada? b. Apakah terdapat perbedaan prevalensi ansietas antara konsumsi kopi melebihi ambang batas dan konsumsi kopi tidak melebihi ambang batas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah a) Mengidentifikasi prevalensi ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

5 b) Mengetahui perbedaan prevalensi ansietas antara konsumsi kopi melebihi ambang batas dan konsumsi kopi tidak melebihi ambang batas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dan pengembangan di bidang ilmu kedokteran khususnya mengenai hubungan antara kopi dan ansietas. 1.4.2. Manfaat Praktis a) Bagi Masyarakat - Memberi informasi mengenai hubungan antara kopi dan ansietas. - Sebagai bahan rekomendasi dalam mengonsumsi kopi dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini. b) Bagi Pemberi Layanan Kesehatan - Sebagai bahan edukasi bagi dokter untuk pasien yang mengalami ansietas diinduksi kopi. c) Bagi Peneliti

6 - Untuk menambah wawasan tentang efek kopi terhadap ansietas. - Sebagai dasar untuk mengonsumsi kopi dengan bijak dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini. d) Bagi Subyek Penelitian - Mengetahui efek kopi terhadap ansietas yang dialami subyek penelitian. 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian ansietas pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang dikaitkan dengan faktor hobi memainkan alat musik pernah dilakukan pada tahun 2013 oleh Yudhianti dalam skripsi yang berjudul The Correlation between Anxiety Status and Music Practice in Undergraduate Medical Students of Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Beberapa penelitian yang menghubungkan konsumsi kafein dengan ansietas diantaranya dilakukan oleh Alsene et al pada tahun 2003 dengan judul Association between A 2a receptor gene polymorphisms and caffeine-induced anxiety pada 100 subyek di negara Jerman dengan desain Randomised Control-Trial; Childs et al pada

7 tahun 2008 dengan judul Association between ADORA2A and DRD2 Polymorphisms and Caffeine-Induced Anxiety pada 102 subyek di negara Amerika Serikat dengan desain Randomised Control-Trial; di negara Swiss dengan desain cross-sectional; Rogers et al pada tahun 2010 dengan judul Association of the Anxiogenic and Alerting Effects of Caffeine with ADORA2A and ADORA1 Polymorphisms and Habitual Level of Caffeine Consumption pada 416 subyek di negara Inggris dengan desain Randomised Control-Trial; Smith et al pada tahun 2012 dengan judul Storm in a Coffee Cup: Caffeine Modifies Brain Activation to Social Signals of Threat pada 14 subyek di negara Inggris dengan desain cross-sectional; Bergin & Kendler pada tahun 2012 dengan judul Common Psychiatric Disorders and Caffeine Use, Tolerance, and Withdrawal: An Examination of Shared Genetic and Environmental Effects pada 2270 subyek di Amerika Serikat dengan desain cross-sectional; dan Ruxton pada tahun 2014 dengan judul The suitability of caffeinated drinks for children: a systematic review of randomised controlled trials, observational studies and expert panel guidelines. Penelitian didalam negeri pernah dilakukan oleh Purdiani (2014) mengenai hubungan

8 penggunaan minuman berkafein terhadap tingkah laku mahasiswa Universitas Surabaya melibatkan 120 sampel. Beda penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang ada sebelumnya terletak pada beberapa hal. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat prevalensi ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 2012-2014. Selain itu, skor ansietas sebagai indikator ansietas didapatkan dengan instrumen TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale). Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada penelitian mengenai konsumsi kopi yang dikaitkan dengan ansietas dengan menggunakan instrumen TMAS dan berlokasi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Di lain pihak, kebanyakan penelitian mengenai konsumsi kopi dilakukan bukan di negara Indonesia. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjawab keterkaitan konsumsi kopi dengan ansietas pada populasi mahasiswa di Indonesia.