BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Komitmen organisasional menurut Rivai (2006:67) dapat diartikan sebagai identifikasi,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa point penting

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER TRADA MOTOR CABANG BANDAR LAMPUNG. Oleh Nia Nur Arini

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti yaitu : a) Peneliti melihat para responden dihadapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Setiap manusia tentu memiliki kesibukan dan kegiatan yang berbeda-beda,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagian besar usia responden di Ruang Rawat Inap RSUD dr.rasidin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalani. Harapan ganda yang tidak tercapai dapat memicu konflik.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan juga

BAB II LANDASAN TEORI

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

BAB IX PENUTUP. 9.1 Kesimpulan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya maka berikut ini. kesimpulan dari penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini kegiatan ekonomi di dalam negeri tidaklah menentu, dengan mulai

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. area, seperti di area pekerjaan dan keluarga. Demikian juga dengan para pegawai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan keprihatinan tentang kesejahteraan psikologis perempuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi saat ini semakin mendorong wanita untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (bps.go.id, 14 Oktober 2015). Berdasarkan data jumlah

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Beban..., Dyah, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. peran sosial dimana dapat bekerja sesuai dengan bakat, kemampuan dan. antara tugasnya sebagai istri, ibu rumah tangga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengetahuan kepada anak didik (Maksum, 2016). pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT DIRUANG RAWAT INAP LANTAI 5 BLOK C RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mendorong perempuan berperan aktif dalam sektor publik. Sumbangan wanita dalam pembangunan ekonomi dapat dilihat dari partisipasi wanita dalam angkatan kerja. Di Indonesia, jumlah angkatan kerja wanita yang aktif meningkat dari 36.871.239 pada tahun 2000 menjadi 46.509.689 pada tahun 2012 (BPS,2000&2012). Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang sangat potensial. Wanita yang bekerja seringkali mengalami gangguan atau masalah yang berhubungan dengan faktor psikologis dalam dirinya, misalnya merasa bersalah telah meninggalkan keluarganya untuk bekerja, tertekan karena keterbatasan waktu dan beban pekerjaan terlalu banyak, serta situasi pekerjaan yang kurang menyenangkan. Keadaan ini akan mengganggu pikiran dan mental pekerja wanita yang mengakibatkan stres dilingkungan kerja (Soeroso, 2008). Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang ditempat kerja. Menurut Margiati (Wulandari, 2012) gejala-gejala individu yang mengalami stres 1

2 antara lain: bekerja melewati batas kemampuan, keterlambatan masuk kerja yang sering, ketidakhadiran pekerjaan, kesulitan membuat keputusan, kesalahan yang sembrono, kelaiaian menyelesaikan pekerjaan, lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri, kesulitan berhubungan dengan orang lain, kerisauan tentang kesalahan yang dibuat. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan. Stres memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif stres pada tingkat rendah sampai pada tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan kerja perawat, sedangkan pada tingkat negatif stres pada tingkat yang tinggi adalah penurunan pada kinerja perawat yang drastis (Gitosudarmo dan Suditt, 2009). Faktor yang mempengaruhi stres kerja diantaranya : faktor lingkungan, faktor organisasi, faktor individu, dan faktor keluarga. Faktor lingkungan yang menjadi sumber stressor adalah persaingan bisnis dan kondisi lingkungan tempat kerja yang bising, dan pengembangan karir. Sedangkan dari faktor organisasi meliputi beban kerja tuntutan peran dan hubungan interpersonal antar karyawan. Faktor keluarga adalah tuntutan keluarga terhadap waktu, ketengangan, dan perilaku yang bertolak belakang dengan pekerjaan sehingga memunculkan konflik yang dikenal dengan konflik peran ganda atau konflik pekerjaan keluarga. (Handoko, 2004). Konflik yang terjadi antara pekerjaan dan keluarga menjelaskan terjadinya benturan antara tanggung jawab pekerjaan di rumah atau kehidupan

3 berumah tangga dengan pekerjaan di tempat kerja (Nelson & Quick, 2010). Konflik peran muncul jika seseorang pekerja mengalami pertentangan antara tanggung jawab yang dia miliki dengan tugas-tugas yang harus dilakukan. Konflik peran secara umum didefenisikan kemunculan yang simultan dari dua atau lebih tekanan peran (Greenhaus & Beutell, 2011). Kehadiran salah satu peran akan menyebabkan kesulitan dalam memenuhi tuntutan peran lain. Konflik peran terjadi apabila harapan peran mengakibatkan seseorang sulit membagi waktu dan sulit untuk melaksanakan salah satu peran karena hadirnya peran yang lain. Konflik peran ganda dapat terjadi dalam tiga jenis,yang pertama adalah konflik yang disebabkan waktu (time-base conflict),yaitu ketika waktu yang dimiliki individu digunakan untuk memenuhi satu peran tertentu sehingga menimbulkan kesulitan dalam memenuhi peran yang lain. Kedua adalah konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain-based conflict), yaitu yang dialami ketika ketegangan- ketegangan yang dihasilkan oleh suatu peran mengganggu peran yang lain. Ketiga adalah konflik yang disebabkan karena kesulitan perubahan prilaku dari satu peran ke peran yang lain (Parasuraman,dkk dalam Almasitoh,2011). Konflik peran ganda dapat dihadapi oleh semua wanita dengan berbagai profesi, salah satunya perawat. Perawat merupakan salah satu profesi yang sebagian besar didominasi oleh wanita dan sebagai perawat dituntut selalu siaga 24 jam dalam merawat, memelihara, dan menjaga pasien (Ellis & Harley dalam Pratopo, 2001). Sebagai seorang perawat, mereka dituntut untuk

4 selalu bertindak professional dalam pekerjaannya dalam menghadapi berbagai macam karakteristik pasien. Mereka dituntut untuk tidak mencampur adukan konflik keluarga dengan pekerjaan, sementara sebagai seorang istri dan seorang ibu mereka juga dihadapkan dengan permintaan dari pihak keluarga agar tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu bagi anakanaknya. Konflik peran yang terjadi seperti di atas apabila tidak ditangani secara tepat dan bijaksana dapat berakibat langsung pada diri perawat itu sendiri, karena mereka dalam keadaan suasana serba salah sehingga mengalami tekanan jiwa atau stres. American National Association for Occupational Health (ANAOH) dalam Fitzpatrick & Meredith Wallace (2006) menempatkan kejadian stres kerja pada perawat berada diurutan paling atas pada empat puluh kasus stres kerja. Hasil survei dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2006 sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres kerja, kelebihan beban kerja, tanggung jawab atas orang lain, perkembangan karir, kurangnya kohesi kelompok, dukungan kelompok yang kurang memadai, struktur dan iklim organisasi, wilayah dalam organisasi, karakteristik tugas, dan pengaruh pimpinan merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya stres (Ivancevich dan Matteson, 2008). Stres merupakan keadaan yang wajar karena terbentuk pada diri manusia sebagai respon yang merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Biasanya pada perawat wanita yang mengalami masalah demikian,

5 cenderung merasa lelah secara psikis di tempat kerja dan hal tersebut mulai mengindikasikan terjadinya stres (Rini, 2000). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang adalah rumah sakit pemerintah dengan akreditasi C, sampai saat ini terus memperbaiki kualitas pelayanan pada masing-masing unit. Efisiensi dan efektifitas kerja perawat sangat dibutuhkan agar pelayanan kesehatan dapat diberikan semaksimal mungkin terhadap pasien rumah sakit tersebut. Peneliti telah melakukan observasi awal dengan mewawancarai 10 perawat wanita yang sudah bekeluarga di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang guna mengetahui apakah mereka mengalami stres kerja. Dari beberapa wawancara tersebut didapatkan bahwa 7 dari 10 orang perawat yang telah bekeluarga mengalami stres kerja karena konflik peran ganda. Dengan perincian 3 orang sering mengalami jantung berdebar ketika bekerja, 2 orang sering mengalami sakit kepala dan kelelahan dalam bekerja,dan 2 orang lainnya sering terlambat karena harus mengurus suami dan anak sebelum berangkat kerja. Oleh sebab itu peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian mengenai Hubungan Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja Perawat wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana Hubungan Konflik Peran Ganda dengan Stres Kerja Perawat Wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Konflik Peran Ganda Dengan Stres Kerja Pada Perawat Wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui distribusi frekuensi konflik peran ganda perawat wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016 b. Diketahui distribusi frekuensi stres kerja pada perawat wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016 c. Diketahui seberapa besar kekuatan hubungan konflik peran ganda dengan stres kerja pada perawat wanita di Ruang Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2016

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukkan kepada rumah sakit terkait masalah stres kerja pegawai khususnya perawat yang telah menikah agar masalah ini dapat diatasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan semakin baik. 2. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan memberikan pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan penulis tentang konflik peran ganda dengan stres kerja. 4. Bagi Responden Perawat dapat menyadari perannya sebagai tenaga pelayan kesehatan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.