III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad, Metode adalah merupakan cara utama yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

III. METODE PENELITIAN. masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN. usaha untuk menemukan kebenaran, mengembangkan dan menguji kebenaran

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

III. METODE PENELITIAN. metode deskriptif adalah bertugas untuk melakukan representasi objektif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja kepala Sekolah dan guru yang peneliti lakukan di MTs

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. jenis data penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya

III. METODE PENELITIAN. masalah yang dihadapi, karena selain menjelaskan garis-garis yang cermat juga

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan verstehen (Max Weber) yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode. 48

METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik data

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan ilmiah adalah menyangkut masalah cara kerja, yakni cara kerja untuk

III. METODE PENELITIAN. mengkaji kasus-kasus tertentu secara mendalam dan menyeluruh. Selain itu,

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu hal yang menjadi sangat penting untuk keberhasilan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

II. METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Moh.Nazir, para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

V. KESIMPULAN DAN SARAN. komunikasi pada naposobulung di sebabkan oleh beberapa faktor baik secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

III. METODE PENELITIAN. menyangkut masalah cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengenai Strategi Kampanye Politik dalam Pemilihan Kepala Kampung di

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

BAB III METODE PENELITIAN. pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Instrumennya adalah manusia, baik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam. penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif bermaksud menghimpun data, mengolah,

METODE PENELITIAN. pemecahannya. Apabila digunakan suatu metode untuk menyelesaikannya.

METODE PENELITIAN. kualitatif. Sebagaimana dikemukanan oleh M. Nazir (1988:63), metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam objek yang akan diteliti. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, tersebut terdapat penyimpangan sosial yang menarik untuk diteliti, yakni

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana political marketing yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun alasan pemilihan metode dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu mengumpulkan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

35 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, metode merupakan faktor yang sangat penting untuk memecahkan suatu masalah, yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut Winarno Surakhmad, Metode adalah merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat tertentu. Winarno Surakhmad (1986: 131). Selain itu menurut Husin Sayuti Metode adalah cara atau suatu jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah dalam suatu penelitian. Husin Sayuti (1989: 32). Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa metode adalah cara untuk meneliti sesuatu dengan menggunakan cara tertentu guna mencapai tujuan di dalam penelitian. B. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penuturan dan penafsiran data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, pengaruh yang sedang

36 bekerja, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya. Winarno Surakhmad (1982: 139). Metode deskriptif Menurut Mohammad Nazer (1985: 63) menyatakan bahwa: Metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Selain itu menurut Mohammad Ali (1982: 225) metode deskriptif ialah suatu penelitian yang berupaya untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang hendak dihadapi pada situasi sekarang. Dengan demikian secara garis besar metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, memberikan gambaran yang jelas tentang situasisituasi dan berusaha memaparkannya secara objektif dengan maksud untuk mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada. Tujuan metode ini adalah untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. C. Lokasi Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini berlokasi di Gaya Baru II Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah. Masyarakat kampung Gaya Baru II terdiri dari bermacam-macam suku pendatang salah satunya ialah suku Batak, yang sudah berbaur dengan suku-suku yang ada di tempat tersebut.

37 D. Penentuan Informan Menurut Spradly (1990: 57-58) agar lebih terbukti perolehan informasi, ia menunjukkan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Subyek yang telah lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran/perhatian peneliti b. Subyek yang masih terkait secara penuh aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian penelti c. Subyek mempunyai informasi banyak waktu dan kesempatan untuk memberikan keterangan Selain itu Menurut Gorys Keraf (1996: 157), persyaratan seorang informan adalah sebagai berikut: Kelasnya dalam kelompok bahasa tersebut, seorang informan harus mencerminkan cara bahasanya, di samping kenyataan ia memiliki ciri-ciri personal yang dapat diterima. Kriteria yang digunakan untuk memilih informan adalah suku Batak yang tinggal di lokasi penelitian, memiliki banyak waktu luang dan bersedia memberi keterangan. Informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, antara lain: 1. Berdomisili di lokasi penelitian 2. Bersuku Batak asli 3. Orang yang berdomisili lebih dari 10 tahun 4. Memahami adat-istiadat Batak

38 Berdasarkan uraian di atas, maka informan yang dipilih antara lain: 1. Parhalado/Majelis Gereja Penulis memilih beberapa Parhalado/Majelis Gereja suku Batak yang mampu mengungkapkan data yang berkenaan dengan faktor penyebab rendahnya penggunaan bahasa Batak Toba sebagai alat komunikasi pada naposobulung. 2. Keluarga dalam masyarakat Batak Keluarga dalam masyarakat Batak yang dimaksud adalah terdiri dari orangorang Batak yang terdapat dalam masyarakat Batak yang berdomisili di lokasi penelitian, peneliti memilih beberapa keluarga dalam masyarakat Batak di lokasi penelitian yang mempunyai informasi yang berkaitan dengan penelitian dan bersedia untuk memberikan keterangan. 3. Naposobulung yang tinggal di lokasi penelitian Naposobulung yang tinggal di lokasi penelitian yang berusia antara 15-30 tahun dan belum menikah serta memiliki kesediaan dan waktu yang cukup untuk memberikan keterangan. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi Merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum mengumpulkan data adalah menentukan subjek. Subjek adalah individu yang ikut serta dalam penelitian sebagai objek darimana data akan dikumpulkan. Ibnu Hajar (1999).

39 Selain itu Kartono (1983: 220) menggarisbawahi bahwa populasi adalah kumpulan individu yang terdapat disuatu daerah. Selain itu menurut Hadi (1990: 220) menyatakan Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai salah satu sifat yang sama. Dari uraian di atas dapat katakan bahwa populasi adalah sekumpulan individuindividu atau objek disuatu tempat yang memiliki persamaan ciri dan akan dijadikan sasaran penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jumlah naposobulung di Gaya Baru yang berusia antara 15-30 tahun dan belum menikah. Dari Monografi Gaya Baru berjumlah 103 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai susunan populasi di atas, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Jumlah Populasi di Gaya Baru Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tangah. No Alamat Jumlah Naposobulung Persen sampel Jumlah sampel 1 Pendidikan No.2 Gaya Baru II 38 38/103X25 9 2 Khajar Dewantoro Gaya Baru II 25 25/103X25 6 3 Pasar Gaya Baru II Gaya Baru II 40 40/103X25 10 Jumlah 103 orang 25 orang Sumber : (Wawancara Majelis Gereja/Sintua di gereja HKBP).

40 2. Sampel Menurut Winarno Surachmad (1982: 58) Sampel adalah contoh atau wakil dari populasi yang dianggap dapat dikategorikan tentang isi hati seserang. Sementara itu menurut Kartini Kartono, Sampel adalah contoh atau wakil dari populasi yang cukup besar dan mempunyai sifat yang sama dari populasi. Kartono (1980: 146). Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan sampel adalah contoh atau wakil dari jumlah populasi yang diteliti dan dianggap dapat dikategorikan untuk mengungkapkan tentang isi hati seseorang. Mengenai jumlah sampel menurut Sutrisno (1985: 73-74) bahwa sebenarnya tidak ada suatu ketetapan yang mutlak, beberapa persen suatu sampel yang harus diambil dari populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selajutnya jika jumlah subjeknya besar lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih dari itu. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sebanyak 25 orang yang kesemuanya adalah Naposobulung di Gaya Baru II Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini adalah penelitian sampel karena sampel yang diteliti homogen, Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 105) menjelaskan bahwa penelitian sampel baru boleh dilakukan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek tidak homogen maka kesimpulannnya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi.

41 Bertitik tolak dari pendapat di atas maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 25 orang F. Variabel Penelitian Sutrisno Hadi (1985: 74) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek suatu penelitian yang bervariasi. variabel juga dapat diartikan sebagai objek suatu penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Arikunto (1989: 91). Adapun Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Faktor-faktor penyebab rendahnya penggunaan bahasa Batak Toba sebagai alat komunikasi pada naposobulung di Gaya Baru II Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. G. Definisi Operasional Variabel Menurut Sumadi Suryabrata, definisi operasional variabel adalah definisi yang berdasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan di observasi. Sumadi Suryabrata (1983: 83). Selain itu menurut Husin Sayuti, definisi operasional variabel adalah mengubah konsep-konsep yang baru pada konstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji serta di tentukan kebenarannya oleh orang lain. Sayuti (1989;38).

42 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan arti suatu kegiatan sehingga objek yang diteliti dapat diamati dengan jelas. Adapun operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penggunaan Bahasa Batak Toba Sebagai Alat Komunikasi Pada Naposobulung Di Kampung Gaya Baru II Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. H. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari sekelompok objek penelitian maka diperlukan metode yang tepat, sehingga data yang diperoleh benar-benar akurat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan penelitian ini langkah langkah pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, dan mengungkap dokumentasi. Adapun secara jelas masing-masing teknik pengumpulan data tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data dengan melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti. Menurut Sutrisno Hadi (1983: 136) mengemukakan: Metode observasi sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis yang diselidiki,

43 dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Selain itu menurut Sumardi Suryabrata (1983: 23) mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung kedaerah penelitian. Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan observasi merupakan bagian penting dalam penelitian, karena melalui observasi seorang peneliti dapat memperoleh data secara langsung sesuai dengan keperluan penelitian dan pembahasan. Metode observasi ini penulis gunakan untuk kelengkapan dan penguat data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun melalui dokumentasi. Langkahlangkah yang dilakukan untuk pengumpulan data tersebut adalah data tentang faktor penyebab naposobulung kurang dapat menggunakan bahasa Batak Toba antara lain yaitu: a. Menyusun item-item pertanyaan b. Mengadakan pertanyaan kepada naposobulung (generasi muda Batak) 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno hadi, bahwa Teknik wawancara adalah metode pengumpulan data tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sitematis berdasarkan tujuan penelitian. Hadi (1984;193) Pada umumnya dua atau lebih orang yang di wawancarai itu

44 secara fisik masing-masing pihak dapat menggunakan jalur komunikasi secara wajar dan lancar. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang relevan sehingga dapat mengetahui jawaban dari permasalahan yang akan diteliti. Dalam melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman untuk menjawab masalah yang ada dalam penelitian. Wawancara ini dilakukan pada naposobulung (generasi muda Batak) yang ada di Gaya Baru terutama tentang Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penggunaan Bahasa Batak Toba Sebagai Alat Komunikasi Pada Naposobulung Di Kampung Gaya Baru II Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 3. Teknik Dokumentasi Dokumentasi merupakan arsip yang memuat catatan-catatan penting dan bersifat lampau. Di dalam penelitian ini metode dokumentasi akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang penggunaan bahasa Batak sebagai alat komunikasi. Teknik Dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (1997: 236) adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 4. Teknik Analisa Data Setelah data dapat di kumpulkan, selanjutnya akan diperoleh dan diklasifikasikan secara sistematis. Dengan menggunakan analisis data yang bersifat kualitatif,

45 yaitu memberikan arti dari data yang ada sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, sehingga di dapatkan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti. Menurut Sumadi Suryabrata, menganalisis data menggunakan suatu langkah yang sangat kristis dalam penelitian, dan penelitian harus menentukan pola analisis yang akan digunakan. Hal ini tergantung dari jenis data yang dikumpulkan. Sumadi Suryabrata(1989: 94). Sebagai panduan dalam analisis kualitatif penulis mengikuti cara Matthew B.Milles dan A. Michael Huberman (1997: 17-19) yaitu melalui proses sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi dari data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. Cara yang di pakai dalam reduksi data dapat melalui seleksi yang ketat melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas. 2. Display (Penyajian Data) Display atau penyajian data di batasi sebagai sekumpulan informan yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif

46 yang valid untuk melihat gambaran keseluruhan dari penelitian ini, maka di usahakan membuat matrik dalam suatu bentuk naratif saja. 3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan) Peneliti berusaha mencari arti-arti benda, mencatat keliteraturan, pola-pola penjelasan. Kesimpulan diverifikasi dilakukan selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitas sehingga akan diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan penggunaannya.

47 REFERENSI Winarno Surakhmad. Winarno. 1986. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Hal 131. Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodelogi Riset. CV Fajar Agung. Hlm32. Mohammad Nazer. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm 63. Mohammad Ali. 1982. Penelitian Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Hal 225. Gorys keraf, 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia. Hlm157 Ibnu Hajar. 199. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kartini Kartono. 1983. Pengantar Metodologi Reaseach. Bandung: Hlm 220 Sutrisno Hadi. 1983. Statistik III. Yogyakarta: UGM. Hlm 73-74. Suharsimi Arikunto. 1993. ProsedurPenelitian. Yogyakarta: PT.Rineka Cipta. Hlm 105 Milles Mathew B, dan Michael Huberman A. 1997. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pers. Hlm 17-19 Winarno Surakhmad, 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Jakarta: Tarsito. Hal 58. Internet: http://tanobatak. Wordpress.Com)